Agam dan Clara tampak sudah berada di dalam mobilnya, dengan memakai setelan jas yang sangat mewah. Tentu saja Kiara juga sudah di kirimkan seorang penata busana yang sangat bagus dan mahal oleh Clara. Mereka hanya melakukan akad nikah di rumah pak penghulu, alias nikah sirri saja.
"Memangnya kita mau ke mana sayang?" tanya Agam heran.
"Kamu tenang saja, nanti juga sampai kok," ucap Clara.
"Tapi mengapa rapi begini sih? seperti mau kondangan saja, ini 'kan hari jum'at? Mana ada kondangan, yang ada mau nikahan!" canda Agam.
Eeet emang mau nikahan Gam😄😄😄
Clara tersenyum mendengar gumaman suaminya itu 'Memang mau nikahan Mas, nikahin kamu sama wanita lain, eh gila nggak sih gue?' gumamnya.
"Sayang! Kok melamun? Di tanya nggak dijawab, malah senyum-senyum," ucap Agam lagi sambil menggenggam telapak tangan istrinya itu mesra.
"Oh, nggak, cuma aku terpesona kembali dengan ketampanan mu, di usia 45 tahun, namun serasa masih 30 tahun hi hi," puji Clara.
Agam sebenarnya lelaki lembut dan sangat menyayangi istrinya. Terbukti sudah berumah tangga cukup lama dan belum di karunia anak, namun Agam tetap setia menemani istrinya. Walau mereka bergelimang harta, namun tak sedikitpun rasa cinta Agam berubah atau ada keinginan untuk selingkuh.
"Pujian mu itu yang membuat aku tak bisa pindah ke lain hati Sayang... Emch," kecup mesra Agam di jidad Clara.
"Ya tuhan... Apakah yang ku lakukan ini sudah benar? Tapi kamu harus memiliki keturunan Sayang, aku takut kalau nanti malah duluan kamu pergi, aku tidak akan dapat apa-apa," bathin Clara.
Ternyata Clara matre juga ya.
Akhirnya mereka sampai di sebuah rumah yang lumayan mewah. Dengan halaman yang luas dan asri.
"Di sini? Rumah siapa?" tanya Agam heran sambil melepaskan sabuk pengamannya.
"Ayo turun dulu!" ajak Clara.
Agam pun turun bersamaan dengan Clara, kali ini Clara turun sendiri, karena dia tak sabar, biasanya Dia akan menunggu Agam membukakan pintu.
"Ini acara apaan sih? kok kita berdandan rapi gini sih? lihatlah! sepertinya tidak ada janur kuning atau hiasan menandakan orang mantenan di sini?" tanya Agam heran.
"Ada kok di dalam, ayo! Masuk dulu," ajak Clara.
Agam dan Clara pun berjalan mendekati teras rumah.
"Eh... Nyonya Clara sudah datang? Ayo masuk! udah di tunggu, tinggal menunggu kalian datang," ucap seorang perempuan tua.
"Iya Bu Siti, maaf kami terlambat ya?" ucap Clara ramah.
Mereka pun masuk bersama. Semua tamu undangan sudah datang, tersedia permadani terbuat dari bulu-bulu indah berwarna putih.
"Ayo Mas duduk sini," ucap Clara membawa Agam duduk di permadani indah itu.
"Untuk apa? Aneh aneh saja kau ini!" ucap Agam seraya ingin duduk di sisi tamu yang lain.
"Et et Mas, beneran lho! kamu harus duduk di sana, ayo!" ucap Clara.
Clara pun menarik tangan Agam dan membawanya ke atas permadani indah itu. Agam heran dan bingung, namun karena tidak ingin berdebat, akhirnya dia pun menurut saja.
"Sekarang mana dia? bawa ke mari, Bu Siti!" titah Clara.
"Dia? Dia siapa?" tanya Agam.
Clara hanya diam dan menatap pintu mengarah ke kamar.
Tiba-tiba seorang wanita cantik yang sangat mempesona dengan dandanan tipis dan gaun yang sangat mewah, keluar dari kamar bersama Bu Siti.
Wanita itu di bawa duduk di samping Agam. Agam langsung berdiri dan menatap Clara tajam.
"Ada apa ini!?" tanyanya ketus.
"Mas, aku ingin kau menikah dengan wanita itu, wanita yang sering mengantar makanan ke kantormu," ucap Clara.
"Hah? Apa, apa-apaan ini? Clara! aku tidak mau!" bentaknya.
Agam segera berjalan dengan cepat meninggalkan permadani menuju teras.
"Mas! Tunggu! Tunggu Mas!" panggil Clara.
"Apa yang kau pikirkan Clara? Apa kau sudah gi*la? Kau taruh di mana otakmu itu heh!?" bentaknya dengan terus berjalan mendekati mobil.
Clara pun tergopoh-gopoh mengejar suaminya dan menarik tangan Agam. Agam menepisnya kasar. Dia benar-benar marah dengan ulah Clara istrinya itu.
"Mas, aku mohon, aku ingin kau memiliki anak yang sah Mas, aku ingin kau memiliki keturunan dari darah daging mu sendiri," ucap Clara.
"Tapi ini gi*la, Clara! kau mau menikahkan ku tanpa persetujuanku? Aku bisa mencari wanitaku sendiri kalau memang harus," ucap Agam.
"Tidak! Kau akan menikah dengan wanita yang ku pilih, kalau kau mencintaiku Mas," dia terus mengejar suaminya.
Agam sudah masuk ke dalam mobil dan menghidupkan mesin mobilnya. Clara tidak kehabisan akal. Akhirnya dia pun memeluk ban mobil, dengan merebahkan dirinya di tanah, yang membuat Agam tak bisa menjalankan mobilnya. Mau mundur atau pun maju tetap akan kena Clara.
"Clara, menjauh dari sana! Aku akan menabrak mu!" gertak Agam.
"Tidak! Aku akan tetap di sini, walau pun harus mati, aku mengkhawatirkan mu Mas Hik hik hik... Aku mandul, aku tidak bisa memiliki anak, kau harus menikah untuk masa depanmu, aku takut tidak bisa menjagamu sampai akhir hik hik hik," sandiwara Clara manjur juga tuh.
Akhirnya Agam pun mematikan mesin mobilnya dan memukul setirnya. Sambil menyandarkan kepalanya di setiran mobil, sangat kesal. Clara yang mendengar mesin mati pun tersenyum licik.
Agam pun membuka pintu mobil dan turun. Kemudian dia menunduk dan menjulurkan tangannya untuk meraih tangan Clara.
Clara dengan air mata palsunya pun menyambut tangan Agam. Clara sudah berdiri di depan Agam.
Hap
"Au," pekik Clara. Ketika tiba-tiba Agam merangkul dan mengangkatnya berjalan menuju rumah.
"Apakah kau tidak takut kalau akhirnya aku jatuh cinta pada wanita itu?" tanya Agam.
"Makanya aku milih sendiri wanitanya, dan kami sudah ada perjanjian tertulis," ucap Clara yakin.
"Perjanjian tertulis? Perjanjian apa itu?" tanya
"Rahasia... nanti kalau dia sudah mempunyai anak, aku akan membuka semua perjanjian kami, yang telah kami tulis bersama," ucap Clara.
"Kenapa pakai rahasia-rahasiaan? ini kan juga menyangkut diriku?" ucap Agam.
Akhirnya mereka pun sudah sampai di depan pintu rumah Bu Siti dan Pak Imam. Agam menurunkan Clara dan berjalan mendekati Pak penghulu, duduk di samping wanita yang sangat cantik itu.
Agam menatap wanita di sisinya sejenak, kemudian berpaling menghadap penghulu.
"Pak, ayo kita selesaikan acara ini secepatnya! aku tidak bisa berlama-lama di sini," ucap Agam.
Acara pernikahan pun dimulai.
"Saya nikahkan Kiara binti... dengan mas kawin, seperangkat alat sholat dibayar tunai."
Dengan khusyuk Agam pun mengulangi perkataan penghulu dengan lancar.
"Bagaimana saksi? sah?" tanya penghulu.
"Saaah," sahut mereka.
Sebutir air mata bening menetes di mata Kiara. ' ibu, setelah ini, aku melahirkan anak pewaris mereka, kita akan pergi jauh Bu, mas Adi, maafkan aku,' batin Kiara.
Dia merasa sangat sedih, ternyata akhirnya dia menikah dengan orang yang jauh lebih tua darinya. Tanpa cinta.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Sadriyanti Lahari
nikmati saja harimu dgn sesukamu clara.... saat agam mendapatkan sentuhan pertama dan kasih sayang tulus dari kiara..hati dan cinta agam mulai terbagi....
2023-08-24
0
Sadriyanti Lahari
sepertinya cinta clara sangat mencintai harta
2023-08-24
0
mama naura
tar juga suka tuan
2023-01-21
0