Begitu banyak pasang mata yang memandang bahkan ada juga dari mereka yang mencuri dengar, namun Dilla tak peduli, Marah nya sang Ibu memang karna dirinya.
Mungkin Dilla akan di cap sebagai anak durhaka karena telah menjual rumah tanpa sepengetahuan Ibunya, tapi mereka tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, Karena mereka hanya percaya dengan apa yang lihat dan apa yang mereka dengar.
Terkadang opini masyarakat bisa berdampak negatif bahkan sampai menghancurkan, namun bagi Dilla apa kata orang ia sungguh tak peduli dengan semua itu, terus berjalan lurus meskipun di penuhi kerikil.
Dirinya terus saja memberikan penjelasan pada Mayang agar mengerti, namun sang Ibu sudah terlanjur marah. "Apapun alasan kamu, seharusnya kamu berdiskusi dulu dengan Ibu, apa lagi sampai menjual rumah". Mayang terus saja memarahi Dilla.
"Dilla tahu Bu, Dilla memang salah, Dilla minta maaf,tapi ini semua terpaksa Dilla lakukan ini semua demi Ibu...".
"Apa kamu pikir Ibu bisa bahagia dengan tindakan kamu ini...!?".
Ya Ampun kenapa Dilla harus memiliki Ibu yang keras kepala, selalu susah untuk di beri penjelasan, cepat marah dan tak mau di bantah itulah, Mayang, namun Gadis ini tak mau menyerah begitu saja. Dilla sangat yakin jika keputusan yang ia ambil adalah jalan terbaik untuk keduanya.
Dengan pergi dari desa meskipun harus menjual rumah agar bisa melunasi hutang. Dilla tak menyesal setelah mengambil keputusan sepihak itu.
"Apa Ibu ingat bagaimana kita di perlakukan semena-mena oleh mereka, Apa Ibu pikir Dilla akan diam saja di perlakukan seperti itu.".
"Tidak Bu .. Tidak... " dengan sebuah gelengan ia menatap wajah Ibunya dengan Sendu. "Dilla tak pernah rela jika Ibu di selalu di perlakukan hina seperti itu, memang nya apa salah kita Bu, hanya Karna Aku lahir Tampa sosok Ayah, tak membenarkan apa yang mereka lakukan pada kita".
Rentetan kilas balik kini ia Jabarkan dengan pelan-pelan. Tujuan nya hanyalah satu agar Ibu nya ingat dan memahami tujuan nya.
Sudah tak terhitung banyaknya luka yang diderita keduanya, terutama tekanan batin yang di alami Mayang selama ini. "Ibu menangis setiap malam, Pikir Ibu Dilla tidak tahu, sudah cukup kita menderita Bu!. dan Dilla ingin melihat Ibu bahagia".
"Tapi tidak dengan menjual rumah Nak". Jawab Mayang. ia masih tak terima dengan keputusan sepihak dari Putrinya.
"Rumah bisa kita beli atau kita bangun namun kebahagiaan tak mudah untuk di dapat Bu, jika kita terus tinggal di rumah yang selalu membuat Ibu menderita...".
Mayang terdiam cukup lama namun mata kini melihat beberapa luka memar di antara tubuh Putrinya. "Apa pak Bambang yang melakukan ini...". Tanya nya dengan khawatir.
Dilla mengangguk mengiyakan Ibunya dengan segera ia menyibakkan kaus yang pakai dan memperlihatkan luka memar akibat pertarungan tadi. "Pria tua itu sangat licik setelah mengambil uangnya Dia ingin menangkap Dilla...".
Mayang langsung memeluk Putrinya dan menangis Disana, ia tak tahu Dilla terluka seperti itu.
Dilla akhirnya bisa bernafas lega, melihat Ibunya sudah tenang tak lagi marah- marah seperti tadi, tak sia-sia ia menerima beberapa pukulan meskipun hanya sedikit yang sakit.
...********...
Dilla dan juga Mayang sudah sampai di tempat tujuan dan kedatang-an mereka di sambut hangat oleh seorang Pria yang datang untuk menjemput Keduanya.
"Perkenalkan ini Tuan Alex Bu..." Dilla memperkenal kan sosok penolong untuk dirinya pada Mayang.
"Saya Mayang..". Wanita itu menjabat uluran tangan Pria yang cukup tampan itu.
Keduanya pun mengikuti langkah Pria itu yang menuntut mereka pada sebuah kendaraan beroda 4 yang tentunya akan membawa mereka ketempat untuk memulai kehidupan baru.
"Sebelum itu, kita akan ketempat Nyonya dulu, Dia ingin bertemu." Ucap Alex di sela ia menyetir.
"Nyonya...!?"
"Nyonya Anita majikan ku yang akan menjadi majikan mu juga..." .Balas Alex tak ada percakapan lebih karna Alex cenderung diam dan terus fokus mengemudi hanya sesekali melihat interaksi anak dan Ibu yang sama-sama cantik meskipun berbeda usia.
"Kita sampai..." Alex langsung turun di ikuti Dilla dan juga Mayang keduanya terlihat melongo melihat hunian yang cukup mewah.
"Nyonya sudah menunggu di dalam...". Pria itu kembali menuntun keduanya untuk mengikuti. Setelah di dalam Alex mempersilahkan Dilla dan juga Mayang untuk duduk di sofa. "Saya akan memanggil Nyonya...".
"Dilla memang kamu ini di tawari kerja apa..!? ." Tanya Mayang dengan sangat penasaran. setelah melihat Pria itu pergi.
"Ehmmm Itu___.". Belum selesai berucap datang seorang pelayan memberi mereka suguhan. dan hanya bisa lanjut dengan ucapan "Terimakasih...". dan di peruntukkan untuk pelayan.rumah itu.
Dan di susul dengan datang nya seorang Wanita cantik yang terlihat seumuran dengan Ibunya. " Beautiful..." Ucap nya saat melihat Dilla. "Apa ini orang nya Alex...".
"Yes Mam.. Dia orangnya dan ini adalah Ibunya, 'Mayang'..." Terang Alex memperkenalkan.
Begitu anggun Wanita itu saat duduk ia melihat Dilla dari ujung kaki hingga ujung kepala. 'Sangat cantik..'. Matanya pun beralih menatap Wanita yang tak kalah cantik nya. Namun untuk beberapa saat ia diam dan lebih melihat secara seksama.
"Alex kau bilang tadi Dia bernama Mayang...". Wanita itu bertanya untuk memastikan dan kata 'Yes Mam'. kembali ia dengar.
"Mayang Ardilana..." Ucap Wanita itu.
"Bagaimana Nyonya tahu nama lengkap Ibu saya.." Kini Dilla yang bertanya. tentu saja jadi pertanyaan besar untuk dirinya bagaimana seorang Wanita yang terlihat berkelas dengan pakaian yang glamor bisa mengenal nama Ibunya.
Namun Wanita cantik itu bukan nya menjawab malah berpindah duduk lebih dekat Mayang. "May.. Kau tak ingat Aku...".
Semua orang tampak terkejut tak hanya Dilla Alex pun sama, keduanya seperti berlomba menatap Tampa berkedip.
"Siapa...??".jawab Mayang begitu bingung, pasalnya ia tak ingat siapa Wanita yang kini menggenggam tangan nya dengan erat.
"May... Aku Anita Putri...". Begitu antusias nya Anita saat berucap ia begitu yakin bahwa yang di depan nya ini adalah sahabat karibnya saat SMA dulu. " Anton..!.Kita bahkan mencintai Pria yang sama waktu SMA kau Ingat itu...".
...Deg...
Di saat di Ingat kan tentang masa lalu, Mayang akhirnya menyadari siapa yang di depannya ini. "Nitt ini beneran kamu...". Mayang sampai mengguncang kedua tangan Anita kedua nya pun terlihat begitu gembira , beberapa saat kemudian mereka menangis haru.
Alex dan Dilla masih terpaku di tempat nya mereka masih terkesiap nya melihat interaksi kedua nya, terutama untuk Dilla.
"Kau tak berubah tetap cantik seperti dulu.." Puji Anita setelah melepas rangkulan nya. kemudian ia kembali merangkul sahabat nya dengan bahagia.
"Eee'hemm...". Dilla mengeluarkan suaranya untuk menyadarkan bahwa Disana ada dirinya dan juga Alex.
"Apa Ini Putri mu, kapan kau menikah..?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments