Bab 2

♥️ UY URANG BUNGAS ♥️

♥️♥️♥️

Saat Layla merapikan kardu yang habis pindahan, rumahnya tidak besar dan tidak kecil.

Karena sudah tidak tinggal dirumah mewah lagi, akhirnya Layla memutuskan untuk membuka laundry pribadi sendiri dirumahnya.

Ghani yang sebenarnya malas membantu langsung di datangi oleh peri kebaikan.

" Ghani bantu mama kamu." Perintah peri.

" Ogahh ngapain aku bantu." Sahut Ghani dalam telepati.

" Ouhh mau selamanya jadi anak kecil yahh." Ancam peri.

" Ihh peri kok jahat banget sihh." Protes Ghani.

" Makanya, cepat bantu." Ucap peri.

" Iya iya, ini aku bantu." Sahut Ghani.

" Bunda apa ada yang bisa Ghani bantu." Ucap Ghani dengan polosnya dimata Layla.

Layla tersenyum

" Ghani mau bantu Bunda." Tanya Layla, Ghani pun mengangguk.

" Emang Ghani bisa." Ucap Layla lagi yang tampak meragukan Ghani.

" Bisa Bunda, Ghani kan udah besar." Sahut Ghani.

" Ehehehe iya iya kamu sudah besar." Ucap Layla.

" Ghani bantu ngangkut barang aja ya Bunda." Ucap Ghani sambil berlari.

" Iya sayang, tapi jangan angkut barang berat ya nak." Ucap Layla.

" Iya Bunda." Sahut Ghani.

💓💓💓

Ani sebenarnya bukan ibu yang jahat, tapi karena tekanan suami dan keluarganya membuat Ani tidak bisa berbuat apa-apa.

Ani punya anak dua Ridwan dan Malik, Ridwan anak pertama dan Malik anak kedua.

Malik sudah menikah dengan Chiya dan punya anak laki-laki namanya Fino, hampir seumur dengan Ghani kecil.

Ridwan sudah 7 tahun menikah namun tidak dikaruniai anak, Ridwan di tuntut punya anak supaya meneruskan perusahaan namun faktanya Ridwan mengalami kemandulan permanen.

Tidak hanya Ridwan, ternyata Layla juga di tuntut keluarganya untuk punya anak dan itu membuat Layla stress dan mengalami sakit keras hingga sulit hamil.

Semenjak Ridwan dan Layla mengalami kemandulan permanen, Rayis sangat malu dan segera memecat Ridwan.

Ani sangat menyayangi Ridwan karena sikap dan karakternya yang lembut dan baik.

Fino tumbuh menjadi anak yang manja, dia tidak mau memakai baju atau seragam kecuali di pakaikan oleh art.

" Fino, ayo pakai baju." Suruh Oma Ani.

" Tidak mau." Sahut yang asyik menonton di handphone.

" Ini udah jam berapa Fino, nanti kamu telat loh." Ucap Oma Ani lagi, namun tidak dihiraukan oleh Fino.

Karena tidak ingin sang cucu terlambat, akhirnya Ani menarik tangan Fino untuk memakai baju.

" Ayo sini pakai bajunya." Ucap Oma Ani.

" Aduhh Oma sakit, sakit Oma." Teriak Fino.

" Fino jangan ngada-ngada kamu, Oma pegangnya biasa aja kok." Ucap Oma Ani.

" Tetap aja sakit Oma." Ucap Fino dengan keras.

" Fino kamu berani bentak Oma." Ucap Oma Ani mulai emosi.

" Ada apa sih ini ribut-ribut." Ucap Chiya.

" Mamiiii... Oma Mami." Fino yang tahu Maminya sangat sayang padanya mulai bertingkah.

" Kenapa sayang, kamu di apain Oma." Tanya Chiya.

" Kalau kamu tanya sama Fino jangan kurang ajar." Tegur Ani.

" Oma menarik tangan Fino Mi, sakit tangan Fino." Ucap Fino yang sudah kelihatan bibit buruknya.

" Fino kamu jangan mengada-ngada, Oma menarik tangan kamu tadi pelan." Ucap Oma Ani.

" Ada apa sihh ini, pagi-pagi dah ribut." Ucap Malik.

" Itu tadi mas, Ibu kasar sama Fino." Ucap Chiya.

" Eh Chiya kamu jangan kurang ajar yahh, saya tidak mungkin kasar sama cucu saya sendiri." Ucap Oma Ani.

" Memang itu yang terjadi Bu." Sahut Chiya.

" Ibu sudah, jangan di lanjut lagi." Ucap Malik.

" Malik, ibu ingatkan hati-hati anak yang di manja itu akan menyengsarakan orang tuanya nanti." Ucap Oma Ani.

" Ani cukup." Ucap Opa Rayis dari luar.

Ani terkejut mendengar suara Rayis, suaminya.

" Mas Rayis." Ucap Ani dalam hatinya.

" Kamu itu sukanya cari masalah aja." Ucap Rayis.

" Bisa tidak kamu ikuti kemauannya Fino, biar bagaimana pun Fino cucu tunggal kita." Ucap Rayis.

" Aaahhh sudah mas, capek aku dan jangan suruh-suruh aku lagi." Sahut Ani yang membalikkan badannya.

Mendengar jawaban Ani, Rayis sangat marah. Malik tahu Papahnya pasti marah sama Mamanya, dengan cepat Malik menyuruh Chiya membawa Fino.

" Kamu bawa Fino cepat." Ucap Malik.

" Berani kamu sama saya sekarang yahh, udah gak takut lagi kamu." Ucap Rayis.

Dengan hati yang teguh, Ani menjawab dengan suara lirih.

" Untuk apa aku bertahan jika hanya untuk kesakitan, aku lelah menghadapi orang keras kepala sepertimu, kamu ingin dirajakan tapi kamu membabukan aku di rumah ini, menikah hanya untuk punya anak ideologi macam apa itu." Ucap Ani lalu pergi.

Rayis hanya terdiam mendengar ucapan Ani, istrinya.

💓💓💓

Dengan cepat Ghani membantu meletakkan barang dan menyusun barang dengan rapi, saat mengambil tas rakit milik Ayahnya ternyata tangan mungilnya tidak kuat.

" Iiiiiihh... kok berat yahhh, biasanya aku kuat ngangkat." Ucap Ghani dan itu disaksikan oleh peri kebaikan.

Peri kebaikan hanya tertawa kecil lalu dia mempunyai ide untuk mengerjai Ghani.

" Wushhhh." Peri kebaikan mengubah tas rakit itu sangat berat dan menindih tubuh mungil Ghani.

Brukkk...

" Aaaww sakit, aduhh sakit." Ucap Ghani.

" Ghani." Ucap Layla yang mendengar suara teriakan Ghani.

Dengan cepat Layla menyusul Ghani, dan melihat Ghani tertimpa tas rakit.

" Astaghfirullah Ghani." Ucap Layla langsung mengangkat tas rakit itu dan langsung menggendong Ghani.

" Hiks.. huuuuu..." Ghani kecil menangis.

" Ya allah Ghani, kamu kalau gak kuat angkat jangan di angkat sayang." Ucap Layla.

" Sebenarnya aku bisa angkat, tapi peri kebaikan itu ngerjain aku awas aja nanti." Batin Ghani.

" Sakit Bunda." Ucap Ghani.

" Yang mana yang sakit sayang." Tanya Layla.

" Pasti punggung kan." Ucap Layla lagi sambil mengelus punggung Ghani.

" Bunda, Ghani mau turun." Ucap Ghani.

" Kenapa?" Tanya Layla heran.

" Ghani dah besar, malu." Ucap Ghani.

" Ahahhaha, Ghani-Ghani pinter banget sihh kamu." Ucap Layla sangat gemas melihat Ghani.

Karena gemas Layla pun mencium pipi Ghani.

" Aduhh gimana nihh, aku dicium cewe cantik." Batin Ghani.

" Heyy, jangan mesum kau." Ucap peri dalam telepati.

" Huh, dasar peri jaim." Sahut Ghani yang juga dalam telepati.

" Aduh-aduh Bunda jangan, rumahnya masih belantakan." Ucap Ghani yang membuat Layla makin tertawa.

" Kamu ngomong R aja belepotan Ghan." Ucap Layla.

Layla pun menurunkan Ghani dan melanjutkan pekerjaan tadi.

" Ghani melipat baju yahh Bunda." Ucap Ghani.

" Iya sayang, ingat yahh hati-hati." Ucap Layla.

Layla pun keluar menyapu halaman, saat menyapu tetangga menyapa.

" Siang Bu." Sapa tetangga.

" Siang Bu." Sahut Layla.

" Baru pindah ya Bu." Ucap tetangga lagi.

" Iya baru tadi malam pindah." Sahut Layla.

" Ya sudah Bu ini tadi saya hajatan masih ada lebihan makanan, saya pergi dulu yahh." Ucap tetangga itu.

" Aaaa terimakasih yah, yahhbelum tahu namanya udah pergi lagi mainnya." Ucap Layla.

" Hmmm sop ayam, kesukaan Ayah ini ahh Ghani juga pasti makan ini coba ahh." Ucap Layla kemudian masuk ke dalam rumahnya.

💓💓💓

Terpopuler

Comments

Saadah ha

Saadah ha

perinya usil sekali😅

2023-02-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!