Di Sandera

Agam tampak belum bisa memejamkan matanya. Lelaki 45 tahun itu masih terngiang ngiang ucapan istrinya.

"Kalau kita mengadopsi, itu bukan anak kita, tapi kalau Mas menikah, dia anak kandung Mas, dan berhak dapat warisan Mas"

Sementara Sang istri malah sudah tidur duluan, terdengar nafas wanita itu beraturan menandakan dia sudah terlelap.

Agam pun kemudian berbalik dan menatap istrinya yang dari tadi menghadap padanya.

"Sekuat apa hatimu, sehingga kau ingin menikahkan ku dengan orang lain, hanya demi mendapatkan keturunan yang sah dan di akui negara," gumam Agam sambil membelai pipi istrinya lembut.

Tak berapa lama pun akhirnya Agam ikut tertidur dengan menggenggam tangan Clara istrinya.

***

Tok tok tok

Ceklek

"Tuan bagas? Ada apa lagi? Bukankah ini belum satu minggu?" tanya Kaira.

"Ya... Dan kami berubah pikiran," ucap Bagas sang kaki tangan rantenir itu.

Dia pun masuk sedikit menabrak pundak Kiara.

"Kau mau apa? Tidak ada barang berharga di rumah ini," ucapnya.

"Ada kok," sahut Bagas santai.

Dia pun terus masuk ke dalam dan menuju kamar ibu Kiara.

"aapa kau ke kamar ibu?" tanya Kiara.

Namin lelaki tinggi besar itu tidak bersuara, dia terus masuk dan ternyata mengangkat ibu Kiara yang sedang sakit, dan membawanya keluar.

"Kenapa kau membawa ibuku, aku mohon, tolong lepaskan ibuki! aku pasti membayarnya, 5 hari lagi, slaku pasti membayarnya," ucap Kiara dengan terus memegangi tangan Bagas.

"Ibumu sebagai jaminannya, kalau dalam 5 hari kau tidak datang, maka ibumu akan hilwng selamanya," ancam Bagas.

"Jangan, biarkan aku bersama ibuku, aku mohon," ucapnya lagi.

Kiara pun terus mencengkram tangan Bagas yang perkasa, namun cengkraman Kiara itu hanya se ujung kuku saja di kulit Bagas.

"Tuan, tolong lepaskan ibuku... Hiks hiks hiks."

Kiara terus menangis dan meronta ingin mengambil ibunya, namun Bagas yang kuat mendorong Kiara hingga dia terjatuh terpental jauh.

"Kau cari saja uang 30 juta, 5 hari lagi kau datangi rumah Bos Broto, kau akan menemukan ibumu di sana, namun sebaliknya, jika kau terlambat, mungkin mayat ibumu sudah hanyut di sungai sebagai gantinya, kami mungkin akan menjual ginjalnya," gertak Bagas.

Bagas dan kawan kawan pun pergi meninggalkan kontrakkan Kiara.

"Ibu... Ibu...."

Kiara histeris dan meraung raung memanggil ibunya.

"Ayah... Aku tidak akan memaafkan mu, aku akan membalas mu Ayah!" teriaknya.

Sehingga orang orang yang ada di dekat sana pun keluar dan menatap Kiara iba.

"Kiara... Ayo bangun, masuk dulu," ucap seorang tetangga Kiara yang dulu akrab dengan ibunya, sebelum ibunya sakit.

Kiara lun bangun dan di gandeng ibu Nuri masuk ke kontrakannya. Kiara terus menangis dan memanggil ibunya.

***

Restauran jam 10 lagi.

"Maaf Mas, pelayan perempuan cantik dan ramping itu ke mana ya? Kok nggak kelihatan? Aku ada perlu sedikit," tanya Clara.

"Yang mana ya, rambut pendek apa panjang?" tanya karyawan.

"Yang rambut panjang," ucap Clara.

"Ooh, Kiara ya? Dia tidak masuk, katanya ibunya sakit keras," ucap nya.

"Baik Mas, kalau boleh tau, bisa aku minta alamat rumahnya? Karena aku ingin menawarkan pekerjaan padanya, bolehkan?" tanya Clara lagi.

"Boleh kok, sebentar," ucap karyawan.

Dia pun mengambil pulpen dan memberikan alamat Kiara. Terima kasih banyak Baiklah kalau begitu aku permisi aku akan menemui Kiara di rumahnya.

Clara pun pergi meninggalkan restoran tersebut. Dia meluncur mencari alamat yang sudah dituliskan oleh pelayan resturan tersebut.

Tak berapa lama, Clara sudah sampai di alamat Kiara, di sebuah jalan sempit, Clara pun turun untuk bertanya.

"Maaf Bu, aku ingin bertanya, apakah ibu kenal seorang gadis mungil bernama Kiara?" tanya Clara.

"Kiara yang kerja di warung makan?" tanya ibu itu.

"Iya betul," sahut Clara.

"Itu di Ujung jalan, yang berwarna hijau," sahut ibu itu.

"Terima kasih Bu," ucap Clara.

clara pun berjalan menuju kontrakan yang dimaksud, setelah sampai, Clara pun mengucap salam, karena pintu Kiara tampak sedikit terbuka.

"Assalamualaikum," ucap Clara.

"Waalaikumsalam."

Terdengar sahutan Kiara yang sangat pelan.

"Ibu cari siapa?" tanya Kiara.

"Aku ingin berbicara denganmu, apa kau sedang sibuk?" tanyanya.

"Oh tidak Nyonya. Silakan masuk, tapi Rumahku sangat berantakan," ucapnya.

Clara pun masuk dan duduk di lantai, beralaskan tikar plastik.

"Aku ingin bicara serius dengan kamu," ucap Clara.

"Silahkan nyonya, tapi sebelumnya anda siapa? Kita tidak pernah bertemu 'kan?" sahut Kiara.

"Iya, aku beberapa kali makan di tempat kerjamu. Begini... sudah 10 tahun aku dan suamiku menikah, Namun kami belum dikaruniai anak, dan malah yang terakhir ini aku dinyatakan mandul oleh dokter

Kalau boleh aku memohon pertolongan padamu, saat ini, perusahaan suamiku sedang Jaya, Aku tidak ingin ada orang lain yang mengambil alih perusahaan kami."

Clara terdiam, ingin melihat reaksi Kiara.

"Jadi maksudnya apa? apakah Nyonya ingin aku bekerja di perusahaan Nyonya?" tanya Kiara tidak mengerti.

"Bukan itu, aku ingin kau menjadi istri kedua suamiku," ucap Clara.

"Ap... Apa? istri kedua? maksudnya? Anda ingin menikahkan Suami Anda dengan saya?" Nyonya?" tanya Kiara gugup.

"Ya... Aku ingin kau menikah dengan Suamiku, dengan satu syarat. Kau memberikan keturunan pada kami, kemudian setelah kau memberikan suamiku anak. Aku ingin kau pergi sejauh mungkin, Tapi tentu saja tidak cuma-cuma. Aku akan memberimu uang yang sangat banyak."

"Maksudnya? Nyonya membeli rahimku?" tanya Kiara.

"Yah mungkin bisa dikatakan begitu, berapapun uang Kau minta, aku akan memberikannya," ucap Clara.

"Benarkah? Apakah aku bisa meminta 100 juta?" tanya Kiara.

"100 juta? Itu kecil, bahkan satu buah rumah pun aku akan memberikannya, asal kau bisa memberikan kami keturunan," ucap Clara.

Kiara pun termangu, mulutnya menganga lebar seakan tak percaya," Ibu... apakah takdir ini memang sudah menjadi jalan hidupku?' lirih hatinya.

"Kiara... Bagaimana? Apa kau bersedia? tanya Clara.

"Ya, Nyonya, aku bersedia, kapan bisa kita laksanakan?" tanya Kiara.

"Kau begitu bersemangat, memangnya berapa uang yang ingin kau minta dari kami?" tanya Clara.

"Aku ingin meminta200 juta aja," sahut Kiara.

"Hanya 200 juta? baiklah, tapi kalau boleh tahu, untuk apa uang itu? sepertinya kok kamu semangat sekali?" tanya Clara lagi.

"Aku butuh uang itu, untuk menebus Ibuku dari rentenir, ibuku di sandera, karena Ayahku mempunyai hutang pada mereka," ucap Kiara.

Clara pun tersenyum.

"Baiklah, kapan kau akan membayar kepada rentenir itu?" tanya Clara.

"Aku diberi waktu 5 hari," sahutnya.

"Oke... Baiklah kalau begitu, tiga hari lagi, kau akan aku nikahkan dengan suamiku," ucap Clara.

Akhirnya mereka pun sepakat, tiga hari lagi mereka akan menikah, Clara pun pamit. Dan meninggalkan kontrakkan Kiara.

Kiara tampak berbaring di kasurnya, dia menatap langit-langit kamar.

"Ibu, maafkan Kiara. Kiara terpaksa melakukan ini, untuk masa depan kita ibu, dengan uang 200 juta, kita bisa hidup sederhana dan memulai usaha kecil-kecilan ucapnya.

***

Hari Yang Dinanti sudah tiba. Tampak Clara mengajak Agam untuk pergi ke suatu tempat. Ternyata Clara tidak mengatakan bahwa hari ini dia akan menikahkan suaminya itu dengan wanita yang sudah dipilihkan Clara untuknya.

Apakah tanggapan Agam berikutnya? Apakah dia bersedia menikah dengan Clara?

Bersambung...

Terpopuler

Comments

mama naura

mama naura

setuju gam dan mau aja 😂💪👍

2023-01-21

0

lihat semua
Episodes
1 Pesan yang Membuat Masalah Baru
2 Menjodohkan Suami
3 Di Sandera
4 Nikah Paksa
5 Terduduk tak Berdaya
6 Kiara kaget
7 Agam Merasa Tak Ada Sandaran Hidup
8 Hati Teriris Sembilu
9 Tak apercaya
10 Kehilangan
11 Terdengar Menyakitkan
12 Terpeleset Syahdu
13 Berdetak Kencang
14 Kedinginan
15 Terharu
16 Saling Berdekatan dalam Diam.
17 Merasa Bahagia
18 Panik
19 Bertemu Mantan
20 Di marahi Mertua
21 Tergoda
22 Merasa tak Pantas
23 Terasa Sakit
24 Rasa yang Tertinggal
25 Apakah Kau mencintaiku Kiara?
26 Di Tarik Masuk dalam Mobil
27 Cemburu
28 Kembali Cemburu
29 Malu hingga Merona
30 Gelisah
31 Di Kuasai Cemburu
32 Terbakar hebat Api Cemburu
33 Galau
34 Terbayang-bayang di Mata
35 Sengaja Menyakiti
36 Agam Terlambat Mengenal Kiara
37 Tersinggung
38 Aku Mencintaimu Kiara
39 Sentuhan Pertama
40 Pertahanan Jebol
41 Bucin
42 Kemarahan Agam
43 Merasa Puas
44 Abang Gombal
45 Jatuh Cinta pada Suami Orang
46 Dapat Pujian Mertua.
47 Merasa di Abaikan
48 So Sweet
49 Belah Duren Lagi
50 Saling Berpelukan
51 Kikuk Kikuk
52 Ketahuan Bermesraan
53 Cemburu yang Terpendam
54 Kiara Pelakor
55 Tertawa Putus Asa
56 Gugup
57 Dayung Bersambut
58 Mual-mual
59 Positif
60 Agam Babak Belur
61 Bangkrut
62 Terusir dari Istananya Sendiri
63 Berdebat Kamar
64 Panik Karena Darah
65 Berlumur Dosa
66 Bercerai
67 Depresi
68 Suara Seseorang
69 Permohonan
70 Memberi untuk Menghina
71 Bertemu Mantan Istri
72 Di Remehkan
73 Di Rendahkan di Depan orang-orang
74 Slalu di Jatuhkan Sejatuh-jatuhnya
75 Sangat Sakit
76 Tertabrak
77 Terharu namun Pilu
78 Menangis Pilu
79 Kaget Bersama
80 Karena Tak Rela
81 Nekat
82 Kembalinya Pemilik Asli
83 Bertemu Ayah
84 Di Tangkap Polisi
85 Kiara Cemburu
86 Kecewa dalam Diam
87 Adi Mengajak Nikah, Agam Cemburu
88 Tamu Dadakan
89 Dalam Kebingungan
90 Pendarahan
91 Kiara Hilang
92 Ingatan yang Memudar
93 Sidang Perusahaan
94 Dalam Kebimbangan Hebat
95 Ngidam Empek-empek Bikin Kesal
96 Seksi Saat Hamil
97 Membujuk Untuk Kembali
98 Belajar Ikhlas
99 Bertemu Mantan
100 Sulit Melupakan
101 Bertukar Pekerjaan
102 Lupa Sesuatu
103 Puasa Karena Kandungan Lemah
104 Agam Kena Marah Dokter.
105 Clara Keluar dari Penjara/Awal yang Buruk
106 Kedatangan Clara Kembali
107 Kabur Hindari Mantan
108 Orang Sombong Di Tindas
109 Sangat Sedih
110 Ide Licik
111 Jebakan Clara
112 Mencari Jejak
113 Menggoda Istri Sendiri
114 Yuk mampir yang udah tamat
115 Kaget Tak Terkira
116 Kembali Bersama
117 Agam Kelelahan
118 Rahasia Besar
119 Mencari Kebenaran
120 Klarifikasi Aswin pada Kiara
121 Clara Menyerang
122 Sang Pewaris
123 Bikin Deg Deg Kan
124 Fathan di Bawa Kabur
125 Menangkap Clara.
126 Salah Paham hingga Melukai
127 Fathan menjenguk Ibu Tiri di Sel(Clara)
128 Clara Kritis
129 Serumah Kembali
130 Fathan Merajuk
131 Hamil Lagi
132 Fathan terus Cemburu dan Merajuk
133 Fathan akan Melamar
134 Naira Penasaran
135 Dalam Kebingungan
136 Menjahili Calon Istri
137 Terjatuh
138 Mahar Sebuah Rumah
139 Diary
140 Dendam Tertulis
141 Sedang di Buntuti.
142 Aisya di Culik
143 Fathan Berpura-pura?
144 Pertengkaran Ibu dan Anak
145 Mendapatkan CCTV Penculikan
146 Mendapat Titik Terang
147 Kiara Bertemu Aisya
148 Lamaran Mantu
149 Hadiah Rumah
