Untuk memulihkan keadaannya agar lebih stabil, dokter meminta Dania agar melakukan perawatan insentif di rumah sakit. Sampai keadaannya benar-benar pulih, baru ia diperbolehkan kembali ke kediamannya.
Selama berada di rumah sakit, Naya dengan sangat telaten mengurusi mertuanya itu. Ia bolak-balik ke rumah sakit untuk mengambil pakaian ganti atau membuatkan makanan khusus untuk ibu mertuanya, karena Dania sendiri mengatakan jika ia merasa bosan dengan makanan yang tersedia di rumah sakit. Dokter juga tidak mempermasalahkan jika Naya yang memasak makanan untuk ibu mertuanya itu, asalkan makanan tersebut tidak melanggar aturan rumah sakit yang akan berpengaruh pada kesehatan pasiennya.
Gerald yang sibuk dengan pekerjaannya itu pun selalu menyempatkan diri untuk melihat ibunya di rumah sakit meskipun masih dalam waktu jam kerja. Ia sedikit simpatik melihat Naya yang begitu serius dan tulus menjaga ibunya, tetapi tetap saja terbesit di dalam hatinya ia sangat dendam kepada wanita tersebut, karena bagi Nathan dialah yang menyebabkan ibunya saat ini berada di rumah sakit.
"Ma, Mama makan dulu ya. Naya sudah membuatkan sup iga ini khusus buat Mama. Mama harus makan yang banyak dan minum obat biar cepat sembuh," kata Naya.
"Terima kasih Sayang, maaf kamu sudah repot-repot seperti ini demi Mama," ucap Dunia tersenyum.
"Sama-sama Ma, aku sama sekali nggak repot Ma. Ini memang sudah seharusnya Naya lakukan sebagai menantu Mama," ucap Naya.
"Iya Sayang, ternyata Mama benar-benar tidak salah pilih menantu. Kamu adalah menantu yang sangat baik, Mama sayang sekali sama kamu Naya," ucap Dania.
"Naya juga menyayangi Mama," ucap Naya pula, lalu memeluk Dania sekilas.
Pemandangan yang sangat mengharukan bagi Gerald, akan tetapi ia sama sekali tidak tersentuh akan kebaikan yang telah Naya lakukan itu. Entah terbuat dari apa hatinya sehingga ia begitu membenci Naya, meskipun Naya sudah berusaha berbuat baik kepadanya.
***
Setelah seminggu dirawat di rumah sakit, Dania pun diperbolehkan untuk pulang dengan syarat dia harus rutin melakukan kontrol satu minggu sekali.
"Kamu nggak sarapan dulu?" Tanya Naya saat Gerald bersiap akan pergi bekerja.
"Tidak, aku harus segera pergi," jawab Gerald ketus.
"Tapi aku sudah membuatkanmu sarapan Ger," kata Naya.
"Aku tidak menyuruhmu menyiapkan sarapan untukku. Kau tidak perlu melakukan tugasmu sebagai seorang istri, bukankah aku sudah berulang kali mengatakannya. Lagipula aku tidak terbiasa sarapan di rumah, aku bisa sarapan dimanapun yang aku mau!" Bentak Gerald.
"Apa kau tidak bisa berbicara sedikit lembut kepadaku? Aku sudah berusaha untuk menjadi istri yang baik untukmu, tapi kenapa kau selalu saja bersikap arogan terhadapku?" Tanya Naya.
"Kau tidak perlu menanyakan hal itu, seharusnya kau ingat bahwa kau hanyalah istri yang aku nikahi karena terpaksa. Jadi kau tidak perlu berharap lebih," kata Gerald lalu segera saja beranjak hendak melangkahkan kaki keluar dari kamar.
"Tunggu!" Panggil Naya sehingga langkah Gerald pun terhenti.
"Ada apa lagi?" Tanya Gerald.
"Mau sampai kapan kau bersikap bersandiwara, bersikap manis di depan Mama tetapi di belakang kau selalu bersikap arogan terhadapku?" Tanya Naya.
"Sampai kapanpun aku akan seperti ini. Dan ingat kalau kau berani mengatakan hal ini kepada Mama, itu artinya sama saja kau akan memperburuk keadaan Mama. Kau tidak lupa kan jika Mama saat ini kondisinya sedang tidak baik karena kau lah penyebabnya. Jadi aku tidak mau jika kondisi Mama semakin memburuk. Jika itu terjadi, sudah pasti aku akan membunuhmu," ancam Gerald dengan tatapan tajamnya.
