Dari Plagiat Jadi Plarajin
Tanggal Pembuatan : 24 - 10 - 2022
Di sebuah tempat yang sangat gelap, tak ada satu pun makhluk yang mampu bertahan lama di dalamnya.
Dan seandainya ada, mereka pasti hanya akan memaksakan diri mereka saja.
Pulau yang tak pernah ada kebahagiaan di dalamnya, tempat penyiksaan batin yang begitu nyata bahkan menguras pikiran secara perlahan.
Nama pulau itu adalah pulau Prakbusya. Pulau yang di pimpin oleh seorang makhluk pembuat mimpi dan ia juga sangat menyeramkan.
Setiap malam ia menugaskan banyak para prajuritnya untuk pergi memeriksa seluruh manusia yang tak pernah menghargai karya tulis orang lain.
Jika mereka sudah menemukan mangsanya maka mereka akan mengambil tubuh manusia itu dan di masukkan ke dalam sebuah kotak hitam yang penuh dengan sarang laba - laba.
Tak cukup sampai di situ, kotak itu lalu di taruh di kedalaman tanah yang cukup dalam sampai mereka kesulitan untuk bernafas dan alhasil jiwa mereka pun keluar dari dalam tubuhnya.
Jiwa - jiwa itu kemudian di rantai dan di bawa ke pulau Prakbusya.
Teriakan, tangisan, dan permohonan tak ada artinya saat jiwa telah ada dalam genggaman para prajurit itu. Mereka seakan tuli dan mati akan rasa kasian.
Jiwa seorang gadis dengan rambut sebahu terlihat tak pernah lelah berteriak pada sosok yang sedang membawanya melayang dengan sebuah rantai yang terlilit cukup kuat pada lehernya.
"Hei! ada apa ini? dan siapa kamu? kenapa kamu merantai ku?" tanyanya yang masih berusaha agar terbebas dari rantai tersebut tapi tetap saja gagal.
"Hahahaha apa kau sadar bocah? jika kau sekarang sudah mati, jiwamu juga sudah menjadi milik kami." jawab sosok yang wajahnya tak terlihat karena seperti asap berwarna hitam.
"Tidak! tidak mungkin, aku tidak percaya sama sekali jika aku sudah mati. Perasaan aku sedang tidur di atas kasur empuk ku," geramnya.
"Kau bodoh atau apa hah? coba lihatlah sekarang tubuhku melayang di udara, tapi kau masih tak percaya juga. Seandainya kau adalah manusia biasa, apakah mungkin tubuh hinamu itu bisa melayang di udara?" hinanya.
"Kurang ajar! berani sekali kau menghinaku, dan asal kau tau kalau aku itu adalah gadis yang baik. Jika aku mati harusnya aku sudah berada di dalam surga berkat seluruh kebaikanku, bukannya di rantai seperti ini. Kamu pasti salah orang," geramnya.
"Aku prajurit makhluk yang paling di segani di pulau ini, tidak mungkin salah mengambil tubuh sesuai alamat yang telah di berikan terhadapku." responnya penuh penekanan.
"Dan kau ternyata cukup percaya diri juga ya, lihat saja nanti ketika kau sampai di sana. Tak ada satu wajah pun yang mampu kau lihat senyumannya, hanya ada tekanan batin yang kau terima nantinya akibat sebuah kesalahan yang telah kau lakukan sendiri." beritahunya.
"Kesalahan? maaf, aku tidak pernah menyakiti orang lain, dan aku juga sangat patuh kepada orang tuaku juga peduli pada teman - temanku. Bagaimana bisa sekarang kau dengan mudahnya berkata jika aku mempunyai kesalahan?" protesnya.
"Hmm... Sepertinya manusia memang makhluk yang mudah amnesia dengan kesalahannya sendiri, sedangkan kebaikan bagaikan rasa trauma yang tak akan pernah bisa dengan mudah di lupakan." resahnya.
"Tutup mulut omong kosongmu itu, lebih baik sekarang cepat kembalikan jiwaku pada tubuhku atau langsung kau antarkan saja aku menuju surga tempat peristirahatan yang terbaik untuk diriku." pintanya.
"Hahaha teruslah bermimpi, toh itu tidak akan ada gunanya sama sekali. Dasar manusia angkuh, tak sadar dengan perlakuan buruknya sendiri." geramnya lalu mengelurkan kekuatannya hingga membuat gadis itu bisu dan tak bisa bergerak agar ia mudah menjalankan tugasnya.
Hanya dua pasang mata yang di izinkan untuk terbuka, tujuan makhluk tersebut agar ia bisa melihat semuanya saat sudah sampai nantinya.
"Ah! sial! sungguh sial! makhluk ini malah menghilangkan suaraku, bahkan tubuhku saja menjadi kaku sampai tak bisa ku gerakkan sedikit pun. Liat saja nanti, aku pasti akan memberikan perhitungan kepadamu." tekadnya.
Akhirnya mereka tiba juga di sebuah pulau yang semuanya di tumbuhi oleh pohon beringin yang berwana hitam sampai ke daun - daunnya.
Di tengah - tengah pulau tersebut ada sebuah bangunan yang tampak begitu menyeramkan dengan warna hitam kemerahan - merahan bagaikan jimpratan darah, tapi hanya dalam lingkaran bangunan yang tampak seperti istana saja yang di setiap sisinya di bangun sebuah tembok yang menjulang hingga menembus awan.
"Ih... Tempat apa itu?" batinnya ikut merasa merinding.
"Perkenalkan ini adalah pulau Prakbusya, pulau yang paling di takuti oleh semua orang yang pernah melakukan plagiat pada karya tulisan yang susah payah di rangkai oleh orang lain." beritahunya sambil tersenyum miring.
"Hah? pulau untuk orang - orang yang suka plagiat karya? yang benar saja, aku sampai tak percaya jika di kehidupan lain ada juga pulau yang hukumannya di tujukan karena hal yang begitu sepele ini." batinnya merasa heran.
Mata gadis itu tak sengaja melihat seorang wanita lain yang terus berlari dari kejaran para makhluk berjubah, ia terus saja berlari sekuat tenaga tapi sayang kakinya malah tersandung robohan pohon hingga ia jadi tertangkap kembali.
"Tolong lepaskan aku! tolong! aku sudah tidak kuat menulis lagi, otak ku tak sanggup untuk menerima hal ini. Jika kalian membebaskanku, aku berjanji tidak akan menjadi orang yang suka menjiplak karya orang lain lagi." ucapnya memohon.
"Tidak ada ampun bagi kami untukmu! lebih baik cepat selesaikan tugasmu dalam menulis naskahmu, jika sampai satu Minggu kau tak mampu menyelesaikan cerita sebanyak 70 ribu kata, maka kamu akan mendapatkan hukuman yang setimpal dari kami." respon mereka yang kembali membawanya seperti karung beras.
"Tidak! tidak! tolong lepaskan aku, aku bisa gila jika seperti ini. Dan aku juga tidak kuat dengan semua hukuman yang begitu menyiksa itu, ku mohon lepaskan!!!" teriaknya yang tetap saja tak di respon oleh mereka.
Gadis itu dapat melihat tubuh wanita tadi sudah penuh dengan luka sayatan kecil di bagian lengannya yang memakai pakaian sepundak.
"Ya ampun, tempat apakah ini? apa mungkin ini tempat yang membuat seorang plagiat bisa merasakan pahitnya perjuangan penulis yang ia curi ceritanya dan dengan mudahnya di copy di tempat lain." pikirnya.
"Gawat! kalau begitu aku pasti akan mendapatkan hukuman yang sama, dan yang lebih parahnya lagi mana mungkin di sini ada alat modern yang mampu dengan mudah untuk mengetik seperti ponsel, laptop dan lain - lain." resahnya.
"Alamatnya pasti aku akan di suruh menulis hanya menggunakan selembar kertas dan sebuah pensil yang harus ku serut berulang kali," keluhnya yang sejak tadi hanya mengeluh seorang diri.
Gadis itu kini hanya bisa pasrah dan melihat lebih dulu apa yang akan di suruh oleh makhluk yang membawanya ini nantinya. Apakah akan sama seperti manusia plagiat lainnya.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Hai Kaka semuanya... 🤗
Makasih udah mau like, komen, ranting hadiah bahkan tak segan - segan memberikan Vote pada karya Star ya... Star sangat senang atas kebaikan Kaka semuanya... 😆
Semoga Kaka Sehat selalu ya... 😇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
❥༅ 𝙁𝙞𝙧𝙖𝙝 肖寅༄ ིྀ
maafkan aku baru mampir hehehe ❤❤
2023-12-21
1
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻syaa
Nama pulaunya saja aneh gimana kalo kita melihat makhluk pemimpinnya dan melihat para makhluk yang tinggal disana... Hiiii pasti seremmm... jadi merinding 😨
2023-04-23
0
🅳𝓮𝒜 🄰🅻𝖊乂𝓲𝒶
jangan sekap dia kasian ih tega banget
masa iya sih dah mati kok ngeri banget
lagian mati nya kapan cepet banget matinya
2023-04-23
0