Matahari telah mulai condong ke arah barat. Cahaya nya nampak mengintip ke selah dedaunan di puncak bukit.
Di sebuah istana yang megah itu, terdapat sebuah sayembara pemilihan seorang putri untuk di jadian permaisuri bagi pangeran muda yang bernama Arya Kusdinata. Di mana pangeran itu memiliki jiwa rakyat.
Para putri raja mengikuti sayembara itu yang berasal dari berbagai istana dan daerah. Mereka semua tampak cantik dan anggun dengan mengenakan pakaian kebesaran mereka masing-masing. Pangeran Arya pun jadi bingung harus memilih yang mana satu.
Akhirnya dia membuat keputusan.
"Aku harus mencari seorang istri yang cantik, pandai, lemah lembut dan bisa membuat ku nyaman" Pikirnya.
Jaka pun datang menghampiri pangeran muda tadi.
"Pangeran, apakah pangeran sudah mendapatkan calon istri yang pangeran cari?" Tanya Jaka sambil melihat-lihat ke arah sepuluh putri-putri itu.
"Aku belum bisa memberikan jawaban. Aku masih bingung" Ujar Pangeran Arya mengangkat kedua bahu nya.
Jaka adalah seorang teman yang baik dan setia. Jaka adalah teman pangeran Arya sewaktu masih kecil dahulu. Kemana-mana mereka selalu berdua. Main berdua, tidur pun berdua. Mereka sudah seperti kakak dan adik.
Meski begitu, Jaka tetap menyayangi dan menghormati Arya sebagai pangeran muda nya.
"Terus bagaimana?" Tanya Jaka bingung.
"Sini, sini kamu bentar" Kata Arya sambil menarik tangan Jaka sahabat nya itu.
"Gini saja, aku punya ide. Aku masuk ke dalam kamar itu, kamu juga ikut. Terus kita panggil satu persatu putri-putri itu untuk masuk ke kamar itu" Kata pangeran Arya menyampaikan ide nya.
"Emang nya mau ngapain" Tanya Jaka heran.
"Sudah, jangan banyak tanya. Nanti juga kamu akan tahu sendiri" Ujar pangeran Arya menepuk-nepuk bahu Jaka dan masuk ke dalam kamar kecil itu.
Jaka garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal ia masih bingung dengan apa yang dimaksud oleh pangeran Arya tadi.
"Bagiamana cara nya aku meminta agar para tuan putri itu masuk ke kamar kecil ini satu-persatu" Pikir nya.
"Ha, begini saja deh" Kata Jaka seorang diri.
Ia pergi ke hadapan para tuan putri yang berbaris memanjang menunggu sayembara itu di mulai. Ia pun berkata dengan lantang.
"Maaf tuan-tuan putri sekalian. Pangeran muda meminta kalian satu persatu untuk masuk ke dalam kamar ini. Di mulai dari putri di sebelah kanan saya. Silahkan tuan putri" Ujar Jaka memberi hormat lalu mundur pergi ke pintu kamar kecil itu.
Mendengar diri nya di panggil, tuan putri yang di sebelah kanan pun berdiri dan merapikan pakaian nya dan masuk ke kamar kecil yang di maksud oleh Jaka tadi.
Jaka membuka pintu kamar itu. Tuan putri tadi pun masuk dan di ikuti oleh Jaka.
Di dalam kamar kecil itu, hanya ada sepasang kursi dan meja. Di atas kursi itu duduk lah seorang pemuda tampan yang arif dan bijaksana.
Ia menatap putri yang baru masuk itu dan berfikir.
"Hmm... Boleh juga" Pikir nya. Siapa lagi kalau bukan pangeran muda Arya Kusdinata.
Putri tadi tersenyum lembut dan malu-malu melihat pangeran Arya menatap nya seperti itu.
"Selamat datang tuan putri" Ujar Arya. Putri tadi pun menjawab dengan senyuman lembut nya.
"Boleh saya tahu siapa nama nya?" Kata pangeran Arya sambil berdiri.
"Nama saya putri Kurnia" Jawab putri tadi dengan lembut.
