Sudah beberapa hari setelah kejadian naas itu, namun keadaan tidak ada yg merubah suasana masih menyedihkan. Violine yg masih mengalami trauma berat karena kejadian malam itu lebih banyak berdiam dan tak jarang akan histeris jika ada orang yg tiba-tiba datang.
Bella dan Tasya yg tidak pernah meninggalkan nya, mereka dan Suster Lalisa terus berada di sekitar Vio. Seperti hari ini meskipun Vio sudah mulai mau keluar kamar tapi raut di wajah nya tak bisa di pungkiri selain garis hitam di bawah mata nya yg menandakan kurang tidur tatapan kosong nya juga tetap terasa walaupun banyak orang di sekitar nya.
''Vio??'' panggil lembut Bella yg menghampiri nya
''sudah lebih baik??''
Lagi-lagi hanya anggukan dan senyum tipis, yg terlihat di wajah cantik Violine, selain tak pernah lagi terdengar tawanya bahkan untuk bicara saja sulit bagi nya sekarang.
''Vio??'' yg terpanggil langsung melihat
''Aku tadi malam membuat nya, ingin coba??'
Bujuk Bella yg membawa brownies kesukaan Vio, namun siapa sangka Vio langsung mengambil dan ingin mencoba nya.
''enak??''
''emh, buatan kamu emang selalu enak''
Bella merasa puas karena mendengar suara Vio sekarang.
''makanlah, aku membuat nya khusus untuk mu''
''iya, terimakasih Bell''
''sama-sama Vii,''
''bukan untuk kue''
''heh!!?''
Violine menggenggam tangan sahabat nya yg terlihat bingung saat ini.
'' terimakasih, karena sudah tetap denganku sampai hari ini''
''Vii, apa yang kamu katakan?,''
''a,,aku,'' Vio terlihat menarik nafas nya sebentar
''Aku ingin berterimakasih karena kalian selalu ada di sisi ku, tetap seperti ini ya? Jangan tinggalkan aku'' pintanya lirih
''emh, si bodoh ini siapa yg akan meninggalkan mu, hah!!''
Bella yg menangis langsung menarik Vio dalam pelukan nya. Bella tahu sedalam apa terluka nya Vio tapi dia tidak akan bertanya, cukup Vio melupakan perlahan kejadian buruk malam itu seharusnya sudah cukup.
''Ck,,CK,,CK''
''kalian malah berpelukan tanpa menyambut ku, apa ini sambutan kedatangan ku yg sudah jauh-jauh sampai sini''
Protes seorang pria yg bertubuh tegap memandang dua gadis yg berpelukan dengan berdacak pinggang.
'' Bible??''
''hay'' ucapnya santai dengan melambaikan tangan, dan menunjukkan susunan gigi rapinya.
Laki-laki yg memiliki tubuh atletis ini dengan rambut kecoklatan berjalan mendekati dua gadis di depannya. Namun saat mata nya menatap Violine lelaki yg selalu di panggil Biben oleh Vio ini langsung menarik nya dalam pelukan nya. Tangisan Vio kembali pecah susunan pertahanan yg dia bangun tadi agar lebih kuat tiba-tiba rubuh lagi dan kembali melemah ketika Biben memeluk nya erat.
Tanpa bicara dan bertanya Biben membiarkan Vio menangis sambil memeluk nya. Tangan nya secara lembut bergerak mengelus punggung tubuh gadis kecil yg sudah seperti adiknya ini.
Bible Paolo, adalah putra tunggal dari pasangan profesor bernama Zakir Paolo dan Luciana. Keduanya adalah orang yg terjun dalam dunia kesehatan, meskipun memiliki perusahaan yg berjalan di pembangunan Resort. Walaupun perusahaan mereka berada di Indonesia. Zakir dan beserta istri dan anaknnya memilih tinggal di New York karena cinta nya mereka dengan Dunia kesehatan dan juga kampung halaman Zakir berada disana mereka lebih memilih tinggal disana. Sedangkan Bible sejak sekolah menengah mengenal Violine dan Bella karena mereka dulu sekolah bersama sebelum Bible akhirnya pindah dengan orang tua nya.
Bible beberapa hari yg lalu mendengar berita buruk tentang Vio, memilih mengambil cuti meski saat ini dia sedang mengejar gelar master nya untuk menjadi dokter bedah.
''apa kabar??''
Tanya nya pada Vio yg terlihat mulai tenang
''sudah lebih baik''
''baguslah, jangan terlalu berlarut Violine adalah gadis yg kuat. Mengerti '' yg di jawab anggukan oleh Vio
''kalian sudah berkumpul '' kini Suster Lalisa ikut bergabung
''Suster??''
''Tuan muda, kamu sudah tumbuh dengan baik''
Bible memeluk Suster yg juga mengenalnya sejak anak-anak. Karena selain satu sekolah dengan Vio. Orangtua Bible juga donatur aktif untuk panti ini sampai sekarang.
