Bernando menatap wanita yang ia bawa ke rumah sakit dengan tatapan seksama. iya sama sekali tidak mengenali wanita itu. Tetapi entah mengapa lelaki Arogan seperti Bernando pertama kalinya menaruh iba kepada seorang wanita.
Biasanya Bernando terkenal dengan tidak pedulinya kepada setiap orang. Bahkan Bernando terkenal sebagai seorang pria kejam, tidak memiliki empati kepada setiap orang. Entah Apa yang membuat tiba-tiba Bernando meminta kepada asistennya Untuk menghentikan mobil miliknya saat melihat sosok wanita jatuh pingsan di atas trotoar saat mereka melintas di sana.
"Aduh kepalaku terasa nyut-nyutan! keluh Amor yang baru mulai sadarkan diri dari pingsannya. Bernando melipat kedua tangannya di dada. Menatap wanita yang ada di atas brangker itu dengan tatapan penuh tanya.
"Aku berada di mana?
"Dan dimana tasku? ucap Amor sambil meneliti seisi ruangan. Ia Melihat jarum infus tertancap di punggung tangannya. "Kok aku bisa berada di rumah sakit? gumamnya belum memperhatikan sosok Bernando yang masih tidak membuka suara sama sekali dan memilih untuk menatap wanita itu dengan seksama.
Salah satu suster datang menghampiri Amor. "Bagaimana Nona apa masih terasa pusing? tanya Suster itu ramah. "Kepalaku sedikit nyut-nyutan, tapi Siapa yang membawaku ke rumah sakit? tanya Amor kepada suster yang datang menghampiri dirinya.
Suster itu melirik ke arah Tuan Bernando. lalu Bernando menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya, agar Suster itu tidak memberitahu kalau dirinya yang membawa Amor ke rumah sakit. "Ada seseorang yang membawa anda ke sini nona, menurut penuturan orang itu Anda jatuh pingsan di tengah jalan." sahut Suster itu memberitahu kepada Amor.
Amor berusaha mengingat apa yang terjadi terhadapnya. Hingga suara lengking Nyonya Yuan terngiang-ngiang di pikirannya. membuat rasa pusing yang begitu dahsyat ia rasakan.
Amor menjerit kesakitan, Membuat Bernando sedikit panik. Tetapi ia mengurungkan niatnya untuk menghampiri Amor yang berada di atas Branker. Sementara dia memilih duduk di sofa. Asisten Bernando datang menghampiri Bernando di ruang UGD dimana Amor masih mendapatkan perawatan medis disana. "Apa yang terjadi kepadanya Tuan, mengapa dia menjerit? tanya boy kepada Bernando.
Bernando mengkerdikkan bahunya lalu menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya. agar boy tidak berisik di sana. Boy langsung terdiam, ketika dirinya mendapatkan tatapan tajam dari Tuan Bernando. Saat itu juga suster meminta kepada Amor untuk istirahat di rumah sakit.
"Maaf Nona, anda membutuhkan perawatan yang intensif di rumah sakit ini. Kondisi Anda belum pulih total, Sehingga anda merasa pusing dan suhu tubuh Anda masih tinggi. Biarkan kami merawat Anda terlebih dahulu sampai keadaan nona semakin membaik." ujar Suster itu kepada Amor.
"Tapi aku tidak memiliki biaya untuk membayar biaya rumah sakit saya. Saya tidak memiliki siapa-siapa lagi, tas saya sudah hilang tidak ada lagi disini dan entah siapa yang membawaku ke rumah sakit ini aku juga tidak tahu.
Amor terus menelisik seisi ruang UGD. "Anda tenang saja Nona, ada seseorang yang membayar biaya rumah sakit nona
"Siapa dia?
"Maaf Nona, tapi saya tidak bisa memberitahu siapa yang membantu nona. Karena seseorang itu meminta kepada saya dan juga dokter yang bertugas menangani Nona untuk tidak memberitahu siapa jati dirinya."sahut Suster itu membuat Amor mengerutkan keningnya.
Sementara Bernando dan boy sudah meninggalkan ruang UGD, Ia membiarkan Amor sendiri disana. Tetapi Bernando meminta kepada pihak rumah sakit untuk melakukan perawatan yang terbaik kepada Amor. "Siapa yang membawaku ke rumah sakit? dan siapa juga yang membiayai biaya rumah sakit ini? gumamnya dalam hati karena dirinya tidak mengetahui siapa sosok yang membantu dirinya.
