Dinikahi Pria Arogan
"Tidak, aku tidak mau menikah Bu! Umurku baru 20 tahun, aku masih ingin melanjutkan kuliah dan meraih cita-cita yang aku impikan,"
Begitulah penolakan yang terdengar dari mulut Kanaya Agatha saat ibu tirinya yang bernama Rosa itu memaksanya untuk menikah dengan anak rekan bisnis suami barunya, yang mana istrinya itu terkena penyakit mematikan dan ingin melihat putranya segera menikah.
"Cita-cita, cita-cita, kamu itu perempuan, tidak perlu mempunyai cita-cita yang tinggi karena nantinya kamu akan menjadi seorang istri yang akan melayani suami," ujar Rosa.
"Tapi Bu-" ucapan Naya terputus.
"Sudahlah Naya, kamu ini benar-benar anak yang tidak tahu berterimakasih ya. Kamu tau kan kalau suami Ibu lagi terlilit hutang, kamu tidak mau gitu membantu suami Ibu!" Bentak Rosa.
"Suami Ibu yang terlilit hutang, kenapa harus aku yang jadi korbannya? Itu bukan urusanku," ucap Naya dengan suara meninggi, sehingga membuat emosi Rosa meluap.
Plak ...
Sebuah tamparan mendarat di pipi mulus milik Naya, begitu kuatnya tamparan tersebut hingga meninggalkan bekas di sana. Sakit? Sudah tentu. Tapi ini bukanlah yang pertama kalinya bagi Naya. Setiap ia berkata dan bersikap sesuatu yang tidak disukai oleh Rosa, maka penyiksaan dan penghinaan pasti akan selalu ia dapatkan.
Naya segera berlari dan mengunci dirinya di dalam kamar. Tidak ada yang dapat ia lakukan kecuali menangis, menahan sakit yang sudah biasa didapatkannya itu.
"Sampai kapan penderitaan ini berakhir? Sampai kapan aku akan menemukan kebahagiaanku? Gumam Naya dengan air matanya yang bercucuran.
Rasanya ingin sekali Naya pergi dari rumah bak neraka itu, akan tetapi ia sama sekali tidak bisa melakukannya, karena jika ketahuan oleh ibu tirinya itu sudah pasti akan menghukumnya, sudah pasti sangat menyakitkan dibandingkan jika harus membunuhnya secara langsung.
***
Tok … tok … tok …
Suara ketukan pintu terdengar begitu keras.
"Naya! Keluar kamu," teriak Rosa. "Naya cepat keluar! Jangan sampai kamu membuat Ibu malu ya. Keluarga calon suamimu sebentar lagi akan sampai, cepat buka pintunya Naya! Atau Ibu akan mendobrak pintu ini," Rosa berteriak tanpa henti sembari menggedor-gedor pintu kamar Naya.
Naya yang sedari tadi menulikan telinganya itu pun akhirnya terpaksa keluar, ia sudah tidak tahan lagi mendengar berisiknya di luar sana.
Krek …
Pintu terbuka, dengan mata yang sembab Naya pun menemui ibunya.
"Ada apa denganmu? Kenapa matamu seperti itu? Kamu tidak bisa menemui keluarga calon suamimu dalam keadaan seperti ini!" Bentak Rosa.
"Calon suami apa? Sudah aku bilang, aku tidak mau menikah Bu. Jadi itu bukan keluarga calon suamiku," bantah Naya.
"Jangan banyak membantah kamu. Kalau dalam sepuluh menit lagi kamu tidak turun dengan anggun, lihat saja apa yang akan Ibu lakukan terhadapmu," ancam Rosa lalu pergi meninggalkan Naya.
Dengan sangat terpaksa, Naya pun bersiap-siap untuk menemui keluarga yang dikatakan ibunya tadi adalah keluarga calon suaminya. Setelah berganti pakaian yang cukup sopan, Naya menghadapkan dirinya di depan cermin, ia memoles make up dan bedak tipis pada wajahnya agar matanya yang sembab itu tidak terlalu kelihatan. Meskipun Naya tidak mau menikah secara paksa, tetapi ia juga tidak mau membuat ibu tirinya itu malu. Bagaimanapun juga Rosa adalah orang yang pernah merawatnya di saat ayahnya dulu masih hidup, meskipun di saat ayahnya sudah meninggal Rosa begitu kejam kepadanya dan sifatnya berubah 180 derajat.
Setelah selesai dengan dandanannya itu, perlahan dan dengan terpaksa Naya melangkahkan kaki menuju ke ruang tamu untuk menemui tamu Rosa yang ternyata telah tiba.
"Nah itu dia Naya anak saya," kata Rosa menunjuk saat melihat Naya mendekati mereka.
"Wah … cantik sekali ya," kata Dania.
"Iya, dia sangat cocok dengan anak kita Ma," sambung David, suaminya Dania.
Naya hanya terdiam, di dalam hatinya bertanya-tanya, dimana calon suaminya itu? Siapa yang akan dinikahkan dengannya? Entahlah, yang jelas iya hanya bisa pasrah saat ini, karena melawan pun sama sekali tak ada gunanya. Naya hanya bisa berdoa semoga calon suaminya itu adalah orang yang baik.
Naya mendekati kedua orang tua paruh baya itu, lalu menyalami serta mencium tangannya.
"Ternyata selain cantik, kamu juga sangat sopan Sayang. Kenalkan kami ini adalah calon mertua kamu, saya Dania dan ini suami saya David," ucap Dania.
"Iya Bu, Pak, saya Naya," ucap Naya.
"Maaf ya Naya, karena Gerald belum bisa datang ke sini hari ini. Tapi dia sudah menerima apapun yang menjadi keputusan kami, kalian akan bertemu di saat acara sakral kalian minggu depan," ucap Dania.
"Apa? Minggu depan?" Naya yang begitu syok mendengarnya.
"Kenapa Naya? Kenapa kamu terlihat sangat syok seperti itu?" Tanya Dania.
"Oh itu biasa lah Bu, Naya hanya terkejut karena bahagia, dia tidak menyangka karena akan segera menikah," kata Bu Rosa yang menjawabnya.
"Oh … kirain Naya tidak setuju," ucap Dania lega.
Lagi-lagi Naya hanya terdiam saja dan memaksakan diri untuk tersenyum.
***
Setelah pertemuan keluarga itu pun, mereka sepakat untuk langsung menentukan hari pernikahan Naya dan Gerald. Acaranya akan diadakan di suatu gedung dengan sangat meriah. Yang akan dihadiri oleh para kerabat, sahabat dan juga rekan bisnis David yang merupakan pemilik perusahaan terbesar di kota X. Naya hanya bisa pasrah, begitu juga dengan Gerald, ia terpaksa memenuhi permintaan ibunya itu karena tidak mau mengecewakan wanita yang sangat dicintainya. Terlebih lagi saat ini ibunya sedang sakit dan sangat ingin melihat anak satu-satunya itu menikah dan hidup bahagia.
Acara pernikahan berjalan sangat lancar, Gerald dan Anya tampak begitu tampan dan cantik bak seorang pangeran dan ratu yang membuat semua mata para hadirin menatap kagum kedua mempelai. Mereka terlihat sangat serasi, meskipun terlihat jelas dari sudut bibir keduanya menampilkan senyum terpaksa, karena bagaimanapun juga mereka menikah karena terpaksa dan dijodohkan.
Naya mencium tangan pria yang sudah sah menjadi suaminya itu, begitupun Gerald mencium kening wanita yang juga baru saja menjadi istrinya secara sah. Dua keluarga begitu tampak bahagia. Terutama Rosa, ia sangat senang karena mendapatkan uang mahar yang begitu besar, menurutnya ini adalah sebuah keberuntungan. Sungguh tidak sia-sia bagi dirinya untuk membesarkan Naya, karena ternyata anak tirinya itu sangat berguna saat ini.
Setelah acara pernikahan selesai, Gerald segera saja membawa istrinya ke dalam kamar pengantin mereka. Akan tetapi setibanya di kamar itu, sikap Gerald yang tadinya begitu manis berubah 180 derajat. Dengan sangat kasar ia menghempaskan tubuh Naya begitu saja di atas kasur King size miliknya, yang membuat wanita yang baru saja menjadi istrinya itu begitu kesakitan meskipun kasur itu begitu empuk.
...Bersambung......
Bonus Visual...
Kanaya Agatha
Gerald Antonio.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Reski Rezki
Malas bacax klu pemeran utamax lemah kyak gini...serasa nnton film indosiar sja
2023-09-23
1
Kamiem sag
anak utk bayar hutang
yok buat anak sebanyak-banyaknya
2023-07-08
3
Retno Elisabeth
mampir thor
2023-04-29
1