Putra

Putra

Bab 1

Matahari telah mulai condong ke arah barat. Cahaya nya nampak mengintip ke selah dedaunan di puncak bukit.

Di sebuah istana yang megah itu, terdapat sebuah sayembara pemilihan seorang putri untuk di jadian permaisuri bagi pangeran muda yang bernama Arya Kusdinata. Di mana pangeran itu memiliki jiwa rakyat.

Para putri raja mengikuti sayembara itu yang berasal dari berbagai istana dan daerah. Mereka semua tampak cantik dan anggun dengan mengenakan pakaian kebesaran mereka masing-masing. Pangeran Arya pun jadi bingung harus memilih yang mana satu.

Akhirnya dia membuat keputusan.

"Aku harus mencari seorang istri yang cantik, pandai, lemah lembut dan bisa membuat ku nyaman" Pikirnya.

Jaka pun datang menghampiri pangeran muda tadi.

"Pangeran, apakah pangeran sudah mendapatkan calon istri yang pangeran cari?" Tanya Jaka sambil melihat-lihat ke arah sepuluh putri-putri itu.

"Aku belum bisa memberikan jawaban. Aku masih bingung" Ujar Pangeran Arya mengangkat kedua bahu nya.

Jaka adalah seorang teman yang baik dan setia. Jaka adalah teman pangeran Arya sewaktu masih kecil dahulu. Kemana-mana mereka selalu berdua. Main berdua, tidur pun berdua. Mereka sudah seperti kakak dan adik.

Meski begitu, Jaka tetap menyayangi dan menghormati Arya sebagai pangeran muda nya.

"Terus bagaimana?" Tanya Jaka bingung.

"Sini, sini kamu bentar" Kata Arya sambil menarik tangan Jaka sahabat nya itu.

"Gini saja, aku punya ide. Aku masuk ke dalam kamar itu, kamu juga ikut. Terus kita panggil satu persatu putri-putri itu untuk masuk ke kamar itu" Kata pangeran Arya menyampaikan ide nya.

"Emang nya mau ngapain" Tanya Jaka heran.

"Sudah, jangan banyak tanya. Nanti juga kamu akan tahu sendiri" Ujar pangeran Arya menepuk-nepuk bahu Jaka dan masuk ke dalam kamar kecil itu.

Jaka garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal ia masih bingung dengan apa yang dimaksud oleh pangeran Arya tadi.

"Bagiamana cara nya aku meminta agar para tuan putri itu masuk ke kamar kecil ini satu-persatu" Pikir nya.

"Ha, begini saja deh" Kata Jaka seorang diri.

Ia pergi ke hadapan para tuan putri yang berbaris memanjang menunggu sayembara itu di mulai. Ia pun berkata dengan lantang.

"Maaf tuan-tuan putri sekalian. Pangeran muda meminta kalian satu persatu untuk masuk ke dalam kamar ini. Di mulai dari putri di sebelah kanan saya. Silahkan tuan putri" Ujar Jaka memberi hormat lalu mundur pergi ke pintu kamar kecil itu.

Mendengar diri nya di panggil, tuan putri yang di sebelah kanan pun berdiri dan merapikan pakaian nya dan masuk ke kamar kecil yang di maksud oleh Jaka tadi.

Jaka membuka pintu kamar itu. Tuan putri tadi pun masuk dan di ikuti oleh Jaka.

Di dalam kamar kecil itu, hanya ada sepasang kursi dan meja. Di atas kursi itu duduk lah seorang pemuda tampan yang arif dan bijaksana.

Ia menatap putri yang baru masuk itu dan berfikir.

"Hmm... Boleh juga" Pikir nya. Siapa lagi kalau bukan pangeran muda Arya Kusdinata.

Putri tadi tersenyum lembut dan malu-malu melihat pangeran Arya menatap nya seperti itu.

"Selamat datang tuan putri" Ujar Arya. Putri tadi pun menjawab dengan senyuman lembut nya.

"Boleh saya tahu siapa nama nya?" Kata pangeran Arya sambil berdiri.

"Nama saya putri Kurnia" Jawab putri tadi dengan lembut.

Pangeran Arya mengangguk.

"Selamat datang tuan putri Kurnia" Ujar nya lagi.

"Boleh saya memberikan beberapa pertanyaan?" Tambah nya.

"Boleh"

"Apa tuan putri tahu nama kerajaan ini?"

"Pancur Emas" Jawab putri Kurnia.

Pangeran Arya mengangguk.

"Apakah taun putri bisa memasak?" Pertanyaan kedua ia berikan kepada putri yang ada di hadapan nya tadi.

"Ah, buat apa pintar memasak? Saya adalah seorang putri. Saya memiliki koki di istana yang bisa memasak makanan apa pun. Lagian jika saya memasak, nanti tangan saya akan kasar dan kotor" Jawab putri Kurnia itu.

"Oh, begitu. Jawaban yang bagus" Ujar pangeran Arya mengangguk-ngangguk.

"Baik, pertanyaan ke tiga. Kedua tangan saya ini memiliki jari yang berjumlah sepuluh. Nah coba kamu hitung jumlah jari ku yang ada di tangan sebelah kiri ku ini ada berapa jumlahnya jika di hitung dua kali" Ujar pangeran Arya sambil memperlihatkan tangan nya di sebelah kiri.

"Sebentar saya hitung ya" Ujar putri tadi.

"Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan. Jumlah nya ada sembilan" Jawab putri Kurnia itu lagi.

"Kok sembilan, jika di hitung dengan benar jawaban nya pasti sepuluh. Kenapa bisa jawaban nya sembilan?" Kata pangeran Arya memandang Jaka yang termenung itu sambil mengedipkan matanya.

"Karena jari mu buntung satu" Jawab tua putri itu sambil tersenyum.

"Hmm.... Bagus, lagi-lagi jawaban kamu bagus" Ujar pangeran Arya memberi isyarat kepada Jaka agar membawa putri Kurnia ini keluar.

"Tuan putri, pertanyaan yang di berikan oleh pangeran untuk tuan putri sudah habis. Jadi tuan putri di perbolehkan keluar sambil menunggu keputusan nya nanti" Ujar Jaka.

Putri Kurnia pun keluar dari kamar kecil itu. Kemudian datanglah putri kedua yang masuk ke dalam kamar itu.

Pangeran Arya kembali memperhatikan putri yang baru masuk tadi dari ujung rambut hingga ujung kaki nya.

"Hmm... asyik juga ni" Pikir pangeran Arya.

"Boleh saya tahu siapa nama mu?" Tanya pangeran Arya.

"Nama saya putri Nirmala Sari" Jawab putri tadi tersenyum genit.

"Selamat datang putri Nirmala. Bolehkan saya memberikan beberapa pertanyaan"

"Boleh dong" Jawab putri tadi.

"Apakah nama kerajaan ini?"

"Oh, pertanyaan nya gampang. Pancur Emas, benar?" Jawab putri tadi.

Arya hanya tersenyum begitu juga dengan Jaka.

"Apakah tuan putri bisa memasak?"

"Jika urusan di dapur saya tidak bisa. Namun, jika pangeran meminta ku untuk urusan asmara di ranjang, saya bisa memastikan kepuasan nya" Jawab putri itu sambil tersenyum menggoda dan mengedipkan mata nya. Arya hanya tersenyum.

"Oke, selanjutnya. Tangan saya ini memiliki jari yang berjumlah sepuluh. Nah coba kamu hitung jumlah jari ku yang ada di tangan sebelah kiri ku ini ada berapa jumlahnya jika di hitung dua kali? "

"Oke, sini saya hitung dulu ya. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan"

"Lo, kok sembilan. Jika kamu hitung dengan benar pasti jawaban nya sepuluh" Kata Arya.

"Karna jari tangan pangeran ini takut"

"Takut kenapa?"

"Karena saat saya menghitung nya dia bersembunyi takut di pukul mungkin" Jawab putri tadi.

"Hmm... Begitu, baik lah" Ujar pangeran Arya kembali memberi isyarat kepada Jaka untuk membawa putri tadi keluar dari kamar itu.

Terpopuler

Comments

samsuryati

samsuryati

typo nya banyak kayak karya aku hhihihi

2023-01-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!