Pangeran Arya mengangguk.
"Selamat datang tuan putri Kurnia" Ujar nya lagi.
"Boleh saya memberikan beberapa pertanyaan?" Tambah nya.
"Boleh"
"Apa tuan putri tahu nama kerajaan ini?"
"Pancur Emas" Jawab putri Kurnia.
Pangeran Arya mengangguk.
"Apakah taun putri bisa memasak?" Pertanyaan kedua ia berikan kepada putri yang ada di hadapan nya tadi.
"Ah, buat apa pintar memasak? Saya adalah seorang putri. Saya memiliki koki di istana yang bisa memasak makanan apa pun. Lagian jika saya memasak, nanti tangan saya akan kasar dan kotor" Jawab putri Kurnia itu.
"Oh, begitu. Jawaban yang bagus" Ujar pangeran Arya mengangguk-ngangguk.
"Baik, pertanyaan ke tiga. Kedua tangan saya ini memiliki jari yang berjumlah sepuluh. Nah coba kamu hitung jumlah jari ku yang ada di tangan sebelah kiri ku ini ada berapa jumlahnya jika di hitung dua kali" Ujar pangeran Arya sambil memperlihatkan tangan nya di sebelah kiri.
"Sebentar saya hitung ya" Ujar putri tadi.
"Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan. Jumlah nya ada sembilan" Jawab putri Kurnia itu lagi.
"Kok sembilan, jika di hitung dengan benar jawaban nya pasti sepuluh. Kenapa bisa jawaban nya sembilan?" Kata pangeran Arya memandang Jaka yang termenung itu sambil mengedipkan matanya.
"Karena jari mu buntung satu" Jawab tua putri itu sambil tersenyum.
"Hmm.... Bagus, lagi-lagi jawaban kamu bagus" Ujar pangeran Arya memberi isyarat kepada Jaka agar membawa putri Kurnia ini keluar.
"Tuan putri, pertanyaan yang di berikan oleh pangeran untuk tuan putri sudah habis. Jadi tuan putri di perbolehkan keluar sambil menunggu keputusan nya nanti" Ujar Jaka.
Putri Kurnia pun keluar dari kamar kecil itu. Kemudian datanglah putri kedua yang masuk ke dalam kamar itu.
Pangeran Arya kembali memperhatikan putri yang baru masuk tadi dari ujung rambut hingga ujung kaki nya.
"Hmm... asyik juga ni" Pikir pangeran Arya.
"Boleh saya tahu siapa nama mu?" Tanya pangeran Arya.
"Nama saya putri Nirmala Sari" Jawab putri tadi tersenyum genit.
"Selamat datang putri Nirmala. Bolehkan saya memberikan beberapa pertanyaan"
"Boleh dong" Jawab putri tadi.
"Apakah nama kerajaan ini?"
"Oh, pertanyaan nya gampang. Pancur Emas, benar?" Jawab putri tadi.
Arya hanya tersenyum begitu juga dengan Jaka.
"Apakah tuan putri bisa memasak?"
"Jika urusan di dapur saya tidak bisa. Namun, jika pangeran meminta ku untuk urusan asmara di ranjang, saya bisa memastikan kepuasan nya" Jawab putri itu sambil tersenyum menggoda dan mengedipkan mata nya. Arya hanya tersenyum.
"Oke, selanjutnya. Tangan saya ini memiliki jari yang berjumlah sepuluh. Nah coba kamu hitung jumlah jari ku yang ada di tangan sebelah kiri ku ini ada berapa jumlahnya jika di hitung dua kali? "
"Oke, sini saya hitung dulu ya. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan"
"Lo, kok sembilan. Jika kamu hitung dengan benar pasti jawaban nya sepuluh" Kata Arya.
"Karna jari tangan pangeran ini takut"
"Takut kenapa?"
"Karena saat saya menghitung nya dia bersembunyi takut di pukul mungkin" Jawab putri tadi.
"Hmm... Begitu, baik lah" Ujar pangeran Arya kembali memberi isyarat kepada Jaka untuk membawa putri tadi keluar dari kamar itu.
Setelah itu Putri yang ketiga masuk pangeran Arya memandangnya.
"Hmm.... Seperti bidadari" Pikir pangeran Arya.
"Boleh saya tahu nama nya siapa?"
"Nama saya putri Dewi Purwa" Jawab putri tadi dengan lembut.
"Boleh kan saya memberikan beberapa pertanyaan?"
Putri tadi pun mengangguk.
"Apa nama kerajaan ini?"
"Pancur Emas"
"Apa kah kamu pintar memasak?"
"Tentu saja, pangeran mau di masakan apa sama saya? Masak kecap, masak sambal, masak mie, atau sambal belacan (sambal belacan adalah sambal yang menggunakan santan kelapa dan terasi. Dalam bahasa melayu nya terasi itu di sebut belacan. Maklum saya orang melayu jadi saya gunakan dalam bahasa melayu saja ya mak 😇).
"Waw, sambal belacan? Itu adalah makanan kesukaan saya. Bagaimana cara memasak nya?" Tanya pangeran Arya lagi.
"Mau tahu resep nya?"
Pangeran Arya mengangguk kan kepala nya.
"Begini, kita beli belacan satu kg, setelah itu di goreng di dapur dengan minyak cap elang. Terus kita campur cabe satu sendok saja. Nah, jadi lah sambal belacan" Jawab putri tadi tersenyum bangga.
"Ha? Satu kg belacan?" Jaka kaget. Lalu doa menutup mulut nya dan memegang perutnya menahan tawa.
Pangeran Arya ikut menelan air ludah nya sambil mata nya membulat mendengar kata satu kg tadi.
"Ya" Jawab putri itu.
"Itu baru di namakan sambal belacan. Lebih banyak belacan dari pada sambal nya" Tambah putri itu lagi.
Mendengar itu, Jaka tambah menutup mulut nya kuat-kuat dan memegang perut nya. Ia pun berjongkok untuk menahan tawa nya.
Pangeran Arya tersenyum mendengar kata-kata putri tadi.
"Oh... Begitu" Kata pangeran Arya.
Kembali pangeran Arya memberikan pertanyaan ketiga nya.
"Kedua tangan saya ini memiliki jari yang berjumlah sepuluh. Nah coba kamu hitung jumlah jari ku yang ada di tangan sebelah kiri ku ini ada berapa jumlahnya jika di hitung dua kali"
"Baik saya itu ya. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan. Jumlahnya ada sembilan"
"Kenapa sembilan? Jika di hitung dengan benar pasti jawaban nya sepuluh" Ujar pangeran Arya.
"Karena jari tangan mu satu itu malu, jika melihat perempuan dia menyembunyikan diri" Jawab putri itu tersenyum.
"Hmm,,, begitu" Kata pangeran Arya sambil mengedipkan matanya kepada Jaka. Kemudian Jaka meminta putri tadi keluar.
Kemudian, masuk kan para putri-putri itu. Putri yang ke empat, ke lima, ke enam, ke tujuh, ke delapan, ke sembilan, dan ke sepuluh. Semua para putri itu pun memberi jawaban yang tidak sesuai dengan yang di harap kan oleh pangeran Arya.
Pangeran Arya dan Jaka pun mengadakan rapat untuk mengambil keputusan. Setelah rapat selesai, pangeran Arya dan Jaka keluar dari kamar nya. Semua putri yang menunggu keputusan tadi pun memandang ke arah pangeran yang arif dan bijaksana itu.
Ayah dan Bunda duduk di kursi pembesaran istana ingin mendengar keputusan dari putra mahkota nya. Mereka ingin mendengar putri yang mama satu akan menjadi menantu nya.
Semua putri yang berjumlah sepuluh orang itu menanti jawaban dengan berdebar-debar di dada nya dan berharap dia lah yang di pilih untuk di jadikan permaisuri pangeran muda yang tampan, gagah, arif dan bijaksana itu.
"Maaf tuan-tuan putri sekalian. Saya sudah mengambil keputusan. Bahwa saya tidak dapat memilih satu di antara kalian. Karena menurut saya kalian semua cantik, baik, dan anggun semua. Dan saya tidak Saya juga tidak mau terjadi kerusuhan di antara kerajaan-kerajaan kita" Jelas pangeran Arya tadi.
"Misal nya saya memilih satu di antara kalian, pasti yang lain akan merasa iri. Oleh karena itu, saya tidak bisa memilih di antara kalian agar tidak terjadi permusuhan di antara kerajaan-kerajaan kita. Semoga tuan-tuan putri sekalian akan mendapatkan jodoh yang sesuai" Tambah pangeran Arya lagi lalu duduk di kursi nya.
Semua putri tadi pun setuju dengan pendapat pangeran Arya tadi.
Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Para putri tadi pun masuk ke kamar nya masing-masing untuk beristirahat.
Pangeran Arya dan Jaka ngobrol di pintu kamar nya. Kemudian ayah dan ibu nya datang.
"Arya, kenapa kamu tidak memilih di antara mereka?" Tanya bunda nya.
"Ayah, bunda. Setelah Arya memberikan tiga pertanyaan kepada mereka semua, semua nya tidak bisa menjawab nya dengan benar" Kata pangeran Arya.
"Arya sudah berjanji kepada diri Arya sendiri. Bahwa siapa yang di antara mereka bisa menjawab pertanyaan dari Arya dengan benar, maka dia lah akan menjadi permaisuri Arya nanti nya" Tambah nya lagi.
"Terus siapa yang akan menjadi permaisuri mu nanti. Kamu harus segera mendapatkan permaisuri mu. Agar kamu bisa naik tahtah nanti nya" Kata ayahnya pula.
"Arya belum bisa menjawab ayah. Yang jelas jika sudah berjodoh pasti bertemu" Jawab pangeran Arya dengan bijaksana.
"Arya kamu harus segera menemukan nya. Secara usia mu sekarang sudah dua puluh lima tahun dan satu tahun lagi kamu akan naik tahtah menjadi raja" Kata ayah nya lagi.
"Ayah, bunda biarlah Arya mencari dengan tepat siapa yang akan menjadi permaisuri untuk Arya" Jelas nya lagi.
"Maaf ayah, bunda. Arya pamit ke kamar dulu. Hari sudah larut Arya mau istirahat dulu. Selamat malam dan selamat beristirahat ayah dan bunda" Ujar nya lagi penuh hormat. Jaka dan pangeran Arya masuk ke kamarnya.
Sesampai nya di dalam kamar, pangeran Arya dan Jaka menggantikan pakaian nya dengan pakaian tidur.
"Pangeran, sebenar nya gadis seperti apa yang menjadi karakterisasi untuk menjadi permaisuri nya pangeran" Tanya Jaka.
"Aku mencari gadis yang baik, cantik, pinter yang dapat membantu ku jika aku menjadi raja nanti nya dengan memberi saran bagaimana jalan yang terbaik untuk mengadili rakyat ku. Lemah lembut, sopan dan pandai mengambil hati ku dengan membuat ku nyaman" Kata pangeran Arya berbaring di atas ranjang.
"Pangeran, tadi saya sempat ingin pipis karena tertawa menahan tawa" Kata Jaka sambil tersenyum.
"Emang nya kenapa?" Pangeran Arya heran.
"Coba pangeran pikir, masa ia memasak sambal belacan, belacan nya sampai satu kg hahaha" Ujar Jaka tertawa lepas dan di ikuti oleh pangeran Arya.
"Sebenar nya aku ingin tertawa lepas mendengar jawaban itu. Hanya saja saya sungkan dengan putri itu" Tambah nya lagi.
Mereka terdiam setelah puas tertawa.
"Jaka, aku pikir lebih baik aku pergi merantau ke negeri asing untuk mencari pengalaman di sana" Ujar pangeran Arya memecah kesunyian di antara kedua nya.
"Emang nya, pangeran mau pergi ke mana?" Jaka heran dengan ide yang di sampaikan oleh pangeran nya tadi.
Pangeran Arga menyampaikan niat nya untuk pergi merantau ke negeri asing agar ia bisa menambah pengalaman nya dan wawasan saat diri nya kelak akan menjadi seorang raja. Sehingga nanti nya dia bisa lebih mengembangkan kerajaan yang di pimpin nya kelak.
"Emang nya, pangeran mau pergi ke mana?" Jaka heran dengan ide yang di sampaikan oleh pangeran nya tadi.
"Ke negeri yang maju. Di sana aku bisa belajar bagaimana cara memajukan sebuah negeri. Sehingga aku bisa membuat rakyat ku kelak makmur dan aman" Kata pangeran Arya.
"Sebelum aku menjadi raja, aku ingin menambah wawasan dan pengalaman ku sehingga aku bisa memimpin negeri ku ini dengan baik. Selain itu, aku pun ingin mencari seorang permaisuri dari kalangan rakyat biasa" Jelas pangeran Arya.
"Rakyat biasa? Apa tidak masalah pangeran?"
"Masalah kenapa? Jika aku yang menikah dengan rakyat biasa tidak akan membuat tatah ku hilang. Aku adalah putra mahkota. Berbeda dengan seorang putri. Jika dia menikah dengan rakyat biasa baru dia di copot sebagai anggota kerajaan" Jelas pangeran Arya. Jaka pun mengangguk mengerti dengan penjelasan pangeran nya tadi.
"Terus, kapan pangeran akan berangkat?"
"Besok"
"Besok? Bukan kah terlalu cepat? Bagaimana jika ayah dan bunda tidak mengizinkan" Tanya Jaka.
"Itu gampang, kamu tenang saja aku akan mencari alasan" Ujar pangeran Arya.
"Dan yang paling penting, kamu harus ikut bersama ku" Tambah nya lagi.
"Jika saya tidak mau ikut bagaimana pangeran?"
"Apa pun alasan nya, aku mau kamu ikut bersama ku"
"Baik lah pangeran"
Mereka pun berbaring di kasur mereka masing-masing. Yah di kamar mewah milik pangeran itu terdapat dua kasur untuk pangeran dan juga sahabat nya Jaka. Merekapun memejamkan mata dan tertidur.
Pagi pun telah tiba matahari bersinar dengan cerah di balik gunung merabu. Arya dan Jaka sudah bangun pagi-pagi lagi mereka tiap pagi berjalan-jalan di taman menikmati udara yang segar dan melihat matahari terbit bersama kicauan burung bernyanyi riang dan di sana masih terdapat embun nampak turun dari langit.
"Wah, sungguh segar udara di hari ini. Pemandangan nya pun sangat indah" Ujar Jaka menghirup udara di pagi hari itu.
"Jaka, kamu ikut kan bersama ku pergi merantau di negeri lain" Ujar pangeran Arya memastikan. Jaka melihat pangeran Arya yang tersenyum kepada nya itu.
"Oke, oke, pangeran adalah teman baik saya dan calon pemimpin di negeri ini. Saya akan ikut kemana pun pangeran pergi" Jawab Jaka memberi hormat kepada pangeran Arya.
"Ah, jangan seperti itu Jaka. Aku adalah teman mu jangan memberi hormat seperti itu kepada ku" Ujar pangeran Arya berdiri dan di ikuti Jaka.
Sedang asyik nya membahas tentang ingin pergi merantau nya, datang lah seorang dayang mendekati mereka.
"Ampun pangeran, Ratu meminta pangeran untuk masuk ke dalam istana karena sarapan pagi telah siap dan tuan-tuan putri sedang menunggu pangeran untuk makan bersama" Ujar dayang tadi.
"Terima kasih dayang, sebentar lagi saya akan datang" Kata Arya.
Dayang tadi pun masuk ke dalam istana. Pangeran Arya dan Jaka pun mengikuti nya dari belakang.
Di meja makan telah menunggu ayah dan bunda nya serta para tuan putri yang mengikuti sayembara tadi malam.
"Selamat pagi ayah, bunda dan para tuan putri sekalian" Sapa pangeran Arya.
"Selamat pagi" Jawab mereka serentak.
Pangeran Arya dan Jaka duduk di kursi nya masing-masing.
Waktu menunjukkan pukul sembilan pagi.. Dimana para tuang putri yang mengikuti sayembara tadi pulang ke istana mereka masing-masing.
Pangeran Arya menghampiri kedua orang tua nya. Ia ingin meluahkan segala isi hati nya.
"Ayah, bunda ada yang mau Arya katakan"
Kedua raja dan ratu itu saling pandang. Mereka merasa heran dengan pangeran Arya yang tiba-tiba menghampiri mereka.
"Ayah, bunda maaf sebelum nya jika hal ini membuat ayah dan bunda kaget karena keputusan ini saya buat mendadak"
Ayah dan bunda nya semakin bingung dengan pangeran Arya yang mengatakan keputusan nya setengah-setengah begitu.
"Sebenar nya apa yang mau katakan? Bilang saja sama ayah dan bunda" Ujar ayah nya dengan bijaksana.
"Begini, sebelum Arya menjadi raja, Arya ingin meminta izin kepada ayah dan bunda untuk pergi merantau ke negeri asing. Hal ini Arya lakukan agar Arya bisa menambah pengalaman dan wawasan nanti nya setelah menjadi seorang raja" Jelas Arya kepada ayah dan bunda nya.
"Mau pergi ke mana?" Tanya ayah nya.
"Ke negeri yang maju nama nya Jakarta yang terkenal dengan kota metropolitan" Jawab pangeran Arya lagi.
"Tapi.... " Ujar ayah nya tidak merasa ragu.
"Ayah, bunda Arya berjanji setelah Arya mendapat pengalaman dan wawasan yang luas, serta mendapatkan pasangan hidup. Arya akan pulang" Kata Arya lagi meyakinkan kedua orang tua nya itu.
"Kamu mau mencari pasangan hidup mu di sana?" Tanya bunda nya.
"Iya bunda"
"Kanda, dengar apa yang di katakan anak kita tadi?" Ujar bunda nya sambil memandang suami nya.
"Biar lah dinda demi kebahagiaan nya" Jawab sang raja.
"Biarkan dia mencari pengalaman dan wawasan nya agar dia bisa memajukan negeri kita ini nanti nya" Tambah nya lagi.
Bunda Arya menata suami nya. Ia masih berat melepaskan putra mahkota nya untuk merantau. Namun, dia bisa apa suami nya telah mengizinkan nya untuk pergi. Oleh karena itu dia hanya bisa pasrah dan ikuti saja kemauan anak nya.
"Kapan kamu akan berangkat?" Tanya ayah nya.
"Jika di izin kan,. Arya akan berangkat hari ini juga" Jawab pangeran Arya.
"Terus kamu pergi nya dengan siapa? Apa sendirian saja?" Tanya sang bunda dengan cemas.
"Tidak bunda Arya pergi bersama Jaka" Jawab pangeran Arya.
Kedua orang tua itu saling pandang. Mereka masih cemas dan khawatir untuk melepaskan putra mahkota nya.
"Baik lah, tapi kamu harus berjanji setelah kamu berhasil mendapatkan pengalaman dan menambah wawasan, kamu harus segera pulang. Ingat negeri kita ini membutuhkan mu" Ujar sang raja setelah berpikir sejenak.
"Terima kasih telah mengizinkan Arya untuk merantau. Arya berjanji akan segera pulang dengan membawa kemajuan untuk negeri kita ini" Ujar pangeran Arya memeluk ayah dan bunda nya.
"Kalau begitu, Arya undur diri dulu untuk bersiap-siap serta mempersiapkan kebutuhan apa saja yang harus di bawa" Ujar pangeran Arya dengan senang.
Pangeran Arya pun berlalu dari hadapan sang raja dan permaisuri masuk ke dalam kamar nya untuk bersiap-siap dan memasukan semua kebutuhan yang di perlukan selama perjalanan nanti. Jaka pun begitu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!