BAB 4.MULAI BEKERJA _HTMA

Nyonya Alena memiliki pertimbangan yang kuat untuk menerima Amor bekerja di rumah utama keluarga Bernando. "Wanita ini sepertinya wanita baik-baik. Tidak ada salahnya aku mencoba dia bekerja di sini dulu."gumam Nyonya Alena sambil menatap Amor dengan tatapan penuh tanya.

Nyonya Alena memanggil salah satu asisten rumah tangga yang bekerja di rumah. dan meminta kepada asisten rumah tangga itu untuk membawa Amor ke kamar khusus para asisten rumah tangga yang ada di paviliun.

"Ya sudah kalau kau memang ingin bekerja di sini, mulai hari ini kau bisa bekerja. Tanyakan kepada kepala asisten rumah tangga yang ada di sini, pekerjaan apa yang harus kau kerjakan. Aku akan mencoba melihat cara kerjamu 1 bulan ini. Jika kau memang bisa bekerja dan dapat diandalkan, kau bisa melanjutkan bekerja di sini." ujar Nyonya Alena.

"Terima kasih nyonya."ucap Amor sambil memberi salam kepada Nyonya Alena karena dirinya merasa bahagia akhirnya dia memiliki tempat tinggal sekaligus pekerjaan. Bernando sama sekali belum mengetahui kehadiran Amor disana.

Hari ini Bernando tidak ada di rumah. Karena dia menghadiri acara salah satu rekan bisnisnya di salah satu kota Cebu. Fauzan sama sekali tidak mendapat perintah dari Bernando untuk membawa Amor ke rumah utama keluarga Bernando. Ia berinisiatif sendiri, karena tidak tega melihat kondisi Amor saat ini.

"Maaf Bos, aku membawa wanita itu ke rumah ini tanpa sepengetahuan mu. Tapi aku tidak memiliki pilihan lain kasihan wanita itu." Fauzan bermonolog sendiri sambil menatap Amor berjalan berdampingan dengan kepala asisten rumah tangga di sana pergi ke paviliun belakang.

"Nah kamarmu disini. Sebelum kau istirahat lebih baik kau makan dulu. Kau bekerja mulai besok saja. Aku akan memberitahu semua pekerjaan yang harus kamu kerjakan di rumah ini." ucap kepala asisten rumah tangga itu kepada Amor dibalas anggukan dari Amor.

Amor masuk ke dalam kamar yang akan ia tempati. Sementara Fauzan datang menghampiri dia dan membawakan tas yang tertinggal saat itu di mobil milik Bernando yang dikemudikan oleh Fauzan."Nona maaf Ini tasnya." ucap Fauzan sambil memberikan tas milik Amor.

"Terima kasih Tuan!" sahut Amor sambil meraih tas yang diberikan oleh Fauzan. Fauzan berlalu dari sana. Kembali melakukan aktivitasnya seperti biasa. Fauzan salah satu orang kepercayaan Bernando untuk mengurus segala keperluannya.

Sore harinya saat Fauzan membersihkan mobil yang ada di garasi. Tiba-tiba suara Deringan ponselnya terdengar jelas di telinganya. "Aku akan segera tiba di bandara jemput aku sekarang." Perintah Bernando di dalam sambungan telepon selulernya meminta kepada Fauzan untuk segera menjemputnya di bandara.

Fauzan langsung menghentikan aktivitasnya, berlalu meninggalkan rumah utama menuju bandara internasional ninoy Aquino. Ia tidak ingin membuat Bernando menunggunya terlalu lama. Saat Fauzan meninggalkan rumah utama, Amor menatap kepergian mobil itu. "kemana Tuan Fauzan? gumamnya dalam hati sembari menatap kepergian mobil Fauzan dari rumah utama.

Tiba-tiba Nyonya Alena datang menghampiri Amor."Amor Tolong buatkan saya kopi latte" perintah Nyonya Alena kepada Amor untuk pertama kalinya."Baik nyonya!"sahut Amor sambil menundukkan kepalanya lalu pergi ke dapur untuk membuat kopi latte pesanan Nyonya Alena.

Kalau masalah membuat kopi, Amor ahlinya. karena kedua orang tua Amor sering mengajari membuat kopi yang sangat enak.

beberapa menit kemudian Amor datang dengan membawakan secangkir kopi latte untuk Nyonya Alena.

"Silakan nyonya!" ucap Amor sambil menunggu kan secangkir kopi untuk Nyonya Alena. Nyonya Alena menyeruput kopi buatan Amor sembari menghembus, ia menyeruput kopi itu. Nyonya Alena terhenyak ketika ia mencicipi kopi latte buatan Amor.

Ia seperti mengenali Citra rasa kopi itu. "aku pernah mencicipi kopi rasanya yang seperti ini."gumamnya dalam hati kembali menyeruput kopi buatan Amor. "kopi Latte buatan kamu enak juga. Puji Nyonya Alena membuat Amor tersenyum kecil.

"Terima kasih Nyonya kalau Nyonya menyukai kopi buatan saya." sahutnya sambil undur diri dari hadapan Nyonya Alena. Amor kembali ke dapur untuk mengerjakan apa saja yang dapat ia kerjakan. Dia tidak mau menunggu perintah dari kepala asisten rumah tangga. selagi dia mampu mengerjakannya dia pasti kerjakan.

Di bandara Ninoy Aquino, terlihat Bernando sudah turun dari dalam pesawat. Fauzan yang melihat Tuan Bernando sudah berada arrival, ia pun langsung menghampiri Tuan Bernando. Fauzan Meraih barang bawaan Tuan Bernando.

"Apa Mami di rumah?

"Iya Tuan, sahut Fauzan sambil melangkahkan kakinya keluar dari bandara menuju mobil yang terparkir di parkiran mobil.

Setelah memasukkan barang bawaan Bernando Ia pun membukakan pintu mobil untuk Bernando."sepertinya aku sangat lelah, antarkan aku langsung pulang ke rumah aku ingin istirahat." ucapnya sambil langsung menyandarkan tubuhnya di kursi penumpang.

Fauzan melajukan mobil yang ia kemudikan menuju rumah utama keluarga Bernando. tanpa menunggu lama, mereka tiba di rumah utama. Yang kebetulan Hari ini jalanan tidak terlalu macet. Bernando turun dari mobil miliknya tanpa menunggu Fauzan membuka pintu terlebih dahulu.

"Kau sudah pulang?

"Bagaimana acaranya apa semua berjalan dengan lancar?

"Berjalan dengan lancar walaupun tubuhku terasa lelah."

"Ya sudah lebih baik kamu terus mandi lalu istirahat."ujar Nyonya Alena kepada Bernando Putra tunggalnya.

Bernando meninggalkan Nyonya Alena yang sedang menikmati kopi latte buatan Amor. Ia langsung membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur karena dirinya merasa lelah setelah 1 harian beraktivitas di kota Cebu.

"Sepertinya aku membutuhkan asisten yang mengurus segala keperluanku, tidak mungkin bisa Fauzan sendiri yang mengerjakannya. gumm Bernando dalam hati sambil memejamkan matanya.

Entah karena faktor kecapean hingga Bernando pun Langsung tertidur pulas tanpa membersihkan diri terlebih dahulu. Padahal Nyonya Alena sudah memintanya untuk langsung membersihkan diri sebelum ia tidur. Bahkan ia pun melewatkan makan malamnya.

Di keheningan malam, di kamar paviliun khusus untuk asisten rumah tangga yang bekerja di rumah utama keluarga Bernando. terlihat Amor belum bisa memejamkan matanya. Pikirannya meradang ke mana-mana. Teriakan Nyonya Yuan Li dan Soraya yang mengusir dirinya masih terngiang-ngiang di kepalanya. Dia tidak habis pikir Mengapa ibu tirinya dan juga adik ternyata mengusirnya dari rumahnya sendiri.

Saat dirinya larut dalam lamunannya. Kepala asisten rumah tangga yang bekerja di sana pun datang menghampirinya. "Kau kenapa belum tidur?

"Entahlah Bu, Amor belum bisa memejamkan mata.

"Aku lihat dari raut wajah dan penampilan kamu sebelumnya, Sepertinya kau tidak pantas bekerja menjadi asisten rumah tangga. Katakan apa yang terjadi kepadamu Sepertinya kau memiliki masalah besar." Risma mencoba mencari tahu siapa sebenarnya Amor.

Bersambung......

hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏🙏🙏

JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓💓

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***