Bab 2

Setelah itu Putri yang ketiga masuk pangeran Arya memandangnya.

"Hmm.... Seperti bidadari" Pikir pangeran Arya.

"Boleh saya tahu nama nya siapa?"

"Nama saya putri Dewi Purwa" Jawab putri tadi dengan lembut.

"Boleh kan saya memberikan beberapa pertanyaan?"

Putri tadi pun mengangguk.

"Apa nama kerajaan ini?"

"Pancur Emas"

"Apa kah kamu pintar memasak?"

"Tentu saja, pangeran mau di masakan apa sama saya? Masak kecap, masak sambal, masak mie, atau sambal belacan (sambal belacan adalah sambal yang menggunakan santan kelapa dan terasi. Dalam bahasa melayu nya terasi itu di sebut belacan. Maklum saya orang melayu jadi saya gunakan dalam bahasa melayu saja ya mak 😇).

"Waw, sambal belacan? Itu adalah makanan kesukaan saya. Bagaimana cara memasak nya?" Tanya pangeran Arya lagi.

"Mau tahu resep nya?"

Pangeran Arya mengangguk kan kepala nya.

"Begini, kita beli belacan satu kg, setelah itu di goreng di dapur dengan minyak cap elang. Terus kita campur cabe satu sendok saja. Nah, jadi lah sambal belacan" Jawab putri tadi tersenyum bangga.

"Ha? Satu kg belacan?" Jaka kaget. Lalu doa menutup mulut nya dan memegang perutnya menahan tawa.

Pangeran Arya ikut menelan air ludah nya sambil mata nya membulat mendengar kata satu kg tadi.

"Ya" Jawab putri itu.

"Itu baru di namakan sambal belacan. Lebih banyak belacan dari pada sambal nya" Tambah putri itu lagi.

Mendengar itu, Jaka tambah menutup mulut nya kuat-kuat dan memegang perut nya. Ia pun berjongkok untuk menahan tawa nya.

Pangeran Arya tersenyum mendengar kata-kata putri tadi.

"Oh... Begitu" Kata pangeran Arya.

Kembali pangeran Arya memberikan pertanyaan ketiga nya.

"Kedua tangan saya ini memiliki jari yang berjumlah sepuluh. Nah coba kamu hitung jumlah jari ku yang ada di tangan sebelah kiri ku ini ada berapa jumlahnya jika di hitung dua kali"

"Baik saya itu ya. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan. Jumlahnya ada sembilan"

"Kenapa sembilan? Jika di hitung dengan benar pasti jawaban nya sepuluh" Ujar pangeran Arya.

"Karena jari tangan mu satu itu malu, jika melihat perempuan dia menyembunyikan diri" Jawab putri itu tersenyum.

"Hmm,,, begitu" Kata pangeran Arya sambil mengedipkan matanya kepada Jaka. Kemudian Jaka meminta putri tadi keluar.

Kemudian, masuk kan para putri-putri itu. Putri yang ke empat, ke lima, ke enam, ke tujuh, ke delapan, ke sembilan, dan ke sepuluh. Semua para putri itu pun memberi jawaban yang tidak sesuai dengan yang di harap kan oleh pangeran Arya.

Pangeran Arya dan Jaka pun mengadakan rapat untuk mengambil keputusan. Setelah rapat selesai, pangeran Arya dan Jaka keluar dari kamar nya. Semua putri yang menunggu keputusan tadi pun memandang ke arah pangeran yang arif dan bijaksana itu.

Ayah dan Bunda duduk di kursi pembesaran istana ingin mendengar keputusan dari putra mahkota nya. Mereka ingin mendengar putri yang mama satu akan menjadi menantu nya.

Semua putri yang berjumlah sepuluh orang itu menanti jawaban dengan berdebar-debar di dada nya dan berharap dia lah yang di pilih untuk di jadikan permaisuri pangeran muda yang tampan, gagah, arif dan bijaksana itu.

"Maaf tuan-tuan putri sekalian. Saya sudah mengambil keputusan. Bahwa saya tidak dapat memilih satu di antara kalian. Karena menurut saya kalian semua cantik, baik, dan anggun semua. Dan saya tidak Saya juga tidak mau terjadi kerusuhan di antara kerajaan-kerajaan kita" Jelas pangeran Arya tadi.

