Ghani Si Jenius
🌹 *Malam indah yang ternoda 🌹
🌹🌹🌹
" Ampun peri, saya janji tidak akan berbuat nakal lagi." Ucap Ghani memohon kepada peri kebaikan.
" Kamu sudah keterlaluan Ghani, lihat perbuatan yang kamu lakukan. Ibu yang sudah melahirkan kamu masuk penjara karena kenakalanmu, padahal ibumu sudah melakukan yang terbaik untukmu." Ucap Peri.
" Karena kenakalanmu akan aku hukum, fan fin fun safun jadilah......." Ucap peri itu.
" Aaaaaaa." Teriak Ghani.
Whusssss... sebuah kepulan asap putih mulai memudar dan terlihat anak kecil yang sangat imut dan tampan.
" Aaaahh, a-aku kenapa?" Tanya anak kecil itu.
" Tubuhku kenapa mengecil." Ucap Ghani dengan panik.
" Saat ini kau aku hukum menjadi seorang bocah yang tidak berdaya, kau akan kembali menjadi normal ketika satu kebaikan bisa kau selesaikan. Dan ingat satu lagi, kamu akan di pertemukan dengan pasangan suami istri yang penuh kelembutan dan akan mengangkatmu sebagai anak." Ucap peri itu lalu menghilang.
" Tunggu peri...." Teriak Ghani memanggil peri itu.
" Tidaaaaaaakkk." Ucap Ghani kecil frustasi.
🌹🌹🌹
Pasangan Ridwan dan Layla adalah pasangan mandul, keduanya tidak bisa memiliki anak. Karena itu mereka sangat kesepian, Ridwan mengalami kemandulan karena kecelakaan sedangkan Layla dia baik-baik saja. Layla memilih menunggu pengobatan suaminya, dia wanita baik dan setia.
" Sayang, kita akan tinggal di daerah ini tidak papa kan." Ucap Ridwan pada Layla.
" Tidak papa sayang, aku seneng kok masih untung kita bisa beli rumah usai kamu bangkrut." Sahut Layla.
" Maafin Ayah ya sayang, gara-gara kita gak punya keturunan akhirnya Ayah di usir dan dipecat dari perusahaan papa." Ucap Ridwan.
" Sayaaaang, jangan merasa bersalah ya. Justru Bunda yang minta maaf karena tidak baik jadi Istri Ayah, Bunda sudah banyak buat Ayah malu di keluarga." Sahut Layla.
" Enggak Bunda." Ucap Ridwan lagi.
Tiba-tiba Ridwan tanpa sengaja menabrak sesuatu.
" Astaghfirullah Ayah, ada apa." Ucap Layla takut.
" Bentar Bunda, Ayah periksa dulu." Ucap Ridwan.
Saat Ridwan memeriksa apa yang mengganjal di mobil, betapa terkejutnya Ridwan.
" Astaghfirullah ya allah." Ucap Ridwan.
" Ada apa Ayah." Tanya Layla yang ikut keluar juga.
" Astaghfirullahal' azhiim Ayah, Ayah kita bawa dia ke rumah nanti kita obati." Ucap Layla.
" Iya Bunda." Sahut Ridwan.
***
" Saya ada dimana." Ucap Ghani dalam hatinya yang belum sepenuhnya sadar.
Ghani kemudian bangun, dan melihat di sekelilingnya masih banyak kardus.
" Wahh sudah sadar yahh." Ucap Layla sambil senyum.
" Cantik sekali." Batin Ghani.
" Hey." Panggil Layla sekali lagi.
" Alhamdulillah, ternyata kamu sudah sadar." Ucap Ridwan.
" Laki-laki ini cukup tampan." Batin Ghani sekali lagi.
" Hay adik manis, namanya siapa sayang." Tanya Layla kepada Ghani kecil.
" Nama saya...." Ucap Ghani terhenti.
" Perempuan ini cantik sekali." Batin Ghani, tapi itu langsung di tegur oleh peri kebaikan lewat telepati.
" Cukup Ghani, dia akan jadi ibumu nanti jangan berfikiran kotor tentangnya ingat misimu kalau ingin kembali seperti dulu." Ucap peri kebaikan lewat telepatinya.
" Dasar peri jahat." Gerutu Ghani.
" Jadi namanya siapa sayang." Tanya Layla.
" Ahh eee Ghani." Ucap Ghani sok keren, padahal dimata Layla itu sangat imut dan menggemaskan.
" Iiii lucu sekali kamunya, gemes banget pipi kamu chabi banget." Ucap Layla yang tidak tahan melihat pipi chabi Ghani lalu mencubitnya.
" Aduhhh, eeee duhh." Keluh Ghani yang ingin melepas tangan Layla dari wajahnya, tapi tangannya yang kecil tidak kuat untuk melepaskannya untung saja ada Ridwan.
" Ehh Bundaaa... kasian dia, pipinya di gituin." Ucap Ridwan.
" Yahh habisnya gemesin Ayah." Sahut Layla.
" Anak ini siapa yahh orang tuanya, sepertinya Layla sangat menyukai anak ini apa aku tanya saja siapa orang tuanya." Batin Ridwan.
Ridwan pun duduk di samping Ghani.
" Adik kecil, kenalin saya Ridwan dan ini istri saya Layla. Tadi malam kami tidak sengaja menyerempet kamu, kalau boleh tau kamu darimana malam-malam sendiri di jalan." Tanya Ridwan.
" Saya tidak mungkin memberitahu yang sebenarnya." Batin Ghani.
" Saya habis kabur." Sahut Ghani.
" Kabur." Ucap Layla.
" Kabur darimana sayang, dari rumah maksudnya." Ucap Ridwan lagi.
" Bukan." Sahut Ghani.
" Terus." Ucap Layla.
" Apa saya mengarang aja yahh." Batin Ghani.
" Saya kabur dari penculikan Om." Sahut Ghani.
" Astaghfirullah." Ucap Layla yang mendengar jawaban Ghani kecil.
" Astaghfirullahal' azhiim, kabur nak kok kamu bisa diculik lalu kemana orang tua kamu." Tanya Ridwan.
Ghani menggelengkan kepalanya, lalu menjawab.
" O-orang tua aku Om yang jual, makanya kabur takut Om teman saya udah dijual organ tubuhnya Om." Ucap Ghani.
" Astaghfirullah." Ucap Ridwan.
" Dasar orang tua bejat anak seimut kamu mau dijual, dasar gak punya hati." Umpat Layla.
" Bunda sudahh, tenang dulu." Ucap Ridwan.
" Ghani ingat gak, waktu Ghani kabur dimana lokasinya." Tanya Ridwan.
" Tidak ingat Om, Ghani kabur waktu di kereta sebelumnya Ghani di gudang sama teman-teman tapi kami di pisah terus saat mereka lengah Ghani kabur." Ucap Ghani.
" Ghani takut Om, mereka bakalan jual Ghani lagi." Ucap Ghani.
" Kamu tenang saja Ghani, tante pasti akan lindungi kamu." Ucap Layla.
" Beneran tante." Ucap Ghani.
" Iya, benarkan Yah." Ucap Layla.
" Iya." Ucap Ridwan.
" Yeyyyy." Layla tampak senang dan langsung memeluk Ghani kecil.
" Layla tampaknya sangat senang, sebaiknya aku cari tau dulu asal-usul Ghani." Batin Ridwan.
🌹🌹🌹
Karena baru pindah dan membawa Ghani tanpa sengaja ke rumah baru, tetangga akhirnya mengira bahwa Ghani adalah anak mereka.
" Ghani, kamu mau makan apa sayang." Tanya Layla.
Ghani menggeleng dia tidak ingin makan apa-apa untuk sekarang.
" Tidak mau makan apa-apa tante." Ucap Ghani.
" Heeehh, kok gitu nanti kamu sakit loh." Ucap Layla.
" Ghani bantu tante beres-beres rumah aja, sebagai tanda Ghani berterima kasih sama tante." Ucap Ghani.
" Ooo gemesin, ehh Ghani jangan manggil tante dong panggil Bunda ajahh terus sama Om panggil Ayah." Ucap Layla.
" Apa itu boleh." Sahut Ghani.
" Boleh dong sayang." Ucap Ridwan.
" Hahahaha." Layla dan Ridwan pun tertawa renyah.
***
Keluarga besar Ridwan mulai membicarakan Ridwan dan istrinya.
" Kenapa Papah pecat Ridwan." Ucap Ani, Ibunya Ridwan.
" Itu karena Ridwan tidak bisa memberikan keturunan, dia memang berjodoh dengan Layla mereka berdua pantas di pecat." Ucap Rayis, Ayahnya Ridwan.
" Mereka itu cuma manusia Pah, kasihan mereka tinggal dimana kalau Papah cabut semua fasilitas Ridwan." Ucap Ani.
" Mau dia jadi gembel atau gelandangan sama istrinya, masa bodo aku tidak mau punya keturunan mandul seperti Ridwan dan istrinya, itu sangat memalukan." Ucap Rayis dengan wajah kerasnya.
" Papah jahat." Ucap Ani lalu pergi.
***
Pagi ini Layla memasak Ayam goreng dan terong, lalu memasak ikan nila dengan bumbu kuning resep neneknya dulu.
" Masakan Bunda emang paling the best." Puji Ridwan.
" Ayah bisa aja deh mujinya, jadi terbang nihh Bunda. Oiyah Ghani sayang, mau makan apa." Ucap Layla.
" Hmm biasanya aku gak bisa setiap hari makan ayam goreng, makan itu aja ah pakai kecap pasti enak." Batin Ghani.
Ghani pun menunjuk ayam goreng paha, Layla pun mengambil ayam goreng itu ke piring Ghani.
" Kamu mau ayam yahh." Ucap Layla.
Ridwan tersenyum melihat Ghani makan.
" Wahh enak banget ayam gorengnya, selain cantik tante ini sangat pandai memasak." Batin Ghani yang tidak henti-hentinya memuji Layla.
Melihat Ghani makan lahap dan cemong, membuat tangan Layla gatal ingin membersihkan mulut Ghani.
" Nasinya sayang, ihh cemong sekali kamu makannya." Ucap Layla gemas.
" Bundaaa, Ghani bukan anak kecil." Ucap Ghani keceplosan.
Ridwan dan Layla terdiam mendengar ucapan Ghani, sedangkan Ghani yang baru sadar dengan ucapannya membulatkan matanya.
" Ahahahahaha." Ridwan dan Layla tertawa sangat tulus, mereka merasa Ghani sangat lucu.
🌹🌹🌹
🌹 BACAI NOVEL ULUN BUHANNYALAH*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Gege Ry
eehh jdi tu perusahaan keluarga apa org lain ko gegara g punya anak di pecat diusir
2023-03-06
0
Saadah ha
semangat autor🥰
2023-02-01
1
suka_baca
ceritanya menarik. baru baca tapi aku dah suka sama pemilihan kata dari author. sukses terus author
2023-01-16
1