Sungguh, Cinta Adalah Sebuah Misteri
Sayup sayup ku dengar suara ayam berkokok dan suara kendaraan mulai hilir mudik. Kulirik jam dinding sudah menunjukan jam 6 pagi. aku bergegas bangun dan menunju kamar mandi untuk mandi. Hari ini ada rapat pembentukan panitia untuk kegiatan ospek mahasiswa baru di kampusku.
Hallo kenalkan aku Liza, mahasiswi semester 6 jurusan seni media rekam. Kecintaanku dengan dunia fotografi membuatku memilih jurusan tersebut dan harus merantau dari kampung halamanku.
Setelah mandi, aku melihat lemari dan memilih baju yang ingin aku pakai hari ini. Pilihanku jatuh kepada kaos putih dan celana jeans belel yang mana celana jeans belel mendominasi isi lemariku hehe. Setelah memakai bedak tipis dan liptin pink di bibirku, aku mengecek tas yang akan aku bawa, apakah semua barang yang aku butuhkan sudah ada di dalam tas. Setelah itu aku bergegas keluar rumah kost dan mengendarai motor kesayanganku menuju kampus. Di sepanjang jalan menuju kampus dipenuhi oleh pohon rindang, dalam dalam kuhirup udara pagi yang sangat segar dan membuat moodku bertambah. Ibu ibu jamu dan pedagang lainnya sudah mulai beraktivitas menggelar dagangannya.
Setelah 15 menit aku sudah sampai di gerbang kampus dan langsung menuju tempat parkir yang berada di bagian belakang kampus. Dari kejauhan aku melihat ada 1 tempat kosong dan aku mempercepat laju kendaraanku. Baru mau memakirkan motor, ada motor lain yang masuk berbarengan denganku dan langsung parkir di tempat yang aku mau. Ternyata Steven, dia adalah teman seangkatanku tapi berbeda jurusan. Aku tidak menyukainya bahkan benci dengannya karena aku pernah mengivite sosial medianya tapi dia merejectnya. Semenjak itu aku berfirkir dia sombong dan tidak mau berdekatan dengannya.
"Ini tempat parkir aku ya" seru steven
" yee memangnya ada namanya, tempat parkir steven" ujarku sambil cemberut.
Kesal sekali rasanya pagi indahku di rusak oleh orang yang aku tidak suka dan meributkan hal kecil.
" Ya memang ga ada namanya tapi semua anak kampus tau kalau ini tempat motor aku parkir"
Karna malas ribut akhirnya aku memindahkan motorku ke tempat parkir lain.
Sial banget rasanya harus ketemu dia disini, gerutuku dalam hati.
Sepanjang jalan aku masih kesal rasanya mengingat kejadian di parkiran tadi. Mengapa ada laki laki egois seperti itu, heran.
Aku berhenti di bawah pohon besar, aku lihat ada burung pipit yang sedang membuat sarang burung di salah satu dahan pohon. Akupun menggambil kamera mirorless kesayanganku dari tas dan mulai membidik ke arah dahan. Aku mulai mejepret burung pipit itu yang telaten bolak balik membawa rumput kering di mulutnya dan membentuk sarangnya. Setelah mejepret beberapa foto, kumasukan kembali kamera kedalam tas dan melanjutkan perjalanan menuju aula.
Dari kejauhan aku melihat stefany dan kim berjalan sambil mengobrol.
"Stef, kim" aku memanggil mereka seraya melambaikan tangan
" Hi liz, udah dateng juga "
" iyah nih, bareng dong ke aulanya " ujarku seraya merangkul kedua Sahabatku.
" Kira kira nanti aku jadi panitia apa ya? Apa akan sama dengan kemarin ya jadi sekretaris? " ucap stefany.
Stefany adalah sahabat karibku yang pintar dalam mengatur keuangan, maka itu tahun kemarin ketika stefany ditunjuk untuk menjadi bendahara dalam kegiatan ospek, aku pikir itu adalah pilihan yang tepat.
Di aula sudah banyak teman teman yang berkumpul dan tidak lama ka Albert memulai rapatnya.
" Sebelumnya terimakasih temen temen sudah menyempatkan hadir untuk rapat pembentukan panitia ospek penerimaan mahasiswa baru tahun ini"
"Saya sudah membuat daftar untuk nama nama panitia dan job desknya "
" Saya harap temen temen dapat bekerjasama dengan baik, agar kegiatan ospek berjalan lancar. Mohon bantuannya ya temen temen"
Belum kami menjawab ka Albert tiba tiba masuk steven
" Hallo Guys sorry telat "
Steven masuk dengan wajah cengegesan.
Padahal tadi ketemu diparkiran tapi dia baru masuk keruangan sekarang. Kulirik dia sedang bercanda dengan teman teman se-ganknya.
Sebetulnya steven tipe orang yang ramah, supel dan suka bercanda, tidak heran dia memiliki banyak teman. Maka itu saya tidak habis pikir kenapa orang sesupel itu bisa menolak permintaan pertemananku di social media, huh.
Ka Albert kemudian menyebutkan nama nama panitia berikut tugasnya, sampai kemudian namaku disebut
" Liza sebagai panitia koordinator putri dan Stevan sebagai koordinator putra "
Mengapa aku harus berpasangan dengan orang yang aku tidak suka.
Aku langsung menengok ke stevan dan diapun sedang melihatku dengan cengegesan.
Setelah rapat selesai, steven menghampiri aku
" Hi Liz "
Wajahku auto cemberut ketika steven menghampiriku.
" Jangan cemberut gitu dong liz, masih sebel sama kejadian di parkiran tadi?"
Aku membuang muka.
" Yaudah sorry deh kalo bikin lo sebel
Steven menjulurkan kelingkingnya dan memasang wajah memelas . sungguh kekanak kanakan.
" Memang di parkiran ada kejadian apa sih steve?sampai sahabat aku kesel sama kamu? " Tanya Kimberly
" Tadi aku sama liza sama sama parkir di tempat yang sama kim "
" Oh yang di bawah pohon ya? "
" Tuh bener kan liz, semua temen temen tau kalo itu tempat parkirku " Ucap steve dengan penuh kemenangan, semakin sebal aku melihatnya.
Apa karena aku sudah membenci steve sehingga tidak pernah memperhatika hal itu, agak heran juga jika kimberly sampai tau tempat parkir favorit steve.
" Kamu kalo cuma mau buat kesel mending jauh jauh dariku steven " Ucapku seraya berdiri dan meninggalkan kimberly dan steve.
Tidak lama aku mendengar steve memanggilku, seraya berlari kecil dia mengejarku.
" Aku ga bermaksud membuat kamu tambah kesal liz"
Aku tetap jalan tanpa menoleh.
Steave menahanku.
" Dengerin aku sebentar liz , 5 menit saja "
Aku menghentikan langkahku dan menatapnya dengan wajah kesal.
" Oke, mau ngomong apa? "
" Aku beneran minta maaf kalo sudah buat kamu kesal "
Aku masih diam.
" Karena dalam kegiatan ospek kita akan satu kerjaan, boleh tidak aku minta nomor handphone kamu? "
" Ga usah, aku invite kamu di sosial media saja kamu reject "
Keningnya berkerut " kapan? "
" Sudah 1 tahun yang lalu dari kegiatan ospek tahun kemarin "
" Tapi aku benran ga tau kenapa bisa ke reject, aku berani sumpah ga mereject permintaan pertemanan kamu" wajah steve terlihat memelas.
" Boleh ya aku minta nomor handphone kamu, biar kita solid dalam kegiatan ospek nanti "
Aku terdiam sejenak, dan menyebutkan nomor handphoneku. Aku pikir terlalu kekanak-kanakan jika tetap tidak memberikan momor handphone ku, karena memang nanti pada saat kegiatan ospek kami pasti akan memerlukan satu sama lain.
" Oke thanks ya Liz, aku akan menghubungi kamu jika ads yang mau aku tanyakan "
Aku hanya menggangguk dan melanjutkan perjalan menuju parkiran. Entah mengapa, walaupun steve sudah menjelaskan, aku tetap membencinya.
" Dasar pembohong " Rutukku dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Yoni Setiawan Dukwon
hvxjsgsjsjgwcwbje
2023-01-26
0
Yoni Setiawan Dukwon
g Iis ca jacjfhxjgs
2023-01-26
0