Di tempat lain tepatnya di rumah peninggalan kedua orang tua Amor, terlihat Soraya tersenyum penuh kemenangan karena dirinya merasa berhasil mengusir Amor dari rumah milik orang tuanya sendiri. "Dengan tidak adanya kamu di sini itu berarti seluruh apa yang ada di rumah ini sudah hak milikku. gumam Soraya sembari membuka lemari yang ada di kamar yang selama ini ditempati oleh Amor.
Soraya merasa dia yang akan memiliki semua harta kekayaan milik kedua orang tua Amor. setelah Amor berhasil diusir dari rumah kedua orang tua kandungnya. "Kenapa tidak dari dulu aku mengusir Amor dari rumah ini. semua yang ada di rumah ini pasti akan menjadi milikku dari dulu. Tapi ya sudahlah yang pasti saat ini aku sudah berhasil mengusir Amor dari rumah ini."Soraya bermonolog sendiri karena dirinya sudah berhasil mengusir Amor.
Nyonya Yuan lie datang menghampiri Soraya yang sedang berada di kamar milik Amor. "Kau ngapain Di Sini? tanya Nyonya Yuan Lie kepada Putrinya.
"Mulai hari ini aku akan tidur di kamar ini. sepertinya gambar ini lebih besar dan lebih mewah dari kamar yang aku tempati. Lagian Amor sudah tidak ada di rumah ini jadi nggak masalah kan kalau aku yang tidur di sini." ucap Soraya sambil menelisik seisi kamar milik Amor.
"Ini memang sudah milik kamu. wanita murahan itu tidak akan berani lagi untuk datang ke rumah ini."
"Berarti Mami mengizinkan Soraya tidur di sini dan semua yang berada di kamar ini menjadi milikku?.
" Tentu." sahut Nyonya Yuan sambil pergi meninggalkan putrinya di sana tersenyum penuh kemenangan di atas penderitaan Amor.
****
Keesokan paginya, Amor terbangun dari tidurnya ketika dokter dan uster datang menghampiri dirinya."Selamat pagi Nona Amor, bagaimana perasaan anda saat ini Apa sudah baikan?" tanya dokter itu kepada Amor yang masih berbaring di atas blanker yang disediakan oleh pihak rumah sakit.
Amor menganggukkan kepalanya. "Iya dokter kondisiku saat ini sudah semakin membaik. Sepertinya aku sudah bisa pulang." sahut Amor berharap dokter akan mengizinkannya pulang saat itu juga.
"Baik saya akan memeriksa kondisi kesehatanmu dulu, nanti kalau kondisi kesehatanmu sudah membaik kau bisa pulang.
"Aku bisa pulang tapi entah pulang mau kemana? gumam Amor dalam hati sambil memejamkan matanya saat dokter memeriksa kondisi kesehatannya.
"Semuanya sudah stabil, kondisi kesehatanmu sudah semakin membaik. kau sudah bisa pulang jika kau mau."
"Terima kasih Dokter, sahut Amor sambil meminta suster untuk melepaskan jarum infus yang tertancap di punggung tangannya.
Amur berusaha mengembangkan senyumnya kepada dokter itu. Ia menutupi pil pahit yang terjadi di kehidupannya. Tidak ada angin tidak ada hujan sekejap ia kehilangan segalanya. "Ayah, Ibu maafkan aku. Tidak bisa menjaga amanah ibu untuk tetap menjaga rumah kita. Tapi percayalah suatu saat nanti Amor akan segera kembali ke sana."gumam Amor dalam hati sembari beranjak dari atas Branker melangkahkan kakinya yang entah ke mana tujuannya.
langkah gontai Amor menuju keluar rumah sakit. Ia mencari-cari sebuah tas yang ia bawa sebelumnya dari rumahnya. Tetapi ia sama sekali tidak menemukannya karena anak buah Tuan bernandu membawa tas itu ke rumah utama keluarga Bernando. mereka berharap akan menemui Amor kembali di rumah sakit.
"Sedih sekali kehidupan ini, Aku sama sekali tidak memiliki apa-apa. Bahkan pakaian pun hanya yang aku kenakan saat ini."gumam Amor dalam hati tetapi tetap berjalan keluar dari rumah sakit hingga Ia pun berdiri di pintu gerbang rumah sakit. Menunggu entah apa yang ditunggunya, bingung melangkah ke mana.
"Ke kanan atau ke kiri? gumamnya sedikit ragu-ragu. Hingga Ia pun memilih untuk berjalan ke arah kanannya. Berniat untuk mencari pekerjaan setidaknya dia dapat makan sehari. Saat ia melangkahkan kaki sekitar 50 meter dari rumah sakit. mobil yang dikendarai oleh Fauzan menghampiri langkah Amor.
"Nona mau kemana? tanya Fauzan ketika ia sudah menepikan mobilnya lalu ia keluar menghampiri Amor. Amor menatap Fauzan dengan tatapan penuh tanya. Ia sama sekali tidak mengenali Fauzan. Ia sekilas mengingat kalau Fauzan lah yang membantu dirinya membawa ke rumah sakit bersama seorang pria tampan. yang ia juga tidak mengenali siapa lelaki itu.
Amor berusaha mengembangkan senyumnya, menatap Fauzan dengan Tatapan yang sulit diartikan. "Kau wanita yang semalam kan? tanya Fauzan memastikan kalau Amor benar-benar wanita yang ia tolong malam itu.
Amor menganggukkan kepalanya. "Kau mau ke mana Biar aku antar.
"Aku tidak memiliki tujuan."sahutnya sambil menundukkan kepalanya.
"Maksud kamu?
"Aku tidak memiliki tempat tinggal, Aku ingin mencari pekerjaan. Aku sudah tidak memiliki apa-apa tasku kemarin yang aku bawa pun sudah hilang."sahutnya sambil terus tertunduk.
"Kamu tenang saja tasmu tidak hilang. tasmu berada di rumah Mas bosku. Jika kau mau mungkin kau bisa bekerja di rumah majikanku. Kau akan kubawa bertemu dengannya. Dengan penuh pertimbangan akhirnya Amor bersedia mengikuti Fauzan. ketika Amor sudah berada di dalam mobil, Fauzan langsung melajukan mobil yang ia kemudian menuju rumah utama keluarga Bernando.
Setelah melakukan perjalanan kurang lebih 30 menit kemudian. Mereka tiba di rumah utama keluarga Bernando. Fauzan menghentikan mobilnya di parkiran mobil.
"Ayo turun jangan takut." ujar Fauzan sambil keluar mobil itu. Ia mau nonton Amor masuk ke rumah utama. Nyonya Alena yang sedang duduk di sofa menikmati siaran televisi menatap kedatangan Fauzan yang tidak seorang diri.
"Fauzan dengan siapa kau datang? tanya Nyonya Alena penuh selidik
"Ini nyonya, wanita yang aku ceritakan tadi malam. Sepertinya Dia memutuskan pekerjaan. Kalau boleh Apakah dia bisa bekerja dirumah ini? tanya Fauzan berharap Nyonya Alena menerima Amor bekerja di rumah utama keluarga Bernando.
"Siapa nama kamu? tanya Nyonya Alena.
Amor langsung memberi salam kepada Nyonya Alena mencium punggung tangan Nyonya Alena dengan sopan. "Nama saya Amor nyonya."sahutnya dengan sopan membuat Nyonya Alena terkesan. Nyonya Alena menganggukkan kepalanya. Lalu menatap Amor dengan tatapan penuh tanya.
"Apakah kau sudah pernah bekerja? tanya Nyonya Alena penuh selidik.
Amor menggelengkan kepalanya. Karena memang benar semenjak kecil Amor sama sekali belum pernah bekerja. Apalagi ketika kedua orang tua Amor masih hidup, semua kebutuhannya dapat dipenuhi kedua orang tuanya hingga Nyonya menghembuskan nafas terakhir. Saat Nyonya Ellen mengalami kecelakaan.
"Tapi bagaimana bisa kau bekerja di sini sementara kau sama sekali belum berpengalaman bekerja.
"Aku akan berusaha Nyonya semampuku, aku akan bekerja dengan rajin itu pun jika Nyonya mengizinkan Amor bekerja di sini."sahut Amor penuh harap.
Bersambung......
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏🙏🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓💓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
susi
apan nnti ujung2nya ortu Amor temenan sma mama bernando ???🤔🤔🤔
2023-01-04
1