❤ 𝓗𝓪𝓽𝓲 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓲𝓷𝓭𝓪𝓱 𝓲𝓽𝓾 𝓶𝓲𝓵𝓲𝓴𝓴𝓾 ❤
Ghani tidak menyangka ternyata cincin yang ada di jarinya ternyata memiliki kekuatan.
" Wahh ini sangat hebat, tapi... kok kamu tahu kalau cincin ini punya kekuatan." Tanya Ghani pada peri.
" Awalnya aku juga tidak tahu, tapi setelah aku pergi ke markas peri mereka kasih tahu tentang cincin itu." Jawab peri itu.
" Lalu gunanya cincin ini untuk apa?" Ucap Ghani lagi.
" Itu untuk membantu kamu menghadapi orang-orang jahat yang menyakiti keluargamu." Sahut peri itu.
" Apa misinya sudah dimulai." Tanya Ghani.
" Sepertinya, tapi aku kurang tahu." Sahut peri.
" Lahhh🤨 kau aja gak tahu, gimana aku." Ucap Ghani.
" Aku memang peri tapi bukan berarti aku tau semuanya, aku hanya bisa merasakan jika ada orang jahat yang akan datang dan itu tugasmu melindungi keluarga barumu sekarang." Ucap peri.
" Idihhh, ngambek gitu aja ngambek dasar peri jadi-jadian." Ucap Ghani dan cling.... peri itu menghilang.
" Untung aja mereka berdua gak bangun, kalau bangun bisa jadi masalah baru." Ucap Ghani.
𝓖𝓱𝓪𝓷𝓲 𝓴𝓮𝓶𝓫𝓪𝓵𝓲 𝓴𝓮 𝓽𝓮𝓶𝓹𝓪𝓽 𝓽𝓲𝓭𝓾𝓻
ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡
Ani tidak tidur di kamarnya bersama Rayis, dia tidur di kamar Ridwan.
" Ridwan Layla, mama kangen nak." Ucap Ani memandang foto Ridwan bersama istrinya.
" Dimana kalian, tinggal dimana? Mama sangat khawatir Ridwan, kamu pasti lagi susah yah nak tapi mama selalu berdoa untuk kehidupan kalian berdua." Ucap Ani yang tanpa sadar didengar oleh Rayis.
" Segitunya kamu sayang sama Ridwan, Ani." Batin Rayis yang mengintip dari luar pintu.
Rayis pun menyudahi mengintip Ani, dia kembali ke kamar namun tak lama ponselnya berbunyi.
Tut tut tut..
[ Hallo, ada apa ]
[ Kita gagal bos ]
[ Apahhh, bodoh kalian kenapa bisa gagal hah ]
[ Kita ketahuan bos, tiba-tiba aja saat kita melacak timbul kosong bos kayaknya orang yang ingin bos ketahui itu jago komputer bos ]
[ Aakhh gak berguna kalian ]
Rayis marah pada anak buahnya yang gagal mencari tahu tentang keberadaan Ridwan dan istrinya.
" Aku akui Ridwan sangat ahli dalam IT, bagaimana caranya biar aku tahu dimana mereka tinggak." Pikir Rayis.
ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡
Malik memandang Fino, dia sebenarnya memikirkan perkataan mamanya dan itu dilihat oleh Chiya.
" Kamu kenapa sayang." Tanya Chiya sambil memainkan ponselnya.
" Sayang, apa perlu kita memotong uang jajannya Fino." Ucap Malik.
" Apahhh." Ucap Chiya terkejut.
" Kamu sudah gila yahh mas, uang jajannya Fino terbilang sedikit masa mau kamu potong juga." Ucap Chiya lagi.
" Bukan begitu sayang, tapi aku cuma ingin Fino jadi anak yang baik loh emang aku salah." Tanya Fino lagi.
" Mas, uang jajannya Fino cuma satu juta sehari padahal banyak kok temannya yang uang jajannya 5 juta terus kenapa kamu malah mau motong uang jajannya Fino." Ucap Chiya.
" Ya sudahlah kalau kamu gak setuju, gitu aja marah." Ucap Malik yang langsung mengambil selimut dan tidur.
" Ihh malah tidur, dasarrr." Ucap Chiya kesal.
ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡
Ash sholaaaaaaaaaaatu khairummm minann nauum.
Adzan subuh menghiasi komplek perumahan sederhana, terlihat Ridwan sudah mulai bangun.
" Bundaa, bangun sayang." Ridwan membangunkan Layla.
" Ehemm, bentar lagi sayang lima menit lagi." Sahut Layla yang masih tidur.
" Gak ada lima menitan sayang, ayo kita mandi." Ucap Ridwan.
Mau tidak mau Layla bangun dan ikut mandi subuh bersama suaminya, setelah selesai mandi Ridwan minta pada Layla untuk membangunkan Ghani.
