Clara terdiam, tak ada satu suarapun yang keluar dari mulutnya. Sudah hampir 2 bulan sejak kejadian itu, keadaan Clara seperti semakin mengkuatirkan.
Ervan bangun dari kursinya, berdiri di depan Clara, kemudian mensejajarkan wajahnya dengan wajah sepupunya itu. Ia memegang kedua tangan Clara.
"Ara, kamu nggak mau cerita sama aku? aku tahu kamu nggak mau kita semua kuatir, aku tahu siapa kamu. Tapi tolong kali ini jangan simpan semua sendiri. Ke mana Clara yang ceria, yang suka teriak dan berlari-lari mengelilingi taman. Clara yang selalu isengin aku, Clara yang kekanakan tapi juga dewasa,” kata Ervan.
Clara tetap diam.
"Ara, lihat aku!" kata Ervan sedikit keras.
Clara akhirnya melihat ke arah Ervan, kakak sepupunya yang sangat ia sayangi. Clara hanya tersenyum tipis ke arahnya, dan ia meneteskan air mata.
Ervan yang ingin melanjutkan pertanyaan, terhenti. Ia merasa kerongkongannya tercekat seperti ada yang menghentikannya. Ia tak sanggup melihat sepupu yang sudah ia anggap seperti adik kandungnya sendiri, begitu sedih dan terlihat sangat mengenaskan.
"Kamu bisa cerita sama aku, ra. Aku pasti dengerin kamu. Aku tunggu kamu siap untuk cerita ya,” Ervan memeluk dan mengusap kepala Clara.
Ervan merasa geram di dalam hati, ia penasaran apa yang menyebabkan adik kesayangannya seperti ini, dan ia tidak terima.
**
Ervan dan Mommy Kezia tinggal di rumah Mommy Kelly selama kurang lebih satu minggu. Selama itu pula Ervan selalu menemani Clara, lebih tepatnya ia penasaran akan apa yang terjadi pada Clara. Ia ingin dekat dengan Clara untuk menggali informasi, tapi sayangnya tak ada satupun kata yang keluar dari mulut Clara.
Clara akan tinggal bersama Mommy Kelly, kebetulan Kelly adalah seorang dokter, meskipun saat ini ia sudah tidak aktif di Rumah Sakit, tapi ia masih suka menolong warga sekitar.
Ketika tiba saatnya mereka kembali ke Jakarta. Mommy Kezia memeluk Clara erat dan seperti biasa Clara hanya tersenyum tipis.
Setelah Mommy Kezia selesai memeluk Clara, giliran Ervan menghampiri Clara,
"Ra, cepat sembuh ya. Kakak pengen liat kamu lari-lari lagi di taman belakang. Kalau ada apa-apa dan kamu sudah mau cerita, cari Kak Ervan ya. Kak Ervan pasti langsung meluncur ke sini,” kata Ervan sambil memegang dan menepuk punggung tangan Clara.
"Kak Kez tenang aja, aku yakin Clara akan segera pulih. Ia hanya butuh waktu." senyum Kelly, "Van, kamu nyetir hati-hati ya, nggak pake balapan."
"Iya Mommyku sayang,” kata Ervan sambil memeluk Mommy Kelly.
Mereka memasuki mobil dan melambaikan tangan, kemudian menghilang dari pandangan.
**
1 tahun berlalu, Clara masih berada di Kota Malang. Keadaannya sedikit lebih baik meskipun ia masih duduk di kursi roda, penglihatannya juga tidak membaik, tapi senyumnya sudah mulai lebih lebar dan sudah sedikit mau berbicara, meski hanya kepada orang terdekat.
Ervan masih sering bolak balik Malang, meskipun hanya saat weekend. Clara sudah berbicara sedikit pada Ervan, tapi tidak pernah bercerita tentang kejadian setahun yang lalu. Sepertinya Clara ingin mengubur cerita itu untuk dirinya sendiri.
Ponsel Ervan bergetar, tertera nama Chris di sana.
"Yoi bro, what's up?" ujar Ervan.
"Gaya lo....lo dimana sekarang? gue minta Han kirim e-mail ke lo tentang project di Batam, tolong lo review dulu,” kata Chris.
"Gue lagi di Malang, biasaaaa di tempat Mommy," kata Ervan sambil duduk santai di teras belakang.
"Lo sering banget balik Malang belakangan, ada apaan sih? Aunty sehat-sehat kan?" tanya Chris.
"Sehat donk Mommy mah, gue aja yang kangen … sama ade kesayangan gue,” jawab Ervan.
"Sejak kapan lo punya ade?" tawa Chris, "Jangan-jangan ade ketemu gede ya? wah wah, diem-diem punya calon ni."
"Gue belom sempet dah nyari calon-calonan, asli ini ade gue, ade sepupu tepatnya, tapi udah gue anggep ade kandung gue sendiri. Kalo bukan ade gue mah, udeh gue babat … lo bakalan ketinggalan jauh sama gue,” kata Ervan sombong
"Anjrittt, sombongnya keterlaluan … tapi btw, ngapain sepupu lo tinggal disana?" tanya Chris penasaran.
"Panjang bro ceritanya, gue aja kaga tau asal mulanya, pokoknya gue kasian ngeliat dia sekarang. Lo bayangin aja, cewe yang tadinya periang, ceria, cerewet, tiba-tiba berubah 180 derajat, dalam waktu 1 hari. Kebayang ga lo?" Kata Ervan dengan kesal, "Gue udah nyoba cari clue kemana-mana cuma belom nemu, itu yang bikin gue tambah kesel."
"Sabar bro, gue yakin ade lo pasti segera sembuh, mungkin dia butuh gue?" kata Chris bercanda.
"Kalau ketemu lo mah bukan sembuh malah tambah sakit iya … lagian, lo kan sekarang anti sama yang namanya cewe, sejak …”
"STOPPP" potong Chris, "inget, dilarang menyebut nama."
"Tapi dia nggak ada komunikasi sama lo lagi gitu bro?" tanya Ervan penasaran.
"Justru itu, udah seminggu ini dia telponin gue mulu, langsung gue block nomornya, eh die pake no lain, sempet keangkat lagi sama gue."
"Trus … trus …,” kata Ervan.
"Dia say sorry tentang kejadian waktu itu dan bilang kalo dia dijebak saat itu. Dia minta balikan sama gue."
"Trus lo mau bro?" tanya Ervan.
"Helowww, gue block, denger nggak, udah gue block. Jadi sekarang gue nggak bakalan angkat no telpon yang kaga gue kenal. Say sorry after 1 year, trus bilang dijebak, kemana aja die dulu,” kata Chris kesal.
"Jadi kalo dulu dia minta maaf, lo maafin gitu?"
"Ya gue bisa pikir-pikir,” kata Chris.
"Haishhh, antara baik dan bodoh itu beda tipis bro,” kata Ervan tertawa.
Ervan menerima telpon sambil terus memperhatikan Clara yang duduk sambil memandang langit. Kemudian Clara berbalik dan memutar roda kursinya.
"Ya udah bro, gue hang up dulu, someone needs me now,” kata Ervan.
Ervan bangkit dari kursinya dan menghampiri Clara. Sementara itu di Switzerland,
"Sorry miss, you can't go in …,” Marcella mencoba menerobos masuk ke ruangan Chris. Hanna, sekretaris Chris, tidak mampu menahan Marcella.
Chris mengibaskan tangannya, menyuruh sekretarisnya keluar. Ia tahu sifat Marcella, ia tidak akan menyalahkan sekretarisnya.
Chris hanya sebentar melihat Marcella, kemudian matanya kembali fokus melihat berkas-berkas yang ada di hadapannya. Ella langsung menghampiri Chris.
"Honey, sorry …,” kata Marcella yang mulai memeluk Chris dan mencium pipinya.
Chris hanya diam memperhatikan berkas-berkas di hadapannya. Ia berusaha menahan dirinya, ia tidak ingin terbawa emosi dan perasaannnya.
Sejujurnya, Chris memang masih mencintai Marcella. Hubungan selama 5 tahun yang mereka jalani, masih terpatri di hati Chris. Tapi jika terbayang kejadian yang dilihatnya saat itu, kemarahannya lebih besar dari cintanya. Kesetiaan dan kepercayaan yang selama itu ia bangun, runtuh seketika.
"Honey, aku dijebak. Liam membuatku mabuk dan memasukkan obat perangsang ke dalamnya. Aku tidak sadar saat itu. Honey, please trust me,” Marcella memandang Chris dengan tatapan memelas.
Chris seketika bimbang, apakah hal tersebut benar, pikirnya. Apakah ia salah sangka dengan Marcella. Apakah Ella korban disini? Tapi mengapa Marcella baru mengatakannya sekarang?
"Honey, you don't trust me, do you? aku udah coba hubungin kamu, tapi kamu ganti no telpon kamu,” kata Marcella.
"Ya, aku emang ganti no ponsel aku, untuk ngehindar dari kamu,” gumam Chris.
"Kamu bisa tanya Daddy dan Mommy aku, honey. Mereka udah mau bawa masalah itu ke polisi, tapi Liam keburu kabur,” kata Marcella sambil mulai menitikkan air mata.
"Aku sibuk, kamu pergi dulu sana. Aku nggak bisa mikir,” kata Chris dengan sedikit ketus.
"Aku tinggal di hotel ini, honey,” Marcella meletakkan kartu nama sebuah hotel, "aku tunggu kamu maafin aku,” Marcella keluar dari ruangan Chris sambil menghapus air matanya.
"DAMNNN!!!" umpat Chris sambil memukul meja.
🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
HNF G
sebenarnya yg suka ngegosip bukan cuma cewek, tp cowok jg suka🤭
2023-11-30
1
HNF G
kl km tau penyebabnya adalah christ, bisa babak belur tuh si chris😒
2023-11-30
1
Denzo_sian_alfoenzo
perckpn cris dan ervan sprt bkn percakapan antar cowok tp kek cewek yg sdg nggosip
2023-10-28
0