BAB 5

"hallo mas, mas bagaimana kabar ibu? aku khawatir banget" begitu gavi mengangkat telfon, suara cemas sang istri kini terdengar.

"sayang, ibu gak apa-apa jangan cemas ya" gavi mencoba menenangkan sang istri. dia tau kini yang dia lakukan salah, berbohong lagi dan lagi pada sang istri, tapi ini semua hanya demi kebaikan mereka.

"yaudah iya mas, kalau ada apa-apa langsung kabarin aku ya?" suara dewi kini kembali terdengar

"iyaa, mas akan selalu ngabarin kamu kok"

"yaudah kalau gitu aku mau tutup telfon nya, oh ya, besok aku mau kesana ya?, mau jenguk ibu sekalian bawain kalian makan" kata dewi

"iya terserah kamu sayang, udah sana tidur, mas juga mau istirahat sedikit" kata gavi

"yaudah assalamu'alaikum mas"

"waalaikumsalam" balas gavi, setelah itu ia mematikan sambungan telfon nya, dan tertunduk lesu

"mas lagi-lagi salah sayang maafin mas" gumam gavi..

shinta yang melihat dari kejauhan juga tertunduk merasa bersalah. dia merasa bersalah pada istri dari suaminya juga. sesama perempuan dia tahu bagaimana sakit nya di bohongi dan di khianati. tidak ada satu pun perempuan yang ingin berbagi surganya dengan perempuan lain.

"maaf, tadi istri ku menelfon" perkataan gavi membangunkan shinta dalam lamunan nya.

"humm tidak apa-apa, aku mengerti, bisakah aku bertanya? " tanya shinta.

"silahkan"

"uhmmm, bisa aku memanggil mu mass?" tanya shinta sedikit canggung, sebenarnya shinta bukanlah sosok gadis yang lemah lembut, dia bisa berkata kasar jika dia sedang kesal.

tapi kini dia sedang berhadapan dengan sang suami, bagaimana pun dia harus bisa menjaga tingkah laku dan perkataan nya.

gavi terdiam, dia tahu shinta sekrang berhak memanggil nya dengan sebutan itu, karna bagaimana pun sekarang shinta adalah istri nya juga, tapi bisakah dia egois untuk sekarang? dia hanya ingin dewi yang memanggil nya dengan sebutan itu.

"boleh" tapi akhirnya dia mengalahkan ego nya. dia tidak bisa egois untuk sekarang, karna dia sudah berjanji untuk bersikap adil terhadap ke dua istrinya.

mendengar persetujuan gavi, membuat senyum shinta mengembang. "Terima kasih" kata shinta.

...----------------...

sedangkan di tempat lain, terlihat perempuan dengan hijab instant nya berjalan mondar-mandir. dia begitu khawatir, tapi dia tidak bisa membantah ucapan sang suami.

"ya Allah, lindungi suami dan ibu mertua ku, lindungi juga ayah ibu ku, dan seluruh keluar ku" akhirnya hanya itu kata yang dapat dia ucapkan"

dia berjalan ke arah kasur miliknya dan suami. dia duduk di tepian kasur, secara tidak sengaja dia mengusap perutnya dengan perlahan.

"nak do'akan, semoga nenek mu baik-baik saja ya. kamu harus menjadi anak yang mencintai keluarga mu kelak" kata nya, sembari mengusap perutnya.

akhirnya dewi lebih memilih untuk tidur, dia tidak sabar untuk menjenguk ibu mertua nya besok.

...----------------...

"ehmmm m-mas, a-pakah mas ingin melakukan nya? " pertanyaan shinta tak telak membuat gavi terkejut.

"apa yang kamu katakan, apakah kamu menginginkan nya, tapi apakah kamu menginginkan nya tanpa dasar cinta?" tanya gavi.

pertanyaan gavi membuat shinta terdiam, dia malu dengan apa yang dia ucapan barusan. tapi hanya perkataan itu yang muncul dalam benak nya.

"ehmm uhmm ehmm" akhirnya dia tidak dapat membalas pertanyaan gavi.

"maaf jika perkataan ku menyinggung mu, tapi apakah bisa kita tidak melakukan nya sekarang, jujur aku belum siap melakukan nya, aku masih terbayang-bayang akan istri ku. tolong maafkan aku" gavi kalah, dia tidak bisa adil dia tahu itu, tapi bukan kah ini masih awal? msih banyak hari untuk ia melakukan kewajiban nya.

"m-mas gak salah, aku yang salah, maaf karena lancang memberikan pertanyaan itu" kata shinta, dia begitu gugup sekarang.

"hum tidak apa-apa, kamu tidak salah sepenuhnya, sekarang tidurlah"

...----------------...

pagi ini dewi memasak banyak makanan, di mulai dari ayam mentega, udang tepung, tumis kangkung dan sambel tempe. dia berencana akan ke rumah sakit untuk menjenguk sang ibu mertua.

kenapa dewi memasak banyak? karna dia yakin masakan rumah sakit tidak ada yang berselera di lidah sang suami dan ayah mertua. jadi dia berencana untuk memasak saja.

Oh ya tidak lupa juga iya memasak bubur untuk ibu mertua nya. bubur yang ia campur dengan wortel dan kentang agar tidak terlalu hambar.

setelah beberapa menit berkutuat dengan peralatan makan nya, kini makanan itu sudah ia isi di tempat makanan susun nya, kini dewi beralih ke kemar, dia menyiapkan baju sang suami, dan bajunya.

dewi memasuki kamar mandi dan bersiap-siap.

setelah dirasa semuanya sudah siap. ia dengan segera memesan ojek online, sembari menunggu kedatangan ojeknya. dia menyempatkan untuk mengabari sang suami.

tut

tut

tut

pada dering ketiga, sudah terdengar suara berat sang suami, sepertinya suaminya itu baru saja bangun, terbukti dari suara yang masih agak serak.

"hallo mas assalamu'alaikum, aku udah siap-siap mau ke rumah sakit, ini aku tinggal nunggu gojek aku datang aja"

"hah? k-kamu mau ke rumah sakit, t-tapi mas belum jemput kamu" suara gavi terdengar panik, tapi dewi tidak terlalu memperdulikan nya. mungkin sang suami hanya khawatir.

"gak apa-apa mas aku mau naik gojek aja, yaudah aku tutup telfonnya ya, gojek nya udah nyampe tuh" dewi dengan segera menutup panggilan nya, dan bergegas menuju gojek itu berada.

sedang kan di tempat lain, gavi terlihat begitu panik, dengan segera ia bersiap-siap beberesih dan akan menuju rumah sakit, dia takut saat sang istri sampai, dia tidak ada di sana.

"mas mau kemana" suara serak shinta menghentikan pergerakan gavi.

"oh? saya mau ke rumah sakit" mendengar perkataan gavi dengan segera shinta bangun dan berkata "aku ikut"

karna terlalu tergesa-gesa membuat gavi hanya mengangguk saja.

mereka berdua berjalan menuju mobil, "pasang seatbelt nya, aku mau ngebut" dengan segera shinta memasang seatbelt nya.

"udah" kata shinta

dengan segera gavi melajukan mobilnya, mengingat ini masih hari sabtu dan masih pukul 06;16 jadi jalanan tidak begitu macet. jadi gavi msih dengan leluasa melajukan mobilnya..

benar saja tak sampai 20 menit ia sudah sampai di rumah sakit, dengan tergesa-gesa ia berjalan menuju ruang rawat sang ibu. sedangkan shinta hanya mengikuti gavi dari belakang, dia sedikit heran, sang suami terlihat begitu panik sepanjang jalan.

begitu gavi sampai di ruang rawat sang ibu, dia sudah melihat sang istri duduk sambil tertunduk, sedangkan ibunya terlihat mengomel, ayahnya? hanya terdiam.

"kamu ini menantu yang gak becus, udah tau ibu mertua nya kecelakaan, gak cepat kemari, lihat tuh shinta, saat tau saya kecelakaan dia langsung kemari, padahal dia cuma saudara jauh nya saya" ibu gavi terlihat mengomel

"ibu, kenapa lagi ini? " pertanyaan gavi membuat shinta mengangkat kepala nya.

dia melihat sang suami dan perempuan yang tidak ia kenal berdiri di sebelah sang suami,.

dewi menatap sang suami dengan tatapan sendu dan mata berkaca-kaca nya.

melihat sang istri menatap nya begitu, membuat sekujur tubuh gavi bergetar, tatapan itu. dia tidak ingin melihat nya. mata cantik istri nya tidak cocok mengeluarkan air mata kesedihan.

dengann segera gavi berjalan ke arah sang istri dan memeluk nya, tangan nya mengusap pelan punggung sang istri "maaf sayang, jangan nangis ya, maaf tadi mas keluar cari makan" gavi mencoba menenangkan sang istri yang terlihat menahan tangis.

"gak apa-apa mas" kata dewi.

shinta yang melihat itu seketika terdiam, apakah itu istri dari suaminya? "perempuan itu begitu cantik dan manis" kata shinta dalam hati, pantas saja gavi tidak tertarik dengan nya, istri pertama nya saja sudah secantik itu. terlihat seperti seorang dewi.

"lebay kamu, cuma di nasihatin aja udah nangis" kata ibu gavi.

...----------------...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!