hari ini gavi berencana untuk mampir ke Toko perhiasan, ia ingin memeberikan kejutan untuk sang istri.
"selamat sore mas, ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang pegawai.
"saya ingin melihat-lihat terlebih dahulu" jawab gavi
gavi segera melihat berbagai macam perhiasan, dimulai dari cincin, kalung, gelangan tangan bahan anting.
"menurut mbak, mana yang bagus ya buat istri saya" tanya gavi sembari memperlihatkan foto sang istri, dia tidak begitu mengerti tentang keinginan wanita, jadi lebih baik dia bertanya, agar istrinya menyukai pemberian nya.
"mas nya mau perhiasan yang seperti apa?" tanya pegawai itu.
"saya mau cincin, dan kalung saja, yang simpel tapi terlihat cantik" kata gavi-
terlihat sang pegawai, mengambil perhiasan "bagaimana dengan yang ini untuk kalungnya pak? " tanya pegawai itu, dia memberikan kalung itu pada gavi.
gavi melihat nya dan tersenyum, kalung dengan liontin bulan dan bintang itu begitu indah, pasti istrinya akan sangat cantik jika mengenakan itu
"saya ambil yang ini, bagaimana dengan cincin nya?" tanya gavi kembali.
kembali pegawai itu melihat cincin yang sekira nya cocok dengan selera pembeli.
pegawai itu memberikan gavi satu cincin, dengan bentuk bergelimang tak lupa dengan desain yang dihiasai oleh permata indah.
"sepertinya ini cocok dengan istri anda, terlihat cantik dan berkilauan ketika gelap" kata sang pegawai, gavi lagi-lagi menyukai cincin itu.
"saya mengambil keduanya, dimana saya akan membayarnya?"
...----------------...
"gimana nak kamu mau kan? " tanya perempuan paruh baya itu.
"tapi bukannya dia sudah beristri? " tanya perempuan itu.
"itu biar jadi urusan ibu, kamu gak mau sama dia? bukan nya dia Laki-laki idaman mu? pekerja keras, tampan dan tentu saja dari golongan orang yang di hormati" lagi sang ibu terlihat membujuk sang anak
"iya dia memang idaman ku, tapi bukan berarti dia harus menjadi suami ku, dia sudah beristri"
"ibu gak mau tau, kamu harus menikah dengan nya shinta!! ibu ingin memiliki menantu sepertinya, ibu tidak mau tahu itu" setelah mengatakan itu, sang ibu terlihat beranjak dari tempat nya.
shinta, ya shinta ada gadis itu, gadis yang di tabrak oleh gavi kala itu.
shinta duduk termenung dia tidak bisa melawan ibu-Nya, dia begitu menyanyangi wanita itu, tapi dia tidak bisa menjadi wanita kedua, dia ingin menjadi wanita Satu-satu nya yangg di cintai dengan tulis oleh suaminya.
...----------------...
"gimana jeng, kamu udah bujuk anak kamu? " tanya Lina (ibu gavi)
"saya sudah membujuk nya, dan dia menyetujui nya, bagaimana dengan anak mu?" tanya fitri ( ibu shinta)
"dia belum mau mengikuti mauku, tapi jangan khawatir aku punya rencana agar dia mau mengikuti ku" kata ibu gavi sembari tersenyum penuh arti. dia yakin kali ini rencana nya akan berhasil..
"apa rencana mu? " tanya ibu shinta.
ibu gavi memberitahu kan apa yang direncanakan kan nya.
"tapi apa itu tidak berlebihan, ini tentang kesehatan, dan bagaimana jika dia tahu kalau kamu hanya berpura-pura? " tanya ibu shinta
"percaya padaku, kali ini aku yakin rencana ini akan berhasil"
...----------------...
gavi melihat beberapa panggilan dari sang ibu, tapi dia mengabaikan nya, dia tau, pasti Ibu nya akan menyondongnya tentang perjodohan gila itu.
"mass angkat telfon nya, mungkin itu penting" suara dewi membuat gavi tersadar dari lamunan nya.
"gak penting sayang, Oh ya mas ada sesuatu untuk kamu, pasti kamu suka" belum sempat gavi mengambil barang di tasnya, lagi-lagi suara ponsel nya membuat nya hampir mengumpat.
"lebih baik di angkat dulu mas, bukan nya itu dari ibu, siapa tahu itu penting" kata dewi
dengan sedikit malas gavi mengangkat panggilan itu.
"hallo, apakah ini keluarga dari ibu yang mempunyai ponsel ini? " tanya suara asing dari sebrang sana, dengan segera gavi melihat kembali nama dari si pe nelfon.
"ibu" begitu kontak yang tertulis di ponsel nya.
"iya saya anak nya, ada apa ya? " gavi berusaha untuk tenang.
"gini, ibu pemilik ponsel ini mengalami kecelakaan yang cukup perah, dia mengalami pendarahan hebat dan sudah di larikan di rumah sakit terdekat" perkataan itu membuat jantung gavi terasa akan copot dari tempat nya.
