Weyi, Eza, Ezi dan Gita memesan beberapa hidangan. Mereka sangat menikmati hidangan tersebut sehingga membuat mereka menjadi bahagia.
"Hayoo pesan lah makanannya" ucap Weyi memberikan menu.
Teman-temannya pun melihat menu tersebut setelah selesai. Weyi pun memanggil pelayan untuk segera pesanan mereka. Pelayan tersebut pun meninggalkan mereka.
"Ohya Weyi, kamu membicarakan apa sih dengan Dina?" ucap Eza kepo.
"Bhahaha, tadi kita membicarakan hal yang gak terlalu penting sih" ucap Weyi.
Mereka pun menikmati kebersamaan itu. Selalu bersama....
Waktu pun berlalu sangat cepat mereka sudah berumur 15 tahun dan orangtua Eza dan Ezi masih mempertahankan rumah tangga mereka....
Mereka masih bersekolah di tempat yang berbeda namun dengan penampilan yang mulai remaja. Bahkan Weyi terkesima dengan paras cantiknya Eza.
"Hey, elo lihati apa sih?" ucap Ezi membuyarkan lamunannya.
"Itu Eza yaa Zi, kok Adek elo makin cantik saja " ucap Weyi terkesima.
Mereka pun kembali ke kelas masing-masing dan belajar seperti biasanya. Bahkan Eza lebih suka belajar dari pada ngumpul-ngumpul dengan teman-temannya padahal kalau ada Eza para lelaki pasti mau mentraktir mereka.
Bel sekolah pun berbunyi...
Eza masuk ke ruang perpustakaan, namun ditarik oleh Ezi.
"Eza, ayoo kita pulang dulu" ucap Ezi kepada adiknya dan menarik tangan Eza yang kala itu hanya untuk belajar.
Eza dan Ezi salah satu siswa berprestasi di school internasional of smart, selain itu keduanya mendapatkan beasiswa penuh tidak membayar di sekolah tersebut. Karena keduanya selalu memenangkan hampir seluruh kompetisi yang diikuti pasti menang.
Eza di bidang sains sangat cepat menjawab ketika ada cerdas cermat. Begitupun dengan Ezi yang sangat menyukai dunia digital dia mampu membuat produk yang bernilai jual sehingga beberapa perusahaan mendatangi sekolah dan ingin memberikan pendidikan kepada Ezi. Namun, Ezi menolak dengan alasan ingin dekat dengan keluarganya.
"Kak, kenapa kita harus pulang sekarang kata papa dan mama kan kita harus giat belajar nya?" ucap Eza.
Ezi pun menjelaskan ke adiknya bahwa papa dan mama mereka masuk rumah sakit ketika mereka ingin menjemput kita ke sekolah. Eza pun terkejut dan segera mengikuti kakaknya dengan sigap.
Mereka pun mengendalikan taxi dan khawatir begitu lah wajah keduanya.
Sesampainya di Rumah Sakit...
Ezi bertanya dengan penjaga dan menunjukkan tempat orang tua mereka beristirahat.
Ezi dan Eza memasuki ruang pasien tersebut yang tampaknya hanya diisi oleh dua orang. Mereka pun menangis sejadi-jadinya. Karena orang tua mereka belum sadarkan diri. Eza dan Ezi pun dengan sabar menanti kedua orangtuanya.
Hingga seseorang datang dan menghampiri keduanya.
"Apakah kalian si kembar itu?" ucap Tuan Je memberikan surat hutang orangtuanya.
"Iya benar, terus ada apa dengan surat-surat ini kami tidak mengerti" ucap Ezi sebagai kalau tertua.
"Kalian harus melunasi hutang orangtua kalian cukup dengan menjual rumah itu mungkin bisa cukup" ucap Tuan Je.
"Kita tidak akan menjual rumah itu, karena itu adalah peninggalan orang tua kita, dan juga orang tua kita belum meninggal" ucap Eza mendengus kesal...
Namun, apa yang terjadi sesuatu terjadi pada kedua orangtua mereka dan segera memanggil dokter. Dokter pun memeriksa kedua orang tuanya, namun sangat disayangkan keduanya meninggal dunia. Dan surat hutang itu pun berada di tangannya.
Eza dan Ezi tersungkur menangis melihat orang tua mereka sudah meninggal dunia. Bahkan Eza, tidak berhenti lagi menggoyangkan tubuh kedua orangtua mereka karena tidak percaya yang telah terjadi pada mereka.
"Papa, mama.... Eza janji tidak akan jahil lagi, Eza janji akan bahagiakan papa dan mama, aku mohon bangunlah" ucap Eza menggoyangkan tubuh orangtuanya.
Ezi hanya memeluk adiknya dengan sangat erat bahkan tidak ingin melepasnya. Namun, Eza terus saja berteriak dan menangis. Mayat kedua orangtuanya pun di masukkan ke dalam mobil jenazah tersebut dan mereka pun berada di dalamnya.
Tuan Je pun mendekati mereka...
"Ingaat yaa semua biaya rumah sakit ini saya kasih gratis, tapi setelah pemakaman kedua orangtua kalian maka rumah itu sudah menjadi hal milik saya" ucap Tuan Je.
"Baik Pak, beri kami waktu untuk tinggal di rumah agar kami bisa menenangkan diri kami"ucap Ezi memohon pada Tuan Je.
"Baik, saya akan kasih kalian waktu untuk tinggal di sana tidak lebih dari 2 minggu, sudah cukup saya memberi kalian toleran sebagai duka cita saya" ucap Tuan Je.
"Terima kasih Tuan Je, 2 minggu sudah cukup bagi kami" ucap Ezi, namun Tuan Je memberikan uang kepada keduanya.
"Ini uang buat kalian, untuk makan kalian beberapa hari, maaf Eza dan Ezi saya membutuhkan uang juga jadi saya hanya membantu kalian sampai di sini saja" ucap Tuan Je yang sebenarnya tidak tega melihat keduanya, namun dia pun memerlukan uang untuk keluarganya.
Mobil ambulans pun datang ke rumah si kembar. Weyi dan Gita sudah berada disana, menyambut kedatangan kedua kakak beradik tersebut.
Setelah jenazah di turunkan, di sholat kan dan di makamkan. Semua pelayan pergi dan memeluk kedua kakak beradik tersebut. Namun, yang paling terpukul Eza yang sangat nakal menurutnya. Tidak berhenti lagi Eza memukul tanah di makam tersebut hingga kakaknya memeluk dengan erat dan berkata.
"Eza, ayoo kita pulang kamu belum makan, Kaka khawatir kamu akan sakit, kalau orang tua kita melihat kamu begini tahu sendirikan apa yang akan dilakukan mama?" ucap Ezi mengingat kak semua nasehat mama nya.
Eza pun menurut saja kemauan kakaknya, mereka pun pergi meninggalkan pemakaman tersebut.
Setelah sampai di rumah dan membantu membereskan Weyi dan Gita pamit untuk pulang meskipun tidak tega melihat kesedihan keduanya.
"Terima kasih yaa Weyi dan Gita sudah membantu kita hari ini, jika nanti suatu saat ada kehidupan yang lebih baik maka kami akan membalasnya" ucap Ezi berkata pada keduanya.
"Argh, santai saja Ezi kita adalah teman selamanya akan tetap teman jangan sampai kalian bersedih lagi, kabari kami kembali yaa" ucap Weyi berpamitan.
"Kak, tolong jagain Eza yaa dia sangat terpukul sepertinya" ucap Gita.
"Iya terima kasih Weyi dan Gita" ucap Ezi malambaikan tangan.
Hari pun berganti sangat cepat hingga menjelang 2 minggu mereka pun harus keluar dari rumah tersebut. Mereka pun berjalan mencari pekerjaan dan rumah.
Hingga keduanya menunggu lampu hijau, namun ada seorang nenek yang berjalan begitu saja. Sontak jiwa kemanusiaan Eza membantunya, nenek tersebut di papahnya hingga ke sampai trotoar. Namun, naasnya saat Eza dan Ezi ingin menyeberang begitu pun dengan pejalan kaki lain, dari arah tak terduga ada truk yang lewat...
Praaakkkk.... bruuuukkkk....
Kecelakaan pun tak dapat terelakkan banyak korban yang berjatuhan begitu dengan si kembar.
Ambulans pun datang membawa semua korban ke rumah sakit...
Berita pun di siarkan, Weyi dan Gita yang berada di rumah masing-masing pun terkejut apalagi dia melihat koper kepunyaan si kembar.
🍁💐💐💐🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
I ❤️ U
kasian nasib si kembar, jdi sedih deh
2023-04-07
1
rinasti
nahas sekali nasib si kembar
2023-03-06
3
Flo-She
semoga si kembar bs melalui hidupny yaa
2023-01-24
3