ᥫ᭡ 𝘕𝘢𝘩𝘩 𝘣𝘶𝘩𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘺𝘰 𝘭𝘢𝘬𝘢𝘴𝘪 𝘥𝘪𝘣𝘢𝘤𝘢 𝘯𝘰𝘷𝘦𝘭 𝘶𝘭𝘶𝘯, 𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘱𝘪𝘢𝘯 𝘨𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘶𝘭𝘶𝘯 𝘬𝘢𝘥𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘶𝘳𝘶𝘴𝘢𝘯 lahh🤭🤭 𝘢𝘺𝘰 𝘭𝘢𝘬𝘢𝘴𝘪, 𝘭𝘢𝘫𝘶𝘪, 𝘤𝘢𝘱𝘢𝘵𝘪, 𝘢𝘯𝘤𝘢𝘱𝘪 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘤𝘢 𝘯𝘰𝘷𝘦𝘭 𝘶𝘭𝘶𝘯.
⃝ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡
Setelah sampai rumah Ridwan dan Ghani makan, tapi anehnya Ghani tidak mau makan.
" Ghani nanti aja yahh makannya." Ucap Ghani.
" Loh kenapa sayang, nanti sakit lho kalau gak maka." Ucap Layla.
" Ghani gak laper." Sahut Ghani.
" No no, Ghani harus makan bunda suapin yahh." Ucap Layla.
" Gak ada tapi-tapian, ayo cepat makan." Ucap Ridwan.
Dengan terpaksa Ghani mau dan disuapin oleh Layla.
" Aduhhh bener sihh tapi aku juga agak risih kalau diperlakukan kayak begini." Batin Ghani.
ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡
Pagi-pagi sekali Ani keluar ingin jalan menghirup udara segar, Ani meminta pada sopir pribadinya untuk jalan.
" Mang, temenin saya jalan-jalan yah." Ucap Ani.
" Baik nyonya." Sahutnya.
Rayis melihat Diman menyalakan mobil.
" Siapa yang mau pergi." Tanya Rayis.
" Ehh tuan, a anu tuan ini nyonya Ani yang mau pergi." Sahut Diman.
" Mau ngapain pagi-pagi sudah pergi." Tanya Rayis.
" Wahh kalau itu saya tidak tahu tuan." Sahut Diman cari aman.
Tidak lama kemudian Ani keluar.
" Udah siap mang." Ucap Ani, pas mau masuk mobil langsung ditahan oleh Rayis.
" Mau kemana?" Tanya Rayis.
" Jangan pegang." Sahut Ani sambil menepis tangan Rayis.
" Sudah berani ya kamu, Diman." Ucap Rayis
" Kembali ke belakang." Suruh Rayis.
" Ta tapi tuan bagaimana dengan." Ucap Diman gelagapan.
" Cepat." Sambung Rayis dengan cepat.
" Ba baik tuan." Sahut Diman yang langsung ngacir pergi ke belakang.
" Kenapa kamu suruh Diman ke belakang." Ucap Ani dengan menatap suaminya dengan penuh amarah.
" Aku yang menggajih Diman, jadi aku berhak menyuruhnya kemana saja." Sahut Rayis.
" Ouhh gitu yahh, tidak masalah aku bisa naik taksi." Sahut Ani.
" Kamu juga tidak boleh pergi, tetap di rumah." Ucap Rayis.
" Huh, kamu jangan berlagak sok berkuasa." Sahut Ani yang masih membelakangi Rayis.
" Memang itu kenyataannya saya suami kamu, jadi kamu harus patuh." Ucap Rayis.
" Haha.. suami yang seperti apa dulu yang harus saya patuhi, saya rasa... kamu paham." Sahut Ani yang kemudian pergi meninggalkan Rayis di depan rumah.
" Ani, saya minta kamu berhenti." Ucap Rayis, namun tetap di hiraukan oleh Ani yang terus jalan keluar.
" Ani." Panggil Rayis.
Namun Ani sudah keburu naik taksi.
ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡
" Bunda, Ghani bantu promosiin laundry nya yahh." Ucap Ghani.
" Boleh tapi emang Ghani mau promosi dimana sayang." Tanya Layla.
" Itu di pinggir jalan." Sahut Ghani.
" Gak, itu terlalu bahaya." Ucap Layla.
" Tapi Ghani mau bantu bunda." Ucap Ghani lagi yang mencari perhatian pada Layla yang cantik menurutnya.
" Hmmm, enggak tetap enggak. Ghani kalau mau bantu bunda mending duduk disitu biar anteng." Ucap Layla.
" Tapi..." Sahut Ghani.
" Ghaniii." Ucap Layla.
" Ihh.." Ghani merajuk.
Dengan terpaksa duduk manis di samping bundanya dan seketika itu datang peri kebaikan mengejek.
" Ahahahahaha cieee ada yang merajuk." Ejek peri.
" Apaan sihh peri tengil." Sahut Ghani pelan.
" Ada apalagi sama nak itu kayak ngomong sendiri, hmm apa anak kecil kayak begitu yahh kayaknya aku harus ikut grup perkembangan anak deh." Ucap Layla sambil membenahi barang.
Namun tiba-tiba ada preman yang menghampir Layla, dengan mesum mereka berdua ingin menyentuh Layla di pagi hari ini.
" Aduhh ada perempuan cantik ini bang, samperin yuk."
" Kalian mau ngapain jangan macam-macam." Ucap Layla yang langsung memeluk Ghani.
" Aduhh neng cantik jangan marah gitu dong, kita kan cuma mau temenan." Sambil mencolek badan Layla.
" Aww jangan kurang ajar yah." Ucap Layla marah.
" Aduhh galak bener neng."
" Jangan sentuh bunda." Ucap Ghani marah.
" Ehh bocah mending lo mundur."
" Ghani jangan sayang bahaya." Ucap Layla yang berusaha melindungi Ghani.
" Ikut kita."
" Jangan lepasin saya." Ucap Layla.
Bughhjj... Ghani menampar preman itu dengan kayu sampai preman itu meringis kesakitan.
" Aww.. dasar bocah."
Dengan kaki yang masih sakit preman itu merebut kayu balik ditangan Ghani.
" Ihhj." Ghani mempertahankan kayu baloknya.
" Lepasin dasar bocah brakkk."
Ghani di pukul sama preman itu dengan kayu sampai membuat Layla berteriak histeris.
" Astaghfirullah, Ghani." Ucap Layla.
" Hahahah." Kedua preman itu tertawa senang.
Saat Layla ingin mendekati Ghani, tangannya sudah ditangkap oleh dua preman mesum itu.
" Ett ikut kita neng cantik."
" Lepasin, lepasin saya." Teriak Layla sambil memberontak.
Breshhhhh.. tiba-tiba waktu terhenti dan semua yang ada di seluruh dunia menjadi patung sementara.
Saat itulah tubuh Ghani yang kecil kembali seperti semula.
Ghani besar langsung membawa kedua preman itu ke gudang kosong, sedangkan Layla masih tidak bergerak.
Di gudang itu Ghani memutar waktu sedikit disekitarnya sampai preman itu kembali bergerak.
" Hah kita dimana."
" Gak tau bang, kita dimana."
" Heyy." Ucap Ghani besar.
" Siapa lo."
" Maut kalian." Sahut Ghani besar.
Bughhh brakkk jrakkk kressaassss...
Dengan mudah Ghani mengalahkan kedua preman itu dan meninggalkan sebuah surat.
Ghani kembali ke tempat Layla dan memutar kembali waktu seperti semula dengan cincinya.
Dan Ghani pun berubah menjadi anak kecil.
" Ahhh Ghani, astaghfirullah Ghani." Ucap Layla yang melihat Ghani tergeletak di tanah.
" Ghani sayang, heyy bangun nak." Ucap Layla.
Karena tak kunjung bangun, Layla mengangkat Ghani.
Membersihkan luka yang ada di jidat Ghani, Layla begitu tampak khawatir.
" Kayaknya aku gak perlu telpon Mas Ridwan dulu, kasian pasti dia capek ngurus toko barunya." Ucap Layla.
" Ya ampun nak, kok kamu nekat banget sihj." Ucap Layla sambil mengobati Ghani.
" Ehh tapi.. siapa yahh yang ngalahin preman tadi, aku sama sekali tidak melihat ahh sudahlah yang penting selamat." Ucap Layla.
ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡
Fino berangkat sekolah, di sekolah Fino sangat nakal dia melakukan sesukanya.
" Minggir." Fino menyuruh temannya minggir.
" Fino ini melakukan duluan dan aku duluan duduk disini, jangan sesukamu dong." Ucap Erik.
" Terserah aku, sekolah ini milik kakekku mau apa kamu." Sahut Fino sombong.
" Huuuu dasar sombong." Ucap Erik yang terpaksa pindah meja.
" Biarin, udah sana pergi dasar gembel." Ucap Fino yang tidak memiliki sopan santun dalam bicara.
" Enaknya makan apa yahh." Pikir Fino.
" Aha... aku tahu." Ucap Fino lagi.
" Pelayan, pelayan." Panggil Fino, tidak lama kemudian pelayan datang.
" Iya tuan muda ada apa?" Sahut pelayan itu.
" Aku mau minta makanan seefood cepat bikinkan." Suruh Fino dengan gaya sombong dan tengilnya.
" Baik tuan muda." Sahut pelayan itu lalu pergi.
Sambil jalan pelayan itu menggelengkan kepalanya pelan, karena lelah dengan kelakuan cucu pemilik sekolahan ini.
" Dasar anak orang kaya gak tau sopan santun." Gerutu pelayan itu.
ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡ᥫ᭡
💛 Nahh tatamu pulang kita, sudah uakah buhan pian mambacai novel ulun jangan kada ingatlahh💛
𝘉𝘈𝘏𝘈𝘎𝘐𝘈 𝘐𝘛𝘜 𝘚𝘌𝘋𝘌𝘙𝘏𝘈𝘕𝘈, 𝘋𝘌𝘕𝘎𝘈𝘕 𝘔𝘌𝘔𝘉𝘜𝘈𝘛 𝘖𝘙𝘈𝘕𝘎 𝘛𝘌𝘙𝘚𝘌𝘕𝘠𝘜𝘔 𝘚𝘜𝘋𝘈𝘏 𝘚𝘈𝘕𝘎𝘈𝘛 𝘉𝘈𝘏𝘈𝘎𝘐𝘈, 𝘚𝘜𝘋𝘈𝘏𝘒𝘈𝘏 𝘏𝘈𝘙𝘐 𝘐𝘕𝘐 𝘒𝘐𝘛𝘈 𝘔𝘌𝘔𝘉𝘜𝘈𝘛 𝘖𝘙𝘈𝘕𝘎 𝘛𝘌𝘙𝘚𝘌𝘕𝘠𝘜𝘔.
𝘑𝘐𝘒𝘈 𝘏𝘈𝘙𝘐 𝘐𝘕𝘐 𝘏𝘈𝘙𝘐𝘔𝘜 𝘉𝘜𝘙𝘜𝘒 𝘔𝘈𝘒𝘈 𝘉𝘌𝘙𝘜𝘚𝘈𝘏𝘈𝘓𝘈𝘏 𝘜𝘕𝘛𝘜𝘒 𝘉𝘈𝘏𝘈𝘎𝘐𝘈 𝘒𝘈𝘙𝘌𝘕𝘈 𝘏𝘈𝘙𝘐 𝘉𝘜𝘙𝘜𝘒 𝘛𝘈𝘒 𝘚𝘌𝘓𝘈𝘔𝘈𝘕𝘠𝘈.
# 𝓢𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪𝓽 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓪𝓬𝓪 #
𝓙𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓴𝓪𝓭𝓪 𝓲𝓷𝓰𝓪𝓽
🥰🥰🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
🤗🤗
wah gani jadi punya kekuatan
2023-02-08
0