"Tuan, Anda serius kalau kita akan meninggalkan wanita itu di sini? tanya boy penasaran kepada Bernando Apa maksud dan tujuan Bernando tidak memberitahu kalau dirinyalah yang membantu Amor saat itu.
"Jangan banyak bertanya, antar aku ke apartemenku. perintah Bernando kepada boy dibalas anggukan dari boy. lalu Setelah tiba di parkiran, boy membuka pintu mobil untuk Bernando. Hujan masih melanda kota Manila tetapi tidak selebat saat Amor dibawa ke rumah sakit.
"Siapa wanita itu,apa Tuan mengenalnya?
"Tidak."
"Kalau Tuan tidak mengenalnya, mengapa Tuhan repot-repot membantunya, bahkan membiayai seluruh pengobatannya
"Sejak kapan kau memiliki wewenang untuk bertanya mengenai apa saja yang aku lakukan terhadap orang lain? ucap Bernando dengan raut wajah datar membuat boy langsung terdiam meminta maaf kepada Bernando. Tuan Bernardo sama sekali tidak menjawab terus menatap lurus ke depan.
Setelah melakukan perjalanan kurang lebih 30 menit dari rumah sakit dimana Amor dirawat, akhirnya Bernando dan boy tiba di sebuah gedung apartemen mewah yang ada di kota Manila. Boy menghentikan mobil yang ia kendarai. lalu memutar tubuhnya membuka pintu untuk Bernando. Bernando jalan masuk ke lift lalu menekan tombol angka dua puluh.
Ting....
lift terbuka lebar. Bernando dan boy sudah berada di lantai 20 apartemen. Bernando masuk ke dalam apartemen mewah miliknya lalu mendudukkan bokongnya di atas sofa.
boy membuka jas milik Bernando lalu meletakkannya di tempat semula. Salah satu asisten rumah tangga langsung membawa segelas air mineral untuk Bernando. Wanita paruh baya yang selalu setia melayani Bernando di apartemen miliknya datang menghampiri Bernardo.
Bernardo sudah menganggap wanita paruh baya itu seperti ibu kandungnya sendiri. selain karena wanita paruh baya itu begitu menyayangi Bernando, dan juga memperhatikan Bernando dengan tulus. membuat Bernando juga benar-benar menyayangi wanita paruh baya yang tinggal bersamanya di apartemen miliknya.
"Cari tahu siapa sebenarnya wanita itu, aku beri waktu cuma satu hari." perintah Bernando kepada boy membuat boy langsung membungkukkan badannya.
"Baik Tuan, perintah Tuan akan segera saya laksanakan." ucap boy sambil menundukkan kepalanya meninggalkan Bernando duduk di sofa
Ia teringat dengan sosok seorang wanita yang terlihat cantik, walaupun saat keadaan dirinya jatuh pingsan yang entah mengapa dirinya tiba-tiba saja membayangkan sosok wanita yang ia bantu dan membawa ke rumah sakit.
Sementara di tempat lain Amor masih bertanya-tanya di dalam hati, siapa yang membantunya. Apalagi suster mengatakan kalau biaya pengobatan Amor selama berada di rumah sakit, sudah dibayar oleh orang yang membantu dirinya.
"Siapa yang membantu aku?
"Apa laki-laki yang duduk di ruang tunggu UGD? batin Amor. Tiba-tiba suster datang kembali menghampiri Amor untuk mengontrol kondisi kesehatannya. Untungnya kondisi kesehatan Amor semakin membaik.
"Mudah-mudahan kondisiku cepat pulih, Aku akan kembali mencari pekerjaan. Kalau tidak, aku tidak mengetahui bagaimana aku mau melangsungkan perjalanan hidupku. Malang banget sih nasibku, setelah ditinggal kedua orang tuaku. Bahkan aku terusir dari rumahku sendiri." ratap Amor sambil memejamkan matanya.
Bersambung......
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏🙏🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓💓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Jean Wonga
yg bnar sapa sih nmanya bernado...ato fernando...trus tu aspri jga boy ato fauzan🤔🤔😒
2023-03-01
0
Wiwik Murniati
semangat thor
2023-02-03
0
Mystera11
mampir thor...
2023-01-27
0