Aluna dan Malik berjalan sampai pintu kampus. Mereka sama - sama menunggu angkatan kota yang menuju arah rumah mereka.
"Kamu ngekos atau tinggal di rumah keluarga Lik?"tanya Aluna.
"Aku ngekos" Jawab Malik.
"Oh iya bagi nomor HP kamu donk? Siapa tau aku ada perlu sama kamu" Pinta Aluna.
"Aku gak punya hp" Bantah Malik.
"Zaman sekarang gak mungkin kamu gak punya HP. Aku gak percaya sama kamu, kamu suka bohong" Protes Aluna.
"Gigih banget ya jadi cewek" Ujar Malik.
"Iya donk, harus itu. Kata Mamaku kalau mau sukses itu harus gigih. Tidak ada orang malas yang bisa sukses. Orang beruntung akan kalah dengan orang yang gigih karena Tuhan itu tidak tidur, DIA pasti melihat mana manusia yang bekerja keras" Jawab Aluna.
"Bagus prinsip kamu" Puji Malik.
"Siapa dulu, Alunaaaa... Udah buruan mana nomor HP kamu, cepetan aku minta" Pinta Aluna.
Akhirnya Malik mengalah dan mereka bertukar nomor ponsel.
"Mulai besok kita akan mulai kuliah. Besok tunggu aku ya, kita sama - sama cari kelas nanti" Perintah Aluna.
"Baik tuan putri.. " Jawab Malik.
"Eh itu bus kita datang Lik, cepat buruan sebelum keduluan yang lain" Ujar Aluna sambil berteriak.
Malik mengambil ancang - ancang untuk menerobos ramainya mahasiswa yang ingin naik. Aluna ikut dan merapat di belakang Malik.
Saat Bus berhenti Malik secara otomatis menarik tangan Aluna untuk masuk ke atas bus duluan sebelum yang lain naik. Hampir saja genggaman tangan Malik lepas karena banyak yang berdesak - desakan ingin naik.
"Lain kali pakai celana saja, susah kalau naik bus seperti ini" Ujar Malik.
"Aku kan pengen terlihat cantik. Wanita itu harus feminim. Kalau terlihat anggun pasti akan cantik" Jawab Aluna.
"Tapi bahaya, kalau desak - desakan begini terus kamu jatuh gimana?" Tanya Malik.
"Ya aku harus hati - hati. Bukan rok yang menentukan aku jatuh atau tidak. Pakai celana juga kalau aku gak hati - hati bisa jatuh juga" Jawab Aluna membela diri.
"Iih.. bandel sih.. " Umpat Malik.
"Udah tenang saja, aku akan bertindak hati - hati dan kamu tidak akan repot bantuin aku" Ujar Aluna sambil menepuk bahu Malik.
Akhirnya Bus sampai di depan Gang kosan Malik.
"Aku turun duluan ya Al" Ucap Malik.
"Okey, sampai ketemu besok" Sahut Aluna.
"Hati - hati saat turun nanti" Pesan Malik.
"Oke terimakasih teman" Jawab Aluna sambil tersenyum manis.
Malik turun dari bus dan berjalan masuk ke gang kosannya. Tak lama kemudian Aluna bersiap hendak turun karena gang rumah tempat dia tinggal sudah dekat. Dengan langkah yang sigap Aluna berhasil turun dari Bus dengan selamat.
Alhamdulillah...Kata keluargaku tinggal di kota besar seperti ini memang harus cekatan gak boleh lemah dan manja. Aku pasti bisa menaklukkan kota ini. Lama kelamaan aku akan terbiasa tinggal di Kota besar ini. Lihat saja nanti, aku pasti akan jadi orang sukses. Ucap Aluna dengan sangat yakin di dalam hatinya.
Aluna sampai di rumah saudaranya. Sebagai anak yang menumpang hidup Aluna harus tau diri. Dia tinggal di rumah ini gratis tidak dipungut bayaran. Mamanya meminta tolong kepada keluarga jauhnya ini agar mau menerima Aluna tinggal di rumah ini.
Tentu saja Mama Aluna berpesan tidak ada yang gratis di dunia ini. Oleh sebab itu Aluna harus sadar diri dan pintar membalas budi.
Pagi - pagi sekali setelah shalat subuh. Aluna segera keluar kamar untuk membantu - bantu di rumah. Walau di rumah ini memiliki asisten rumah tangga tapi Aluna tetap membantu pekerjaan rumah.
Apa saja akan dia lakukan. Pagi - pagi Aluna sudah memasak sarapan di rumah ini. Sedangkan asisten rumah tangganya membersihkan rumah.
Hal ini dilakukan Aluna tentu saja dengan sebuah alasan agar dia bisa membawa bekal makanan untuk dibawa ke kampus. Malkum Aluna berasal dari keluarga sederhana. Dia tidak mendapat kiriman yang banyak dari kampus. Hanya cukup untuk ongkos dan keperluan untuk kuliah lainnya.
Aluna harus pintar mengatur keuangannya. Kalau pemilik rumah berbaik hati, Aluna dikasih uang jajan. Tapi tentu saja tidak setiap hari. Uang itu disimpan Aluna dengan baik untuk tambah - tambahan keperluan kuliahnya.
Sore ini Aluna segera mandi ganti baju dan shalat ashar. Setelah itu Aluna segera pergi ke kampus untuk menyiapkan hidangan makan malam.
Sudah dua minggu Aluna tinggal di rumah ini. Semua penghuni rumah ini menyukai masakan Aluna. Oleh sebab itu mereka meminta agar Aluna saja yang memasak kalau Aluna ada di rumah.
Sejak saat itu pekerjaan Aluna bertambah. Setiap minggu dia akan pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan yang akan dia stok selama seminggu. Tidak pernah sekalipun Aluna mengeluh atas tugas yang dibebankan kepada dirinya.
Dengan penuh kesabaran dan keikhlasan Aluna menjalani dan mengerjakan semua pekerjaan rumah dengan hati senang.
Sebelum adzan maghrib makan malam sudah selesai dimasak Aluna. Menjadi anak paling besar di keluarganya dengan kondisi Mamanya yang sering sakit - sakitan membuat Aluna sudah terbiasa memasak di rumah.
Oleh sebab itu mungkin itu yang menyebabkan Aluna ahli memasak dan masakannya jadi enak. Sehingga semua orang yang ada di rumah ini menyukai masakannya.
Malam harinya setelah makan malam Aluna mulai mempersiapkan perlengkapan dia kuliah. Setelah memastikan semua orang sudah makan di rumah ini Aluna bersama asisten rumah tangga di rumah ini membersihkan ruang makan dan mencuci piring. Setelah itu baru mereka istirahat di kamar masing - masing.
Esok harinya seperti biasanya Aluna bangun pagi dan langsung shalat subuh. Setelah itu Aluna bergegas ke dapur untuk memasak sarapan.
Pagi ini Aluna akan memasak nasi goreng. Setelah selesai menghidangkan sarapan. Aluna sarapan sendiri di dapur tak lupa dia juga menyiapkan bekal untuk dibawa ke kampus.
Saat sedang memasukkan makanan ke dalam wadah tiba - tiba Aluna ingat dengan Malik.
"Eh iya aku baru ingat Malik. Kasihan dia juga anak kos dari luar kota. Pasti nasib dia juga gak kalah susah dengan aku. Apalagi anak kos suka makan terbang. Lebih baik aku bawa bekal lebih banyak dari biasanya" Gumam Aluna.
Setelah selesai menyiapkan bekal Aluna kembali ke kamarnya, mandi dan bersiap - siap untuk pergi ke kampus.
"Luna kamu mau ke kampus?" Tanya pemilik rumah.
"Iya Om" Jawab Aluna.
"Bareng sama Mas Dimas saja" Sambut Pria yang sangat Aluna hormati di rumah ini.
"Ah gak apa Om aku berangkat naik angkutan saja, aku sudah terbiasa kok" Tolak Aluna halus.
"Gak apa Al, ketepatan hari ini aku akan lewat kampus kamu. Aku ada acara di suatu tempat yang searah dengan kampus kamu. Yuk sekalian bareng aku" Ajak Dimas anak pemilik rumah ini.
Aluna jadi tidak enak hati menolak kebaikan anak dari pemilik rumah ini. Mereka semua sudah sangat baik mau menerima Aluna tinggal di sini. Tak baik kalau menolak niat baik mereka.
"Oke deh Mas, aku ikut Mas aja" Jawab Aluna.
Aluna akhirnya naik ke dalam mobil Dimas dan mereka berangkat menuju ke arah kampus Aluna. Hingga akhirnya Dimas berhenti tepat di depan pintu kampus Aluna.
"Makasih ya Mas, maaf merepotkan" Ucap Aluna.
"Tidak apa Al, hati - hati ya dan yang bagus belajarnya" Pesan Dimas.
"Oke Mas" Sahut Aluna.
Aluna turun dari mobil Dimas. Tanpa dia sadari ada sepasang mata yang melihat dia turun dari mobil Dimas.
"Cih.. Ternyata dia bohong" Ucap orang tersebut.
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Dewa Rana
apa maksudnya Thor, aluna ke kampus utk menyiapkan makan malam?
2024-10-02
1
Dewa Rana
dari kampung Thor
2024-10-02
1
Dewa Rana
gerbang kampus Thor, masak pintu kampus
2024-08-21
1