One Night With Stranger

One Night With Stranger

Prolog

Di suatu malam yang dingin, Abila dengan pakaian seksi dan cukup terbuka melangkah memasuki pintu bar yang diisi oleh banyak pria-pria pemabuk serta wanita-wanita malam.

Dia memilih duduk agak jauh dari kerumunan, tepatnya pada sebuah sofa empuk yang terletak di pojokan dan bisa membuatnya duduk santai tanpa gangguan pria mesum.

Tak lama kemudian, seorang bartender mendatanginya membawa segelas wine untuk dihidangkan di mejanya.

"Selamat menikmati!" ucapnya ramah.

Abila hanya membalas dengan anggukan kecil, tangannya terulur mengambil gelas berisi wine tersebut dan meminumnya sampai habis.

"Apa disini ada cemilan?" tanya Abila pada si pelayan itu.

"Oh tentu, silahkan dilihat di daftar menunya!" jawab pelayan itu sambil menyerahkan daftar menu yang ia pegang kepada Abila.

"Umm.." gadis itu coba menimang-nimang pilihannya sembari mengetuk jari pada dagu.

"Alright, aku pesan Banana split aja deh satu," sambungnya setelah menemukan apa yang ia inginkan.

Abila merasa heran melihat reaksi bartender itu.

"Kenapa mas? Ada yang salah sama pesanan aku?" tanya Abila bingung.

"Ah gak ada kok kak, cuma saya kira kakaknya mau pesan yang lain gitu," ucap si pelayan.

"No thanks, this is enough."

"Baik kak, kalau begitu ditunggu ya!"

Abila mengangguk, dan pelayan itu pun pergi menjauh darinya.

Gadis itu mengorek isi tasnya, mengambil ponsel yang merupakan benda paling penting di hidupnya.

Ia melihat pesan masuk dari kekasihnya, sebut saja namanya Tony Lawrence.

My love

Abila, kamu kemana? Barusan papa kamu telpon aku dan bilang kalau kamu kabur dari rumah, apa benar sayang?

Gadis itu memutar bola matanya malas, ia langsung mematikan ponselnya dan menaruh kembali ke dalam tas.

"Ehem!"

Lalu, sebuah deheman berat mengejutkannya. Ia segera menoleh ke asal suara, dilihatnya sosok pria dewasa dengan brewok tengah menatap ke arahnya dan berdiri di sampingnya.

"Ya?"

"Eee boleh saya duduk disini?" ucap pria itu meminta izin untuk bergabung.

"Oh ya ya, of course." Abila menggeser duduknya memberi ruang bagi pria itu untuk duduk.

"Terimakasih!" ucap si pria singkat.

Abila tersenyum tipis sebagai balasan, pria itu kini sudah duduk di sampingnya dengan dua tangan terentang pada sandaran sofa dan satu kaki berada di atas paha.

"Kamu baru pertama kali ya datang kesini? Saya belum pernah lihat kamu sebelumnya," ucap pria itu memulai obrolan.

"I-i-iya om, saya baru kali ini datang ke tempat kayak gini. Jujur aja sebelumnya saya gak suka kesini," jawab Abila gugup.

"Saya Raden," pria itu tiba-tiba mengulurkan tangan ke arahnya.

"Maksudnya?" Abila bertanya keheranan.

"Hahaha, you are so cute with that expression!" entah kenapa mendengar ucapan yang dilontarkan pria itu membuat Abila serasa ingin muntah.

"Eee sorry sir, but I already have a lover," ucap Abila yang sepertinya tak ingin didengar si pria.

"Saya gak mau tahu tentang itu, saya tadi sebutin nama saya ke kamu," jelas si pria.

"Ohh, nama om Raden? Panjangnya Raden Kian Santang ya?" sarkas Abila.

"Hahaha, ternyata kamu bisa bercanda juga ya? Bukan lah, saya bukan Raden Kian Santang. Saya Raden Antonio Cloe, if you want to know, i'm the sole beneficiary of Chloe's corps." pria bernama Raden itu coba menjelaskan.

"Wow kamu terdengar seperti seorang sultan! Kalau begitu, namaku Abila. Senang berkenalan dengan anda om!" ucap Abila menjabat tangan lelaki itu.

"Oh my God, just touching her hand makes my soul vibrate. What about the rest of his body?" pikiran kotor muncul di benaknya saat bersentuhan tangan dengan Abila.

