Bab 3

😉 𝓟𝓪𝓰𝓲 𝓫𝓾𝓱𝓪𝓷𝓷𝔂𝓪😉

☺☺☺

Ridwan sedang membersihkan toko bangunan yang nantinya akan digunakan untuk menjual baju.

" Assalamu'alaikum." Ucap salam seseorang.

" Wa' alaikumsalam." Sahut Ridwan.

" Pak, apa ada pekerjaan untuk saya." Ucap orang itu.

" Ehhhh gimana yah pak, saya juga lagi mau bangun usaha ini belum siap apa-apa." Ucap Ridwan.

" Gak di gajih saya juga gak papa pak, asal saya dan anak bisa tinggal gratis." Sahut bapak itu.

Ridwan yang melihat bapak dan anak itu makin iba, walaupun dirinya juga masih kesusahan.

" Astaghfirullah, aku gak boleh begitu." Ucap batin Ridwan yang menepis pikirannya itu.

" Ya sudah pak, sini masuk saya jelaskan yahh. Ini toko baru aja saya beli rencananya saya mau jualan baju, dan nama toko ini saya kasih nama Rigala. Emm bapak bisa tinggal di ruang belakang dengan putri bapak, tapi ingat ya pak saya gak gajih tapi nanti insya Allah kalau usaha saya maju bapak saya gajih." Ucap Ridwan.

" Terima kasih pak, kalau boleh tau nama bapak siapa?" Tanya orang itu.

" Nama saya Ridwan, kalau bapak sendiri."Sahut Ridwan.

" Nama saya Jono dan ini anak saya Safana." Ucap bapak itu.

" Iya, saya pergi dulu yahh ini juga udah sore terus mau hujan juga oiyah pak saya boleh minta tolong sedikit ini semua lantainya sudah saya sapu bersih dan di pel juga. Kalau bapak tidak keberatan besok bapak bisa merapikan barang yang ada disini, dan ini ada uang 50 ribu untuk besok pagi bapak berdua beli makanan." Ucap Ridwan lalu pergi sebelumnya mengucapkan salam.

" Safana, alhamdulillah yahh kita bisa tidur aman." Ucap Pak Jono.

" Iya Ayah." Sahut Safana.

Clinggggg...

" Pak Ridwan memang benar-benar baik, padahal dia juga lagi susah tapi masih bisa bantu orang. Hmmm, aku harus bisa mendidik Ghani untuk berbakti pada orang tua itulah tugasku." Ucap peri kebaikan lalu menghilang.

💜💜💜

Ghani kecil merapikan kamar kecil yang ada dibelakang tanpa sepengetahuan Layla, sedangkan Layla lagi masak nasi dan goreng ikan untuk menambah kuah sop tadi masih ada sisanya.

Tok tok tok

" Assalamu'alaikum." Ucap Ridwan.

" Iya sebentar." Sahut Layla dari dapur kemudian menghentikan kegiatan masaknya dan langsung membuka pintu untuk suaminya.

" Wa' alaikumsalam Yah." Layla menjawab salam kemudian mencium tangan suami.

" Ayah pasti lapar, mandi gihh baru nanti makan." Suruh Layla.

" Iya sayang." Sahut Ayah.

Beberapa menit kemudian Ridwan selesai mandi dan waktunya untuk makan.

" Bun, Ghani mana?" Tanya Ridwan.

" Tadi sih main yahh." Sahut Layla.

" Sebentar ya Yah, Bunda cek dibelakang dulu." Ucap Layla.

" Ayah ikut yahh." Susul Ridwan.

Bunyi bising dan ketukan antar barang ada di kamar belakang.

" Shuuuut." Ucap Ayah pada Bunda.

Mereka berdua mengintip apa yang dilakukan Ghani dalam kamar.

" Tuhh bersihkan kalau aku membersihkannya." Ucap Ghani dengan bangga.

" Halahhh, kalau bukan aku yang nyuruh kamu gak bakalan melakukannya." Sahut peri yang selalu ada.

" Dasar peri tengil." Gerutu Ghani.

" Idihh ngambek." Ucap peri.

Ceklekk

" Bunda." Ucap Ghani terkejut.

" Kamu ngapain disini sayang." Tanya Bunda.

" Ghani habis bersihin kamar ini Bunda, Ayah. Buat Ghani tidur disini, bolehkan Ayah." Ucap Ghani.

" Ghani mau tidur di kamar ini." Ucap Bunda.

" Iya sayang, kok kamu mau tidur disini." Ucap Ayah juga.

" Iya Bunda, Ghani tidur disini kan udah besar." Ucap Ghani.

" Yang benar saja aku tidur dengan kalian berdua, huh rasanya menyakitkan." Batin Ghani.

" Eee Ghani, kalau ini Bunda gak setuju yahh kamu masih kecil sayang." Ucap Bunda.

" Kenapa Bunda?" Tanya Ghani.

" Sayang, Ghani kan masih kecil takutnya nanti kalau sendiri bobo disini Bunda jadi takut. Bobo sama Bunda dan Ayah saja, biar aman." Ucap Layla dengan lembut.

" Iya Bunda." Sahut Ghani lagi dengan terpaksa.

" Lohh kok terpaksa gitu jawabnya." Ucap Layla.

" Enggak kok." Sahut Ghani.

" Sudahh, ini Ayah dari tadi laper lohh." Rungut Ayahh.

" Ya ampun Bunda sampai lupa, ya sudah Ghani ayo kita makan, ayo Ayah." Ucap Layla.

" Ayo." Sahut Ridwan.

💜💜💜

Malik memeriksa tagihan kartu kreditnya, Malik sedikit ternganga karena tagihan kartu kreditnya mencapai 1 milyar.

" Sayang kamu beli apa sihh, sampai segini tagihannya." Tanya Malik.

" Aku beli tas yank." Sahut Chiya.

" Kok tasnya segitu harganya yank." Tanya Malik lagi.

" Iyalah yank, itu kan merk gucci sama kaya artis Korea gitu lohh." Ucap Chiya.

" Haaahhh kamu ini." Ucap Malik.

" Tegur dong Malik, kamu ini hah huh hah huh terus." Ucap Oma Ani.

" Ma sudahlah." Sahut Malik.

" Kamu itu kebiasaan ya Malik, nanti dia keterusan kaya gitu kamu pikir uang yang dipakai itu uang siapa." Ucap Oma Ani.

" Oma kenapa marahin Mami, biarin aja Oma." Ucap Fino yang sudah mulai berani.

" Berani ya kamu Fino sama Oma." Sahut Oma Ani.

" Ma sudah, sama anak kecil akan Mama gak mau ngalah gimana sih." Ucap Malik.

" Mama tuhh kayak gini karena sayang sama kamu, Mama gak mau punya mantu dan cucu malas." Ucap Oma Ani.

" Mama jangan bikin aku naik darah, sudah." Ucap Malik.

" Malik." Ucap Ani dengan keras.

" Kamu berani sama Mama Malik, Mama gak nyangka kamu lebih berpihak pada istri kamu yang licik ini. Hahaha tapi sudahlah gak ada gunanya lagi Mama menasehati kamu dan keluarga Lik, sekarang terserah kalian mau melakukan apa aja." Ucap Ani dengan perasaan sedih.

" Mama." Ucap Malik.

Ani pun pergi ke belakang dan lebih memilih masuk ke kamar Ridwan dulu dengan istrinya.

" Hiks hiks, Ridwan Mama kangen nak jemput Mama." Ucap Ani tersedu-sedu.

Sedangkan Rayis yang ada di balkon sambil memandang bintang.

" Apa yang aku lakukan ini benar, tapi kenapa aku melihat Ani makin kurus." Batin Rayis.

" Egoku terlalu besar memang aku akui itu, tapi aku juga tidak bisa mengatakan aku salah." Ucap batin Rayis lagi.

" Ridwan, dimana dia sekarang." Batin Rayis yang ternyata masih memikirkan Ridwan.

🔴🔴🔴

Malam ini Ghani tidur bertiga sama Ayah dan Bunda barunya, walaupun sebenarnya dia risih tapi dirinya tidak bisa berbuat apa-apa.

" Nahh sekarang kita bobo dulu, Ghani hafal belum doa sebelum tidur." Tanya Layla.

" Hmm, hafal Bunda." Sahut Ghani.

" Yaiyalah gue hafal, lo aja gak tau." Batin Ghani.

" Mana coba, Ayah sama Bunda mau denger." Ucap Ridwan.

" Allahumma ehh hihihi.. bismillahirrahmanirrahim bismikallahumma ahya wa amuut aamiin. Ucap Ghani berdoa.

" Duhh pinternya anak Bunda." Puji Layla.

" Ya sudah ayo kita bobo." Ajak Ridwan.

Setelah beberapa menit kemudian Layla dan Ridwan tertidur karena kecapean, Ghani yang melihat wajah mereka yang kecapean malah timbul naluri anak kecilnya.

" Aduhhh Ghani sadar, lo itu sudah dewasa." Ucap Ghani menyadarkan pikirannya.

Brakk...

" Wwooahaaa." Teriak Ghani yang melayang.

" Ehh apa ini." Ucap Ghani ketakutan.

Clingy...

" Ghani." Panggil peri kebaikan.

" Peri." Ucap Ghani.

" Pakai cincin yang ada dijari kamu Ghani." Suruh peri.

" Buat apa?" Tanya Ghani bingung.

" Buat hentikan kekuatan jahat ini, cepat." Pinta peri lagi.

" Ba baik." Ucap Ghani.

" Haaaaa." Ucap Ghani sambil memancarkan cincin itu ke segala arah.

Brakkkk...

Ghani terjatuh, tapi anehnya kenapa Ayah dan Bunda nya tidak melayang dan bangun.

" Kok aneh yahh." Ucap Ghani.

❤❤❤

Terpopuler

Comments

Saadah ha

Saadah ha

keren

2023-02-03

0

🤗🤗

🤗🤗

meluncur🌹🌹🌹

2023-01-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!