ISTRI KECILKU PENGOBAT LUKAKU

ISTRI KECILKU PENGOBAT LUKAKU

bab 1

Halo Asalamualaikum perkenalkan namaku Aruni, Aurini ,A_R_U_N_ I, tidak ada nama belakang ataupun nama depan, bahkan marga sekalipun tidak ada ya cuman Aruni tok!,,

Entahlah dulunya kedua orang tuaku tidak memiliki ide atau memang mereka berdua terlalu malas membuatkan nama yang lebih moderen sedikit mungkin.

Ok kita lanjut, kisah ceritaku dimulai dari sebuah desa terpencil dipesisir pantai selatan disitulah tempat tinggalku tercinta, ya aku memang sangat menyukai tempat tinggalku yang penuh kenangan indah dengan kudua orang tuaku, walaupun sekarang aku seorang yatim piatu, tinggal dirumah reot seorang diri karena aku anak tunggal.

Saodara dari Ayah ataupun dari Ibuku tidak terlalu akrap dengan kami, karena kami terlalu miskin mungkin sebab itulah mereka enggan akrab dengan kami.

Kedua orang tuaku meninggal tiga tahun yang lalu, pas setelah aku baru menamatkan pendidikan sekolah menengah pertama.

Aku sosok gadis yang periyang bertubuh mungil, ya tidak mungil mungil amat sih dan juga tidak terlalu cantik tapi masih lumayanlah kalo diajak kondangan tidak malu maluin kalau kata temanku.

Kehidupan tiga tahun ini kulalui dengan senyuman, walaupun aku harus terseok seok mencari nafkah untuk menghidupi diriku sendiri serta biyaya menamatkan pendidikan sekalah menengah atas, semua bisa kulalui dengan senyum ceriaku.

Singkat cerita disinilah aku didalam sebuah mobil bersama tetanggaku kak Atin dan juga seorang sopir yang mengendarai mobilnya meninggalkan desa tercintaku menuju kota yang akan kami tuju.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih hampir lima jam kami akhirnya sampai ditempat tujuan. Dan disinilah aku sekarang berada didepan sebuah rumah besar dan juga megah, aku sampai ternganga dibuatnya karena terlalu takjub.

Aku sampai tidak sadar sudah dipanggil berkali kali oleh kak Atin, lantaran kak Atin tidak mendapati aku berjalan disampingnya.

( bisa dibayangkan kan para pembaca betapa polos dan kampungan si Aruni).

"Aruni!!! eh Aruni kamu itu tak panggil panggil kok malah bengong aja to disitu, ayo buruan masuk",,,,

"ha iya, iya kak".

Aku tersadar dari rasa takjubku, karena aku belum pernah melihat rumah sebesar dan sebagus ini dikampung halamanku, kemudian aku mengikuti langkah kaki kak Atin masuk kedalam rumah, baru melangkahkan kaki ini masuk kedalam rumah, lagi dan lagi aku dibuat takjub dengan desain dan interior ruangan rumah ini, tapi kali ini aku tidak berani bersikap kampungan lagi karena aku takut ketahuan oleh tuan sipemilik rumah.

Tibalah kami disebuah kamar belakang dilantai bawah tepatnya disebelah dapur.

"Aruni ini kamar kita berdua kedepannya kita akan menempati kamar ini, yang itu ranjang kamu yang ini ranjang aku, sekarang kamu bersih bersih dulu, aku mau melapor sama pak bos kalau kita sudah sampai".

" iya kak baik". , aku segera membuka tas ranselku mengambil pakaian dan menatanya didalam lemari kecil disebelah ranjang,, tidak banyak barang yang aku bawa karena memang aku tidak memiliki banyak barang barang berharga kecuali sertifikat tanah tempat tinggalku.

"Sudah selesai beres beresnya?, ayo ikuti aku naik kelantai atas",, kak Atin menunjukkan setiap ruangan sambil memberi tahu tugas apa saja yang harus aku lakukan dan ku kerjakan.

"Ini tugas tugas kamu setiap harinya,

Terutama pagi, sebelum Pak bos selesai olah raga kamu harus sudah menyiapkan air untuk mandi, baju dan perlengkapan Pak bos buat berangkat bekerja harus sudah dipersiapkan,

nanti aku kasih tau semua barang barang keperluan Pak bos harus diletakkan dimana ok, sudah paham?"

" ok kak semoga cepat paham hehehe".

Aku mencatat semua penjelasan kak Atin tentang apa saja pekerjaanku dan semua tanggung jawab tugas yang harus aku kerjakan. Intinya semua yang ada dilantai atas aku sendiri yang harus mengerjaka nya.

Karena dilantai atas hanya ada empat ruangan dengan ukuran yang super luas, yaitu kamar Pak bos, ruangan kerja, ruangan tempat untuk fitness, serta satu ruangan dengan lemari lemari besar yang menempel di dinding. Kak Atin menjelaskan bahwa ruangan ini tempat menaruh pakaian Pak bos beserta aksesoris dan lain lainya.

Sementara kak Atin bertugas di bagian lantai bawah mencakup, belanja, memasak, membersihkan taman dan lain lainnya.

Setelah makan malam kak Atin memberitahuku supaya datang keruangan kerja Pak bos.

"toktok toktok"

" masuk"

terdengar suara beliau dari dalam menyuruhku masuk.

Ku tutup kembali pintu dengan perlahan, ku tundukkan kepala karena sejujurnya aku sangat takut, apalagi ini pertama kalinya aku bertatap muka dengan beliau.

"Namamu Aruni kan"

"Sudah tau pekerjaan apa saja yang harus dilakukan?"

"Sudah Pak bos",

ku jawab dengan tetap menundukkan kepala, karena gugup aku memanggilnya kadang tuan kadang Pak bos seperti yang Kak Atin lakukan.

"Apa pendidikan terakhirmu?"

"sekolah menengah keatas Tuan"

"Kenapa kamu mau bekerja ditempat saya?

Padahal kamu bisa saja bekerja di toko ataupun ditempat lainnya,"

"Saya masih takut bekerja di kota karena saya memang masih belum punya pengalaman bekerja."

"Ya sudah sekarang buatkan saya kopi, ingat jangan terlalu manis,"

"Baik Tuan",

dengan cepat aku keluar dari ruangan pak bos, karena kakiku gemetar berhadapan dengan beliau.

"Tok tok ini kopinya tuan"

"Taruh dimeja"

"Apa masih ada hal lain yang perlu saya bantu Tuan?"

"Kenapa sudah buru buru mau pergi, tolong ambilkan tas kerja dikamar saya"

"Baik tuan"

"Ini Tuan tas kerjanya"

"Baik kemarikan"

"Oya perkenalkan nama saya Adam suseno

Ya sudah keluarlah"

"Baik Tuan"

"Aruni!!!!!!!!!!!!!! naik!!! kenapa menyiapkan air dingin buat saya mandi"

aku yang sedang minum kopi pun berjingkat kaget mendengar lengkingan suara Pak bos.

aku segera berlari menuju sumber suara yang memanggilku, baru sampai aku di depan pintu kamar sudah mendapat semburan dahsyatnya.

"kenapa airnya dingin"

"Ya siapa suruh tuan olah raganya lama sekali, kan airnya jadi dingin lagi biasanya juga olah raganya selesai jam enam pagi, tapi hari ini sudah hampir mau jam tujuh baru selesai, nah salah tuan sendiri kan,"

"Sudah sudah cepat siapkan air hangat lagi untuk saya mandi, jangan banyak protes"

"ya kan sayang tuan, ini airnya masih bersih kok dibuang buang, ini di kota lo tuan mahal airnya"

"Memangnya harus bagaimana"

"ya kan bisa diambil sedikit buat cuci kaki tuan baru ditambahkan air panas lagi"

"memangnya kaki saya kotor dan harus dicuci, atau bagaimana kalau dipakai mandi kamu saja biar saya yang mandikan, atau buat kita mandi berdua saya tidak keberatan, kalaupun harus pakai air dingin nanti juga bakal panas kalau mandi berdua.

"Hehhh itu kan maunya Bapak, nanti Pak kalau sudah halal kalau mau mandi berdua, hhhhhhhhh"

aku segera berlari keluar kamar menuju dapur untuk membantu kak Atin menyiapkan sarapan pagi.

Begitulah pekerjaan ku setiap hari, ada saja adu mulut ringan dengan Pak bosku yang tampan yang statusnya menggantung, duda bukan suami orang juga bukan, seperti mahluk jadi-jadian ya.

Kalau kata kak Atin aku dan si Bapak bos yang tampan yang sudah mencair dari salju bekunya bagaikan Tomy and Jerry.

Karena kalau yang aku dengar dari cerita kak Atin, Pak bos berubah menjadi pendiam dan dingin bagikan salju beku dari lemari pendingin didapur setelah dikhianati istrinya

Terpopuler

Comments

Vivin L

Vivin L

Ealahhh.. Adam suseno, kan bojone Inul daratista... Aruni = Ainur Rokhimah alias Inul Daratista

2023-01-17

1

Kar Genjreng

Kar Genjreng

mampir semoga bagus ya thor semangat 🤣🤣 lope

2023-01-08

1

💘💞Ratunya Bo Qingang💕💘.

💘💞Ratunya Bo Qingang💕💘.

🤦🏻🤦🏻😂😂😂

2023-01-05

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!