Hari semakin malam saat Violine memilih keluar dari restoran. Perjalanan nya sedikit gontai karna kejadian yang baru saja di alami nya. Kalau bukan karena panggilan telepon dari sahabatnya mungkin saat ini Vio masih berada di toilet dengan tangisnya.
Memberi tahu Bella, tentu saja ada dalam pikirannya tapi saat Bella bercerita kalau Mommy nya ingin menjodohkan nya yang membuat nya kesal. Vio mengurung kan niatnya dia hanya tidak ingin menambahkan beban pikiran orang selalu baik. Bukan emang satu-satunya yang baik selain Ibu Lalisa.
Malam semakin dingin, namun untuk kembali ke panti pasti sudah cukup telat karena bus yang mengarah kesana pasti sudah habis. Vio hanya menyusuri jalanan mengikuti angin dengan pikiran yang berkecamuk di kepalanya. Memilah dengan berusaha mengingat lagi kebersamaan nya dengan Anan apakah semuanya itu bohong. Bagaimana Anan bisa melakukannya padahal sudah ada Chelsea dihatinya.
Chelsea Deralt,,
Adalah putri tunggal pemilik resort dan hotel bintang lima, Chelsea dan Anan kuliah di jurusan yang sama, banyak kabar mengatakan kalau mereka pacaran. Tapi karena Chelsea menyukai dunia modeling dan memilih pindah ke Italy untuk melanjutkan study nya Vio tidak pernah melihat lagi interaksi keduanya, sampai akhirnya Anan menyatakan perasaannya pada Violine dia berpikir kalau Anan memang benar menyukai nya.
Vio yang sudah menyiapkan penampilan nya, bahkan hadiah yang masih ditangan nya. Kini merasa semua sia-sia kerja kerasnya seperti nya malah berbalik menyakitinya hari ini.
''apa dia orangnya??''
''sepertinya benar, dia memakai warna gaun yang sama sesuai dengan yang Tuan katakan.''
Beberapa pria berpenampilan rapi serba hitam menatap kearah Vio yang berjalan melambat ke arah mereka tanpa melihat arah depan.
Dengan langkah pasti mereka mendekati Violine. Dan ingin menyerahkan kepada Tuan yang menyuruh mereka.
''siapa kalian??!'' Violine yang ketakutan
''bekerja samalah jika tidak ingin terluka ''
''aku tidak tau maksud kalian'' Vio berusaha menghindar
''Nona, dengar Tuan Darren bukan orang yang bisa anda singgung!!''
''Darren??, Singgung?''
''apa maksud kalian? Aku tidak mengerti''
''hey!!, Jangan banyak memakan waktu Tuan sedang menunggu. Kita disuruh membawanya bukan bernegosiasi dengan wanita ini''
Setelah mendapatkan instruksi dari temannya pria yang berpakaian serba hitam ini, langsung menangkap Vio yang ingin mencoba kabur menarik tangan kecilnya dan memasukkan kepala nya dengan penutup hitam. Tapi apa lah daya walaupun memiliki tubuh kecil tapi suara dan jeritan Violine cukup menyakiti telina mereka. Hingga terpaksa salah satu dari mereka mengeluarkan sapu tangan yang sudah di beri obat bius dan langsung membekam mulut Violine.
''hey!! Apa yang kau lakukan??''
''bukankah lebih memudahkan pekerjaan kita''
''tapi Tuan Gery tidak akan menyukainya!!''
''benar, Tuan Gery saja sudah menakutkan apa lagi Tuan Darren'' hardik salah satu dari mereka dengan menopang tubuh kecil Vio yang sudah tak berdaya akibat obat bius mereka.
''selesaikan ini, bawa gadis itu masuk kita akan mengantarkan nya. Tuan Darren tidak akan mau menunggu lebih lama lagi soal alasan, nanti aku yang akan menyelesaikan nya.''
Ucap Leo yang merupakan pemimpin dari keempat orang tersebut. Mereka pun melakukan apa yang di tugaskan oleh Leo, namun saat hendak berangkat salah satu dari mereka menemukan paper bag milik Vio.
''Leo?, Bagaimana dengan ini?''
Ucapnya sambil melempar ke arah Leo, dengan cekatan Leo menangkap dan melihat isinya. Tanpa membuka box kecil di dalam nya Leo bisa menebak lewat merk brand dari box tersebut.
''kalian kembali ke Mansion, aku yang akan mengantar gadis ini ke Tuan Darren'' titah nya yang di jawab anggukan oleh yang lain.
Dua mobil itu pun memilih jalan yang berlawanan, sedangkan mobil yang membawa Violine mengarah ke sebuah hotel mewah. Jika ini liburan Violine mungkin akan senang karena membawa nya ke tempat yang belum pernah didatangi nya. Tapi naas nya adalah Violine bahkan tidak tahu nasib nya kedepannya malam ini.
Tubuh yang lemas itu tergeletak begitu saja di kursi penumpang dengan wajah yang masih tertutup kain hitam. Gaun Violine yang sedikit terangkat melihat kan paha putih mulus nya yang langsung ditanggapi oleh Leo, Leo memiringkan tubuh nya untuk meraih pakaian Violine dan membenarkan nya, Setelah itu kembali duduk ke tempatnya.
''ada apa!!?'' ketusnya dengan teman sebelahnya
''ku pikir kau akan mencicipi nya sedikit'' goda seseorang yang kini duduk di belakang kemudi.
''aku masih ingin hidup aman, apa yang milik Tuan Darren tidak akan ada berani menyentuhnya walaupun hanya sebuah debu!!'' hardiknya yang di jawab anggukan oleh teman sebelahnya.
Hanya butuh sepuluh menit, mereka sudah sampai pada tujuan kini di parkiran sudah di sambut oleh Geryl dan beberapa pengawal dibelakang nya.
''bagaimana??'' Gery tanpa basa-basi
''sudah Tuan'' ucap Leo yang membuka pintu bekalang melihat kan Sorang gadis yang tertidur.
''ada apa dengannya??'' sorot mata Gery menunjukkan kewaspadaan yang membuat suasana langsung berubah bertambah dingin
''begini Tuan'' ucap supir namun terhenti
''Biar aku saja'' potong Leo yg di jawab anggukan
''Leo??!'' dan Leo langsung menoleh dan mengerti
''Ger, gadis ini mencoba melawan dan berusaha kabur lagi''
''kalian bisa membawa nya tanpa melukainya!!''
''apa kalian lupa, Tuan Darren tidak akan mau dengan wanita yang tidak dalam keadaan sadar!!'' bentak Gery
''tapi Gery, wanita ini ingin melakukan percobaan bunuh diri'' jawaban spontan Leo langsung membuat supir yang menemani nya merasa bingung dan langsung menatap nya.
''benarkah??'' ucap Gery yang sedikit ragu
''benar Tuan, ''
'' baiklah kalau begitu bawa dia ke ruangan Tuan Darren, Sekarang ''
''tapi Ger??''
''ada apa lagi, Leo?''
''apa Tuan Darren akan baik-baik saja jika saya menggendong wanitanya?''
''ahh!!, Kamu benar aku melupakan nya karena terlalu panik''
''karena kita biasa nya membawa yang bisa langsung berjalan ke ruangan, Tuan'' potong Leo
''kalu begitu aku akan menelepon Tuan Darren''
Namun belum sempat melakukan panggil lan, sang Tuan sudah menelepon lebih dulu membuat semua orang memasang wajah panik masing-masing.
''Tuan''
''sudah hampir tiba,Tuan? Tapi ada masalah Tuan''
''orang Leo terpaksa membius nya karena mencoba melakukan bunuh diri Tuan, jadi untuk saat ini wanita yang Tuan mau sedang tidak sadar''
Entah apa yang dilaporkan oleh Gery tapi semua nya hanya bisa mendengar jawabannya dari sini.
''baiklah Tuan''
Sambungan telon pun langsung terputus, Gery memilah satu-satu, kira-kira siapa yang harus naik dan mengambil jas milik Tuannya ke atas. Hingga akhirnya pilihan nya jatuh kepada supir yang selalu bersama Leo.
'' kamu keatas ambil barang di ruangan Tuan'', dan cepatlah langsung kembali'' titah Gery agar segera di laksanakan.
''baik, Tuan'' sopir langsung berlari ke arah lift sebelum benar-benar hilang bersama lift nya menyisakan Leo dan Gery juga beberapa pengawal yg masih betah di belakang Gery.
Gery memgendong tubuh gadis yang bahkan tak terlihat wajahnya, dengan balutan jas milik Darren.
''masuk!!'' Pemilik suara berat dalam sebuah kamar presiden suite, saat mendengar ada yang mengtuk pintu. Tanpa berlama-lama Gery meletak kan tubuh wanita itu di ranjang dengan pandangan Darren yang duduk tak jauh dari nya dengan tatapan mata yang tidak mampu di tebak.
''Tuan''
''ada apa dengannya??'' ketus Darren memotong Gery
''wanita ini berusaha kabur, dan melakukan perlawanan Leo terpaksa membius nya, Tuan'' jelas Gery dengan hormat
''kabur, he'' bangkit dari duduk nya Darren berjalan perlahan mendekati ranjang.
''kau boleh pergi!!''
''baik Tuan, saya permisi''
Berjalan mundur dan lalu berbalik Gery melanjutkan keluar ruangan meninggalkan Tuannya sendiri.
''kalian boleh istirahat, sisanya tetap berjaga disini''
Titah nya dengan memandang Leo lalu menatap dua pria berbadan tegap di belakang nya.
Gery pergi di ikuti oleh Leo, dan meninggalkan dua pria di depan kamar Darren berjaga-jaga kalau ada yang tidak beres dengan Tuannya.
Darren yang menatap tajam wanita yang sudah dibuka penutup wajah nya ini, memandang kagum dielus nya dari dahi sampai dagu nya menyingkirkan rambut-rambut halus yang menutupi wajah cantik nya. Senyum dingin terus menghiasai wajah Darren malam ini dengan hanya memakai bathrobe, berada di atas tubuh Vio yang saat ini masih belum sadar akibat obat dari anak buah Darren dengan menghampit tubuh nya diantara kedua paha Darren.
''masuh tidak bangun''
Ucapnya pelan dengan tangan yang bergerak bebas menyentuh liku bentuk tubuh Vio, sampai akhirnya tangan Darren menarik atasan gaun Vio yang berbentuk Sabrina itu. Dalam kamar yang senyap ini hanya terdengar nafas berat Darren dan kini berubah suara sobekan pakaian Vio yang ditarik paksa oleh Darren.
Namun pemiliknya masih juga belum terbangun meski tubuh nya kini hanya menyisakan pakaian dalam nya.
''tidak bangun juga?? Hah!!''
''baiklah, gadis kecil kau ingin bermain dengan ku kan''
Darren melangkah turun dan mengambil botol air miniral yang ada di nakas, tanpa aba-aba darrren langsung menuangkan di wajah Vio yang membuatnya kelagapan seperti kehabisan nafas.
Uhhuuk uhhuuk..
''akhirnya bangun juga''
''siapa kamu??'' Vio yang mulai membangun kesadaran nya langsung berusaha manrik mundur tubuh nya hingga menabrak atas ranjang.
''berani sekali kau menaikkan suaramu!!''
''sepertinya aku terlalu baik hati dengan mu, saat ini''
Darren dengan mata tajam nya perlahan mendekati Vio yang sudah ketakutan, dengan tubuh gemetar dan sahdar tidak menggunakan pakaian yang lengkap Vio menutupi dada nya yang terekspos dengan kedua tangan nya. Air mata nya terus mengalir dengan bibir yang terus berbicara pelan seperti memohon tapi masih terdengar oleh Darren.
Bukan merasa kasihan apa lagi iba bagi Darren justru itu lebih menarik, biasa nya tiap gadis yg disediakan oleh Gery selalu dominan untuk bermain dengannya namun malam ini gadis kecil di hadapan nya seperti tikus yang ketakutan ketika melihat singa lapar.
''kemarilah, gadis kecil'' ucap nya dengan suara yg parau
''ti,,tidak, aku mohon Tuan'' hiks hiks
''jika kau menjadi baik aku janji tidak akan kasar''
''to,,tolong Tuan''
''tolong!!,, Hahha menarik sekali gadis kecil''
''aaahhh!!!''
Teriak Vio yg kaki nya ditarik Darren dengan paksa, kini tubuh Vio tilelah sampai di ujung ranjang, dengan Darren diantara kedua pahanya.
''kamu mulai menggoda ku, Hem!!''
Tanpa aba-aba Darren langsung menyusup di sela leher jenjang Vio, mencium nya dengan paksa dan tentu saja meninggalkan noda merah disana. Vio terus berontak mendorong dada Darren dengan tangan kecilnya walaupun dia tahu akan kalah tenaga dengan tubuh sixpack milik Darren. Merasa terganggu dengan tangan Vio, Darren menarik kedua tangan nya tepat di atas kepala wanita itu. Bukan merasa kasihan mata hitam pekat milik Darren malah menatap takjub pemandangan di bawah tubuh nya, tangisan Vio seperti nada erotis bagi nya yg membuat libido nya makin meningkat. Dengan tangan satu yg menahan tahan Vio tangan Darren yg lain menekan paksa dagunya. Bibir tipis yg berwarna pink muda itu menjadi target Darren selanjutnya dengan perlawanan dari sang pemilik Darren menggigit bibir bawah nya hingga terluka, setelah merasa bibir itu memberi jalan lidah nakal Darren menerobos masuk dengan paksa. Menikmati kenikmatan yg berbeda malam ini.
Dalam tangis dan tenaga yg tersisa Violine terus melawan meskipun dia tahu akan sia-sia, memohon sudah tidak mampu dia ucapkan tapi hati nya terus menjerit agar orang yg kini memaksa nya menghentikan kegiatannya.
Sreeek,,
Tarikan paksa Darren pada kain tipis yg menutupi bagian inti dari wanita yg kini dibawah kendali nya. Tanpa perlawanan seperti tadi Vio seperti mulai menyerah sperti sudah pasrah dengan apa yg akan terjadi, Vio hanya menangis dengan tangan yg sudah di lepas oleh Darren yg kini beralih memukul dada Darren berharap ini berhenti. Namun berbeda dengan Darren yg makin menggebu-gebu.
''sudah saat nya!!'' ucapnya parau di telinga Vio dengan mengangkat satu kaki Vio, Darren siap melanjutkan aksi nya. Tapi Darren ada yg aneh dengan tubuh Vio dia menatap bawah dan bergantian menatap wajah Vio yg sengaja menutup mata nya, membiarkan air matanya terus lolos membasahi pipi putih nya.
''tidak mungkin kan??''
''to,,tolong Tuan, saya mohon'' lirih Vio yg tidak dihiraukan
''kalau begitu aku akan perlahan''
''ini mungkin akan terasa sakit, ok''
Darren merenggut kembali bibir tipis milik Vio, dengan gerakkan perlahan namun pasti dengan sekali hentakan mahkota milik Vio yg telah dijaga nya, kini telah direbut paksa oleh laki-laki yg bahkan tidak dikenal nya.
''Ahhh!!'' teriak Vio yg menahan sakit yg luar biasa dibawahnya, namun bukan menghentikan nya Darren malah makin bersemangat memuaskan nafsunya, seperti mendapat mainan yg terbaik wajah puas selalu melekat di wajah tampan Darren, berbeda dengan Vio yg menahan sakit yg luar biasa di sekujur tubuhnya.
Malam terus berlanjut hingga menjelang subuh, entah berapa kali Darren melakukan kegiatannya, kini mencapai puncaknya Darren menghujani tubuh Vio dengan kepuasan nya, tanpa pengaman bahkan dilakukan Darren sengaja sejak tau kalau dia menjadi yg pertama untuk tubuh kecil di hadapannya.
''mulai sekarang jangan berpikir kabur, atau bunuh diri lagi kamu tidak akan pernah lepas dari genggaman ku gadis kecil''
Bisik Darren lembut ditelinga gadis yg telah rubuh karna perbuatan nya, biasanya setelah selesai dengan keinginan nya Darren akan memanggil anak buah nya untuk masuk dan mengantarkan wanita yg menemani nya tapi kali ini jangan kan untuk memanggil bahkan untuk melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri saja terasa malas bagi Darren.
Dia memilih tidur dan memeluk dari belakang tubuh kecil yg kini dan kedepannya akan menjadi candu baginya. Setidaknya itu yg dipikirnya sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments