Raden manggut-manggut pelan, kemudian mempersilahkan Maura jalan lebih dulu menuju taman dengan ia mengikuti dari belakang.
Sesampainya disana, keduanya langsung terduduk di kursi panjang yang dahulu seringkali dijadikan tempat bermesraan bagi mereka.
"Udah lama ya kita gak berduaan disini? Kangen rasanya momen-momen itu," ucap Raden.
"Gausah basa-basi, kamu mau ngomong apa? Aku udah bilang aku gak punya banyak waktu, tolong jangan bikin aku kesel!" pinta Maura.
"Iya iya, kamu galak amat sih!" ucap Raden.
"Terus kamu mau apa mas?" tanya Maura lagi.
"Aku cuma pengen kamu izinin aku buat bawa Enzo pulang ke rumah aku," jawab Raden.
Deg!
Jantung Maura serasa berhenti berdetak mendengar permintaan mantan suaminya itu.
"Apa mas? Kamu minta aku izinin kamu buat bawa Enzo ke rumah kamu? Ngaco aja ya kamu, gak mungkin lah aku izinin!" ucap Maura tegas.
"Kenapa? Kamu takut aku gak bakal balikin Enzo ke kamu? Tenang aja Maura, aku bukan tipe lelaki yang seperti itu!" ucap Raden.
"Aku gak perduli, intinya aku gak mau kamu bawa Enzo ke rumah kamu atau kemanapun itu! Kalau kamu mau ketemu dia, ya kamu datang aja kesini!" sentak Maura.
"Kamu tuh dari dulu keras kepala banget sih, egois lagi. Aku kan cuma mau bawa Enzo sebentar aja, apa salahnya sih?!" kesal Raden.
"Ya jelas salah, karena aku yang menang atas hak asuh Enzo disini. Kamu gak berhak buat bawa dia pergi tanpa seizin aku!" ucap Maura.
"Tapi, Enzo pasti mau kok ikut sama aku. Kamu jangan begini dong! Masa aku pengen main sama anak aku sendiri dilarang?" protes Raden.
"Gak ada yang ngelarang, aku kan udah bilang kalau kamu mau ketemu Enzo ya kamu datang kesini! Mudah kan?" ucap Maura.
"Debat sama kamu itu gak ada ujungnya, kamu selalu mau menang sendiri. Enzo kan anak aku juga, apa salahnya kalau aku bawa dia ke rumahku? Nenek sama kakeknya udah kangen sama dia tau," ucap Raden.
"Ya bawa aja orang tua kamu itu kesini, biar mereka bisa ketemu Enzo," usul Maura.
"Kamu tuh kenapa sih Maura? Aku cuma mau bawa Enzo sebentar, masa tetap gak boleh? Ayolah, jangan egois terus!" ucap Raden.
"Terserah apa kata kamu mas, intinya aku tetap gak izinin kamu bawa Enzo!" ucap Maura.
"Maura! Kamu tuh ya—"
"Papa!" suara teriakan Enzo mengurungkan niat Raden yang ingin menampar wajah Maura, mereka menoleh ke arah Enzo dan sontak terkejut.
"Enzo? Apa yang kamu lakukan disini sayang? Bukannya Enzo harus siap-siap sekolah?" tanya Maura mendekati putranya.
"Aku tadi mau nyari mama, terus ternyata mama lagi disini sama papa. Tapi, kenapa mama papa berantem?" jawab Enzo.
"Eee kita gak berantem kok sayang, tadi mama cuma lagi ngobrol sama papa," ucap Maura.
"Iya Enzo, gak ada yang berantem kok. Kamu tenang aja ya! Jagoan papa gak boleh sedih dong!" sahut Raden yang ikut berdiri.
"Beneran pa, ma?" tanya Enzo tak percaya.
"Iya benar ganteng, udah sana kamu siap-siap sekolah! Papa pinjam mamanya dulu ya buat diajak ngobrol?" ucap Raden.
"Oke pa, tapi mama jangan diapa-apain lagi ya!" pinta Enzo.
Raden terhenyak, perkataan Enzo mengingatkan ia pada tindak kekerasan yang dahulu sering ia lakukan pada mantan istrinya itu.
"Oh Tuhan, aku benar-benar menyesal telah melakukan itu semua dulu!" batin Raden.
•
•
Abila memutuskan pergi ke cafe untuk sarapan sekaligus berpikir bagaimana caranya ia mengembalikan uang sebanyak itu.
Ia sudah bingung harus mencari Raden kemana lagi, akhirnya ia meminta bantuan pada temannya agar bisa menolongnya.
"Abila!" panggil seseorang dari belakang.
Ya itu adalah Hesti, sahabat sejati Abila dari mereka masih duduk di bangku SMP dulu.
"Hesti?" Abila bangkit dan tersenyum begitu melihat sahabatnya datang, mereka pun berpelukan sejenak disana melepas rindu.
"Ada apa nih lu ajak gue kesini? Kenapa lu gak pulang aja sih Bil? Bokap sama nyokap lu nanyain gue terus tau lu ada dimana," ujar Hesti.
"Iya Hes, gue lagi kecewa sama bokap gue. Gue belum mau pulang ke rumah, lu jangan kasih tau mereka ya kalo gue ada disini!" ucap Abila.
"Ya oke deh, gue terpaksa bantuin lu karena lu sohib gue. Terus apa lagi nih yang bisa gue bantu?" ucap Hesti.
"Ini loh Hes, lu liat kan koper ini? Di dalamnya tuh ada uang banyak banget," jawab Abila.
"Hah yang bener? Lu abis darimana jir kok bisa dapet uang sebanyak itu?" kaget Hesti.
"Iya Hes, nih lihat aja sendiri!" Abila pun membuka koper tersebut dan menunjukkan isinya kepada Hesti.
Seketika Hesti langsung terbelalak.
"What? Ini gila sih Bil, banyak banget! Belum pernah gue lihat uang sebanyak ini anjir," ucap Hesti tersentak kaget.
"Ya kan? Lu gak percaya sih sama gue, gue juga tadi pagi kaget banget begitu bangun lihat uang di dalam koper begini. Lu bantu gue cari pemiliknya ya!" ucap Abila.
"Kemana? Gue aja gak tahu siapa yang punya, aneh-aneh aja lu ah!" ucap Hesti bingung.
"Gue tahu kok, lu tinggal bantu gue aja buat cari dia ke sekeliling kota. Mau kan?" ucap Abila.
"Kok lu bisa tahu? Emang siapa pemilik uang ini Abila?" tanya Hesti penasaran.
"Dia tuh orang yang gue temuin di club semalam, gue juga baru kenalan sih sama dia," jawab Abila.
"Hah? Lo akhirnya masuk club setelah delapan belas tahun hidup? Buset keren juga lu Bila, ini baru teman gue!" ujar Hesti terkejut.
"Ih ngapa jadi bahas itu sih? Kita kan lagi mau cari pemilik uang ini," ucap Abila.
"Hehe, abisnya gue kaget sih karena lu kan sebelum ini paling gak mau diajakin ke club," ucap Hesti terkekeh.
"Ya semalam itu gue lagi pusing aja gara-gara ada masalah sama bokap, makanya gue ke club buat sekedar refreshing nenangin diri," ucap Abila.
"Terus, orang yang punya uang ini ganteng gak? Pasti cowok kan?" tanya Hesti.
"Lu tahu darimana kalo dia cowok? Perasaan gue belum bilang jenis kelamin dia deh," heran Abila.
"Gue nebak aja, soalnya kemungkinan yang suka deketin cewek-cewek di club itu kan cowok. Jadi gimana? Ganteng gak?" ucap Hesti.
"Hadeh, gak ganteng sih biasa aja. Dia juga udah lumayan tua dan punya anak," ucap Abila.
"Dih si anjir, gue kira cowoknya masih muda. Kok lu bisa mau sih kenalan sama dia sampe dikasih uang sebanyak ini? Terus lu ngapain aja jir semalam sama dia?" ucap Hesti.
"Eee gu-gue sebenarnya..."
Abila langsung gugup dan gemetar saat Hesti bertanya seperti itu, ia bingung harus bercerita pada Hesti atau tidak.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
namia khira
ceritanya kok diulang" trus jdi bingung lho
2025-04-03
1