" Bunda tolong bangunkan Ghani dan mandikan, ayah mau ajak dia ke mesjid harus di biasakan." Ucap Ridwan.
" Iya." Sahut Layla.
Layla kemudian masuk ke kamar dan membangunkan Ghani yang masih lelap tidur.
" Ya ampun anak bunda ini bobonya, sayang bangun heyy bangun sayang." Layla mengelus lucuk kepala Ghani.
Karena merasa ada yang menyentuh badannya, Ghani pun bangun.
" Hoammm, ada apa bunda?" Tanya Ghani.
" Ini sudah subuh, kamu di ajak sama ayah ke mesjid tapi sebelumnya kamu mandi dulu." Ucap Layla.
" Busett dah, gue kan gak pernah sholat." Batin Ghani.
" Ghani sayang kok melamun." Tanya Layla lucu.
" Eee Ghani.. gak hafal gerakan sholat bunda." Ucap Ghani jujur.
" Ya gak papa makanya Ghani di ajak sama ayah ke mesjid biar tahu gerakannya." Sahut Layla menjelaskan.
" Baik bunda, ya sudah Ghani mandi yahh." Sahut Ghani.
" Ok, sini bunda mandiin." Ucap Layla.
" Ghani bisa sendiri kok bunda." Sahut Ghani.
" Emang Ghani bisa." Tanya Layla.
" Bisa dongg, ya sudah Ghani mandi dulu yahh." Ucap Ghani lalu pergi ke kamar mandi.
" Ghani Ghani." Ucap Layla gemas.
ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡
Ani juga bangun untuk menunaikan sholat subuh.
Sedangkan Rayis dan yang lainnya masih tertidur pulas, apalagi Chiya jangan ditanya bisa jam 10 baru bangun.
Art yang melihat nyonya besar mereka sholat di dalam kamar Pak Ridwan sedikit heran.
" Kok nyonya Ani sholat di kamar Pak Ridwan." Batin Art itu.
" Itu karena nyonya Ani bertengkar sama yang lainnya." Bisik art yang satunya.
" Astaghfirullahalazim, Onem." Ucap Sami.
" Apaan sih mpok." Ucap Onem.
" Kamu yang apaan, bikin gue kaget aja lo." Ucap Sami.
" Yahh kirain tadi gak kaget, ehh mpok ngapain lihatin nyonya sholat." Tanya Onem.
" Banyak tanya lo, udahan ahh ayo masak." Sahut Sami kesal.
" Lahhh malah pergi." Ucap Onem.
ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡
Selesai sholat Layla memasak untuk keluarganya.
" Hari ini aku masak rica-rica aja dehh, Mas Ridwan kan suka ehh tapi Ghani kan masih kecil ya udah deh aku masuk ayam goreng sama rica-rica dan tumis kangkung." Ucap Layla.
Selesai masak Layla pergi ke samping rumah untuk merapikan letak mesin cuci yang nantinya akan di jadikan usaha laundry.
ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡
Pulang dari mesjid Ridwan menggandeng tangan Ghani.
" Ghani udah hafal belum tadi gerakan sholatnya." Tanya Ridwan.
" Sudah yah, Ghani dah hafal." Sahut Ghani.
" Wahh pinter anak ayah." Puji Ridwan.
Dari belakang terlihat seseorang sedang memanggil.
" Pak Ridwan." Panggil orang itu.
" Ehh, ada apa yahh pak." Tanya Ridwan berhenti di pinggir jalan.
" Pak Ridwan warga baru ya disini." Tanya orang itu.
" Iya pak, saya warga baru disini kemaren malam Pak datangnya." Ucap Ridwan.
" Wahh kalau begitu pak Ridwan ke rumah saya aja nanti untuk pendataan penduduk di kampung ini." Ucap orang itu.
" Bapak." Tunjuk Ridwan.
" Saya rt disini pak, kenalin Damar." Ucap Damar.
" Ouhh iya iya salam kenal yah pak rt." Ucap Ridwan
" Ini anak kamu yahh." Tunjuk Damar ke arah Ghani.
" Iya Pak Rt, ini anak saya." Sahut Ridwan.
" Aduhh jangan panggil Pak Rt dong, panggil aja Damar." Ucap Damar sambil tertawa senang.
" Baik Pak Damar." Sahut Ridwan.
ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡
❤ 𝓷𝓰𝓪𝓵𝓲𝓱 𝓽𝓪𝓱𝓾𝓵𝓪𝓱 𝓶𝓮𝓸𝓵𝓪𝓱 𝓷𝓸𝓿𝓮𝓵 𝓷𝓲𝓱𝓱 𝓴𝓪𝓭𝓪 𝓰𝓪𝓰𝓪𝓶𝓹𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷, 𝓶𝓪𝓴𝓪𝓷𝔂𝓪 𝓳𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓹𝓵𝓪𝓰𝓲𝓪𝓽.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
kamila232
bagus banar caritany
2023-01-31
1