"b-benrakah itu? dirumah sakit mana ibu saya dilarikan? " gavi bertanya dengan tergesa-gesa, dia begitu kelut sekarang, sekasar apa pun dan sejahat apapun ibu nya, dia tetap lah ibu dari gavi, ibu yang melahirkan dan merawat nya.
"di rumah sakit ×× pak" kata si pe nelfon itu"
"terima kasih atas informasinya pak" kata gavi sebelum dia mematikan sambungan telefon.
"ada apa mass, kenapa mas begitu terlihat gelisah? " tanya dewi.
"sayang i-bu ibu kecelakaan, mas akan ke rumah sakit sekarang" kata gavi.
"APA?!! ibu kecelakaan? mass aku ikut mas" kata dewi.
melihat istrinya yang ikut panik, membuat dia tak bisa berpikir jerni, dia takut akan mencelakai istrinya, jadi lebih baik dia pergi sendiri saja.
"sayang gini, dengerin mas, kamu disini dulu aja Hum? nanti kalau kondisi nya udah terkendali, mas akan menjemput mu, oke? " gavi mencoba memberikan pengertian.
"t-tapi mas ib-" perkataan dewi terpotong "sayang ngertiin mas ya? mas brangkat" sebelum pergi tak lupa dia mengecup kening sang istri..
dewi hanya pasrah, mungkin sang suami takut terjadi apa-apa dengan sang ibu, makanya dia tak mau mengajak dia, dia mencoba berpikir positif.
...----------------...
gavi membawa mobil nya dengan kecepatan penuh, dia begitu takut, kelut, dia khawatir pada sang ibu.
"ya Allah, lindungi lah ibu hamba" gavi bergumam dalam hati..
tak lama kemudian, dia sampai di rumah sakit tempat sang ibu di rawat, dia menuju resepsionis dan menanyakan keberadaan sang ibu, begitu dia mengetahui nya. dia dengan cepat menuju ruangan yang di tunjukkan.
sesampai nya di ruangan itu, ia melihat sang ibu terletak tak berdaya di atas tempat tidur rumah sakit. tak lupa dengan beberapa alat yang terpasang di tubuh sang ibu.
ia melihat sang ibu di temani dua orang perempuan berbeda generasi. dan dia mengenal salah satu dari perempuan itu. itu perempuan yang di tabrak nya tempo hari.
"b-bgaimana bisa, ibu seperti ini" dia berjalan sembari menatap k2 perempuan itu.
"n-nak" suara terputus putus itu mengalihkan perhatian gavi.
"ibu" gavi menghampiri sang ibu dan memegang tangan nya.
"apa yang terjadi buk? kenapa ibu bisa sampai kecelakaan" tanya gavi
sang ibu hanya tersenyum, "b-bisa kah i-ibu m-mnta t-tolong?" tanya ibu dengan suara terputus-putus
"iya buk, katakan apa yang ibu ingin kan, akan aku kabulkan apa pun itu"
"ma-maukah k-kamu me-nikah dengan wanita p-pilihan ibu? "
DEG
pertanyaan itu membuat gavi terdiam.
"i-ibu mohon m-mungkin i-ini p-permintaan terakhir i-ibu" perkataan sang ibu membuat gavi tak berdaya, dia tak tega terhadap sang ibu, tapi bagaimana dengan istrinya?
"buk gavi mohon jangan ngomong gitu, ibu akan sehat, ibu akan sehat gavi yakin buk" gavi memegang tangan sang ibu dengan gemetar.
"i-ibu mohon nak, p-perempuan itu, di b-belakang mu" gavi melihat kebelakang, terlihat perempuan yang di tabrak nya tempo hari, hanya menundukkan kepala, sedangkan perempuan seumuran sang ibu melihat nya sambil mengangguk seolah meyakinkan nya.
"buk, aku udah punya istri buk, mengertilah" gavi memandang ibunya dengan tatapan permohonan.
"k-kamu g-gak sayang ibu, i-ini p-ermintaan t-terakhir ibu" gavi kembali dilema, apa yang harus dia lakukan sekarang, ini permintaan terakhir ibu-Nya. dia tidak bisa menolak nya.
"gavi akan melakukan nya buk, tapi gavi mohon sehat lah kembali,,dan jangan bilang kepada dewi, aku tidak mau dia sakit karna ku.
mendengar jawaban sang anak, ibu gavi tersenyum sinis dalam hati.
YEAH!! ini yang dia inginkan, gavi menerima permintaan nya, tidak sia-sia dia bereting seperti ini, dengan menyogok beberapa orang, seperti dokter, dan orangg yang menelfon gavi.
"b-bgaimana j-jika sekarang s-saja nak, i-bu sudah t-tidak kuat"
"tapi buk, kita tunggu ibu sehat saja ya? " gavi mencoba membujuk.
"n-nak" ibunya memandang gavi dengan sorot permohonan
"baiklah, aku akan menikahinya sekarang"
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments