My Love

My Love

#1

Ruangan VIP karaoke sebuah hotel dipenuhi dengan suara hiruk pikuk. Suara tawa, nyanyian, obrolan, tangisan kebahagiaan berbaur menjadi satu. Itulah suara-suara para mahasiswa yang baru saja merayakan kelulusan mereka.

Begitu bisingnya hingga suara deringan ponsel tidak terdengar .....

"Gue keluar bentar ya, Mommy telepon nih," ujar Clara, diikuti anggukan Lily, sahabat Clara.

Clara keluar dari ruangan tersebut tapi masih terdengar suara bising karena ruangan tersebut masih berada di dalam sebuah bar.

"Claraaaa, Mommy telepon sampai berapa kali kamu nggak angkat-angkat....," Clara menutup telinga sambil menjauhkan ponsel tersebut dari telinganya.

"Ya si Mommy, mana kedengeran, kan Cla udah bilang Clara sama teman-teman pergi karaoke-an, sekalian nginep....party Mom, partyyyy....,” kata Clara yang suka membuat Mommy Kezia kelimpungan.

"Nih anak ampunnnnn.....besok kamu pulang jam berapa Cla? Mommy sama Daddy kebetulan mau pergi ketemu Aunty Hera, teman SMA Daddy dan Mommy."

"Belum tau Mom, tapi tenang aja, Cla bawa kunci kok seperti biasanya,” kata Clara

"Ya sudah, kamu pulang hati-hati ya."

"Siappp Mrs. Kezia...," seulas senyum muncul di wajah Clara.

Clara kembali masuk ke ruang karaoke untuk menikmati pesta kelulusan bersama teman-teman terdekatnya.

Sementara itu di bar hotel tersebut,

"Siallan! Siallan! Gue sengaja cari waktu balik dari Switzerland kesini cuma buat nemuin dia, dia malah asik-asikan sama pria lain....,” gerutu Chris sambil meletakkan gelas minumannya dengan kasar.

"Sabar bro, wanita bukan cuma Ella doank kan." Ervan memegang bahu Kris untuk menenangkannya.

"STOPPP, jangan lo sebut lagi nama tuh cewe, Van. Gue udah nggak mau ada sangkut pautnya sama tuh orang,” kata Chris setengah mabuk.

"Balik yuk bro, lo udah mulai mabok tuh, ntar lo nggak bisa nyetir lagi," Ervan menghabiskan isi gelasnya dan berusaha menarik tangan Chris agar pulang.

"Ogah. Lo balik aja dulu sana, lo urus meeting besok. Gue nggak balik, gue bisa nginep disini,” Chris tertawa sambil mengisi gelasnya lagi.

"Gue cabut dulu kalo gitu. Jangan kebanyakan minum bro, jangan gila cuma gara-gara wanita itu. Mati satu tumbuh seribu, lagian siapa yang bakalan nolak seorang Chris Neutron …," Ervan menepuk bahu Chris dan melambaikan tangannya.

Chris terus menegak minumannya, ia melampiaskan semua kekesalannya. Sebenarnya sudah lama ia meninggalkan kebiasaan minum-minumnya sejak ia berniat serius dengan Marcella. Tapi kejadian hari ini membuatnya sangat amat kesal.

Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri Marcella sedang bersama laki-laki lain, di atas tempat tidur, tanpa sehelai benang pun. Kalau ia tidak ditarik oleh Ervan, mungkin ia sudah menghabisi laki-laki yang bersama Ella.

Kejutan lamaran yang ia siapkan bersama Ervan berakhir sia-sia, malah justru mendapatkan pemandangan yang tidak menyenangkan.

**

"Cla, naik yuk...ngantuk nih gue,” kata Lily sambil menarik tangan Clara.

"Lha ini si Jason begimana? masa mau lo tinggal? ntar die selonjoran ampe pagi disini,” kata Clara diikuti tawa Lily.

"Trus lo mo angkut si Jason kemana?" tanya Lily.

"Gue udah telepon Kak Janet, bentar lagi dateng kok. Lo naek duluan gih ke kamar, gue punya card satu lagi kok,” kata Clara.

"Lo tuh terlalu bae Nik. Si Jason kan suka isengin lo, masih aja lo jagain tuh cecurut. Kalau gue mah, udeh gue coret-coret tuh mukanya mumpung die lagi nggak sadar,” Clara dan Lily pun tertawa terbahak-bahak.

"Iseng-iseng gini kan tetep hopeng, Li. Ntar kalo die diapa-apain sama genderuwo, lo mau tanggung jawab?" tanya Clara.

"Lo yang tanggung, gue yang jawab,” jawab Lily tertawa, “Ya sutra lah, gue naek dulu ya, badan gue serasa remuk redam."

"Sippp, tidur jangan serakah ye, ntar gue balik ga dapet tempat lagi,” kata Clara.

"Makanya jangan lama-lama, tinggal aje tuh cecurut....," tawa Lily sambil melenggang pergi.

Clara melihat jam di pergelangan tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Kepalanya agak pusing akibat terlalu lama mendengar suara bising. Ketika ia hampir tertidur di sebelah Jason, ia tersadar karena ada yang masuk ke ruangan tersebut.

"Eh, Kak Janet …,” kata Clara.

"Sorry ya Cla, jadi ngerepotin kamu,” kata Janet sambil pelan-pelan mengangkat tangan Jason untuk memapahnya.

"Nggak kok Kak, malahan kita yang sorry, bikin Jason ampe teler gitu,” kata Clara.

"Nih anak mah nggak bisa liat tempat kalo mau tidur, ngantuk dikit langsung tepar,” kata Janet sambil tertawa.

"Kamu mau ikut pulang sekalian nggak Cla?" tanya Janet

"Nggak kak, Lily lagi nungguin di atas. Kita udah pesan kamar, memang udah rencana mau nginep di sini. Cuma si Jason diajakin nggak mau."

"Dia bukan nggak mau Cla, tapi nggak bisa. Besok ada pertemuan keluarga ke Bandung, jadi jam 8an udah berangkat,” kata Janet sambil memapah adiknya ke arah luar.

"Clara bantu ya kak."

"Nggak usah Cla, kakak bisa kok, kecil ini mah. Thanks ya Cla,” kata Janet sambil melangkah pergi.

"Hati-hati kak,” kata Clara sambil melihat kepergian Janet.

**

Chris yang sudah sangat mabuk, berjalan menyusuri koridor kamar. Ia sudah meminta asistennya untuk memesankan kamar dan tidak mengganggunya. Ia sedang dalam suasana hati yang buruk dan hanya ingin sendiri.

Ia berjalan tak tentu arah, ke kanan dan ke kiri, seperti sudah mulai kehilangan keseimbangan. Akhirnya ia terjatuh terduduk di koridor.

Clara yang melihatnya tanpa sadar langsung berlari menolongnya. Clara memang seorang gadis yang sangat baik, ia rela menolong siapapun meskipun ia tidak mengenalnya. Hal itulah yang selalu ditakuti oleh sahabat-sahabatnya, mereka takut orang jahat mengambil kesempatan terhadap Clara.

Clara menghampiri Chris yang berada dalam keadaan antara sadar dan tidak.

"Kak, kakak nggak apa-apa?" tanya Clara. Ia memanggil Chris dengan sebutan kakak, karena ia melihat sepertinya umur Kris tidak terlampau jauh darinya.

Clara saat itu berusia 22 tahun dan Chris berusia 29 tahun.

Chris membuka matanya, dan melihat Clara. Ia tidak terlalu jelas melihat Clara karena pandangannya yang sudah mulai kabur.

"Kak, kakak nggak apa-apa kan?" Clara kembali mengulangi pertanyaannya. Ia melihat Chris memegang kartu akses kamar. Clara pun mengambilnya dan melihat nomor kamar yang dituju.

Clara memang tidak akan setengah-setengah dalam menolong seseorang, walaupun kadang ia sendiri tidak mampu, ia selalu berusaha mendahulukan orang lain.

"Ayo kak, bangun, aku antar ke kamar, udah nggak jauh kok,” kata Clara.

Chris yang berada antara sadar dan tidak, tersenyum. Senyum penuh kepahitan. Ia dipapah oleh Clara, yang cukup kesulitan memegangnya, sampai ke depan kamarnya.

"Kak, ini ya kamarnya. Udah aku buka pintunya. Lain kali jangan mabuk-mabuk lagi ya kak,” kata Clara sambil hendak melangkah pergi.

"Kamu mau kemana? dasar wanita nggak tahu diuntung,” Clara kaget ketika tangannya tiba-tiba ditarik paksa oleh Chris.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Chen Aya

Chen Aya

mampir thor

2024-01-14

0

Warningsih Ningsih

Warningsih Ningsih

ini ceritanya latar lokasinya dimana yah kalo luar nggak usah pake Lo gue kak , aneh bacanya

2023-11-07

1

Denzo_sian_alfoenzo

Denzo_sian_alfoenzo

knp gk pke kata2 yg simpel padet jelas gk usah lo gue yg satset wat wet gtuloh ldhl ceritanya bagus tp banyak kata2 yg gk perlu jdnya y sdkt mengganggu tp gpp lanjutnya d perbaiki aja y kk

2023-10-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!