Tanggal Pemberitahuan : 25 - 10 - 2022
Di pagi hari yang cerah, matahari mulai masuk di celah - celah ruangan sel tersebut. Suara kicauan burung kecil pun terdengar dari luar ruangan.
"Hoah... Udah pagi rupanya," ucapnya bangkit sambil merentangkan tangannya.
Ia mulai melihat ke arah makhluk yang kini sudah kembali berubah menjadi buku.
Jujur! sebenarnya ada rasa penasaran yang amat sangat dalam dari dalam lubuk hatinya, tapi ia memilih tak ingin terlalu banyak bertanya hal lagi.
Sekarang yang Gezastia fokuskan hanya untuk mengarang, mengarang dan mengarang. Jika ia bisa menyelesaikan misi ini dengan cepat, otomatis ia bisa cepat keluar juga dari tempat tersebut.
Kini ia memilih bangkit dan menapakkan kakinya di atas lantai yang begitu dingin.
"Dunia ini benar - benar aneh, ruh masak iya bisa menapak di tanah dan merasakan dinginnya lantai bagaikan masih di dalam tubuh yang asalnya terbuat dari tanah liat." ucapnya.
Karena tak ingin terlalu memikirkan hal itu ia memilih mengambil bukunya dan duduk di atas meja, tangannya terlebih dahulu mengambil pensil baru membuka halaman selanjutnya yang masih belum tergores tinta olehnya.
Semalam ia baru saja memulai sebanyak 3000 kata, jadi masih sangat banyak kata yang harus ia kejar.
Ia juga merasa bersyukur karena tempat hukuman untuk para Plagiat tidak seberat dan semenyeramkan yang ia pikirkan.
Buktinya mereka masih di berikan kamar yang layak agar mudah berpikir, juga kasur yang lumayan empuk untuk menghilangkan rasa lelah.
"Baik! mari Gezastia, hilangkan rasa takutmu jika nanti tulisan hasil idemu ini di baca oleh baginda Raja sang pemilik pulau ini." ucapnya mencoba menenangkan diri sendiri.
"Ya! bagus itu, semangat Gezastia. Aku akan selalu menemani dan melindungimu dari bahaya apa pun," ucap seseorang di balik yang ada di depan sel.
"Hah? siapa itu yang bicara?" tanyanya tapi tak kunjung mendapat jawaban.
"Jawab! atau aku akan mogok menulis," ancamnya.
"Jika kau melakukan hal itu, sama saja kau meminta amukan dari wanita tua yang sempat datang ke kamarmu itu. Ingat! berhati - hatilah dengannya, karena ia sangat berbahaya. Banyak para Plagiat yang mencoba kabur karena kekejamannya." peringatnya.
Saat ia mendengar kata wanita tua, teringatlah ia dengan wanita rese yang membawa cambuk ke kamarnya semalam. Tingkahnya yang menyebalkan membuat mulut Gezastia gatal jika tidak menjawabnya.
Gezastia memang terkenal ramah dan sangat baik dengan orang - orang kenalannya yang memang baik, tapi jika sikap mereka buruk sampai membuat Gezastia merasa tak nyaman maka ia akan berubah 1000°c dari sifat aslinya.
"Gezastia, kenapa kau diam saja? apa kau sudah paham dengan apa yang aku katakan?" tanyanya.
"Hmm... Baiklah aku paham, tapi aku mohon. Izinkan aku melihatmu. Jika aku dengar dari nadamu saja kamu seperti sesosok makhluk hitam yang menyeretku tadi malam," tebaknya.
"Kamu benar, aku memang sosok tersebut, bukannya kemarin sudah di jelaskan? jika aku akan memantau mu dari pagi sampai sore hari," peringatnya lagi.
"Iya - iya bawel, tapi perlihatkan dulu dirimu napa pelit banget sih? tenang... Aku gak bakal tertarik sama makhluk asap hitam seperti mu," hinanya.
"Dasar pemaksaan," geram sosok tersebut lalu memilih masuk ke dalam sel dengan tubuh tembus pandangnya.
"Heh! aku tidak menyuruhmu masuk ya, aku itu cuma minta kamu berdiri di tengah - tengah selku. Terus kamu menghadap ke arahku, udah itu aja." protesnya.
"Aku tapi udah masuk, gimana dong?" tanyanya.
"Dasar makhluk genit," cibirnya hingga makhluk itu hanya memegang dahinya yang telah berbentuk.
"Lho! kok kamu gak nampak kayak asap lagi? jari - jarimu bahkan juga sudah terlihat, apakah wajahmu juga begitu? ya ampun... Padahal baru semalam aku menulis lho..." bangganya pada dirinya sendiri.
"Tidak perlu terlalu banyak bergaya, aku cepat berbentuk karena kamu sekali menulis langsung banyak kata. Dan tidak tanggung - tanggung, aku tau kalau semalam kamu itu mulai sebanyak tiga bab kan? satu bab itu 1000 kata kan?" tebaknya.
"Wah - wah! bagaimana kau tau? kamu pasti ngintip ya? dasar mata bintitan," tuduhnya.
"Heh! kamu jangan sembarang nuduh ya, mana mungkin aku ngintip gadis jelek sepertimu." responnya hingga membuat Gezastia tertawa terbahak - bahak.
"Hahahaha tangan warna hangus kayak gitu sok - sokan hina aku jelek, heh arang gosong! aku itu meskipun ruh ya... Tetap cantik... Imut... Dan mempesona oke, sembarangan kalau ngomong." geramnya.
Buku yang sejak tadi terbuka mulai geram saat mendengar perdebatan dua ruh tersebut langsung mengangkat suara.
"Heh kalian berdua! kalau mau berantem mending entar malam aja deh di luar sel, sekarang itu waktunya nulis tau. Jika nenek - nenek seram itu datang, mau kalian nanti di tumis jadi udang?" tegurnya.
"Hah? emang bisa?" tanya mereka secara bersamaan.
"Ih! dasar arang gosong, ngapain sih katanya ikut - ikutan segala? gak level banget deh," gelinya.
"Heh manusia Plagiat yang tidak menggunakan otak saat berpikir, pinternya main jiplak - jiplak karya doang. Itu kamu kerjain dulu hukuman kamu, jangan banyak maunya aja." balas makhluk itu tak mau kalah.
"Bodo amat! emang kamu pikir waktu aku jadi Plagiat itu gak capek apa? butuh perjuangan dan otak yang cerdas juga untuk nutupin jejak, kalau enggak mudah ketahuan." geramnya.
"Nah! itu ngaku kamu kalau kamu itu adalah Plagiat handal," unjuknya.
"Udah ah berisik! gak usah nampain wajah kamu lagi, enek aku liatnya. Pasti tetap hitam semua kayak arang gosong," putusnya.
"Ya udah, lagian aku juga ogah jika harus saling tatap mata sama wajah bak macan kayak kamu itu." acuhnya yang mulai keluar sel.
"Hmm... Aneh! apa ruangan ini cuma di stel gak bisa tembus bagi para Plagiat aja? sedangkan makhluk lain dapat dengan mudah keluar masuk tanpa harus menunggu sel terbuka," herannya sambil mengetuk - ngetuk pensil ke dahinya berulang kali.
"Alah bodo amatlah! yang penting sekarang aku tu harus tamatin ini buku sampai 300 ribu kata, udah itu aja fik." sambungnya yang kini mulai fokus menulis.
Saking fokus dan lancarnya idenya hari ini ia benar - benar tak sadar jika ia sudah menulis dari pagi sampai menjelang sore tanpa henti, ternyata memang beda jika menulis saat menjadi arwah.
Akibat tak terlalu merasakan lapar, jika masih perut manusia sebentar - sebentar udah keroncongan. Ya selain itu memang banyak godaan juga di sekitarnya, apa lagi soal jajanan. Meskipun pas di beli harganya tak seberapa, tapi rasanya bisa ngalahin resto tingkat tinggi.
Yang namanya murah mah pasti laris manis, apa lagi kalau wuenak seperti jajanan yang ada saat masa - masa masih sekolah. Seribu pun jadi ya kan?
Kembali lagi pada Gezastia yang sudah menaruh pensil pada tempatnya dan menutup bukunya tersebut.
Matanya sampai melotot tak percaya saat melihat sudah berapa kata yang ia tulis di campur punya kemarin.
"Apa? aku sudah menulis 33 ribu kata? yang benar saja," girangnya yang tambah lebih semangat.
Karena sudah merasa pegal ia pun langsung tertidur tanpa berniat berbicara lagi dengan buku tersebut, begitu pun buku itu yang begitu kenikmatan saat di tulis beberapa jam tanpa henti oleh tangan lembut Gezastia yang tidak pernah kasar saat menulis di atas tubuhnya.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Hai Kaka semuanya... 🤗
Makasih udah mau like, komen, ranting hadiah bahkan tak segan - segan memberikan Vote pada karya Star ya... Star sangat senang atas kebaikan Kaka semuanya... 😆
Semoga Kaka Sehat selalu ya... 😇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Nenieedesu
favorit banget jangan lupa mampir dan tinggalkan jejak dinovel aku kak
2023-12-14
0
𝐀⃝🥀Jinda🤎🍒⃞⃟🦅🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ ❀∂я
Weh akhirnya tanpa disadari udah 33 ribu kata aja penyampaian yang bagus itu mamang kalo ide udah mengalir tangan bakal gak bisa berhenti buat ngetiknya👍
2023-04-23
0
𝐀⃝🥀Jinda🤎🍒⃞⃟🦅🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ ❀∂я
aku yang bicara sambil baca Gazastia author nya yang menulisnya hehehe
2023-04-23
0