Pikul satu siang dilantai atas tepatnya di kamar utama pengantin baru, mereka berdua baru selesai dengan kegiatan mereka, setelah mandi bersama ala-ala pengantin baru, dan juga menunaikan sholat duhur berjamaah.
Adam masih belum mau melepaskan istrinya.
Kalau saja perut Aruni tidak mengeluarkan bunyi protes meminta haknya maka Adam masih ingin mengulangi beberapa kali lagi kegiatan panas mereka berdua.
"maklum saja ya sudah lama duren jadi sekali panen serakah dia"
"mas bos sudah ya, aku sudah tidak punya tenaga ini"
"hem"
Adam pun melepaskan istrinya, ia tidak tega melihat Aruni kelelahan dan merengek minta makan.
"ya sudah ayo kita turun mengisi energi dulu"
dengan bergandengan tangan mereka berdua berjalan menuruni tangga, menuju ruang makan. Melihat rambut mereka berdua yang masih lembab kak Atin menahan senyum saat bersitatap dengan Aruni.Aruni yang tau arti dari senyuman kak Atin pun tidak berani menatap ke arahnya.
"tuan ini tadi kata Pak sekretaris ada dokumen yang memerlukan tanda tangan anda, katanya jangan lupa harus dikasih ke anda",
"hem"
"kemarikan mbak"
kak Atin menyerahkan dokumen penting tersebut kepada Adam. Setelahnya ia menghidangkan sarapan sekaligus makan siang kepada mereka berdua.
"sudah selesai? sudah kenyang?
"sudah"
"kamu naiklah dulu untuk istirahat,
saya akan memeriksa beberapa dokumen ini diruang kerja"
"baik, bolehkah saya dibawah dulu"
saya ingin bersama dengan kak Atin sebentar"
"hem, ya sudah"
Adam pun berlalu pergi sebelum mengecup bibir istrinya dan menaiki tangga menuju ruangan kerjanya.
"cie cie pengantin baru, sudah belah duren ya dapat berapa ronde"Nyah"
"kak kak jangan panggil aku seperti itu" dengan malu-malu Aruni mengalihkan perhatian kak Atin dengan meminta air madu lemon, dengan alasan agar flunya cepat sembuh, padahal dia sedang tidak flu sama sekali.
"kak minta air madu lemonnya dong"
"baik Nyah"
"kak aku marah lo"
"baiklah baiklah tidak menggoda kamu lagi,
Aruni harus patuh ya sama suami, hahus sayang sama tuan, tuan orangnya baik sekali apalagi kalau tuan sudah jatuh cinta pada arang itu, apapun yang diminta akan diberikan. Dulu beliau seperti itu, saking cinta dan percayanya kepada mantan istrinya walaupun dibohongi berkali-kali masih tetep dimaafkan istrinya. Terakhir tuan memergoki istrinya berselingkuh didepan matanya sendiri, makanya tuan sudah tidak dapat memaafkan lagi.
" baik kak"
Atin memang sudah lama bekerja ditempat Adam, sejak ia belum menikah, dan sekarang ia sudah punya anak, bahkan anaknya sudah besar. Atin bercerai dengan suaminya, karena suaminya kedapatan berselingkuh lantaran kerap ditinggalkan bekerja oleh Atin.
"terimakasih kak Atin, kalau saja kak Atin dulu tidak menawari aku pekerjaan ini, aku juga tidak akan bertemu Pak bos,
jadi terima kasih kak Atin sudah membukakan jalan jodohku dengan Pak bos,
sekali lagi terima kasih.
Kakak juga sudah ku anggap keluargaku sendiri, karena di dunia ini aku tidak punya siapa-siapa kecuali kak Atin dan Pak bos, dan juga keluarganya.
"iya iya,sudah sudah, baik baik ya jadi istrinya beliau"
" siap laksanakan kak"
mereka bercengkrama dan bersenda gurau hampir menjelang ashar. Arini pun berpamitan untuk naik kelantai atas untuk menunaikan kewajiban nya.
Sudah empat hari berlalu Aruni menjalani kehidupan pengantin baru bersama Adam. Kini ia sudah tidak malu-malu lagi untuk mengungkapkan perasaan terhadap suaminya. Cuti Adam juga tersisa tiga hari lagi, walaupun Adam bekerja di perusahaan miliknya sendiri, akan tetapi ia juga tidak dapat seenaknya sendiri mengambil cuti,
perusahaan memiliki kebijakan sendiri, peraturan tetaplah peraturan, siapapun yang melanggarnya maka akan diberikan sangsi, tanpa terkecuali Adam sendiri.
Hari ini Adam akan mengajak Aruni, pergi ke mol untuk berbelanja, ia menyuruh Aruni untuk berganti pakaian sementara ia menyelesaikan mandinya. Adam yang baru keluar dari dalam kamar mandi sudah disambut oleh tingkah kemayu Aruni.
"cantik tidak aku mas bos pakai baju yang ini"
Aruni memutar-mutar badannya di hadapan Adam. Adam yang masih mengenakan lilitan handuk sebatas pinggangnya pun menyeringai, ia pun mendekat mengunci tangan Aruni di pinggangnya, menggesekkan bibirnya di leher Aruni dan menghisapnya dengan kuat hingga berjejak kemerah-merahan.
"mas bos nanti merah semua leherku kan malu dilihat orang, ini bajuku juga jadi basah lagi"
"tidak apa-apa nanti saya belikan bajunya siapa suruh kamu menggodaku lagi"
Aruni memang sudah ganti baju dua kali, yang pertama dia baru selesai berhias diri memasukan baju kotor kedalam keranjangnya di dalam kamar mandi. Adam yang masih dibawah shower tidak tahan melihat istrinya yang berdandan begitu cantik, akhirnya ia tidak tahan untuk tidak menyeret istrinya kembali untuk dia tekan didinding kamar mandi.
Hingga pukul sebelas siang mereka berdua baru selesai dengan acara ganti mengganti pakaian. Sementara Adam masih memeriksa beberapa berkas yang masuk Email diruang kerjanya. Aruni bergegas turun, ia bermaksud untuk mengajak kak Atin pergi bersama mereka.
Selain untuk membeli pakaian dan semua keperluan Aruni, Adam juga ingin membeli beberapa kebutuhan untuk acara jiarah.
Rencananya besok Adam dan Aruni akan pulang ke kampung halaman Aruni, untuk berjiarah kemakam orang tua Aruni,
sekaligus untuk melihat keadaan rumah lama istrinya, karena memang istrinya sudah hampir dua tahun tidak pulang ke kampung halamanya.
Karena kesibukan dan padatnya jadwal kerja waktu itu, untuk segera menyelesaikan beberapa pekerjaan sebelum cuti menikah'nya, Adam jadi tidak sempat berjiarah kemakam almarhum mertuanya itu untuk meminta doa restu.
"mas bos besok kita ajak sekalian kak Atin ya?, biar dia bisa melepas rindu dengan anak dan keluarganya"
"hem"
Adam menunjuk pipinya dengan ibu jarinya sendiri,
"berikan imbalan ku dulu"
Aruni pun mendekat ia menoleh kekanan dan kekiri, secepat kilat ia mencium pipi suaminya, ia takut bila jadi pusat perhatian.
setelah membeli beberapa kebutuhan yang diperlukan, akhirnya mereka memilih untuk segera mengisi perut. Waktu juga sudah mulai memasuki waktunya sholat duhur.
Selesai makan Adam menyuruh supir untuk mengantarkan kak Atin Pulang terlebih dahulu. Sementara dirinya dan sang istri perlu membeli beberapa kebutuhan pribadi,
sebelum melanjutkan belanjanya Adam dan Aruni menyempatkan dulu untuk menunaikan kewajiban sebagai hamba Tuhan, ia melaksanakan sholat duhur di masjid yang ada didalam mol tersebut.
" mas bos beli ini untuk anaknya kak Atin, ya"
" hem"
"mas bos ini untuk orang tua kak Atin ya"
" hem"
"mas bos kita beli oleh-oleh untuk dibagi-bagikan anak-anak kecil dikampung halamanku ya?.
"hem, kamu belilah, pilihlah yang kamu suka.
"kan tadi sudah dibelikan mas bos, sudah, bajuku tidak perlu banyak-banyak, tidak bisa kepakai semua juga setiap hari itu terlalu banyak.
"kamu takut uang suamimu akan habis?
jangan takut untuk menghabiskan uang suamimu. Kamu dan anak-anak kita nanti tidak akan kelaparan selama tujuh turunan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments