*flashback
kring kring kring
suara ponsel menggangu konsentrasi gavi dalam berkendara, ia mencoba mengabaikanmu nya dan tetap fokus pada jalan raya.
tapi lagi-lagi suara ponsel itu membuat nya mengerutu, tapi tak ayal dia juga mencoba mengambil ponsel nya yang dia taru di saku jasnya.
nama kontak "ibuku" tertera di handphone berlogo apel di gigit itu.
melihat nama yang tertera itu membuat gavi mendelik, pasti ibunya itu akan berbicara tentang perempuan itu lagi, yang dengan tegas akan gavi katakan dia akan menolak perempuan itu.
saat ia akan menonaktifkan ponsel nya, tanpa di sengaja ia menjatuhkan kan ponsel nya itu. ia mencoba menggapai ponsel tersebut sampai tak fokus dengan jalan di depan.
brak
suara itu membuat gavi terkejut, dengan segera ia mematikan mesin mobilnya dan turun dari mobil itu.
terlihat seoarang perempuan dengan gaun hitam dan rambut yang di tata sedemikian modis, dan rambut yang di curly, terduduk di jalanan dan menggerutu.
"heh pak, kalau naik mobil itu fokus dong!! gak lihat apa itu tanda pengendara berhenti?" kata wanita itu
"maaf mbak, saya akan tanggung jawab" kata gavi mencoba menawar.
"tanggung jawab?? lo pikir gua hamil trus lo mau tanggung jawab?" kata wanita itu sambil menatap gavi dengan sinis.
"bukan maksud seperti itu mbak, maksud saya, saya akan membawa mbak ke rumah sakit" gavi mencoba menjelaskan, karna sepertinya wanita di depan nya ini telah salah paham.
"oalah, yang jelas dong pak kalau ngomong! salah paham kan gua"
gavi hanya tersenyum, mencoba menghargai wanita di depannya ini.
"trus ngapain lo cuma berdiri di situ kek petung? ngak mau bantuan gua gitu, sakit nih kaki gua karna lo" baiklah sepertinya wanita itu bener-benar kesakitan.
"maafin mas sayang udah nyentuh wanita lain, tapi ini keadaan nya mendesak" kata gavi membatin.
gavi berjalan mendekat ke arah wanita itu "maaf mbak" kata gavi sebelum membantu wanita itu berdiri dan memasukkan nya kedalam mobil.
di perjalanan menuju ke rumah sakit, hanya di isi oleh suara gerutuan dari wanita itu. membuat gavi harus extra sabar.
15 menit kemudian mereka telah sampai ke rumah sakit, dengan cekatan gavi membantu wanita itu berjalan, tak lupa ia meminta izin dulu.
"tolong sus-" belum sempat gavi melanjutkan ucapannya sudah lebih dulu di potong oleh wanita itu
"cepat sus, sakit banget nih kaki gua, gak bisa di gerakin".
setelah di periksa kurang lebih 10 menit, kini gavi dan wanita yang entah siapa nama nya itu sedang duduk di ruangan untuk mengetahui kondisi wanita itu.
" jadi gini pak buk, kaki nya hanya terkilir biasa, tidak ada yang perlu di khawatirkan, tentang kenapa sulit di gerakkan itu hanya karna urat kaki nya sedang tegang" kata doker.
"gitu ya dok, kalau gitu gak perlu di rawat inap kan? " tanya wanita itu.
"iya buk-, eh dengan ibu siapa? " kata dokter seketika dia ingat lupa bertanya nama pasian.
"Shinta dok"
"baik buk Sinta, ini resepnya silahkan tebus di apotek rumah sakit" kata dokter itu sambil tersenyum
flashback off*
"jadi gitu sayang, mass nganter wanita itu dulu ke rumah sakit sebagai bentuk tanggung jawab mass" kata gavi, setelah menjelaskan panjang lebar.
"ya ampun mass, lain kali kalau ada telfon mobilnya di pinggiran dulu, biara gak ada kejadian kayak gini lagi, negeri? " kata dewi.
"iya sayang mas minta maaf udah buat kamu khawatir ya"
"gak apa-apa mass, aku cuma takut mas kenapa-napa"
"yaudah skrang mas beberes dulu, ganti baju baru tidur ya? ini udah malem" kata dewi sembari mengambil tas kantor milik gavi
mereka berdua berjalan beriringan menuju kamar.
gavi berjalan ke dalam wc dan dewi merebahkan dirinya ke kasur. rasanya dewi begitu lega melihat suami nya pulang dengan selamat. tadi dia begitu khwatir terhadap sang suami.
15 menit kemudian terlihat gavi keluar dalam kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk yang melilit di pinggang nya. dan memperlihatkan dada bidang nya, yang di tumbuhi oleh buluh-buluh halus.
dewi dengan segara mengambil baju tidur milik sang suami. "mass ini baju kamu"
tanpa rasa malu gavi berganti pakaian di hadapan istrinya. tentu saja itu sudah menjadi hal biasa bagi pasangan suami istri.
saat dewi berbalik dan ingin tidur. Tiba-tiba tangan gavi memengan lengan nya dan menarik dewi masuk kedalam pelukan sang suami.
"ihhh mass, aku ngantuk loh mau tidur" kata dewi, tapi tak ayal di membalas pelukan sang suami.
"sebentar sayang, mas kangen banget sama kamu" kata gavi sembari mempererat pelukannya pada tubuh sang istri.
"gimana hari ini sayang, baby ngak rewel kan? " tanya gavi
"iya mas, baby nya ngak rewel kok, entent-enteng aja dia di perut aku" kata dewi sambil melepaskan pelukan sang suami.
dewi segera menangkup rahang sang suami, membuat bibir gavi secara tidak sengaja menjadi mengerucut.
"ihhh mass lucu banget sih" dewi dengan gemes mengunyel-nguyel pipi sang suami.
sedang gavi, hanya bisa pasrah dengan apa yang di lakukan sang istri.
"yaudah kita bobok ya, aku mau bobok sambil meluk kamu dan baby" kata gavi
setelah itu mereka berdua tidur dengan saling berpelukan, dengan gavi tidur sembari mengelus pelan perut sang istri. tak lupa dia juga berbicara dengan sang bayi, seolah-olah sang bayi mendengar apa yg dia katakn.
sedangkan dewi hanya tersenyum sembari mengelus sang suami. dewi hanya berdoa, semoga mereka akan terus seperti ini kedepan nya.
...----------------...
pagi telah tiba, terlihat dewi sedang berkutat dengan peralatan masak nya.
sedangkan sang suami masih terlihat nyaman dengan mimpinya.
tak lama kemudian, semua masakan yang di siap kan dewi sudah tertata rapi di meja makan. ia bergegas mandi dan membangunkan sang suami.
"mass bangun, udah jadi tuh sarapan nya" dewi mencoba membangunkan sang suami dengan mengoyangkan lengan nya pelan.
"uhmmm" sang suami hanya mengeliat sebentar lalu lanjut tertidur.
sepertinya sang suami benar-benar kelelahan, mereka tertidur pukul 1 malam, setelah mereka bercerita tentang masalah kemarin.
lalu bangun jam 3 malam untuk melakukan sholat tahajjud, lanjut mengaji senpai menunggu waktu shubuh tiba.
dewi melihat ke arah jam dinding, ini sudah pukul 07:50 , itu tanda nya 10 menit lagi sudah akan memasuki pukul 8, dia kembali mencoba membangun kan sang suami.
"mass udah mau jam 8,mas ngak ke kantor? " tanya dewi
mendengar apa yang istri nya katakan dengan segera gavi bangun lalu melihat jam di dinding, ya itu benar jam sudah memasuki pukul 8.
"ya ampun sayang mas hari ini ada pertemuan dengan klien mas dari Taiwan pukul 08:30" dengan tergesa-gesa gavi bangun dan menuju ke closet.
dewi hanya menggeleng kan nya kepala tak habis pikir.
dia berjalan menuju ke ruang makan, tak lama terlihat sang suami datang dengan stelan jas nya, terlihat tampan dan berkharisma.
"mas makan dulu, biar perutnya ngak kosong" kata dewi
gavi hanya mengangguk, lalu duduk di kursi makan nya "mas mau makan apa, nanti aku ambilin" tanya dewi.
"mass mau nasi pake sayur tumis aja sayang, tempe nya satu ya" kata gavi..
dewi hanya mengangguk, dan segera menyiapkan makanan suami. "ini mass, maaf ya hari ini sarapan nya cuma gini, soalnya bahan yang ada di kulkas tinggal ini saja, nanti aku belanja bulanan" kata dewi sembari menyerah kan piring sang suami
"gak apa-apa, ini aja udah cukup sayang" jawab gavi.
selanjutnya mereka berdua makan dengan khidmat, menurut gavi makan apa saja akan terasa enak jika itu buatan istrinya. dia benar-benar cocok dengan masakan sang istri. walaupun berbagai hidangan mewah tersaji di depan nya dan sang istri hanya memasak tempe dan tahu, pas dia akan memilih makan, makanan buatan sang istri.
dia mencintai dewi lebih dirinya sendiri, mengejar dewi waktu itu bukanlah hal yang mudah, butuh dua tahun untuk meyakinkan dewi bahwa dia benar-benar mencintai nya, setelah dewi telah menjadi miliknya, tidak mungkin dia menyia-nyiakan dewi begitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments