Pesawat Kertas Zeffan Al'Bareck
Bandung,,,
Malam festival yang biasa menjadi perayaan tiap tahun bagi penduduk lokal, dan menjadi minat para pengunjung luar daerah yang datang hanya sekedar menikmati hiruk pikuk malam di belahan salah satu kota yang terletak di Bandung ini.
Wanita yang memiliki faras cantik dengan tinggi semampai ini, juga tidak melewati acara malam ini. Niatnya ingin melakukan kejutan untuk sang pacar mengingat hari ini hari jadi mereka yang pertama.
Senyum lembut terpapar kala melihat paper bag yang berisi Jam tangan yang membuat beberapa tabungan nya harus lolos demi hadiah sang pacar.
Violine Al'bareck,, gadis cantik yang saat ini berumur dua puluh tahun ini sedang menjalani masa kuliah nya yang hampir rampung. Violine bukan lahir dari keluarga yang berada apa lagi memiliki aset-aset tertentu, Violine besar dan tumbuh di panti asuhan hingga memasuki usia remaja ada keluarga donasi yang ingin memberikan Violine beasiswa untuk melanjutkan belajar di luar panti.
Beruntung selain memiliki faras yang cantik, Violine juga anak yang cerdas. Violine ditemukan oleh pengurus sebuah gereja waktu berumur satu tahun. Sampai saat ini tidak ada yang tahu siapa orang tua Violine, bahkan selembar kertas tidak mereka tinggal kan selain gelak perak bertuliskan Al'bareck.
Nama Violine sendiri di berikan oleh pengasuh di panti yang merawat nya, juga sudah seperti ibu bagi nya Lalisa merupakan seorang suster yang berjasa menemukan dan merawat Violine hingga sekarang.
Violine yang bisa melanjutkan impian nya untuk belajar tentang Desain, bukan hanya karna keberuntungan nya saja tapi faras dan otak nya juga membuat nya lebih unggul di bandingkan anak yang berada di panti yang sama usianya dengan Violine.
Hari ini Violine berniat memberikan hadiah untuk sang kekasih Anan, Violine menjalin hubungan dengan Anan setahun yang lalu saat itu Anan adalah senior di kampus nya. Dengan wajah yang tampan bukan hanya Violine bahkan semua junior juga tertarik dengan sosok Anan. Violine yang awalnya takut untuk mengakui perasaan nya selain karena tidak percaya diri soal penampilan, Violine juga tahu kalao orang tua Anan adalah salah satu orang ternama di Indonesia.
Violine hanya melewatkan perasaan nya, sampai suatu hari Anan yang mengajak nya bicara soal beberapa tugas dan setelah nya Anan sering memuji kemampuan Violine. Hingga akhirnya hubungan mereka dekat, setelah beberapa bulan mengenal Violine. Anan mencoba mengungkapkan perasaan nya lada Violine di depan temannya. Saat itu Violine merasa bahagia dia merasa perasaan nya terbalas kan oleh senior nya, tanpa berpikir Violine langsung menerima nya.
Banyak yang meneror Violine untuk memutuskan hubungan dengan Anan, bahkan tak jarang Violine menjadi bulan-bulanan para wanita populer di kampus nya yang merasa iri karena Violine bisa menjadi pasangan Anan. Bahkan setelah tahu Violine bukan dari keluarga berada atau lebih tepatnya hanya anak panti asuhan. Bukan menjadi rahasia umum lagi tentang jati diri Violine bahkan hampir semua murid tahu bahwa Violine bisa masuk dalam kampus yang termasuk salah satu kampus terbaik di Bandung hanya karna kemampuannya. Bukan nama belakang seperti yang dimiliki hampir rata-rata murid disini.
Namum Violine tidak pernah mengambil hati, Violine selalu ingat pesan dari orang yang selama ini di panggil nya ibu. Untuk tidak boleh menyakiti hati orang lain, dan selalu berkata untuk tetap sayangi musuhmu meskipun Violine tidak pernah menganggap siapa pun musuh nya.
Niat nya hanya ingin belajar dan lulus secepatnya, agar bisa bekerja membantu keuangan di panti dan bisa memenuhi biaya untuk adik-adik nya disana.
Pukul 20:01 waktu setempat..
Sebenarnya setelah pamit dengan ibu ingin pergi melihat acara, Violine melanjutkan perjalanan nya dengan temannya mencari hadiah untuk Anan. Ya teman Violine bernama Bella Laurent anak bungsu dari pemilik salah satu brand mode ternama di Inggris ini menjadi satu-satunya orang yang mau berteman dengan Violine secara tulus tanpa melihat status kehidupan Violine.
Drrrt,,
Getaran dari benda pipih di saku nya, membuyarkan lamunan Violine untuk melihat sekitar mencari sosok yang sedari tadi pergi namun belum ada kabar.
"Bell?, Dimana kamu? Bukannya hanya ketoilet? Kenapa lama sekali?, Apa terjadi sesuatu??" Tanya Vio beruntun membuat pendengar di sebrang sana glapan dengan jawaban nya.
"Vio, bisa tidak satu persatu saja!!"
"Kamu membuat ku panik"
" Vio, aku minta maaf ya" lirih Bella yang hampir tak terdengar oleh Vio
"Bel?, Apa terjadi sesuatu?"
"Tidak!!, Benar-benar tidak ada "
"Lalu??"
" Vio, aku janji lain kali aku akan menebus nya denganmu tapi untuk sekarang aku tidak bisa menemani mu dan aku sungguh minta maaf " ucapan Bella yang dengan satu nafas membuat pendengarnya terpaksa menjauh kan telepon dari telingan nya.
"Bella, aku sungguh tidak mengerti apa maksud mu, bisa bicara pelan-pelan??"
" Begini, saat aku pergi tadi pengawal Mommy ku menadangku dan memaksa aku untuk kembali. Sekarang aku sedang dalam perjalanan pulang" ucapnya dengan nada lirih
"Aku mengerti, tidak apa-apa Bell"
"Tapi ini hari penting mu, dan aku juga sudah berjanji"
" Tapi Mommy mu tidak akan mengirim orang jika itu tidak penting kan??" Bella membenarkan perkataan sahabat nya dari sebrang telepon. Meskipun dari keluarga terpandang Nyonya Jane tidak pernah melarang Bella berteman dengan siapapun termasuk Vio, selama itu tidak akan menggangu pelajaran anak nya
"Ahh!!, Seperti nya kamu benar"
"Kalau begitu kamu sudah bertemu dengan Kak Anan, kan??"
Tambahnya lagi yang masih khawatir dengan Vio
"Belum, bahkan aku masih belum tahu dimana letak Restaurant nya"
"Begini saja, aku akan kirim kan alamat nya kamu tinggal ikuti saja. Paham!"
"Hey!!, Nona Laurent apa sekarang kamu pikir aku anak bodoh yang tidak tahu arahan!!" Nada kesal Vio tentu saja Bella rasakan disana
"Hahha,, iya-iya aku minta maaf"
Bella yang masih terdengar suara tertawa nya, berbeda dengan Vio yang saat ini masih memasang wajah datarnya
"Aku sudah mengirimkan nya, kamu lihat jika tidak ketemu telpon aku lagi, mengerti!!" Ancam Bella
"Aku tau'
Sambungan telepon lalu terputus. Vio membuka lokasi yang di bagikan oleh Bella. Sebenarnya malam ini Vio ingin memberikan kejutan tanpa sepengetahuan dari Anan. Vio tahu kalau Anan sangat menyukai musik selain mengikuti club basket Anan juga aktif di club musik nya
Seperti malam ini Anan dan teman-temannya ada pertunjukan amal di sebuah tempat makan mewah. Vio merasa dulu Anan menyatakan perasaannya didepan teman sekelasnya, saat ini dia ingin membalas nya dengan memberikan hadiah Anniversary mereka di depan orang. Mungkin tidak mudah bagi Vio selain anak yang jarang bergaul Vio juga anak yang pemalu. Persiapan ini sudah di sip nya dari beberapa Minggu yang lalu, meski pun Bella selalu mengatakan tidak setuju tapi Vio tetap akan keyakinan nya untuk memberikan kejutan.
Membagi waktu belajar nya, dan berkerja part time di kantin menjadi rutinitas harian Vio dalan Beberapa bulan ini demi memberikan hadiah yang diinginkan oleh Anan. Bukan Anan tidak mampu membeli nya hanya saja Anan selalu berkata ingin sesuatu yang spesial dari orang spesial juga. Untuk itu Vio selalu bekerja keras untuk membeli kan sebuah jam tangan yang menurut nya sangat mahal. Namun tetap ingin membeli nya demi Anan, terlihat bodoh bukan?
Tapi Vio selalu percaya dengan hatinya, perasaan nya pada Anan membutakan segalanya. Bahkan Bella selalu merasa kalau sahabat nya ini dimanfaatkan oleh Anan. Tapi demi melihat senyum Vio yang selalu menemani wajah cantik nya ketika bersama Anan, Bella lebih memilih membiarkan nya dan selalu jaga-jaga kalau Anan akan menyakiti sahabat kecilnya ini.
Memutari beberapa simpang jalanan, akhirnya langkah Vio terhenti melihat pamplet nama restaurant Vio yakin ini tempatnya.
"Akhirnya ketemu" ucapnya dengan nafas yang memburu
Namun saat melangkah, terasa pergelangan kakinya terasa sakit. '' aiish!!, Sebentar lagi ok? Kita sudah hampir tiba"
Ucap nya sambil memukul pelan dengkulnya
''selamat malam, Pak?''
''selamat malam, Nona ada yang bisa saya bantu?''
''emh, saya ingin reservasi table tapi agak jauh dari panggung, bisa??''
'' bisa, silahkan kartu nama nya Nona''
''ini'' Vio menyodorkan tanda pengenal nya kepada petugas resepsionis.
Restoran yang Vio tuju adalah tempat makan cukup elit baginya, tapi karena sering ketempat seperti itu dengan Bella Vio tahu apa yang harus dilakukan nya sebelum masuk. Setelah di antar Vio duduk dengan jarak beberapa meter dari panggung, terlihat Anan yang sedang bernyanyi dengan memangku gitar kesayangan nya.
Senyum merekah tergambar di wajah Vio, tapi tentu saja kehadirannya tidak disadari oleh Anan selain ramai pengunjung. Anan juga tidak tahu kalau Vio akan menonton nya tampil malam ini.
Tidak lupa Vio mengirim kan gambar candid ke Bella hanya sekedar untuk pamer, dan tentu saja balasan sengit selalu di balasnya namun Vio tidak pernah kecil hati karena dia tahu kalau Bella tidak pernah berniat menyakiti nya, Bella tidak setuju dengan hubungan nya tapi Bella belum pernah menentang Vio untuk pacaran dengan Anan. Sibuk dengan ponselnya hingga tiba-tiba terdengar suara Anan yang menyapa mengejutkan nya.
''cek,,cek ok selamat malam semua nya'' sapa Anan lembut
''malam ini, malam spesial buat saya selain berpartisipasi dalam acara amal yang diadakan disini. Saya juga ingin menyampaikan sesuatu ''
Vio terperanjat kaget dengan ucapan Anan.
''apa Kan Anan tahu aku disini??" Ucapnya bingung dengan mata yang masih tertuju di arah panggung.
''malam ini saya ingin menyampaikan kalau saya telah lulus menyelesaikan pendidikan saya. Tapi saya memiliki janji dengan seseorang setelah saya lulus dan melanjutkan usaha keluarga saya, saya ingin menunjukkan pada orang lain kalau saya punya bidadari cantik yang selalu menemani saya''
Anan dengan bangga menunjukkan senyumnya, dengan para pengunjung dan teman-temannya yang penasaran dengan sosok yang Anan sebutkan, bahkan seseorang yang duduk sendiri di meja paling pojok juga menatap nya nanar dengan jantung yang tidak bisa tenang sedikitpun. Ada perasaan aneh di hati Vio jauh dari kata senang tapi malah beralih ke kata takut, takut apa yang mungkin akan didengar nya sekarang. Dan benar saja tak jauh dari tempat Anan ada sosok gadis yang berdiri dan berjalan perlahan menuju ke Anan Vio bahkan melihat jelas wanita yang di sambut oleh Anan dengan senyum lembut itu. Senyum yang sela.a ini Vio rasa itu hanya untuk nya.
''Chelsea???''
Vio langsung berdiri dari tempatnya, bahkan pelayan yang ingin mengantar kan minuman kaget dengan gerakkan Vio yang tiba-tiba langsung berdiri.
''ja,,jadi selama ini kak Anan dan Chelsea i,,itu a??''
''Nona, anda tidak apa-apa??''
Ucap pelayan laki-laki yang sedikit menopang tubuh Vio yang perlahan mundur.
Air mata nya lolos begitu saja setelah menyaksikan Anan dan Chelsea yang berciuman dipanggung dengan sorakan selamat dari pengunjung dan beberapa teman Anan.
''Anda mengenal mereka??'' tanya Vio tanpa melihat
''jika maksud anda yang berada di panggung, tentu saya kenal Nona ''
''be,,benarkah??'' Vio menatap pelayan disampingnya
''kalau yang wanita, itu Nona Chelsea putri dari pemilik tempat ini dan juga termasuk pewaris tunggal Deralt, apa Nona tidak pernah melihat berita di televisi? Nona Chelsea baru kemarin kembali dari Eropa setelah menyelesaikan study nya.''
''bagaimana dengan yang pria??'' tanya nya kembali
'' setahu saya itu tunangannya Nona Chelsea, ada romur yang mengatakan kalau mereka dijodohkan waktu masih muda hingga sekarang, tapi mungkin akan segera menikah'' bisik nya perlahan takut kalau ucapannnya akan di kenal oleh orang lain
''Nona, mengenal mereka??'' tanya nya balik
''tidak,, saya tidak mengenal nya. Kalau begitu saya harus permisi dulu'' ketusnya dan berlalu dari meja pikiran dan hati nya sedang tidak baik-baik saja sekarang. Toilet mungkin tempat yang sedikit nyaman untuk nya bersembunyi sekarang
Dengan perasaan hancur Vio bergegas berlari ke toilet dan langsung ambruk dilantai, tanpa berpikir lagi akan ada yang mendengar nya, hatinya sakit tapi masih belum begitu percaya bagaimana Anan bisa menyakiti nya selama ini Vio selalu mencoba melakukan yang terbaik atau memang dia belum melakukan nya.
Hiks,,hiks,,hiks
Isakan tangisan Vio terus memenuhi ruangan yang tidak terlalu besar itu, sampai akhirnya dia mendengar suara langkah kaki. Vio menutup mulut nya dan bergegas bangun mencoba menetralkan suasana hatinya dengan cuci wajahnya agar tidak ada yang tahu kalau dia habis menangis.
''kenapa berhenti??'' suara ketus membelah keheningan
''Chelsea!!''
''No,,no bukan Chelsea tapi Nona Chelsea''
Wanita yang lebih tinggi sedikit dari Violine ini menggerakkan jari telunjuk nya di depan Vio seolah tidak setuju dengan cara bicara Vio.
''kenapa?? Tidak suka, hah!!''
Vio yang sedikit lebih pendek dari nya memudahkan nya merangkai dagu Vio dengan kasar agar melihat ke arah nya.
''lepaskan'' teriak Vio yang berusaha menarik tangan diwajahnya
''haha!!, Ternyata kamu masih bisa di bully ya. Vio,, Vio bahkan sudah beberapa tahun pun kamu masih saja lemah!!'' tubuh Vio langsung terlempar ke lantai dengan dorongan Chelsea
Chelsea langsung berjongkok dengan wajah yang sedikit mengejek ke arah Vio.
''Seharusnya kamu tahu kalau yang pantas dengan Anan itu cuma aku, Chelsea Deralt! Bukan anaka yang tidak tahu asal usulnya kek kamu!!'' lagi-lagi Chelsea menggunakan telunjuknya untuk menekan kepala Violine.
Perundundungan sudah sanagat sering Vio rasakan setelah memasuki sekolah elit, selain karena latar belakang nya terlebih lagi sejak banyak yang iri karena kedekatan nya dengan Anan. Menjadi puncaknya
Isak tangis Vio kembali terdengar yang malah membuat Chelsea makin mengolok-olok nya.
''nangis yang kuat, bukannya cuma itu yang bisa kamu lakukan, hah!!''
''sekali lagi kamu berani deketin Anan, kamu akan tau apa yang bisa seorang Chelsea lakukan'' Chelsea merasa kalau Vio sudah tak berdaya memilih bangun terlebih lagi takut jika tiba-tiba ada yang masuk dan melihat nya. Citra nya akan buruk sebagai seorang model.
''tapi Kak Anan menyukai ku''
Langkah Chelsea yang hampir keluar kini terhenti karna ucapan yang di dengar nya, namun bukannya marah Chelsea justru berbalik dan menaikan senyumnya.
''kamu yakin Anan beneran suka atau hany pura-pura suka!!''
Kali ini langkah nya langsung keluar tanpa memperdulikan keadaan Vio yang masih dilantai dengan tangisnya.
''pura-pura suka,, hahaha pura-pura suka''
''konyol'' Vio terus terisak di balik tawa sakitnya cinta pertama nya begitu berkesan dalam hati nya. Kini berubah menjadi paling sakit untuk nya, Vio berusaha bangun tapi rasa kecewa membuat nya lemah bahkan sulit untuk bangun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments