Tanggal Pembuatan : 24 - 10 - 2022
Gadis itu kini sudah berada di dalam ruangan, ia merasa aneh dengan dirinya. Katanya ia sudah mati, tapi kenapa kakinya masih bisa menapak di tanah?
Pertanyaan itu terus saja menghantuinya, dan kini rantai yang melekat di lehernya juga di lepas hingga menimbulkan bekas merah di sana.
"Dasar makhluk aneh sialan! gara - gara kamu leherku yang mulus jadi lecet begini," batinnya merasa geram sambil mengelus lehernya.
Untung mahluk asap hitam itu tidak dapat membaca batin manusia, jika bisa sudah tentu gadis itu akan di berikan pelajaran saat itu juga.
"Hormat yang Mulia, saya membawa seorang gadis atas nama Gezastia kehadapan Baginda sebab ia telah melakukan Plagiat pada karya Kakanya sendiri." lapornya yang membuat gadis itu terkejut dan baru menyadari di mana letak kesalahannya.
"Ya ampun, gawat! aku benar - benar lupa jika karya yang sempat aku jiplak itu sangat di minati oleh para pembacaku. Namun setelah mereka tau jika itu sebenarnya punya siapa, baru mereka membuliku habis - habisan." batinnya merasa resah.
"Berapa banyak kata yang ia jiplak dari karya Kakanya? dan sampai berapa pembaca yang sudah menikmati hasil karya curiannya?" tanya Raja tersebut.
"Kalau tidak salah ia telah menjiplak 200 ribu kata, dengan popularitas karya hingga mencapai 10 M." jawabnya.
"Wah... Berarti lumayan berat juga hukuman yang harus ia jalankan saat ini," ucap sang Raja.
"Benar yang Mulia, dia juga manusia yang tak tau diri. Sejak tadi ia selalu bersikap layaknya seperti orang yang tidak memiliki dosa sama sekali, padahal jika di lihat langsung lidahnya terdengar lebih pedas dari pada cabai." geramnya sambil menatap tajam Gezastia.
"Baik, hukum dia dengan menulis 300 ribu kata dalam waktu tiga minggu. Dan tulisan itu harus di tulis sangat rapi," putusnya.
"Apa? 300 ribu kata? apa otak Raja ini sudah konslet apa? yang benar saja, aku ini masih penulis pemula. Mana sanggup langsung di serang sebanyak itu dengan jumlah kata yang lumayan banyak pula." protesnya tak terima.
Gezastia akhirnya sudah dapat mengeluarkan suaranya, karena sihir makhluk itu sudah di hilangkan saat ia sudah berhadapan dengan Baginda Raja.
"Hei! berani sekali kau berkata kepada Baginda Raja seperti itu," unjuknya dengan tatapan yang penuh sorot api kemarahan.
"Siapa peduli, lagian ya karya penulis novel yang aku jiplak itu adalah punya kakaku. Jadi wajar dong kalau aku mengambilnya hanya untuk mempromosikannya saja," ucapnya berbohong.
"Sungguh pintar membalikkan fakta, kau kira kakamu itu tidak sakit hatinya saat mengetahui jika karyanya ternyata di curi oleh adiknya sendiri." resahnya tak habis pikir.
"Ya pastinya kesel sih, tapi tidak sampai lama bisa marah kepadaku. Karena aku kan adik kesayangannya. Mana mungkin ia ingin hidup adiknya menderita, hingga ia dapat dengan mudah memaafkanku." jelasnya.
"Itu kan jika ia sudah mengetahui, dan apakah kau tau. Meskipun yang melakukan itu adiknya, tapi apa kau pikir itu tidak sakit? itu sebabnya prajurit ini terbentuk di sebabkan kekesalan dan rasa sakit dari hati kakamu." tegasnya.
Gezastia jadi terdiam, ia kini bisa paham sekarang. Akhirnya ia pun memilih pasrah tanpa ingin menjawab apa pun lagi.
"Hahaha baru sekarang kau diam kan? mulai besok kerjakan hukumanmu, dan aku ingin satu buku itu bisa terisi dengan 300 ribu kata dalam waktu hanya tiga Minggu bagaimana pun caranya." ucapnya.
"Baik yang Mulia akan saya laksanakan," responnya sambil menunduk sedih.
"Prajurit, cepat antar dia ke dalam sel tahanan penulisan." perintah Raja tersebut.
"Siap yang Mulia," responnya sedikit membungkukkan badan lalu menyuruh gadis itu untuk mengikutinya.
Seakan terhipnotis Gezastia langsung mengikutinya dari belakang, tak ada lagi raut wajah yang menunjukkan rasa kesal. Yang ada hanyalah sisi penyesalan yang tiada habisnya.
"Aku memang bodoh, harusnya aku tidak terlalu menghiraukan ucapan beberapa teman - temanku yang selalu membandingkanku dengan kakaku. Memang aku bukanlah gadis yang pintar, untuk membuat cerita saja aku tak mampu. Itu sebabnya aku di anggap bodoh oleh mereka," batinnya yang kini sudah berada di sebuah lorong yang begitu gelap.
Tapi saat kakinya sudah masuk ke sana tiba - tiba saja ruangan tersebut jadi bercahaya, memperlihatkan banyak manusia yang sibuk bekerja keras di dalam selnya masing - masing.
Jika di lihat - lihat tempat ini tidak terlalu buruk, di dalamnya terdapat sebuah tempat tidur dan meja belajar. Makan? mungkin saat menjadi arwah ia tidak akan pernah merasakan lapar.
Lagian ruh manusia dalam keadaan terkekang seperti ini pasti tidak akan memikirkan apa pun selain bebas.
Setiap langkahnya menuju ke selnya, ia dapat melihat puluhan manusia itu lebih banyak menulis di atas meja belajar atau pun sambil berbaring di atas kasur. Intinya tidak ada yang tidur - tiduran saja di situ.
Di depan setiap sel ada sosok penjaga mereka masing - masing, mereka akan terus berjaga dari pagi sampai sore hari. Saat malam para penjaga itu akan menghilang dan membiarkan mereka keluar dari sel hanya di sekitar lorong saja.
"Ini adalah selmu, di atas meja belajarmu itu ada sebuah buku dan sebuah pensil. Jika kamu menulis di atas selembar kertas itu, maka di bagian bawahnya akan menunjukkan berapa total kata yang telah kamu rangkai."
"Rangkaian kata akan berubah kembali menjadi nol saat kamu telah membuat bab baru atau judul baru. Jika ingin melihat keseluruhan kata, kamu hanya tinggal melihat sampul bagian depan yang akan menunjukkan total dari keseluruhan kata dalam buku itu." jelasnya.
"Baik aku paham, nanti ketika telah menulis 300 ribu kata apa yang akan terjadi?" tanyanya.
"Jika kau sudah menyelesaikan 300 ribu kata maka buku itu akan naik ke atas lalu bersinar dengan terang, membuat kau terhisap ke dalamnya. Buku itu akan membawamu ke dalam tubuh yang telah kami kubur jauh di dalam tanah atas izin dari Baginda Raja."
"Saat jarak antara buku itu sudah dekat dengan tubuhmu maka kotak hitam kecil itu akan terbang keluar dan membesar, barulah arwahmu itu bisa masuk ke dalamnya."
"Jadi sejak awal kau memasukkan kami ke dalam kotak kecil? bagaimana tubuh manusia kami yang besar bisa masuk?" tanyanya bingung.
"Dasar bodoh! cobalah jangan hanya bisa menjadi otak udang saja, yang kotorannya hanya ada di kepala." resahnya sambil memegang dahinya.
"Tubuh manusiamu sudah lebih dulu aku sihir menjadi kecil, baru aku masukkan ke dalam kotak. Lagian aku tidak ingin membuat diriku menjadi lelah dengan membawa tubuh gendutmu itu," acuhnya.
"Heh! dasar makhluk aneh, bisanya mandang fisik aja. Aku ini gak gendut tau, cuma kebanyakan sedikit lemak saja. Kamu apa tidak bisa mengaca pada dirimu sendiri, tubuh seperti asam hitam saja sombongnya tingkat rumput laut." balasnya tak habis pikir.
"Jangan sembarangan bicara, meskipun aku begini. Lama - lama aku akan menjadi tampan jika kamu berkerja begitu keras," jelasnya.
"Maksudmu kalau aku rajin nulis maka wajahmu akan berbentuk dan tak lain bukan lagi asap hitam? jadi pria tampan gitu jika tulisanku bagus karena akunya rajin?" tanyanya yang di angguki olehnya.
"Hahaha," tawanya sedikit terbahak - bahak.
"Kenapa kau tertawa?" tanyanya karena merasa tidak ada hal yang lucu.
"Hahaha makhluk asap aneh, masak ia bisa tampan hanya karena aku. Hadeh... Udah sadari saja dirimu yang hanya berupa asap hitam dan akan terus menjadi asap hitam," tawanya sambil masuk ke dalam selnya yang masih terbuka lalu tertutup dengan sendirinya.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Hai Kaka semuanya... 🤗
Makasih udah mau like, komen, ranting hadiah bahkan tak segan - segan memberikan Vote pada karya Star ya... Star sangat senang atas kebaikan Kaka semuanya... 😆
Semoga Kaka Sehat selalu ya... 😇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
❥༅ 𝙁𝙞𝙧𝙖𝙝 肖寅༄ ིྀ
thor kamu org hebat. semangat berkarya nya yah. ❤❤🌸
2023-12-21
1
𝒟𝑒𝒶 🄰L𝑒ⓝ𝒶
gak mungkin dia dah meninggal nyatanya kakinya
nampak tanah berarti dia masih hidup kan
jahat banget sih tuh makluk ngeri jadi takut dan merinding
2023-04-23
0
𝓭𝑒🄰꒒ⓞѵ🄰
ih plagiat jiplak aja bisanya bikin sendiri lah
gak lumayan harus berat itu hukumannya
kenapa sih bikin sendiri gak bisa kah niru aja bisanya
2023-04-23
0