''ayo semua nya makan cemilan bersama, Suster membuat beberapa kue tadi dengan anak-anak kalian harus mencobanya'' ajak Suster Lalisa
Mereka pun berkumpul di dalam ruangan makan yg besar, duduk bersama dengan anak-anak yg lain. Canda tawa mulai terdengar di sela waktu makan mereka sore ini seharusnya menjadi sore lebih baik karena mereka bisa melihat Violine kembali ceria.
''Biben??''
''ya!!'' melihat Vio yg berjalan kearah nya dengan senyum lembut nya, dulu gadis ini selalu seperti ini saat ada sesuatu yg mengganggu nya.
''belum kembali??'' yg ikut duduk di sebelah Bible diteras panti dengan memangku laptopnya.
''belum, mungkin sebentar lagi''
''apa kerumah lama?''
''tudak, malam ini aku akan tidur di hotel dulu besok baru pulang kerumah karena penjaga belum membersihkan nya''
''ahh,, kenapa tidak istirahat disini saja''
''apa Vio ingin tidur dengan Biben sekarang'' godanya
''jangan bermimpi!!''
''hahaha,, aku tahu bakalan ditolak lagi''
''auw!!'' pekiknya saat Vio mencubit lengan nya
''kamu tidak berubah ya?!''
''kamu pikir aku i'ron man yg bisa berubah ''
''apa kamu akan selalu genit dengan wanita?'' tatapan Vio yg menaikan satu alisnya membuat yg di tatap tertawa
''kamu pikir aku apaan, aku ini lelaki cool tau'' Bible dengan nada sombong nya sambil memukul pelan dada nya. Vio hanya menggeleng kan kepalanya.
Vio yg menatap langit membuang kasar nafas nya dan menarik pandangan Bible. Malam ini Vio yg di balut dengan gaun yg panjang hanya sampai lutut nya dan seperti biasa selalu hanya ada satu jepitan di rambut panjangnya untuk menahan agar tidak ada rambut di wajahnya.
''apa menyenangkan kan tinggal disana??''
''hah!!, A,,apa??'' lamunan Bible yg buyar seketika
''aku bertanya apa menyenangkan kan tinggal disana??''
''maksud mu, New York??''
''emh?''
''awalnya aku kesulitan disana, selain harus mencari teman baru, suasana disana juga sedikit berbeda '' Bible menjelaskan dengan mengikuti pandangan Vio menatap langit yg sedikit mendung malam ini.
''apa sampai sekarang??'' Vio kini yg menatap ke samping
''tidak,''
''justru sekarang lebih baik, karena sudah terbiasa ''
''benar juga'' tukas Vio yg memaksa senyumnya
'' Vii?''
''emh?'' pandangan mereka kini bertemu
''kalau keadaan disini tifmdak baik, maukah kamu ikut denganku??'' tatapan Bible yg tadi santai kini berubah serius
''maksud kamu??''
''dengar, aku akan bicara perlahan tapi kamu harus tetap tenang okk.?''
''aku mengerti ''
''kejadian kemarin,'' Vio yg mendengar langsung berubah sendu wajah nya kembali memerah seperti ingin menangis namun tertahan. Dan tentu saja Bible dapat melihat nya jelas justru Bible yakin Vio masih menyimpan sakit dalam dirinya.
''Vii, jangan takut ada aku disini''
Bible meraih tangan Vio yg berada di sebelah nya.
''aku tahu ini mungkin akan menyakiti mu kembali, tapi aku ingin menyampaikan menyiksa hati dan pikiran mu sendiri dengan kejadian yg berlalu hanya akan jadi racun sendiri Vii''
Vio yg tidak menjawab hanya mendengar kan. Tapi air mata nya kini lolos begitu saja.
''Vii, jangan salahkan dirimu sendiri, kamu mungkin bisa bilang aku bisa bicara karena aku bukan kamu. Tapi Vii aku menyayangimu dan kamu tahu selain Mama ku kamu juga adalah salah satu orang yg ingin ku jaga, bukankah aku sudah seperti Kaka laki-laki mu??"
''Vii, aku tidak tahu apa yg akan terjadi kedepan nya. Tapi jika sesuatu yg buruk terjadi maukah kamu berlari hanya ke arah ku. Aku janji akan selalu datang saat kamu panggil''
Violine langsung menatap nanar ke arah Bible. Sebenarnya ketakutan terbesar dalam hati ada tapi Vio takut untuk mengatakan nya. Tapi lewat pembicaraan dengan Bible dia juga tahu kalau Bible juga mengarah ke arah yg dia takut kan.
''Biben??'' panggil nya lirih
''bagaimana kalau tiba-tiba aku hamil'' hiks hiks hiks
''jangan takut, sudah aku katakan aku ada disini''
Bible menarik tubuh Vio ke pelukan nya. Membenamkan wajah Vio di dadanya.
''aku takut, Biben aku takut'' hiks hiks hiks
''Vii, kamu ingat dulu janji ku sebelum pindah''
Tak ada sahutan dari pemilik tubuh kecil itu
''dulu kamu selalu menangis karena anak-anak panti mendapatkan orang tua asuh, tapi kamu tidak kamu selalu cerita ingin memiliki keluarga mu sendiri tapi selalu takut tidak akan ada yg menerima mu.''
''hari ini aku akan mengatakan nya, sebenarnya bukan tidak ada yg ingin mengadopsi mu dulu. Tapi aku selalu bilang ke Papa untuk jangan membiarkan orang lain membawa mu''
''untuk itu dulu aku selalu bilang, meskipun Dunia menolak mu atau dunia mu sendiri lagi tidak baik-baik saja. Aku akan membawa mu ke dunia ku. Aku yg akan menjaga mu untuk itu aku hanya ingin kamu menunggu sebentar aku lagi mempersiapkan semuanya.''
''kenapa Biben?, Kenapa kamu begitu baik dengan ku??''
''bukan hanya aku, kamu tahu kalau Mama dan Papa ku juga ada bersama mu.'' kini Bible merenggangkan pelukan nya dan menatap wajah yg sembab Vio.
'' jangan hanya menangis terus, hidup kamu masih panjang selesai kan semester ini setelah itu kamu akan aku ajak untuk melanjutkan beasiswa mu ke tempat ku. Disana aku sendiri yg akan menjaga mu dan kejadian ini tidak akan terulang lagi. Paham!!''
''emh!!'' Vio mengangguk seperti anak kecil yg membuat Bible gemas melihat nya. Wajah putih Vio kini berubah memerah karena terus menangis sedari tadi.
"sepertinya memilih cepat kemari adalah hal yang tepat, jangan takut Vii mulai sekarang tidak akan ada lagi yg menyakiti mu. Itu janjiku'' imbuhnya dalam hati
Kini malam semakin larut, Bible yg merasa Violine sudah mengantuk mengantar nya ke kamar nya untuk istirahat. Dan langsung di ikuti oleh Vio tanpa penolakan. Vio membersihkan diri di kamar mandi Bible memilih menempatkan tempat istirahat nya tak jauh dari ranjang Vio seperti permintaan Vio dia ingin malam ini Bible menemani.
''selamat malam Biben ''
''malam Vii''
Mereka pun terjebak dalam lamunan masing-masing. Namun yg pertama tertidur adalah Vio, entah karena ada Bible di sekitarnya atau karena lelah terlalu banyak menangis. Tapi malam ini Vio merasa lebih baik gmhingga membuat nya mudah tertidur.
Bible yg merasa mendengar nafas Vio yg sudah teratur sudah bisa menebak gadis kecil itu sudah terlelap. Berjalan mendekati nya membenarkan selimut hingga menutupi pundaknya Bible membelai lembut pipi nya yg terlihat kemerahan.
''jangan takut lagi Vii, mulai saat ini aku tidak akan biarkan siapapun menyakiti mu. Dan maaf karena aku sedikit terlambat kemarin '' ucapnya lembut dengan tatapan sendu
Bible pun menarik diri dan kembali berbaring, hingga akhirnya rasa kantuk menguasai nya dan ikut terlelap dengan Violine.
''bagaimana Ger,??''
'' maaf, Tuan bahkan sampai saat ini detektif kita tidak bisa menemukan gadis itu. Tuan''
''apa yg sebenarnya kalian kerjakan. Hah!!!''
''mencari gadis kecil, yg bahkan lalat menyentuh nya saja akan jatuh kalian tidak dapat melacak nya!!''
Darren yg mulai tersungut lagi emosi nya.
Sebenarnya sudah beberapa hari ini Darren teru saja uring-uringan. Dengan bawahan nya amukkan dan makian selalu keluar dalam bicara nya.
''Tuan, mohon beri kami beberapa Minggu lagi''
Ucap salah satu bawahan yg kini duduk berlutut
''minggu??, Hah!! Apa kalian gila'' bentak nya
''aku beri waktu lima hari, jika tidak ada kabar sama sekali berikan aku surat pengunduran diri kalian, dan juga OTAK kalian. Paham!!''
Ancam Darren pada anak buah nya
Darren sengaja menekan kata akhirnya, membuat pengawal yg mendengar menelan paksa ludah nya. Darren meskipun sepintas tidak terlihat kejam namun jika keinginan nya tidak sesuai dengan apa yg dia mau bukan tidak mungkin sifat iblis tanpa ampun nya akan keluar begitu saja.
''ba,, baik Tuan''
Mereka langsung berhambur keluar dengan nafas yg mulai tersengal, bahkan juga termasuk Leo biarpun sudah lama berkerja dengan Darren tapi baru kali ini boss nya akan naik emosi nya selain masalah pekerjaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments