Bukan Salah Takdir

Bukan Salah Takdir

B_S_T. Part 1.

Menjadi seorang Putri dari seorang Ibu tunggal memang tidak lah mudah, apa lagi harus memiliki tempat tinggal yang lingkungan nya tak memiliki empati.

Kedua Anak dan Ibu ini memiliki wajah yang paripurna, cantik dan juga baik, namun banyak orang terutama para Wanita yang tak menyukai keberadaan Dilla dan juga Ibunya Mayang.

Selain tak jelas asal usul nya terutama untuk Dilla yang lahir tanpa sosok Ayah, hingga saat ini Gadis cantik itu di cap sebagai anak haram dan untuk Mayang tentu saja Wanita jala*ang.

Dan tentu itu hanya gosip dari pada Ibu- ibu yang tak menyukai kehadiran kedua nya, di tambah sang Suami terlihat tertarik dengan Wanita tidak jelas ini.

Yah... kehidupan Diila saat di desa cukup sulit, bahkan ada satu sisi ia harus di larikan ke Rumah sakit, karna ulah orang yang tak menyukainya, Dan sang Ibu harus banting tulang mencari biaya.

Demi menutupi biaya Rumah sakit yang terus melonjak, Mayang sampai meminjam dana pada seorang rentenir dan itulah menjadi kesalahan terbesar di dalam hidup nya, namun Mayang tak menyesal karna Rentenir itu Putri nya selamat namun karna Rentenir itu pula ia harus berlutut seperti sekarang.

"Ini sudah kali ketiga nya kau menunggak Mayang...!". Dengan angkuh Pria tua itu duduk, memandangi 2 wanita cantik yang kini berlutut.

"Beri kami waktu Tuan". Kedua tangan nya sudah mengatup, meminta belas kasih Pria tua yang memakai topi layak nya koboi.

Jangan harap Pria tua itu mengasihi Mayang dan Putrinya, tentu ini lah yang sangat ia harapkan. "Sudah cukup waktu yang ku berikan dan Kau tak menggunakan nya dengan baik, kali ini bayar hutang mu". Pria Tua itu menekan kata bayar dengan intonasi tinggi.

"Tapi Tuan, untuk saat ini Saya tak memiliki uang"

"Sudah kuduga. Lalu Kau ingin membayarnya dengan apa Ha..!. menjual tubuh semalam saja, tak akan mampu kau bisa bayar hutang mu itu..!". Lagi - lagi Pria tua itu mengeluarkan kata yang menghina.

"Kenapa kalian diam saja, cepat bawa Wanita ini.". Ucapan bernada perintah itu ia tunjukan pada anak buah nya yang berjumlah 2 orang dan langsung diangguki dengan lugas.

"Beri Saya waktu lagi Tuan". Semakin putus asa nya Mayang hingga bersimpuh di kaki Pria tua bernama Bambang.

Pria tua itu malah menyeringai. "Kembali ke perjanjian awal dan tak ada tambahan waktu untukmu, cepat bawa Dia". Sekali lagi ia memperintah.

2 orang bertubuh tegap langsung membawa Mayang yang masih bersikeras meminta belas kasih dari Rentenir, Tentu mereka pun merasa kewalahan karna Wanita baya itu pun melakukan pemberontakan.

"Lepaskan Ibuku...". Dilla sudah tak tahan yang sejak tadi tertunduk diam, tentu dengan tangan yang terkepal kuat dan tak berapa lama juga Gadis itu langsung melancarkan serangan ke arah orang yang kini membawa Ibunya.

"Jangan melawan jika kalian tak ingin mati". Seru Bangbang, ia sudah menengahi kedua Anak buah yang ingin melawan Dilla. "Ini sudah menjadi perjanjian Ibumu dengan ku. Kau tidak perlu ikut campur".

"Dia Ibuku tentu saja Aku harus ikut campur". Dilla langsung menyembunyikan Mayang di belakang nya.

"Dia sudah jadi milikku, semenjak Ia mulai menunggak hutang nya, Jika kau ingin Dia...!. cepat lunasi hutang Ibumu itu". tangan mengadah meminta hutang nya untuk di lunasi.

Terjadi adu mulut terus menerus antara Dilla dan juga Bangbang, tentu hutang yang dimiliki Ibunya tidak lah sedikit.

"Dilla sudah, ini sudah jadi tanggung jawab Ibu". Mendengar Putri satu - satu nya terus cekcok dengan Bangbang, ia pun merasa sangat khawatir.

"Ibu diam saja, cukup dulu Ibu melindungi ku, sekarang giliran Dilla". Terus membiarkan sang Ibu berada di belakang nya, sembari menatap tajam ke arah Bangbang.

Mendengar penolakan terus menerus yang di lontarkan Dilla, membuat Rentenir tua itu pun semakin naik pitam. "Mayang sebaiknya Kau ikut dengan ku, atau ku lubangi kepala anak mu ini..!". Todongan senjata api tepat di kepala Dilla.

Mendengar kata ancaman tak membuat Dilla bergeming, ia tak gentar ataupun merasakan takut, justru semakin menghunus tatapan tajam ke arah Bangbang.

...Bugggh...

Pria tua itu mungkin tak pernah mengira, jika dirinya mendapat sebuah tendang yang cukup kuat, bahkan senjata api yang ia miliki kini sudah berpindah tangan.

"Beri kami waktu 1 Minggu, hutang Ibuku akan ku lunasi..". Ucapnya seraya menodong, ia melakukan persis seperti yang di lakukan Bangbang tadi, tentu ia berniat untuk bernegosiasi.

"Tidak ..". Bangbang menyeringai sembari menggeleng.

"Apa ingin ku lubangi kepalamu ini Ha.." Tak merasa takut sedikit pun, itulah Dilla sekarang, padahal Semua Pria yang ada di depannya sangat tinggi tegap, berbanding jauh dengan dirinya yang memiliki tubuh ramping.

"Ok Baiklah, jika kau meminta waktu akan ku berikan". Bangbang langsung berdiri seraya menepuk nepuk celana nya yang mungkin saja kotor, tentu Todongan senjata itu masih berada di antara leher. "Hanya 3 hari".

"3 hari.. " Dilla sedikit termenung saat mendengar waktu yang berikan hanya 3 hari, Apa rencana yang ia susun bisa selesai dalam 3 hari.

"Ya 3 hari, terima atau tidak".Akhirnya Bangbang menyerah saja malam ini, dari pada pulang dengan kepala berlubang, lebih baik memberi waktu, lagian hanya 3 hari, hutang yang begitu banyak tak mungkin cepat lunas apa lagi melihat ekonomi dari Mayang.

"Aku sudah memberi mu waktu, apa Kau tak ingin mengembalikan senjata itu". Tangan nya sudah mengadah meminta barangnya untuk di kembalikan.

"Kau pikir Aku bodoh, akan ku kembalikan setelah 3 hari bersama uangmu yang ibuku pinjam".

" Ha-ha-ha ". Suara gelak tawa akhirnya memecah keheningan malam itu, tentu ia tak habis pikir, Dilla bukan gadis yang mudah untuk di tipu. "3 hari waktu mu". Bangbang kembali menegaskan tentang kesepakatan.

"Tinggal kan tepat ini". Rentenir Tua itu akhirnya keluar dari rumah dengan tangan kosong, yang pasti sepanjang jalan ia akan terus mengumpat dan melampiaskan amarahnya.

"Dengan cara apa kamu bisa membayar hutang selama 3 hari Nak". Mayang sampai menangis seraya memeluk putri nya, tentu kejadian tadi masih membuat nya merasakan takut.

"Serahkan semuanya pada Dilla, dalam 3 hari kita sudah terbebas dari hutang, dan Ibu tak perlu menikah dengan bandot Tua itu". Dilla tak menceritakan apapun tentang rencana nya, ia hanya menenangkan sang Ibu yang terus merasa khawatir.

"Semoga semuanya bisa berjalan dengan lancar ".

Batin Dilla berharap.

Terpopuler

Comments

PinkyOwl

PinkyOwl

nah ini nih perempuan selalu serba salah

2023-01-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!