150 TAMAT
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Pesan yang Membuat Masalah Baru
2
Menjodohkan Suami
3
Di Sandera
4
Nikah Paksa
5
Terduduk tak Berdaya
6
Kiara kaget
7
Agam Merasa Tak Ada Sandaran Hidup
8
Hati Teriris Sembilu
9
Tak apercaya
10
Kehilangan
11
Terdengar Menyakitkan
12
Terpeleset Syahdu
13
Berdetak Kencang
14
Kedinginan
15
Terharu
16
Saling Berdekatan dalam Diam.
17
Merasa Bahagia
18
Panik
19
Bertemu Mantan
20
Di marahi Mertua
21
Tergoda
22
Merasa tak Pantas
23
Terasa Sakit
24
Rasa yang Tertinggal
25
Apakah Kau mencintaiku Kiara?
26
Di Tarik Masuk dalam Mobil
27
Cemburu
28
Kembali Cemburu
29
Malu hingga Merona
30
Gelisah
31
Di Kuasai Cemburu
32
Terbakar hebat Api Cemburu
33
Galau
34
Terbayang-bayang di Mata
35
Sengaja Menyakiti
36
Agam Terlambat Mengenal Kiara
37
Tersinggung
38
Aku Mencintaimu Kiara
39
Sentuhan Pertama
40
Pertahanan Jebol
41
Bucin
42
Kemarahan Agam
43
Merasa Puas
44
Abang Gombal
45
Jatuh Cinta pada Suami Orang
46
Dapat Pujian Mertua.
47
Merasa di Abaikan
48
So Sweet
49
Belah Duren Lagi
50
Saling Berpelukan
51
Kikuk Kikuk
52
Ketahuan Bermesraan
53
Cemburu yang Terpendam
54
Kiara Pelakor
55
Tertawa Putus Asa
56
Gugup
57
Dayung Bersambut
58
Mual-mual
59
Positif
60
Agam Babak Belur
61
Bangkrut
62
Terusir dari Istananya Sendiri
63
Berdebat Kamar
64
Panik Karena Darah
65
Berlumur Dosa
66
Bercerai
67
Depresi
68
Suara Seseorang
69
Permohonan
70
Memberi untuk Menghina
71
Bertemu Mantan Istri
72
Di Remehkan
73
Di Rendahkan di Depan orang-orang
74
Slalu di Jatuhkan Sejatuh-jatuhnya
75
Sangat Sakit
76
Tertabrak
77
Terharu namun Pilu
78
Menangis Pilu
79
Kaget Bersama
80
Karena Tak Rela
81
Nekat
82
Kembalinya Pemilik Asli
83
Bertemu Ayah
84
Di Tangkap Polisi
85
Kiara Cemburu
86
Kecewa dalam Diam
87
Adi Mengajak Nikah, Agam Cemburu
88
Tamu Dadakan
89
Dalam Kebingungan
90
Pendarahan
91
Kiara Hilang
92
Ingatan yang Memudar
93
Sidang Perusahaan
94
Dalam Kebimbangan Hebat
95
Ngidam Empek-empek Bikin Kesal
96
Seksi Saat Hamil
97
Membujuk Untuk Kembali
98
Belajar Ikhlas
99
Bertemu Mantan
100
Sulit Melupakan
101
Bertukar Pekerjaan
102
Lupa Sesuatu
103
Puasa Karena Kandungan Lemah
104
Agam Kena Marah Dokter.
105
Clara Keluar dari Penjara/Awal yang Buruk
106
Kedatangan Clara Kembali
107
Kabur Hindari Mantan
108
Orang Sombong Di Tindas
109
Sangat Sedih
110
Ide Licik
111
Jebakan Clara
112
Mencari Jejak
113
Menggoda Istri Sendiri
114
Yuk mampir yang udah tamat
115
Kaget Tak Terkira
116
Kembali Bersama
117
Agam Kelelahan
118
Rahasia Besar
119
Mencari Kebenaran
120
Klarifikasi Aswin pada Kiara
121
Clara Menyerang
122
Sang Pewaris
123
Bikin Deg Deg Kan
124
Fathan di Bawa Kabur
125
Menangkap Clara.
126
Salah Paham hingga Melukai
127
Fathan menjenguk Ibu Tiri di Sel(Clara)
128
Clara Kritis
129
Serumah Kembali
130
Fathan Merajuk
131
Hamil Lagi
132
Fathan terus Cemburu dan Merajuk
133
Fathan akan Melamar
134
Naira Penasaran
135
Dalam Kebingungan
136
Menjahili Calon Istri
137
Terjatuh
138
Mahar Sebuah Rumah
139
Diary
140
Dendam Tertulis
141
Sedang di Buntuti.
142
Aisya di Culik
143
Fathan Berpura-pura?
144
Pertengkaran Ibu dan Anak
145
Mendapatkan CCTV Penculikan
146
Mendapat Titik Terang
147
Kiara Bertemu Aisya
148
Lamaran Mantu
149
Hadiah Rumah
150
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!