kembali nya semangat Violine

Hari terus berlanjut kini sudah hampir satu bulan pencarian wanita yg di inginkan oleh Darren, bukan hanya Leo dan bawahan nya bahkan Gery juga merasa kali ini Tuan nya sudah terlalu berlebihan.

''hari ini Tuan Darren akan pulang ke rumah utama, kalian bisa menunggu di rumah Tuan Darren'' titah Gery

''baik Tuan,'' semua pergi satu persatu hanya meninggalkan sosok Leo yg masih berdiri di tempat nya.

''ada yg ingin kamu katakan Leo??'' tanya Gery

''mata-mata kita sudah mengetahui Tuan, kenapa Nyonya besar meminta agar Tuan Darren kembali''

''Tuan Darren sudah mengetahui nya,''

''hah!!?'' Leo yg mulai bingung

''jika Tuan Darren sudah mengetahui nya, kenapa malah menyuruh ku untuk terus berjaga disekitar rumah utama?''

''agar kau punya kerjaan!!'' sulut Gery yg berjalan meninggalkan Leo dengan wajah bingung nya.

''apa aku melakukan kesalahan dalam pekerjaan??''

''tapi?? Seperti nya tidak''

''atauu??, Tuan masih marah soal gadis itu''

Leo yg sedari tadi berbicara sendiri dan menjawab pertanyaan nya sendiri menjadi pusat perhatian sekretaris yg duduk di depan ruangan kerja Darren. Sosok Leo yg walaupun hanya kepala pengawal, memiliki wajah tampan ke Asian namun yg selalu menjadi masakan ketika wanita ingin menggoda nya adalah Leo termasuk lelaki yg acuh tak acuh dengan wanita. Untuk itu daripada mengharapkan sapaan oleh Leo mereka lebih memilih menjadi pengagum rahasia nya Leo.

''Baiklah, Ma Darren tau''

''Darren akan kembali setelah pekerjaan Darren selesai nanti ''

''emh,!!''

Tuut,, terdengar suara putusan telepon yg bisa terdengar oleh Gery.

Gery pagi ini yg menghantarkan kopi milik Darren, sebagai hukuman karna pekerjaan kali ini Gery tidak dapat menemukan nya, Darren terlihat termenung di sudut kantor nya setelah panggilan telepon.

''Ger, apa kau sudah selidiki siapa wanitanya kali ini?''

''sudah, Tuan''

''dia adalah putri gubernur, dan anda dulu kuliah dengan jurusan yg sama dengan wanita itu'' jelas Gery

Darren berbalik dengan wajah herannya, sampai Gery memberikan ponselnya dan juga beberapa map ditangan nya.

Darren dengan wajah serius nya membuka setiap lembar di meja kerja nya. Memeriksa dengan benar apa dia mengenal nya, setelah selesai Darren hanya membuang nafas nya kasar dan tampak pandangan kosong nya seperti ada yg mengganggu nya saat ini.

''ada apa, Tuan??''

''aku ingat gadis ini, Ger ''

''maksud anda Nona Alice??''

''ya, kami memang benar satu jurusan dulu. Tapi??''

''tapi??,, Ada apa Tuan''

''Ger, coba kamu kirim orang untuk memeriksa di Harvard tentang Alice. Yg aku ingat gadis ini dulu sudah pernah bertunangan di usia muda'' jelas Darren dengan wajah serius

''jika wanita ini sudah bertunangan, kenapa Nyonya besar ingin menjodohkan nya dengan anda Tuan? Bukankah kita juga tahu Nyonya besar selalu menjaga martabat keluarga Andreason??''

''untuk itu, kirim orang terpecaya agar memeriksa nya dan pastikan jangan ada yg sampai tahu apa lagi terdengar sampai rumah utama.''

''bagaimana kalau kita kirim Leo saja Tuan??''

''Leo?, Bahkan sampai sekarang tugas yg aku berikan pun tidak selesai untuk nya!!''

''Tuan, mengenai gadis itu saya akui memang sulit melacak nya Tuan. Bukan hanya karena minim nya petunjuk bahkan Leo dan beserta anak buah nya sampai sekarang sulit mencari nama gadis itu, kepergian nya seperti di telan bumi''

''lagian, selain anda tidak ada dari kami yg melihat jelas wajah nya, Tuan'' Gery memberanikan diri memberikan fakta kepada Tuan nya tanpa takut kalau-kalau Darren akan emosi kembali.

Setelah kepergian Gery dari ruangan nya, jangan kan pekerjaan yg harus diperiksa nya kopi yg sudah di bawah oleh Gery saja tidak tersentuh sama sekali oleh Darren. Kehidupan nya sedikit berubah setelah kejadian malam itu, banyak hal yg membuat nya bingung biasa nya anak buah dan orang-orang nya mudah menemukan ataupun mendapatkan apa yg dia mau. Tapi kali ini hanya karena seorang gadis kecil kekuasaan yg di miliki Darren seperti tidak berguna sama sekali. Bahkan semesta saja seperti setuju untuk tidak mempertemukan nya.

"dimana sebenarnya kamu? Sudah hampir satu bulan,''

''aku yakin akan menemukan mu suatu saat, dan jika hari itu tiba jangan salahkan aku jika kamu tidak akan terlepas lagi gadis kecil'' kali ini Darren dengan wajah yg sulit diartikan manaioan sudut bibir nya.

''ayo, aku akan mengantarmu''

''Biben, aku tidak mau boleh kan aku disini dulu''

Pinta Seorang gadis yg daritadi hanya duduk terdiam ditaman.

''Vii, mau sampai kapan kamu seperti ini??''

Bible kini yg duduk berjongkok di depannya

''aku takut''

''sudah aku katakan, aku disini aku akan menemanimu ''

''tapi kamu juga akan kembali lusa, bukan??''

''untuk itu, dalam dua hari ini aku akan menemanimu agar saat aku kembali nanti kamu bisa lewati hari-harikamu seperti biasa '' Bible memegang erat jari jemari Violine yg dia tahu sudah berkeringat karena gugup.

''Vii, ingat apa mimpi mu jangan lewatkan begitu saja. Lagian biarpun nanti aku harus kembali dan menyelesaikan tesis ku, aku akan selalu ada di sini'' menunjuk tepat dijantung Vio

''jangn biarkan rasa sakit, membawa mu melewatkan semua nya. Kita tidak bisa ubah masa lalu tapi kita masih bisa menyusun masa depan, mengerti!!'' imbuh nya

''baiklah'' suara kecil Violine yg pasrah

Violine bukan ingin melewatkan pelajaran nya, tapi setelah kejadian buruk itu Vio sering gemetar disekitar banyak orang apa lagi jika ada yg memandang nya terus menerus.

''ini baru gadis kecil ku, ayo?''

Ajak Bible dengan menggosok puncak kepala Violine.

Mereka kini berjalan menuju halte, bukan karena Bible tidak punya mobil tapi Bible ingin Vio tidak terlalu takut lagi dengan sekitar beberapa hari ini Bible terus mengajak nya keluar walaupun dengan alasan ingin membeli sesuatu atau ingin mengajak nya berjalan jalan. Tapi usaha Bible tidak sia-sia sedikit demi sedikit Vio mulai bisa lebih tenang dan juga mimpi buruk yg di alami nya beberapa Minggu kemarin sudah berkurang.

Bible bukan tidak berat meninggalkan Vio dengan keadaan nya sekarang, tapi pekerjaan dan gelar yg ingin di kejar nya juga menanti nya di negara lain. Disini setelah dia kembali nanti dia hanya bisa meminta Bella menjaga Vio karena selain Suster Lalisa hanya Bella yg di percaya Bible bisa membuat Vio nyaman.

''kamu baik-baik saja??'' tanya Bible yg kini berada di dalam bus.

''emh,'' dijawab oleh Vio dengan senyumnya

''baguslah, gadis kecil'' lagi-lagi Bible memainkan rambut nya

''apa kamu akan langsung kembali nanti??''

''emh tidak, aku akan menemui seseorang ''

''siapa??'' tanyan Vio penasaran

''mantan pacarmu!!'' sontak Vio langsung membulatkan mata nya, yg membuat Bible tertawa

''Biben!!,'' pukulan kecil Vio mendarat di lengan nya

''auw!!, Aku bercanda''

''ok ok, aku memang ingin bertemu dengan orang yg memainkan perasaan adikku. Tapi bukan dia yg ingin aku temui'' jelas Bible menatap Vio

''lalu??''

''kamu ingat temen Papa yg merupakan Rektor di kampus mu?'' dengan wajah mikir dan memajukan bibir nya Vio membayangkan siapa yg di maksud Bible tanpa tahu Bible yg sudah gemas melihat wajah nya.

''oh, maksudnya Paman Andrew ?''

''benar'' memberikan jempol untuk Vio

'' aku ingin konsultasi tentang mu ke Paman''

''tentangku??''

Wajah panik Violine jelas terlihat, tapi Bible yg tahu apa pikiran nya menarik hidung mancung Vio membuat yg punya merintih sakit.

'' aku ingin konsultasi soal ingin menarik dan memindahkan mu ke New York bersama ku, aku juga sudah bicara kan ini dengan Orang tua ku. Dan mereka setuju '' jelas Bible

'' jadi mereka tahu'' suara Vio terdengar lesu

''Vii, jangan sedih awalnya mereka juga terkejut tapi setelah aku menceritakan semua nya mereka marah dan sedih. Untuk itu mereka setuju dengan niatku''

''lagian, apa aku harus membatalkan nya saja''

Bible mengubah pandangan nya kedepan dan melipat tangan nya di depan dada nya, yg dilihat bingung oleh Violine.

''Ck, aku takut Mama dan Papa hanya akan fokus dengan mu''

Tawa renyah Vio tiba-tiba terdengar yg membuat Bible dan Beberapa orang sekitar melihat ke arah mereka.

''kamu juga sudah cukup tua untuk cemburu dengan ku''

Violine masih dengan wajah awa nya.

''aku ini anak kandung nya, tapi kalau ada kamu Mama akan selalu membela mu'' protes Bible

''dasar, dan lalu nanti aku yg akan membela mu''

Canda Vio dengan memainkan dagu Bible

Kini mereka telah sampai di gerbang kampus, wajah Vio sedikit lebih cerah setelah beberapa candaan yg Bible buat selama di perjalanan bahkan banyak orang yg memasang wajah masam karena ulah mereka yg lumayan berisik.

''ayo?'' ajak Bible menawarkan tangan nya

''emh'' dengan senyum ceria jari Vio menyaut di lengan Bible. Kebiasaan ini sudah sering mereka lakukan dari remaja dulu jadi tidak ada rasa canggung sama sekali.

Banyak mata yg memandang heran dengan mereka, tak jarang banyak mahasiswi yg berdacak kagum dengan Bible selain tinggi dan bertubuh tegap wajah Bible yg bak model ini dengan mudah menarik mata para gadis untuk memandang nya. Namun saat melihat orang disebelah nya banyak dari mereka yg berbisik bagaimana Violine bisa mengenal sosok tampan di sebelah nya.

''Vio??'' teriak Bella yg terkejut melihat kedua nya

''hay,'' sapa Vio yg melambaikan tangan nya

''aku senang kamu kembali belajar lagi'' timbalnya

''Vio, kamu sudah lebih baik??'' kali ini Tasya menyapa

''emh, aku sudah lebih baik'' senyum Vio yg sudah kembali membuat kedua teman nya terlihat senang apa lagi orang yg masih memegang tangan nya di sebelah.

'' oh iya, Tas ini Bible dan Bible ini Tasya teman sekelasku''

''hay, Tasya ''

''hay'' kedua nya saling bersalaman

''kalau gitu aku titip Vio ya, aku akan menemui seseorang dulu'' pamit Bible yg lalu memegang kepala Vio

''iya'' jawab ketiga nya serempak

''kamu selesai jam berapa??'' tanya Bible menatap Vio

''mungkin agak siang ''

''baiklah, tunggu aku nanti aku yg akan menjemput mu''

''apa tidak akan merepotkan??''

''tidak, pokok nya tunggu aku ok!''

''baiklah''

Ketiga nya lalu melangkah bersama, dan Bible ke arah lain mencari kantor seseorang.

Banyak yg ketiga nya bicara kan setelah beberapa hari tidak bertemu, kali ini tidak ada lagi yg membahas tentang kejadian yg tidak baik mereka berusaha melupakan kejadian yg hanya akan membuat Vio mengingat nya kembali.

''kalian mau kemana setelah ini??''

Tanya Vio kepada dua temannya sambil memasukkan buku-buku dalam tasnya.

''kalau aku akan langsung pulang. Ada pekerjaan yg mau aku lakukan dirumah '' jawab Tasya

''kamu Bell??''

''aku tidak tahu, mungkin akan ikut dengan mu''

''baiklah, tapi kita harus tunggu Biben''

''oh ya, aku tidak pernah melihat nya??'' tanya Tasya bingung

''maksud mu Bible??'' yg dijawab anggukan

''Biben itu, sudah seperti Kaka ku dia dulu satu sekolah denganku dan juga Bella tapi saat hampir lulus Bible dan orang tua nya pindah ke New York'' jelas Vio

''berarti dia warga disini?''

''benar, tapi karena ayah nya bukan asli orang sini mereka lebih memilih tinggal di keluarga ayahnya. Lagian yg aku tahu perusahaan keluarga Paolo masih ada disini jadi bisa saja setelah mendapatkan gelar Master nya Bible akan kembali kesini '' kali ini Bella memberikan jawabannya

''hay Girl? Apa yg kalian bicarakan??''

Ketiga nya terkejut dan langsung melihat ke arah suara

''Biben!!?'' bentak Vio dan Bella bersamaan

Namun Bible hanya tersenyum menunjukkan susunan gigi nya

''sudah selesai?''

''sudah''

''ayo kita pulang??'' ajaknya

''apa kita juga bisa mengajak Bella?''

Bella dengan mengedipkan kedua mata nya depan Bible

''hentikan mata genit mu, jika orang lain dia akan mati ketakutan nanti ''goda Bible yg sengaja, Violine dan Tasya hanya tertawa.

Mereka keluar bersama dengan Bible yg membantu membawa beberapa barang milik Vio, tapi saat baru keluar dari pintu sosok laki-laki yg menutupi jalan membuat langkah Vio terhenti. Sedangkan Bible yg berjalan paling belakang menatap heran ke Vio.

''Vii??''

''Violine??, Bisa kita bicara?''

''Kak Anan?''

''Anan??'' Bible mengingat nama itu langsung maju dan membuat Vio berada di balik tubuh nya.

''siapa kamu?'' ketus Anan

''he!!, Siapa aku apa urusannya dengan mu?''

Keduanya saling beradu tatapan, Vio yg gugup tidak berani keluar dan hanya menggenggam erat kemeja belakang milik Bible yg dapat terlihat oleh Bella dan Tasya.

''aku pacarnya!!'' tegas Anan

''pacar???'' Bella yg mulai tersulut emosi

''Bel, kamu tahu itu untuk apa bertanya''

''ya, dulu aku tahu tapi sekarang aku tidak mau tahu!!''

'' apa maksud mu??''

''dulu aku mau baik dengan mu, karena aku tahu Vio menyukai mu tapi setelah tahu perbuatan mu. Seharusnya dari dulu aku lindungi untuk menjauh kan kalian''

''kamu berani!!''

Anan yg mengangkat tangan nya, di buat terkejut kala ada yg menahan tangan nya.

''siapa kau!!, Berani sekali apa kau tidak tahu siapa aku?''

Bible masih mengatur nafas nya dan melepaskan tangan laki-laki yg ingin sekali di hajar nya ini.

Tapi membuat keributan di sekitar sekolah dia tahu, itu bukan tindakan yg benar. Sebenarnya Bible sudah tahu apa yg Anan lakukan dari masih berpacaran dengan Vio dan apa penyebab Vio sakit hati melihat nya. Tapi Bible tidaka akan bertanya pada Vio Karena menghargai perasaan nya, baginya Vio bisa terlepas dari laki-laki yg hanya memanfaatkan kepintarannya saja itu sudah lebih baik.

''ayo kita pulang''

Ajak Bible yg menarik lembut tanyan Vio di belakang nya. Namun saat akan berjalan sesuatu menahan Vio yg membuat Bible melihat lagi apa yg menarik Vio. Dan benar saja Anan sudah memegang tangan Vio lalu menahan nya.

''Violine, bisa kita bicara??''

''ti,, tidak Kak aku ingin pulang'' tapi Anan tidak melepaskan

''Vio, dengarkan aku itu tidak semua nya benar, dan aku baru tahu kalau kemarin kamu ada disana juga''

''tidak apa-apa Kak, aku sudah tahu tentang hubungan Kaka dan Chelsea '' jelas Vio dengan menarik tangan nya dari Anan namun masih kalah tenaga.

''Bisa kamu lepaskan tangannya??!'' pinta Bible

''aku tidak akan melepaskan nya, aku ingin bismcara dengan pacarku '' lagi-lagi Anan menekan kan kata pacar yg membuat Bible makin emosi.

''Bell??'' panggil Bible

''iya''

''bisa tolong bawakan barang ini ke mobil ku, mobil ku tidak jauh dari tangga, Audy RS7 warna hitam ''

Titah Bible dengan memberikan beberapa barang dan juga kuci mobilnya. Bella pun berjalan pergi dengan Tasya yg mengikuti nya.

''Bell??, Apa tidak apa-apa kita meninggalkan nya?''

''jangan risau, kau tahu jika ada orang yg paling kejam ketika menjaga seorang putri ku kira gelar itu bisa di buat untuk Bible '' jelas Bella cekikikan

''mau kau yg lepaskan atau aku yg bantu melepaskan nya!!''

''apa kau menyukai Vio, apa mahasiswa baru?? Sampai berani sekali melotot dengan ku seperti itu ''

''kalau aku bilang aku suami nya, menurut mu bagaimana??''

Sontak perkataan Bible membuat Vio menatapnya heran.

Hahaha,,,,,

Anan tertawa merasa kalau Bible sedang bercanda dengan nya. Bahkan dia mendorong dorong tubuh Bible dengan telunjuk nya.

''suaminya, konyol sekali bahkan di sekolah ini tidak ada yg mau berpacaran dengan nya kecuali aku!!''

Bruuukkkk.....

''Biben!!!''' Violine terkejut

''shiit!!!'' Anan yg merasa sudut bibir nya sudah pasti sobek eloh pukulan laki-laki di depan nya.

Saling pukul tidak terelakkan lagi, Bible yg sebenarnya sudah sangat dendam dengan sosok Anan dari cerita Bella baru kali ini dia bisa menyampaikan emosi nya. Sosok Anan sudah seperti mangsa masuk dalam kandang singa oleh Bible.

Kedatangan beberapa Dosen yg di ikuti oleh para satpam membantu memisahkan mereka,

''kau itu bagai anjing yg menjaga tulang nya ya!!'' sindiran Anan dengan wajah yg babak belur

''jika aku anjing, maka kau akan jadi mangsa ku yg pertama!!''

''hahaha,,, kau jaga dia kalau perlu kau bawa dia jauh dariku'' teriak Anan yg membuat Vio terheran. Vio kini berdiri memeluk pinggang Bible untuk menghalangi nya agar tidak tersulut emosi lagi kepada Anan. Kini malah menatap jijik ke Anan laki-laki yg dulu selalu di belanya apa benar ini sosok asli nya yg tak pernah Vio sadari.

''ambil dia, aku tidak membutuhkan nya gadis culun seperti dia menurut mu siapa yg akan mau hah!! Selain karna otak nya orang tidak akan ada yg benar-benar mau mendekati nya soal, soal fisik menurut mu apa yg akan di dapat kan dari gadis culun ini bahkan untuk mencium nya saja dia sudah menangis''

Vio menelan kasar ludahnya, meskipun kini matanya hanya tertuju pada dada orang di depannya tapi telingan nya mendengar dengan jelas orang yg selama ini di sukai nya. Memang benar selama dekat dengan Anan selain mengerjakan semua pekerjaan Anan tidak ada alasan lain mereka untuk bertemu. Bella sering mengingatkan kalau Vio hanya di manfaatkan tapi Vio selalu menepis nya dan selalu mengatakan kan kalau pacar nya sibuk dengan urusan tesis nya karena emang itu yg selalu Anan ucapkan pada Vio.

Bible dapat melihat air mata lolos dari mata Vio, emosi nya kembali melunjak namun saat ingin memukul Anan kembali Vio mengerat kan pelukan, terlihat Vio gelengkan kepalanya

''sudah,, ayo kita pulang'' lirih nya

Bible pun mengatur nafas nya dan membalas pelukan Vio dan membawa nya pergi dari sana. Dengan teriakan Anan yg menyuruh nya untuk kembali. Namun tidak di perdulukan nya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!