Hasrat Tuan Muda Arogant
"Pergi....! dan jangan pernah kembali lagi ke Rumah ini. Teriak Nyonya Yuan kepada Amor. Putri Tirinya yang selama ini tinggal bersama Nyonya Yuan. Wanita berparas cantik ini, terpaksa harus meninggalkan rumah peninggalan kedua orang tuanya.
Ketika saudara dirinya menghasut Nyonya Yuan agar mengusir Amor dari rumah mereka. "Apa salahku Ma, Mengapa kau mengusirku? tanya Amor yang belum mengetahui pokok permasalahan yang sebenarnya.
"Kau jangan berpura-pura tidak tahu, Mama sudah mengetahui semuanya. Kau merahasiakan aibmu dengan rapat-rapat. Tetapi aku pasti akan mengetahuinya. Sepandai-pandainya kau menutupi aibmu, pasti akan terbongkar juga. Pergi dari sini aku tidak Sudi melihat wajah kotormu itu lagi!"
"Buat malu keluarga saja? teriak Nyonya Yuan yang mampu membuat Amor menatap Nyonya Yuan dengan tatapan penuh tanya.
Sementara Soraya hanya memandang Amor dengan tatapan sinis. "Makanya jadi wanita itu jangan ganjen." cibir Soraya yang mampu membuat Amor mengerutkan keningnya. Ia benar-benar bingung maksud perkataan Soraya.
"Apa maksudmu?
Soraya tertawa terbahak-bahak menatap sinis ke arah Amor. "Lebih baik kau pergi dari sini daripada emosi Mama semakin memuncak.
"Pergi dari sini!" teriak Nyonya Yuan kembali
"Tapi di luar hujan ma, Amor mau pergi ke mana, jangan usir Amor ma."
"Aku tidak Sudi melihat kau lagi di rumah ini. pergi dan jangan pernah kembali lagi." teriak Nyonya Yuan sambil melemparkan tas milik Amor yang berisikan beberapa potong pakaian milik Amor.
"Pergi...! jangan sampai Mama semakin emosi melihat kau." Soraya mendorong tubuh Amor sampai tersungkur ke lantai. Amor bersujud di kaki Nyonya Yuan. Tetapi Nyonya Yuan sama sekali tidak bergeming. dan langsung menyeret Amor keluar dan menghempaskan tubuh Amor ke halaman.
Padahal saat itu hujan lebat mengguyur kota Manila. Amor berusaha bangkit dan bertanya-tanya dalam hati, kesalahan apa yang ia lakukan sehingga Nyonya Yuan mengusirnya dari rumah layaknya mengusir seorang binatang.
"Ya Tuhan apa salahku, mengapa mama mengusirku?" ratapnya sambil Membayangkan wajah kedua orang tuanya. Ia tidak ingin meninggalkan rumah peninggalan orang tuanya, karena itu salah satu amanah dari Nyonya Ellen. "Mami Maafkan Amor, Amor harus pergi meninggalkan rumah ini. Tapi percayalah suatu saat nanti aku akan kembali ke rumah ini."batin Amor sambil melangkah pergi dari rumah peninggalan kedua orang tuanya.
Di jalanan ibukota Manila, Amor menelusuri trotoar yang sudah tergenang air. gemuruh petir menggema di telinganya. Tetapi ia tidak dapat menghindari. Nyonya Yuan yang telah mengusirnya dari rumah. "Aku harus pergi ke mana sekarang? Aku sama sekali tidak memiliki uang. Jika aku mencari kos-kosan di sini gumamnya dalam hati sambil terus berjalan.
Tubuh Amor semakin lemah, sudah menggigil kedinginan. Satu jam lamanya ia berjalan, tetapi ia tak kunjung menemukan tempat yang bisa berteduh dengan nyaman. Entah karena faktor kelelahan, Amor merasa tiba-tiba pusing dan dunia seolah berputar. sambil menggigil kedinginan Amor tetap perlahan berjalan. Hingga Ia tidak mampu lagi membopong bobot tubuhnya.
Brukk...
Amor terjatuh di tengah jalan. Ia jatuh pingsan. Curah hujan yang begitu deras menerpa tubuh pucat Amor. Hingga sebuah mobil mewah melintasi jalanan itu dan melihat sosok tubuh Amor tergeletak trotoar
itu.
Sheirkkkk....
"Kamu Kenapa rem mendadak?" teriak Tuan Bernando marah kepada asistennya.
"Maaf Tuan sepertinya ada orang yang jatuh pingsan di sana." sahut Fauzan.
"Jalan saja! ucap Bernando memerintahkan kepada anak buahnya untuk segera melajukan mobil miliknya.
Ketika mobil itu sudah melewati tubuh pucat Amor sekitar 50 meter, Tiba-tiba Bernando meminta kepada Fauzan untuk memutar balik mobil miliknya.
"Putar balik!"perintah Bernando kepada Fauzan dibalas anggukan dari Fauzan.
Fauzan langsung memutar balik mobil itu, dan menghentikannya tepat di samping tubuh Amor yang sudah tidak berdaya. "Bawa masuk dia. Kalau dia masih hidup!" perintah Bernando kepada Fauzan.
Fauzan langsung keluar dari mobil dengan menggunakan payung yang ada di dalam mobil itu. Fauzan membopong tubuh Amor duduk tepat di samping kemudi karena sebelumnya ia memastikan kalau Amor masih hidup.
"Tuan sepertinya wanita ini masih hidup kita bawa ke mana? tanya Fauzan penuh selidik.
"Bawa ke rumah sakit!" perintah Bernando langsung dilaksanakan oleh Fauzan tanpa membantah sedikitpun.
Hujan lebat masih menerpa ibu kota Manila. mobil yang ditumpangi oleh Bernando dan Amor saat ini sudah tiba di salah satu rumah sakit ternama di kota Manila. Fauzan langsung turun dari mobil itu setelah memarkirkan mobil miliknya tepat di depan ruang UGD.
"Suster tolong ada pasien gawat darurat."teriak Fauzan meminta salah satu suster dan dokter yang bertugas di sana untuk segera memberikan bantuan kepada Amor. Dokter dan suster yang melihat Fauzan hadir di sana sudah mengetahui Siapa yang memerintah mereka.
Suster langsung mendorong branker menghampiri mobil yang dikendarai oleh Fauzan. Amor dibopong naik ke atas Branker untuk mendapatkan pertolongan pertama di rumah sakit ini. Fauzan membuka pintu mobil untuk Bernando.
Bernando jalan masuk mengikuti suster dan dokter yang mendorong Branker "Lakukan yang terbaik kepada wanita itu." perintah Bernando
"Maaf Tuan Fernando, tapi wanita itu siapa?
"Siapa kau berani menanyakan itu kepadaku?" ucap Bernando dengan arogannya.
Sang dokter langsung menundukkan kepalanya, lalu berjalan masuk menemui suster yang berusaha mengganti pakaian Amor. Dokter yang bertugas di sana langsung melakukan pemeriksaan. Mereka pun menyuntikkan beberapa cairan obat ke tubuh Amor.
Berharap Amor cepat pulih kembali
Amor belum sadarkan diri Bernando masuk ke dalam ruang UGD
Iya melihat wajah polos Amor yang terlihat pucat. "Dia kenapa? tanya Bernando dengan wajah yang datar kepada dokter yang bertugas di sana.
"Dia hanya kelelahan! dan tubuhnya yang kedinginan membuat dirinya kehilangan kesadaran." sahut dokter itu sambil mengembangkan senyumnya menatap Bernando dengan tatapan penuh arti.
"Apa dia butuh rawat inap?
"Sepertinya iya Tuan!"
"Lakukan yang terbaik kepadanya Aku tidak ingin kau asal-asalan mengobatinya. kapan dia akan sadar? kami sudah menyuntikkan cairan obat ke tubuh nona ini. Mungkin sebentar lagi nona ini,akan sadar Tuan tenang saja.
"Sebentar lagi berapa menit?
kembali Bernando bertanya dengan wajah datar membuat dokter itu pun menggelengkan kepalanya. Tapi ia tidak dapat berbuat apa-apa. Ia tidak ingin karirnya akan kandas begitu saja jika berbicara salah sedikitpun kepada Bernando.
"Mungkin sekitar 15 menit lagi Tuan." sahut dokter itu sambil menatap wajah pucat Amor. dokter itu bertanya-tanya di dalam. "Sebenarnya siapa wanita ini? mengapa Tuan Bernardo membawanya ke rumah sakit ini? Bukankah kekasihnya Nona Marisa?" gumam dokter itu sambil terus memperhatikan cara pandang Bernando ke arah Amor.
Bersambung....
hai hai emak datang lagi membawa bacaan yang bagus nih untuk kalian. Yuk langsung mampir.
JANGAN LUPA LIKE, COMMENT VOTE DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
siti Mutiara
assalamualaikum Thor,sy boleh kasih masukan?,maaf sebelumnya, usahakan di awal serta di akhir dialog menggunakan (“...”)bukan hanya di awal kalimat,sy sudah baca beberapa karya author yang bagus bagus masyaallah,tp kurangnya cuma di tanda petik.
2023-02-06
1
ADE YAHYA
aku baru mampir thor..semangat berkarya😍😍
2023-01-04
0
Dwi Nabila
up gila gilaan thor, coba mampir tadi eh ceritanya msih 1 bab tapi aku suka ceritanya
2023-01-02
4