“Apakah kamu bisu?!”
Suara terbilang membentak sekaligus lantang barusan, sukses mematahkan langkah Liam. Hati Liam bergetar, berdesir nyeri seiring tatapannya yang tertuju ke ruangan di sebelah kanannya. Ruang yang juga Liam ketahu sedang menjadi tempat perekrutan karyawan baru di perusahaannya.
Membahas bisu membuat Liam teringat kepada Indah Gayatri. Terlebih biar bagaimanapun, wanita itu menjadi salah satu sosok yang paling berduka dari kepergian Riko akibat sikap posesif Fello kepadanya. Dan teringat kenyataan tersebut, Liam menjadi agak linglung.
Lalu lalang di lobi terbilang ramai sekaligus bising, tapi apa yang baru saja Liam dengar seolah memiliki medan magnet tersendiri, dan menarik Liam untuk segera memastikannya. Liam khawatir, sosok yang dianggap bisu itu benar-benar Indah Gayatri.
“Maaf, perusahaan kami tidak menerima karyawan bisu seperti kamu! Cepat sana pergi! Buang-buang waktu saja!”
Liam kembali mendengar suara yang sama dari ruangan yang juga masih sama. Suara seorang wanita yang terdengar sangat galak dan Liam kenal sebagai suara ibu Sri, manager pelaksana yang berandil merekrut karyawan baru hari ini.
Tangan Liam sudah langsung meraih gagang kenop pintu ruang tersebut, kemudian mendorongnya dengan tidak sabar. Seperti dugaan Liam, Indah Gayatri. Iya, wanita bisu itu sungguh Indah Gayatri. Liam nyaris lupa bernapas hanya karena terpana pada penampilan seorang Indah Gayatri yang lebih cocok disebut bidadari. Tak lupa, duka wanita itu yang harusnya tengah bahagia-bahagianya menjadi pengantin baru bersama Riko. Kedua kenyataan tersebut membuat hati seorang Liam menjadi rapuh.
Tanpa harus menor terlebih memakai pakaian terbuka nan seksi dan sudah menjadi kebiasaan Fello, Indah Gayatri yang tampak sangat bersahaja, mengangguk hormat sambil membungkuk kepada Liam. Liam yakin, hal tersebut sebagai wujud dari sapaan sekaligus bentuk hormat Indah Gayatri kepadanya. Wanita bertubuh semampai yang memiliki kulit bersih itu menguncir tinggi rambut lurus panjangnya, tanpa banyak gaya tapi memang secantik itu.
“Indah Gayatri, tunggu. Mulai sekarang kamu merupakan sekretaris sekaligus asisten pribadi saya!” tegas Liam sengaja menahan kepergian Indah Gayatri.
Di belakang Liam, Indah Gayatri langsung terdiam di tengah kenyataannya yang masih menyikapi keadaan dengan tenang. Sementara di depan sana, ibu Sri yang sampai berdiri dari duduknya, langsung tidak bisa berkata-kata layaknya kedua pengawal Liam. Ibu Sri sampai menurunkan kacamata bening berbingkai merah maroon-nya guna memastikan apa yang baru saja ia dengar. Ibu Sri berharap dirinya hanya salah dengar.
“Ibu Sri, Indah Gayatri merupakan karyawan yang sudah disiapkan khusus oleh Nyonya Fello, untuk saya!” Melalui apa yang baru saja ia tegaskan, Liam sengaja memberi sang manager pelaksana peringatan keras. Tentu saja, Liam berbohong perihal kenyataan Indah yang ia sebut sebagai sekretaris sekaligus asisten pribadi pilihan Fello, untuknya. Liam hanya memanfaatkan nama sekaligus kuasa Fello untuk berada di posisi seaman mungkin karena memang sekuat itu pengaruh Fello di perusahaan mereka, bahkan di kehidupan seorang Liam.
***
Indah Gayatri langsung bekerja, merapikan meja kerjanya yang ada persis di depan ruang kerja Liam. Membuat Liam sibuk mengintip secara diam-diam dari balik pintu ruang kerjanya yang sedikit Liam buka. Liam menyadari, dirinya langsung tertarik bahkan jatuh hati kepada seorang Indah Gayatri. Mungkin karena pembawaan Indah Gayatri yang begitu tenang dan selama ini sangat Liam dambakan dari sang istri.
Yakin ada yang diam-diam mengawasinya, Indah Gayatri pun sengaja mengerling. Indah memastikan suasana sekitar yang benar-benar sepi, tak ada orang lain selain dirinya di sana. Tak diduga, dari balik pintu ruang kerja Liam yang sedikit dibuka, ia mendapati sang bos besar tengah memperhatikannya. Senyum yang begitu indah sekaligus hangat, Indah dapatkan dari seorang Liam. Membuatnya buru-buru beranjak dari duduknya kemudian mengangguk sambil membungkuk sebagai wujud dari rasa hormatnya. Indah takut ada yang salah dan lebih fatalnya lagi malah dirinya telah melakukan kesalahan fatal yang sampai tidak ia sadari hingga sang bos besar menamparnya dengan senyuman yang membuat pria itu makin tampan. Senyum yang malahan membuat Liam lebih mirip malaikat karena pria itu terlalu sempurna sekaligus indah.
Tanggapan Indah Gayatri yang kelihatan sungkan bahkan takut kepadanya, membuat senyum Liam makin bermekaran. Liam melepaskan satu persatu senyumnya. Keadaan yang sudah sangat lama tidak ia lakukan. Liam ingat, terakhir ia melakukannya, sebelum ia menikahi Fello. Iya, sebelum hubungannya dan Fello diwarnai hubungan bisnis selain Fello yang langsung mengikatnya dengan banyak sikap posesif dan Liam selalu wajib mengalah.
Hambar, jenuh, lelah, itulah yang Liam rasakan pada hubungannya dan Fello. Namun pertemuannya dengan Indah Gayatri seolah menjadi pelipur laranya. Mengobati luka bahkan kekosongan yang ada jauh di dalam hatinya. Hati Liam berbunga-bunga, seolah ia baru saja menyecap indahnya jatuh cinta layaknya ketika ia masih remaja. Liam kembali menemukan semangat hidup yang membuatnya ingin merasakan kebahagiaan baru bersama wanita di hadapannya. Meski bila harus memilih, Liam juga tidak bisa melukai Fello.
Kamu keren, Ndah. Kamu bisa setegar ini setelah semua yang terjadi, batin Liam. Indah Gayatri sukses membuat Liam jatuh cinta sejatuh-jatuhnya di awal pertemuan mereka.
***
Sore menuju petang, Indah Gayatri membawa setumpuk map yang membuatnya agak kerepotan. Sehari bekerja langsung membuatnya mengerjakan banyak hal. Tidak, Indah bukan bermaksud mengeluh. Karena kenyataan tersebut sungguh membuat Indah bahagia. Dalam heningnya, jauh di dalam hatinya, Indah terus memanjatkan rasa syukur karena akhirnya dirinya mendapatkan pekerjaan layak bahkan patut di perhitungkan, di perusahaan besar dan tak sembarang orang bisa mendapatkannya.
Indah masih ingat, adanya ia di sana juga karena campur tangan nyonya Fello layaknya apa yang Liam katakan. Meski jujur, baru mendengar nama Fello disebut, Indah langsung merinding. Indah merasa, nama Fello tidak begitu asing untuknya. Atau, Indah memang memiliki ikatan spesial dengan orang bernama Fello? Nyatanya, dari wanita bernama Fello juga, dirinya mendapat pekerjaan layak dan itu Liam yang mengatakan. Tak mungkin bukan, Liam berbohong? Karena untuk apa juga bos besarnya itu berbohong padahal mereka tidak saling kenal?
“Bisa tolong buatkan saya kopi?” ucap Liam ketika Indah baru saja meletakan setumpuk map yang dibawa, ke bibir meja kerja Liam yang megah.
Indah langsung fokus menatap Liam dan memang menyimak. Ia mengulas senyum sambil mengangguk hingga peluh keringat yang menggantung di keningnya kompak berjatuhan. Indah mengerling karena takut kenyataan tersebut membuat Liam tidak nyaman. Melalui lirikan, ia memastikan keadaan Liam. Tak disangka, pria itu justru tersipu memandanginya. Ah tidak, Liam semakin tampan dan benar-benar membuatnya yang masih normal, merasa sangat gugup.