"Sudah kukatakan padamu Gerald, aku tidak mungkin sengaja melakukan hal itu kepada Mama," bantah Naya.
"Sudahlah, jika terus mendengarkan perkataanmu, aku bisa terlambat pergi ke kantor. Ingat, jaga Mama baik-baik, kalau sampai terjadi sesuatu lagi dengan Mama, kau tahu sendiri kan apa akibatnya," Kata Gerald sembari menatap Naya dengan tajam, lalu ia pun segera saja keluar dari kamar dan pergi meninggalkan rumah.
Naya terduduk lemas di tepi ranjang. Tak pernah terbayangkan sebelumnya jika ia benar-benar telah dinikahi pria arogan. Kenapa nasibnya bisa seperti ini? Ia yang sangat berharap mempunyai suami yang baik dan menyayanginya, tetapi malah mendapatkan suami yang begitu membencinya. Apa salahnya? Dia sendiri juga menikah karena terpaksa dan dijodohkan, tetapi dia selalu berusaha untuk menerima pernikahan ini, berusaha untuk menjadi istri yang baik meskipun Gerald sama sekali tidak menerimanya. Jika bukan karena Dania, mungkin Naya saat ini sudah pergi dari rumah Gerald. Dia Bertahan hanya demi mama.
***
"Apa sedikitpun kau tidak bisa bersikap baik terhadapku Gerald?" Tanya Naya.
Meskipun usia pernikahan mereka sudah memasuki enam bulan lamanya, tetapi sikap Gerald sama sekali tidak berubah. Ia tetap saja berlaku kasar dan selalu menyiksa Naya meskipun ia sama sekali tidak melakukan kesalahan. Padahal Naya selalu saja berusaha untuk melakukan apa yang Gerald mau, bahkan saat ini Dania pun sudah sehat karena dirawat oleh Naya dengan sangat tulus. Ya Meskipun penyakit nya belum bisa sembuh total, tetapi setidaknya saat ini kondisi Dania sedikit membaik. Naya benar-benar menjaga Dania dengan sangat baik, bahkan ia terkadang mengenyampingkan urusan pribadinya hanya demi merawat ibu mertuanya itu. Naya benar-benar sudah menganggap Dania sebagai ibu kandungnya, karena semenjak ibunya meninggal ia memang tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari ibu tirinya. Dari Dania lah Naya merasakan kasih sayang itu kembali.
"Sudah aku katakan kau tidak perlu melakukan hal-hal seperti ini lagi, aku tidak suka. Sekali lagi kau mengganggu isi lemariku, aku pasti akan membuang pakaian-pakaianmu," bentak Gerald.
"Apa salahku Gerald, aku hanya merapikan pakaianmu lalu memasukkan sebagian pakaianku ke dalam lemari," kata Naya yang menatap Gerald tak kalah tajamnya.
Gerald mengepal erat kedua tangan dan mengeratkan giginya. Ia merasa sangat geram karena istrinya itu sangat membangkang apapun yang diucapkannya. Jika ibunya tidak sakit, sudah pasti Gerald akan segera mengajak istrinya itu pindah keluar agar dia tidak satu kamar dengan istri yang dinikahkannya itu secara terpaksa.
Saat itu, ponsel Gerald berdering ada panggilan masuk dari seseorang. Gerald pun terang-terangan menjawab telepon tersebut di depan Naya dengan tujuan tertentu.
"Hai Sayang," ucap Gerald begitu mesranya.
"Baiklah, aku akan segera ke sana. Tunggu aku ya Sayang, aku juga merindukanmu," ucap Gerald tersenyum bahagia.
Lalu Gerald pun memutuskan panggilan telepon tersebut, ia sama sekali tak memikirkan perasaan Naya yang saat ini ada di depannya dan menatapnya penuh kekecewaan. Ia benar-benar masih mempunyai hubungan dengan kekasihnya meskipun ia sudah beristri.
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Kamiem sag
mampuslah kau Kanaya pengemis cinta
2023-07-08
0
Ayu Song
ugff gerald keterlaluan... naya di anggap salah terus
2023-03-31
1