Hanya sedetik, Abila melepaskan genggaman itu dan kembali meminum wine di mejanya.

"Minum om?" tawar Abila.

"Ya, saya sudah pesan. Punya saya lebih enak dari punya kamu," ucap Raden.

"Apa itu?" tanya Abila penasaran.

"Nanti saya berikan ke kamu," jawab Raden.

Abila manggut-manggut dengan wajah masih penasaran, ia ingin mencoba seenak apa minuman yang dikatakan Raden itu.

Setelah minuman tersebut datang, Raden tersenyum lalu menuangkan setengah ke dalam gelas milik Abila.

"Nikmati, itu enak dan kamu pasti suka!" ucap Raden sembari meminum minumannya.

Abila menatap ragu ke arah gelasnya, namun ia tak memiliki pilihan lain karena sudah sangat penasaran ingin mencobanya.

"Mmhhh enak juga,"

Ini memang kali pertama Abila meminum alkohol dan main ke bar, sebelumnya dia hanya sering bermain di cafe atau restoran bersama pacarnya.

"Bagaimana Abila? Kamu suka?" tanya Raden.

"Yeah, ini enak. Aku mau lagi dong om," jawab Abila meminta lagi.

"Tentu cantik," Raden seolah tak keberatan saat gadis itu menginginkan minumannya lagi, ia justru menuangkan cukup banyak minuman itu ke dalam gelas milik Abila.

"Habisi!" perintah Raden.

Tanpa berpikir panjang, Abila menghabiskan satu gelas minuman tersebut hanya dalam waktu beberapa detik.

"Eenngghh ini enak banget.." Abila masih merasa kurang dan ingin lagi.

"Boleh aku minta tambah?" tanya Abila meminta izin.

"Tuang sesuka kamu cantik!" Raden langsung menyerahkan botol minuman itu kepada Abila.

Lelaki itu tersenyum puas, gadis di sampingnya benar-benar polos dan ini adalah kesempatan baginya mencicipi tubuh gadis itu.

Tak butuh waktu lama, tubuh Abila yang belum terbiasa dengan alkohol mulai terasa pusing dan panas setelah menghabiskan hampir setengah botol.

"Duh, aku pusing banget! Rasanya disini panas banget deh, padahal ada AC nya banyak," keluh Abila memegangi dahinya.

"Kamu kenapa Abila?" tanya Raden pura-pura.

Entah mengapa saat memandang wajah Raden, tubuh Abila justru semakin terasa panas. Oh ia sangat ingin menyentuh tubuh pria itu sekarang.

"Om, bisa om bantu aku? Aku ingin sentuhan," ucap Abila di luar kendalinya.

Raden menyeringai, ia berhasil menaklukkan gadis itu kali ini dan ialah pemenangnya.

Tanpa ragu, Abila mendekat lalu mencium bibir Raden dan melu-mat nya secara tak beraturan. Dia memang belum pernah melakukan itu dengan siapapun, itulah sebabnya ia belum ahli.

"Ups, tenang sayang! Kamu gausah terburu-buru gitu, biar saya ajari kamu cara ciuman yang benar ya!" ucap Raden mendorong tubuh Abila menjauh.

"Lakukan om!" pinta Abila tak sabaran.

Raden tersenyum menaikkan kedua alisnya, ia memangku tubuh Abila dan mulai menyatukan kedua bibir mereka.

Cukup lama mereka saling memagut, tubuh Abila bahkan semakin terasa panas. Ia sudah tak tahan lagi ingin disentuh oleh lelaki tersebut.

Satu tangan Abila menarik tangan Raden dan mengarahkannya ke aset miliknya, tentu Raden sangat senang dan tak menyia-nyiakan kesempatan itu.

Setelah dirasa nafas Abila mulai habis, Raden melepas sejenak tautan bibirnya. Meninggalkan benang saliva di kedua bibir.

"Kamu sangat cantik! Boleh saya meminta lebih?" ucap Raden sensual.

Abila mengangguk antusias, sesaat setelahnya tubuhnya sudah berada dalam gendongan si pria dan mereka pun pergi dari tempat itu.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Terpopuler

Comments

Ning Ning

Ning Ning

di kasih obat perangsang itu ya ampun aku kasihan pada kekasihnya

2023-03-09

2

Biduri Aura

Biduri Aura

wah Raden kean sangtang jaaahaaat

2023-02-08

1

Leriana Macmillan

Leriana Macmillan

done

2023-01-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!