"Misal nya saya memilih satu di antara kalian, pasti yang lain akan merasa iri. Oleh karena itu, saya tidak bisa memilih di antara kalian agar tidak terjadi permusuhan di antara kerajaan-kerajaan kita. Semoga tuan-tuan putri sekalian akan mendapatkan jodoh yang sesuai" Tambah pangeran Arya lagi lalu duduk di kursi nya.

Semua putri tadi pun setuju dengan pendapat pangeran Arya tadi.

Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Para putri tadi pun masuk ke kamar nya masing-masing untuk beristirahat.

Pangeran Arya dan Jaka ngobrol di pintu kamar nya. Kemudian ayah dan ibu nya datang.

"Arya, kenapa kamu tidak memilih di antara mereka?" Tanya bunda nya.

"Ayah, bunda. Setelah Arya memberikan tiga pertanyaan kepada mereka semua, semua nya tidak bisa menjawab nya dengan benar" Kata pangeran Arya.

"Arya sudah berjanji kepada diri Arya sendiri. Bahwa siapa yang di antara mereka bisa menjawab pertanyaan dari Arya dengan benar, maka dia lah akan menjadi permaisuri Arya nanti nya" Tambah nya lagi.

"Terus siapa yang akan menjadi permaisuri mu nanti. Kamu harus segera mendapatkan permaisuri mu. Agar kamu bisa naik tahtah nanti nya" Kata ayahnya pula.

"Arya belum bisa menjawab ayah. Yang jelas jika sudah berjodoh pasti bertemu" Jawab pangeran Arya dengan bijaksana.

"Arya kamu harus segera menemukan nya. Secara usia mu sekarang sudah dua puluh lima tahun dan satu tahun lagi kamu akan naik tahtah menjadi raja" Kata ayah nya lagi.

"Ayah, bunda biarlah Arya mencari dengan tepat siapa yang akan menjadi permaisuri untuk Arya" Jelas nya lagi.

"Maaf ayah, bunda. Arya pamit ke kamar dulu. Hari sudah larut Arya mau istirahat dulu. Selamat malam dan selamat beristirahat ayah dan bunda" Ujar nya lagi penuh hormat. Jaka dan pangeran Arya masuk ke kamarnya.

Sesampai nya di dalam kamar, pangeran Arya dan Jaka menggantikan pakaian nya dengan pakaian tidur.

"Pangeran, sebenar nya gadis seperti apa yang menjadi karakterisasi untuk menjadi permaisuri nya pangeran" Tanya Jaka.

"Aku mencari gadis yang baik, cantik, pinter yang dapat membantu ku jika aku menjadi raja nanti nya dengan memberi saran bagaimana jalan yang terbaik untuk mengadili rakyat ku. Lemah lembut, sopan dan pandai mengambil hati ku dengan membuat ku nyaman" Kata pangeran Arya berbaring di atas ranjang.

"Pangeran, tadi saya sempat ingin pipis karena tertawa menahan tawa" Kata Jaka sambil tersenyum.

"Emang nya kenapa?" Pangeran Arya heran.

"Coba pangeran pikir, masa ia memasak sambal belacan, belacan nya sampai satu kg hahaha" Ujar Jaka tertawa lepas dan di ikuti oleh pangeran Arya.

"Sebenar nya aku ingin tertawa lepas mendengar jawaban itu. Hanya saja saya sungkan dengan putri itu" Tambah nya lagi.

Mereka terdiam setelah puas tertawa.

"Jaka, aku pikir lebih baik aku pergi merantau ke negeri asing untuk mencari pengalaman di sana" Ujar pangeran Arya memecah kesunyian di antara kedua nya.

"Emang nya, pangeran mau pergi ke mana?" Jaka heran dengan ide yang di sampaikan oleh pangeran nya tadi.

Terpopuler

Comments

Okto Mulya D.

Okto Mulya D.

iya Arya merantau akan membuat wawasanmu bertambah

2023-05-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!