Tibalah tugas kelompok di kelas mereka. Aluna satu kelompok dengan Rudi teman lain yang dipilih dosen untuk menjadi teman satu kelompok dengan Aluna. Sedangkan Malik dipasangkan dengan orang lain.
Seperti biasa Aluna yang selalu ceria membuat dia mudah berteman dan bergaul dengan siapa saja. Hanya sebentar Aluna dan Rudi terlihat sangat dekat.
Diam - diam Malik memperhatikan kedekatan Aluna dan Rudi. Entah mengapa ada rasa tidak suka dengan kedekatan mereka.
"Lun, aku lihat kamu dekat ya sama Malik?" tanya Rudi.
"Aku dekat dengan siapa saja kok Rud" jawab Aluna jujur.
"Tapi aku sering lihat lho kalian jalan dan pulang bareng" ujar Rudi.
"Itu karena arah rumah kami sejalan. Jarak rumahku dan rumah Malik hanya beda beberapa gang saja" sahut Aluna.
"Kamu tau kan agama Malik Lun?" tanya Rudi penasaran.
"Tau, emang kenapa Rud? Aku gak pernah berteman pilih - pilih. Siapa aja, mau agama apa saja akan aku temani" tanya Aluna balik.
"Ya aku takut aja kamu jadi terpengaruh olehnya" jawab Rudi.
Aluna tersenyum menanggapi ucapan Rudi.
Sudah banyak teman - teman yang mengingatkan dia akan hal itu.
"Aku dan Malik saling menghargai kok. Kami tidak pernah membicarakan tentang agama atau saling memperngaruhi satu sama lain. Kamu tenang aja" ucap Aluna kepada Rudi.
"Yaaah aku kan cuma mengingatkan Al" sahut Rudi.
"Iya aku ngerti Rud, terimakasih atas perhatian kamu" jawab Aluna.
"Ya sudah yuk kita kerjakan tugas ini" ajak Rudi.
Rudi dan Aluna kembali mengerjakan tugas dengan serius. Sesekali mereka saling tertawa karena merasa ada jawaban yang lucu.
Tentu saja semua itu karena Aluna. Aluna sangat pintar memanfaatkan situasi menjadi cair. Rudi merasa nyaman mengenal Aluna lebih dekat.
Sebenarnya sudah lama juga Rudi melirik Aluna. Setiap kali dia ingin mendekati Aluna selalu saja ada Malik di samping Aluna sehingga tidak ada celah untuk Rudi mendekati Aluna.
Untung saja kali ini dia lebih beruntung. Dosen memasangkan mereka dalam satu group tugas kelompok. Hal ini tentu saja dimanfaatkan Rudi dengan baik untuk dekat dan mengenal Aluna.
Benar saja dugaan Rudi. Aluna memang gadis yang asik dan lucu. Dia sangat senang bisa dekat dan belajar bersama dengan Aluna.
Tanpa Rudi sadari, Malik terus memperhatikan mereka dari tempat dia duduk. Sampai - sampai Malik tidak konsentrasi mengerjakan tugas kelompok mereka.
"Lik, kamu kenapa sih lihatin ke arah Aluna dan Rudi terus?" tanya Santoso.
"Siapa yang lihatin mereka?" Elak Malik.
"Udah gak usah bohong. Aku tau kok kalau dari tadi kamu gak konsentrasi ngerjain tugas ini. Mata kamu selalu melirik ke arah mereka. Kenapa, kamu cemburu ya mereka terlihat dekat dan akrab?" tanya Santoso.
"Nggak biasa aja" jawab Malik bohong.
"Sebenarnya aku sudah lama penasaran dengan kamu dan Aluna. Kalian selalu bareng kemana - mana. Aku juga sering lihat kalian pulang dan pergi bareng ke kampus. Kamu pacaran sama Aluna?" selidik Santoso.
Malik diam sesaat.
"Kalau pacaran emang kenapa?" tanya Malik balik.
"Jangan ah Lik, kita kan beda agama dengan Aluna. Hubungan seperti itu tidak sehat, tidak akan menguntungkan kedua belah pihak" nasehat Santoso.
"Emang kenapa kalau beda agama?" tanya Malik.
"Lah kan kita tau sendiri di negara kita belum disetujui pernikahan beda agama" jawab Santoso.
"Kan cuma pacaran bukan nikah juga" ujar Malik.
"Yah ujung - ujungnya pacaran ya untuk nikah Lik" ujar Santoso.
"Masih jauh So, baru juga kuliah. Masih panjang perjalanan ini. Aku masih ingin cari kerja sambil kuliah. Setelah selesai kuliah dan dapat kerja yang mapan baru mikirin kuliah" sahut Malik.
"Aku kan cuma mau ingatkan kamu sebagai saudara Lik. Kamu jangan marah donk, sudah tugas kita kan saling mengingatkan" lanjut Santoso.
"Iya aku gak marah So. Makasih kamu udah mau ingatkan aku" jawab Malik.
"Nah sekarang kita lanjut yuk kerjakan tugas ini" ajak Santoso.
Malik dan Santoso juga mulai serius mengerjakan tugas kelompok mereka. Akhirnya waktu kuliah selesai. Seperti biasanya Aluna pulang bersama Malik.
Mereka kini sudah diatas bus menuju tempat tinggal mereka.
"Kayaknya kamu akrab banget sama Rudi?" tanya Malik sedikit kesal.
Aluna langsung tersenyum.
"Rudi itu ternyata lucu, banyak jokesnya. Aku jadi sering tertawa mendengar cerita dia" jawab Aluna.
Emang kalau bareng aku kamu gak sering tertawa Al? Aku akui sih, aku memang begini orangnya. Dingin dan pendiam, tapi kan kalau sama kamu aku gak sedingin dan sependiam seperti bersama orang lain? tanya Malik dalam hati.
"Sudah selesai tugas kalian?" tanya Malik.
"Belum, besok masih mau kami diskusikan lagi. Besok kayaknya aku gak bisa pulang bareng kamu Lik" jawab Aluna.
Malik terlihat kecewa mendengar jawaban Aluna. Dia gak rela membiarkan Aluna dekat dengan Rudi. Apalagi dia besok harus pulang sendiri. Rasanya pasti tidak senyaman biasanya. Tidak ada teman ngobrol di bus.
Aku harus mencari rencana agar bisa pulang bareng Aluna besok. Ucap Malik dalam hati.
"Tugas aku dan Santoso juga belum selesai Al. Gak apa - apa kita bareng aja besok pulangnya. Aku akan tunggu kamu kok" jawab Malik.
"Oh ya sudah kalau begitu. Besok aku dan Rudi mau diskusi di perpustakaan sekalian cari bahan. Kalau kamu sudah siap tunggu aku di halte aja ya. Tapi kalau kelamaan kamu pulang duluan juga gak apa - apa kok. Aku gak akan marah" ujar Aluna.
"Iya, kamu santai aja" balas Malik.
Esok harinya setelah selesai jam kuliah. Aluna dan Rudi janjian ketemu dan belajar di perpustakaan. Mereka berjalan menuju perpustakaan besar kampus mereka.
Malik mencari - cari keberadaan Aluna tapi dia tidak menemukannya. Untung saja Malik ingat kalau Aluna dan Rudi akan belajar ke perpustakaan.
Malik melangkahkan kakinya menuju perpustakaan. Dia mulai mencari - cari dimana keberadaan Aluna dan Rudi. Sekitar setengah jam Malik melakukan pencarian, akhirnya dia menemukan Aluna dan Rudi duduk di lantai dua perpustakaan.
"Lho kalian di sini ternyata?" sapa Malik.
"Kamu di sini juga?" tanya Aluna balik.
"Iya, Santoso gak bisa ngerjain tugas bareng. Dia ada urusan dan harus segera pulang. Aku jadinya yang cari sendiri bahan untuk tugas kita" jawab Malik.
"Ooo.. ya sudah Lik, sana gih cari bahan kamu" usir Aluna.
Rudi tersenyum tipis, dia merasa menang karena Aluna tidak menanggapi keberadaan Malik. Rudi tau kalau Malik pasti sedang berbohong.
Aku tau kamu hanya ingin melihat Aluna Lik, alasan aja kamu mau cari bahan. Kamu gak suka ya kalau aku dekat dengan Aluna? Tanya Rudi dalam hati.
"Oke Al aku cari bahan dulu ya. Yuk Rud" ucap Malik.
"Oke Lik" sambut Rudi sambil tersenyum ramah.
Sial, kenapa aku malah kamu usir Al. Harusnya kamu ajak aja aku kerjain tugas bareng. Kita kan bisa sama - sama ngerjain tugas masing - masing. Apa kamu takut banget kalau aku ganggu? Apa kamu suka sama Rudi? Buktinya kamu langsung usir aku tadi? tanya Malik kesal sendiri dalam hati.
Akhirnya Malik pergi dan mencari buku untuk mengerjakan tugasnya. Tapi tetap saja dia tidak mau jauh - jauh dari Aluna dan Rudi.
Malik sengaja mengambil kursi yang tidak begitu jauh dari Aluna dan Rudi. Setidaknya dia masih bisa memantau apa yang Aluna lakukan dengan Rudi dari kejauhan.
Itu sudah membuat hati Malik tenang. Jadi dia bisa tau kapan Aluna dan Rudi selesai kerja kelompok. Dia kan mau pulang bareng Aluna.
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Ana
karena sering bersama jadi salah satu dari mereka merasa kehilangan 🥺rasanya memang ga mungkin mereka bersama
kentara sih kalau malik cemburu cuma Aluna ga peka
2023-01-07
2
Yuli maelany
ada yang kepanasan padahal AC nya dingin😂😂😂😂😂
2023-01-06
1
Malik cemburu iya ..... jgn nodai persahabatan dg cinta NT JD musuh lho
2023-01-05
1