Bos Liam sangat baik sekaligus santun. Dia begitu murah senyum dan sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia orang yang kejam. Padahal harusnya jika melihat statusnya, ... harusnya dia orang yang berkepribadian dingin tak tersentuh, batin Indah sambil berlalu dari sana. Namun sepertinya, dia memang memiliki hati yang sangat hangat, pikir Indah lagi karena biar bagaimanapun, kali ini mereka baru bertemu.
Jebred!
Pintu ruang kerja Liam mendadak dibuka dari luar dan langsung ditutup dengan dibanting. Indah refleks mundur, tak jadi melangkah karena kenyataan tersebut.
Fello yang datang dan kali ini tanpa kawalan. Fello yang tampak elegan nan seksi, selalu memamerkan keindahan lekuk tubuh apalagi keindahan buah dadanya yang sebagiannya terpampang menonjol akibat pakaian terbuka yang dikenakan, menatap Liam dengan kemarahan menyala. Begitupun pada Indah meski hal tersebut tidak bertahan lama karena Fello langsung mengenali siapa wanita cantik di hadapannya.
Dia yang di foto, ... dia calon istri pria yang aku tabrak, kan? Jadi ... jadi dia wanita cantik dan sekretaris baru yang dimaksud? batin Fello ketar-ketir.
Di belakang sana, Liam sudah berdiri gagah, menyikapi keadaan dengan dingin. Kontras dari ketika pria itu hanya sedang bersama Indah. “Ndah, tolong tinggalkan kami.”
Mendengar itu, Indah buru-buru menoleh sekaligus balik badan. Ia menyikapi Liam dengan sangat sopan. Tentu saja tidak hanya kepada Liam karena kepada Fello pun, ia memberikan penghormatan terbaiknya. Ia melangkah sambil agak membungkuk santun, berlalu dari sana meninggalkan Liam hanya berdua dengan Fello, sesuai titah.
Kenapa wanita tadi seperti tidak asing? Aku seperti pernah melihatnya. Apakah kami memang saling kenal? Pikir Indah yang menjadi bertanya-tanya sendiri. Namun, tiba-tiba saja hatinya terasa ngilu. Rasa ngilu yang begitu kuat sama persis ketika ia meratapi kepergian Riko sekaligus hubungan mereka. Indah bahkan sampai harus menggunakan kedua tangannya untuk menahan dadanya guna meredam rasa sakit di sana.
Seperginya Indah, Liam masih menyikapi Fello dengan dingin. Tatapannya lurus sementara kedua tangannya tersimpan di kedua saku sisi celananya. Ketika akhirnya tatapan bingung bercampur tak percaya milik Fello menatap Liam, Liam langsung berkata, “Iya. Itu memang dia. Namanya Indah Gayatri dan aku memilihnya.”
Maksud dari Liam mengatakan memilih Indah Gayatri langsung membuat Fello mengernyit tak mengerti. “Apa maksud kamu dengan memilihnya?”
Liam menghela napas pelan di tengah ketenangannya. Tatapannya masih lurus kepada Fello, khususnya kedua mata wanitanya itu. Wanita itu bergegas melangkah cepat menghampirinya. Fello seperti kebakaran jenggot.
“Biarkan Indah menjadi orangku karena gara-gara kamu, semua perusahaan menolaknya. Kecelakaan yang kamu lakukan dan membuat calon suaminya meninggal membuat Indah bisu,” ucap Liam tegas.
“Bisu?” lirih Fello memastikan. Namun bukan itu maksud utamanya mendekati Liam kemudian mendekapnya dan membelainya dengan gerakan sensual.
“Fello ... jangan begini. Ini kantor!” Liam berusaha menghentikan Fello, menahan kedua tangan Fello. Ia dapati, Fello yang sudah berkaca-kaca menatapnya.
“Dia terlalu cantik, Liam! Dia ... pakai sekretaris yang lama saja! Aku mohon!” Iya, wanita bisu itu memiliki fisik yang jauh berkali lipat lebih cantik dari Fello dan Fello takut, kenyataan tersebut akan membuat Liam berpaling darinya.
Liam menggeleng. “Enggak, Fello. Cukup Riko, jangan dengan yang lain. Kalau kamu memang menyayangiku, kamu harus percaya kepadaku!”
Fello terdiam seiring lirikan sinisnya yang menyertai senyum kecil dan membuat wajahnya menjadi tampak keji. “Kamu bilang begitu, seolah-olah kamu lupa dengan semua yang sudah aku lakukan hingga kamu sesukses ini dan semua orang menatapmu penuh hormat, Liam!” Ia memisahkan diri dari Liam. Ia bersedekap dan menatap pria itu dengan kejam.
“Selalu begitu ... aku sampai bingung, sebenarnya aku ini suami kamu atau memang boneka kamu?” lirih Liam yang kemudian menggeleng tak habis pikir. Ia memilih pergi meninggalkan Fello dan masuk ke kamar mandi.
“Memangnya menurut kamu, ada yang bisa lebih baik dari aku? Ada yang bisa kasih kamu lebih dari yang aku lakukan kepadamu, hah?” Lantaran Liam tetap mendiamkannya dan pria itu tetap bertahan di dalam kamar mandi, Fello sampai menggedor pintu bercat kuning keemasan tersebut. “Liam, buka. Kalau cara kamu begini, aku laporin kamu ke papahku, ya. Enggak tahu diri, kamu!”
Di dalam kamar mandi, Liam membasuh wajahnya menggunakan air dari keran. Ia mematut wajahnya yang basah di tengah kenyataannya yang susah payah bersabar.
Ketika akhirnya Liam membuka pintu, Fello langsung menerobos masuk. Fello yang terus fokus menatap kedua mata Liam, juga sampai menutup sekaligus mengunci pintunya.
“Aku tidak mau berdebat,” tegas Liam lirih sembari menepis Fello. Melalui ekor lirikannya, ia mendapati Fello yang masih menatapnya dengan saksama. Bisa Liam pastikan, wanita yang usianya empat tahun lebih tua darinya itu sedang mencurigainya. Namun, kenyataan Fello yang sampai mendadak berusaha melepas ikat pinggangnya, sukses mengusiknya.
“Kalau kamu menolakku, berarti kamu ada rasa ke wanita bisu itu!” sergah Fello.
Cara Fello yang terus menyudutkannya, membuat Liam muak. Liam menatap marah istrinya itu. “Jadi kalau aku menerima dan aku bahkan memuaskan kamu, kamu akan berhenti mempermasalahkannya?”
Tanpa menjawab, Fello yang sempat fokus menatap Liam, berangsur merunduk bahkan jongkok disertai kedua tangannya yang melepas celana panjang warna hitam milik Liam. Namun, Liam yang telanjur emosi tak membiarkan itu terjadi. Ia mengangkat paksa tubuh Fello, mendudukkan wanita itu di wastafel. Liam bersumpah, kali ini dirinya tidak akan membiarkan sang istri menyentuhnya, membuat wanita itu tunduk agar tidak terus-menerus meragukannya.
Sekitar lima menit kemudian, kedatangan Indah yang membawa nampan berisi kopi pesanan Liam, membuat wanita itu kebingungan lantaran suasana di sana sangat sepi. Tak ada Liam maupun Fello yang sempat datang dan langsung bertindak dengan kasar. Namun, Indah meletakan kopinya di meja kerja Liam. Dan ketika ia melangkah pergi tiga langkah dari meja Liam, ia mendengar seruan penuh kenikmatan seorang wanita dan Indah kenali sebagai suara Fello. Suara yang sampai membuat Indah geli tersebut berasal dari kamar mandi yang pintunya dalam keadaan tertutup sempurna.
Masa sih, itu mereka? Apa kebetulan hanya ibu Fello? Memangnya hubungan pak Liam dan ibu Fello, apa? Pikir Indah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Enung Samsiah
kata-kata nya kepanjangan,,,,
2023-11-26
0
Sandisalbiah
nyatanya Leam direndahkan dan di lecehkan istri sendiri... 🙄🙄
2023-11-11
1
Rice Btamban
semangat
2023-01-24
0