Kami bertiga sedang di dalam ambulance menuju rumah sakit terdekat. Kejadian berlalu begitu cepat.
Ibu kim tidak berhenti menangis dan menyalahkan dirinya karena merasa bersalah.
Kim menelan obat nyamuk cair yang mengakibatkan ia tidak sadarkan diri.
Bersyukur kim kami temukan dalam kondisi masih bernafas sehingga cepat mendapatkan pertolongan . Ambulance yang di panggil oleh stefanipun tiba tepat waktu sehingga bisa melakukan pertolongan pertama. Perawat memasangkan oksigen di hidung kim, karena nafas kim sangat lemah.
Kami tidak henti hentinya berdoa untuk keselamatan kim. Semoga kim yang malang masih diberi kesempatan untuk menjalani hidupnya kembali seperti sedia kala.
15 menit berselang mobil ambulance sudah memasuki Rumah Sakit, kim langsung di larikan ke UGD untuk mendapatkan tindakan. Kami diminta untuk menunggu di luar oleh dokter yang merawat kim.
" Ini semua salah tante, tante yang tidak peka dengan kondisi kim. Sehingga kim harus mengalami ini semua. Kim yang malang, maafkan ibu kim " Tangis Ibunda kim pecah. Aku dan stefani berusaha menenangkan. Hancur sekali rasanya melihat kondisi kim. Ketika aku melihat ada busa di mulut kim, aku langsung merengkuh badan kim dan mengecek denyut nadinya. Aku tidak menyangka kim begitu hancur sampai nekat melukai dirinya sendiri. Kim yang selalu ceria sekarang aku harus melihatnya hancur karena perbuatan ayah tirinya. Sampai saat ini pihak berwajib masih mencari ayah tiri kim. Pada saat melarikan diri, ayah tiri kim membawa mobil entah kemana. Pihak berwajib mesinyalir ayah tiri kim melarikan diri ke kampung halamannya yang berjarak lumayan jauh dari sini. Semoga pihak berwajib segera menemukannya agar ia dapat mempertanggung jawabkan apa yang sudah ia perbuat terhadap kim.
" Orang tua dari kimberly " suara suster memanggil
" i iya saya. Bagaimana keadaan anak saya sus? " ibu kim berdiri.
" kondisi kim sudah mulai stabil, bersyukur kim bisa tiba di rumah sakit ini tepat waktu. Untuk lebih jelasnya nanti akan di jelaskan oleh dokter jaga ya Ibu. ibu silahkan masuk, adik adik tunggu disini dulu ya "
Tidak lepas kami berucap syukur kim sudah melewati masa kritisnya dan bisa diselamatkan. Aku dan stefani menangis sambil berpelukan, membayangkan rentetan kejadian yang dialami kim beberapa hari ini. Betapa takutnya dan hancurnya kim.
Selang beberapa lama, ibu kim keluar dari ruang UGD
" Bagaimana kondisi kim tante " tanyaku.
" dokter sudah mengeluarkan racun yang kim telan. Sekarang kondisinya sudah melewati masa kritis. Suster sedang menyiapkan ruangan untuk kim, setelah siap kim akan di pindahkan ke ruang rawat inap "
" Terima kasih bantuanya ya nak, tante tidak tau jika tidak ada kalian tante harus bagaimana " Ibu kim menatap kami berdua kemudian memeluk kami satu persatu.
" Iya tante sama sama, syukur sekali kim sudah melewati masa krisisnya ya tante.
" tante urus administrasinya dulu ya, kian tunggu disini dulu ya"
" mau aku temani tante ? " ujar stefani.
" ga usah, tante sendiri ga apa apa, makasih ya " ibu kim berlalu meninggalkan kami berdua.
Kim sudah berada si ruangan yang berisi 2 kasur, tapi hanya ada 1 pasien di ruangan dan kasur sebelah kim kosong.
Aku melihat kim masih dalam kondisi pucat dan kurus. Cerita dari Ibu kim, setelah kejadian itu kim tidak ingin makan. Bahkan jika di paksa makanpun akan muntah. Tubuhnya tidak bisa menerima makanan dan minuman. Tidak heran baru 2 hari tubuh kim sudah terlihat kurus sekali.
Ibu kim memegang tangan kim, dan tidak henti hentinya berdoa.
" sebaiknya tante pulang dulu, biar kami menjaga kim untuk saat ini. Kasihan tante pasti capek " ujarku.
" tante tidak tenang jika harus meninggalkan kim. Kalian saja yang pulang dulu, biar tante yang menemani kim "
" Atau tante ada keluarga yang bisa di telpon? Untuk membawakan tante pakaian dan makanan? Atau ikut menemani tante di rumah sakit? " tanya stefani.
" Ada adik tante tinggalnya ga jauh dari rumah tante. Coba tante telpon dulu apa bisa untuk mmbawakan barang barang tante "
Ibu kim beranjak dari tempat duduk dan keluar dari ruangan kim.
Aku dan stefani menatap kim dalam dalam. Sedih sekali melihat kondisi kim sekarang. Dengan cairan infus yang menggantung dan kondisinya yang belum sadar.
Semoga kamu kuat ya kim untuk melalui ini semua, Kami akan selalu ada untuk kamu. Gumamku dalam hati.
Tidak lama berselang ibu kim masuk
" Adik tante sudah tante telpon dan katanya bisa menemani ibu di rumah sakit malam ini. Kalian pulang saja dulu, sudah malam biar kalian bisa istirahat dulu "
" Baik tante, besok pagi biar kami yang bergantian jaga kim ya tante, jadi tante bisa istirahat. Jam 8 kami akan sampai di rumah sakit " ujarku.
" Terima kasih banyak ya nak untuk bantuannya. Tante benar benar bersyukur kim mempunyai sahabat seperti kalian "
" Sama sama tante, kami pamit pulang ya tan "
" Iya nak hari hati di jalan ya sayang " Ibu kim tersenyum.
Di lobby rumah sakit kami baru ingat kalau motor kami ada di rumah kim, akhirnya kami memesan transportasi online. Sambil menunggu taksi online datang, aku dan kim merencanakan untuk janjian datang besok pagi. Karena besok akan seharian di rumah sakit, maka kami harus menyiapkan apa saja yang harus dibawa besok.
Aplikasi di handphoneku berbunyi dan menginformasikan jika taksi sudah tiba di lobby rumah sakit.
Sesampainya di rumah kim aku langsung mengambil motorku, syukur cuaca tidak hujan sehingga kami bisa berkendara dengan tenang. Selama perjalanan kami hanya diam dan berkutat dengan pikiran masing masih. Bagaimana hari ini berbeda dari hari hari biasanya. Hari dimana harus menyaksikan sahabatku melukai dirinya sendiri. Hari dimana dunia kim dan keluarganya runtuh. Tidak sadar air mataku menetes membayangkan apa yang terjadi hari ini.
Setelah mengantar stefani kerumahnya, aku melanjutkan pulang ke indekostku. Stefani menawarkan untuk menginap dan besok pagi sekali kami ke indekostku untuk mengambil barang barang yang aku butuhkan. Tapi aku menolak, rasanya aku hanya ingin merebahkan tubuhku di tempat ternyaman, di ruangan 3x3 dengan nuansa putih, kamar indekostku.
Sesampainya di indekostku, buru buru aku mandi dan merebahkan tubuhku di atas kasur. Sebelum tidur aku mengatur alarm jam 5 pagi dan mengecek pesan masuk. Ada beberapa pesan yang masuk, yang tidak sempat aku balas. Karena selama di rumah sakit handphoneku dalam mode silent. Ada pesan dari steve yang menceritakan kesehariannya dan di akhir kalimat ia menanyakan kondisi kim. Masih tidak aku balas pesan darinya. Biarkan saja dia menjadikan nomorku sebagai diary digital, toh tidak merugikanku. Aku matikan lampu di kamarku dan mematikan handphone dan bersiap tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments