Reinkarnasi Si Kembar
"Bruuuk....."
Barang pecah berseraakan dimana-mana membuat Eza dan Ezi yang kala itu berusia 5 tahun terkejut. Orangtua nya bertengkar satu sama lain. Pertengkaran itu sudah biasa di lihat oleh Si Kembar, namun ada rasa sedih dibenak keduanya meskipun masih kecil.
Ezi anak laki-laki yang memiliki kelebihan dari anak lainnya, meskipun papa nya hanya mengajarkan anaknya dasar komputer kala itu namun Ezi dengan cepat bisa menguasainya padahal ayahnya hanya mengajarkan dasar mengetik saja. Kala itu perekonomian orang tua nya tengah dalam kesulitan.
Eza anak perempuan yang memiliki kemampuan mengenali sebuah penyakit. Awalnya dia hanya suka bermain dokter-dokteran namun siapa sangka ketika seorang anak jatuh tersungkur karena sebuah batu dia pun memegang tangan anak itu dan mengatakan bahwa anak tersebut memiliki penyakit alergi. Saat itu banyak yang tidak percaya, seiring berjalannya waktu kemampuannya terus di asah.
Meskipun Eza dan Ezi hidup dalam kekurangan, di usia masih kecil mereka mampu membantu kedua orangtuanya berdagang dengan cara mereka. Ezi saudara laki-lakinya membantu sebuah lembaga sekolah membuat website dan lain sebagainya di usia mereka 7 tahun.
Begitupun Eza yang memiliki kemampuan menemukan obat herbal yang mampu menyembuhkan luka dia membuat ramuan sendiri di rumahnya. Orangtuanya tidak pernah bertanya kegiatan kedua anaknya, yang penting tidak melakukan hal aneh itu sudah cukup bagi kedua orangtuanya.
Hingga Eza dan Ezi berusia 10 tahun, mereka kunjungan bersama dengan teman sekolah ke sebuah Auditorium yang sangat besar. Eza dan Ezi mampu menyebutkan sejarah yang tertulis di dalamnya. Guru berdecak kagum keduanya menyampaikan sebagai tour gaide , sehingga manager gedung Auditorium itu memanggil gurunya untuk berbicara dengan si kembar. Ibu guru pun mengizinkan nya.
Eza dan Ezi dipertemukan dengan direktur atau pemilik Auditorium tersebut dan membicarakan beberapa hal kepada mereka. Pembicaraan itu mampu membuat Kepala Direktur tersebut tertawa lepas.
"Eza dan Ezi, mau kah kalian menjadi model bagi auditorium kami di media online." Ucap Direktur Ma.
"Ehm bisa Pak, tapi kita harus membuat kesepakatan dulu agar sama-sama ikhlas menjalaninya, karena tidak ada gratis di dunia ini." Ucap Ezi saudara laki-laki Eza.
"Hahaah, anak usia 10 tahun sudah bisa bernegosiasi dengan Seorang direktur seperti saya." Ucap Direktur Ma.
"Kami memang masih kecil Direktur Ma, namun kemampuan kami pun melebih kalian orang dewasa, orang tua kami mengajar kan hal-hal baik, jadi sebagai bahan pertimbangan apakah kita bahas kontrak kita." Ucap Eza.
"Baik, dengan syarat kalian besok datang lagi ke sini, Bapak akan menyuruh guru kalian mengantarkan kalian kesini ini lagi." Ucap Direktur Ma.
"Tak perlu Pak, ini kartu nama saya Ezi Geinya, jadi silahkan kirim pesan ke sini dan juga kirim kesepakatan kita bersama, dan kami berdua akan mempertimbangkan nya, kami pastikan auditorium milik Bapak Ma akan ramai melebih ekspekstasi yang Bapak inginkan." Ucap Ezi memberikan gambaran.
"Haha, nak Eza dan Ezi kalian memang anak-anak yang memiliki kemampuan masa depan yang tinggi, baik Bapak akan menunggu hal itu." Ucap Direktur Ma.
"Ingat Ya Pak, satu sama lain tidak boleh melanggar kontrak, jika itu terjadi maka kontrak dibatalkan dan anda harus mengganti rugi." Ucap Ezi.
"Yups, jika Direktur Ma, tidak mau mengalami kerugian maka jangan mempermainkan kita." Ucap Eza.
Eza dan Ezi pergi dari ruangan tersebut dibantu oleh Bu Syeri. Bu Syeri seorang wanita yang sudah menikah dan sangat menyayangi anak-anak, kala itu Bu Syeri sedang mengandung yang berusia 5 bulan kala itu.
"Eza dan Ezi, kalian yakin mau jadi model auditorium di sini, Ibu tahu kalian memiliki kemampuan di luar anak-anak sebaya dengan kalian, jadi Ibu berharap kalian tetap waspada yaa, karena Ini tidak ingin terjadi sesuatu dengan kalian." Ucap Bu Syeri.
Eza dan Ezi memeluk Bu Syeri melebihi orang tua mereka. Ibu Syeri sangat baik kepada semua anak-anak di sekolahnya, bahkan Ini Syeri terkadang membawa makanan untuk dibagi ke mereka. Selain Ini Syeri wali kelas mereka, Bu Syeri guru yang paling di sukai dimana-mana karena kebaikan hatinya.
Waktu pun terus berlalu, seluruh anak-anak pulang dan memasuki bis. Semua anak-anak pada tidur semua kecuali Eza dan Ezi kedua nya paling suka mengamati di setiap perjalanan mereka, Ezi berpikir bagaimana menghilang rasa jenuh di kala menunggu di bis dia berpikir ada baiknya dia menciptakan sebuah game yang bisa membantu seseorang dari kejenuhan. Eza pun demikian dia suka melihat seseorang yang mabuk jalan, dia berpikir bagaimana cara membuat obat tanpa kesulitan meminum air putih.
Keduanya berpikir seperti biasanya. Bu Syeri yang melihat hal itu langsung menegur keduanya.
" Eza dan Ezi, kalian tidur yaa sekarang kita akan sampai ke sekolah sekitar satu jam lagi, jadi Ibu berharap kalian mau beristirahat sejenak oke." Ucap Bu Syeri berbicara lembut.
Keduanya menuruti perintah Bu Syeri bagi mereka perintah dari Bu Syeri adalah wajib. Si kembar pun tertidur dengan pulasnya.
Beberapa jam kemudian...
Mereka pun sampai di School Of Skill . Sekolah ini tersedia semua jurusan yang anak ditempatkan sesuai dengan kemampuannya. Meskipun demikian anak-anak yang berusia sama akan di satukan di kelas yang sama ketika jalan-jalan keluar sekolah. Bu Syeri bukan hanya wali kelas Eza dan Ezi tapi beberapa jurusan lainnya.
"Alhamdulillah sampai juga di sekolah." Ucap anak-anak yang lain.
Eza dan Ezi sudah turun dari tadi, keduanya tidak melihat kedua orangtuanya menjemput mereka.
Ketika semua pada pulang Eza dan Ezi bingung tidak memiliki uang mereka pun berinisiatif untuk mengambil uang di akun ponselnya 5 dolar. Namun, hal itu tidak jadi Bu Syeri mendekati keduanya.
"Eza dan Ezi hayoo kita ke mobil Ini, Ibu akan antar kalian ke rumah yaa." Ucap Bu Syeri.
Keduanya sangat bahagia mereka tidak harus mengeluarkan uang untuk membayar taxi. Keduanya sangat berterima kasih dengan Bu Syeri yang selalu membantu mereka, padahal si kembar tidak pernah mengeluh atau mengadu jika perekonomian orangtuanya sedang sulit.
Eza dan Ezi memang sengaja menyimpan uang mereka di akun pribadi mereka untuk keperluan mendesak karena kedua orangtuanya hanya memperdulikan mereka sekolah dan soal makan selebihnya tidak ada perhatian sama sekali.
Eza dan Ezi sebenarnya bahagia di kala kecil karena perusahaan papa mereka bangkrut hal itu lah yang menyebabkan konflik di antara keduanya. Namun, meskipun kedua orangtuanya bertengkar sekalipun tidak pernah kasar kepada anak-anaknya.
Eza dan Ezi pun berterima kasih kepada Bu Syeri. Bu Syeri pun pamit, hingga si kembar sampai di depan pintu rumah dengan mengetok pintu namun tidak ada jawaban. Eza dan Ezi masuk saja karena tidak di kunci.
Lagi-lagi keduanya mendengar pertengkaran untuk ke sekian kalinya, namun mereka terperangah ketika mama mereka meminta permohonan pada papanya.
"Aku mau cerai dengan kamu Pa, aku mau cerai." Ucap Mama si kembar.
Mama pun terus menangis di dalam kamar. Suara bising itu pun kembali diam, papa sedang membujuk mama mereka.
🍁💐💐💐💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Fenti
aku mampir kak, jika berkenan mampir dikaryaku, Terima kasih🙏
2023-10-02
2
Fenti
kasian ini dampaknya ke mental
2023-10-02
1
Flo-She
kasihan banget sih, dari kecil udh melihat hal seperti itu hm
2023-09-21
0