Perjanjian Dua Surga
"gimana mas, kamu mau kan mengikuti apa mau mama?, dia gadis yang cantik pintar dan tentu saja dari keluarga yang terhormat, si dewi mah jauh" itu sudah bujukan ke 1000 kali dari sang ibunda, tapi gavi tak kunjung gentar dalam keputusan nya.
"maksud ibu apa? aku udah nikah, dan istri aku lagi mengandung anak aku, aku tidak segila itu itu menceraikan istriku saat dia sedang mengandung buah hati kita". jawab gavi sehalus mungkin. dia tidak ingin menyakiti hati ibunya.
bagaimana pun ibunya lah yang telah membesarkan dia sampai dia bisa menjadi manusia yang sukses.
"cihh, apa yang kamu harapkan dari wanita itu? sudah ibu kata kan, tunggu saja sampai dia melahirkan lalu ceraikan, apa susah nya"m
gavi tersenyum getir sambil memandang ibunya, dia tak sangka ibu yang selama ini dia pikir adalah manusia yang paling berharga dan berhati malaikat ternyata bisa berpikir demikian.
"terserah ibu saja, aku binggung jika harus berhadapan dengan mu, aku ingin pergi" ucap gavi lalu berlalu dari situ
"GAVII, ANAK SIALAN BALIK KAMU!!!"
gavi tak perduli dia terus berjalan tanpa melihat ke arah ibu nya, dia kecewa, terlalu kecewa dengan cara berpikir ibu nya.
apa yang salah dengan istrinya? dewi adalah wanita berhati lembut, bertutur kata lembut, dan tentu saja penyayang. ibu nya saja yang tidak mau mengaumi dewi lebih dalam, jika ibu nya tau, pasti ibunya akan lebih menyayangi dewi dari pada dirinya.
hanya karna dewi adalah seorang anak dari kiyai, ibunya berfikir bahwa dewi adalah orang yang kudet dan hanya mengenal agama agama agama dan Agama saja.
padahal tidak demikan, dewi juga bisa dikatakan wanita yang modern, mengerti dunia tentang dunia sekarang, dan tidak selalu tentang agama.
susah mamang jika kita sudah membenci manusia, mau sebaik apapaun manusia yang kita benci berbuat pasti akan selalu salah di mata kita.
...----------------...
gavi terdiam dan memandang ke arah rumah nya. dia begitu takut bertemu dengan istrinya. dia takut di cacar pertanyaan yang menyulitkan istrinya.
pasti istrinya itu begitu penasaran apaa yang di bicarakan oleh nya dah Ibu nya.
gavii mencoba untuk tersenyum, lalu perlah turun dari mobil nyabdan berjalan ke dalam rumah.
"assalamu'alaikum sayang, mas pulang" teriak gavi.
terlihat seorang wanita cantik, berkulit putih berjalan pelan ke arahnya, tidak lupa dengan senyum nya yang begitu manis, menampakkan lesungan pipinya dan mata yang ikut tertutup saat dia tersenyum.
"waalaikumsalam mass" jawab dewi sambil mengambil tangan suaminya dan mencium nya.
"gimana mass, udah selesai ngomong sama ibuk? " tanya dewi dengan suara lembut nya.
gavi mencoba untuk tersenyum, "alhamdulillah udah sayang" jawab gavii.
"alhamdulillah mas, yuk masuk aku udah masak makan malam Mas, mas pasti suka, soalnya aku masak udah tepung kesukaan mas" kata dewi dengan nada yang begitu ceria.
melihat senyum dan kecerian sang istri, gavi menjadi tak tega mengatakan apa yang dia bicara kan dengan sang ibunda, istrinya begitu lembut, dia tak ingin istrinya nya menangis dan kepikiran, dia takut akan mempengaruhi kandung sang istri.
"iyakah sayang? hummm pantesan begitu mas buka rumah udah kecium bau harum , ternyata istri mass udah buatin mas makanan ya" kata gavi dengan senyum yang tak luntur dari wajahnya.
"hihi iya dong mass, masa suami aku pulang, aku gak siapin makan" jawab dewi dengan cekikikan
gavi hanya tersenyum dan mengelus kepala dewi yang tertutup hijab dengan sayang.
mereka ber2 berjalan beriringan menuju meja makan.
sesampainya di meja makan dewi membuka tudung saji dengan perlahan dan mengucapkan "Taraaaaa udang tapung goreng, tumis kangkung, tempe, dan sambel tempe buat suami aku" seruu dewi sambil bertepuk tangan.
dewi terlihat seperti anak kecil, tapi gavi begitu menyukai sifat dewi itu, terlihat begitu lucu dan menggemaskan.
"terimakasih sayang, yaudah mass makan Tapi kamu temenin ya?"
"iyaaa, soalnya aku juga belum makan hihi, nungguin mas" jawab dewi.
selanjutnya mereka makan dengan khidmat, sambil berbincang bincang ringan, tentang kandung dewi dan hal-hal random lainnya.
...----------------...
dilain tempat, seorang wanita paruh baya terlihat mencak-mencak tidak jelas, dia terlihat begitu jengkel.
"pah anak kamu itu, dibilangin suka nya ngeyel terus, dikasih berlian kok malah mili baru kerikil sih, dasar batu" katanya sambil Mengipas-ngipas seolah sedang kepanasan.
"kali inipapa setuju sama gavi ma. istrinya sedang hamil, tidak mungkin dia menceraikan nya apalagi menikahi wanita lain" kata laki-laki tua itu.
"PA!!!! kok malah jadi papa belain gavi sih? papa ngak mau anak kita bahagia, bersama wanita kudet itu pasti hidup nya sensara. cihhh membayangkan nya saja mama jadi kesel!! "
"kudet gimana ma? dewi itu wanita sholehah cantik dan berpendidikan kok, mama lupa, dewi kuliah S2 di khairo?, jangan lupa ma, ayah nya dewi seorang kyai besar dan di segani di jawa" kata hadid (ayah nya gavi)
"Papa ngebela wanita itu dibandingkan istri papa sendiri?! apa jangan-jangan papa suka dewi? ngaku papa!!! " Nah kan jadi di tuduh:(
"Ma. papa mohon jangan mebesar-besarkan masalah, coba mama lebih terbuka sama dewi, dan coba nerima dewi, pasti mama akan menyayangi dewi lebih dari mama menyayangi gavi"
"ingat ma, gavi anak kita Satu-satu nya, cobalah mengerti dia, mama gak mau kan dia jadi benci kita hanya karna ego mama sendiri? " itu kata terakhir yang di keluarkan oleh hadid sebelum berjalan pergi meninggalkan istrinya yang terdiam, mendengar kan apa yang dikatakan nya.
...----------------...
sudah seminggu semenjak kejadian gavi dan ibunya, dia belum juga berbicara dengan dewi tentang apa yang sebenarnya terjadi. dia tidak mau istri nya kepikiran sampai jatuh sakit.
kini gavi sedang berada di kantor nya, Kantor nya itu merupakan peninggalan dari sang kakek, bisa disebut kantor turun temurun, dimulai dari sang kakek, lalu di turun kan pada sang ayah, kini sang ayah sudah mulai tua dan ingin pensiun, tak punya cara lain, selain dia yang meneruskan nya.
perusahaan gavi sendiri bergerak di bidang dagang, sebenarnya gavi tak terlalu pandai jika di kaitkan dengan perusahaan, dia punya cita-cita tersendiri, tapi dia hanya kasihan terhadap sang kakek, kakek nya mendirikan perusahaan itu dari nol, tak mungkin dia membiarkan perusahaan itu hancur.
sedang asik melamun. Tiba-tiba suara dari sekretaris nya mengagetkan gavi. "permisi pak, ini ada berkas surat jual barang dari PT. adi raya crop, dan harus segera anda tanda tangani, karna sudah akan di kirim ke negara tetangga pak" kata robi (sekretaris gavi)
"letakkan saja di situ, saya masih harus memeriksa berkas pengiriman barang, biar tidak ada yang keliru dan komplen jika barang sudah sampai." kata gavi, gavi memang terkenal tegas jika sudah menyakut perusahaan, tapi gavi juga dikenal baik jika bersikap dengan beberapa karyawan nya.
"baik Pak, kalau begitu saya permisi dulu" gavi hanya mengangguk sebagai jawaban."
...----------------...
11 : 20
dewi melihat jam di dinding, sambil berjalan resah kesana kemari, ini sudah hampir jam 12 malam tapi suami tak kunjung pulang, atau sekedar memberi nya kabar.
biasanya jika sang suami pulang telat pasti akan mengabari nya, jadi ia tak begitu khwatir, tapi sudah dari tedi dia menelfon sang suami, tapi tak kunjung di angkat. membuat kekhawatiran dewi semakin meningkat.
bukan nya lebay tapi memang begitu adanya, dia khawatir pada sang suami, biasnya kalau sang suami tidak mengabari, itu tandanya dia akan pulang cepat, tapi ini sudah jam 11 lewat sang suami tak kunjung pulang juga.
"yaa Allah mass, kamu dimana, kok aku khawatir banget sama kamu" kata dewi sambil meremas jari-jari tangan nya yang berkeringat.
"yaa Allah lindungi lah suami hamba dari mara bahaya"
tidak lama setelah itu suara pintu di buka membuat atensi dewi dari jam dinding di ruang tamu teralihkan.
"mass" dengan buru-buru dewi menuju sang suami dan memeluknya, tak lupa air mata ikut mengalir dari mata indahnya.
"hei sayang, kenapa nangis? ada masalah" tanya gavi
"m-mas ak-aku khawatir sama mas huhu, a-aku kira mmas kenapa-napa, abis nya mas n-ngak ngabarin aku" kata dewi dengan sesegukan, rasanya dia begitu lega bisa melihat suaminya pulang dan tidak ada yang terluka sedikit pun, rasanya seperti di angkat semua bebannya.
"ya ampun sayang, mas kira kamu kenapa, tadi hanya ada masalah sedikit saat mas udah di jalan mau pulang sayang, mas gak apa-apa. udah gak usah nangis" kata gavi sambil membersihkan sisa-sisa air mata istrinya.
"masalah apa mas? tapi mas gak apa-apa kan?" tanya dewi begitu khawatir.
"alhamdulillah mas gak apa sayang" balas gavi
"yaudah sekarang mas ceritain ke aku, apa yang terjadi"
"iya, kita masuk dulu, duduk biar mas nyaman cerita nya ya sayang" kata gavi lembut, sambil tersenyum melihat istrinya.
"yaudah ayo" mereka berdua berjalan ke arah sofa, dan duduk berhadapan.
"jadi gimana mass? " tanya dewi tak sabaran.
jadi gini......
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments