Keesokan pagi
"kak Atin semua barang-barang yang mau kita bawa sudah siap?
"sudah beres, tinggal berangkat cussss, hhhhh
"ok! ,let's go!!"
Aruni yang sejak pagi-pagi sudah bangun dengan antusiasnya turun untuk membantu menyiapkan barang-barang bawaannya, ia meninggalkan suaminya yang merengek untuk minta ditemani tiduran, karena baru pada pukul sembilan mereka berencana untuk berangkat.
"ok kak Atin aku keatas dulu ya, mau melihat sudah sampai mana persiapan Pak bos kita.
" iya pergilah"
Aruni geleng-geleng kepala melihat suaminya yang merajuk sengaja tengkurap di ranjang menutupi kepalanya dengan bantal, setelah melihatnya membuka pintu. Ia bergegas masuk kedalam kamar mandi menyiapkan air hangat beserta pakaian untuk suaminya.
Setelah itu barulah membujuk bayi besarnya yang sedang merajuk.
"Bapak air hangatnya sudah siap apa perlu untuk dimandikan?"
" berani kamu memanggil Bapak lagi!!!"
"hhhhhhhhh tidak berani, tidak berani"
Adam sudah membuang bantal yang menutupi kepalanya, ia menangkap tubuh Aruni yang berusaha melarikan diri untuk ia jatuhkan di ranjang, ditekannya tubuh Aruni, digesek-gesekan wajahnya pada bagian favorit tubuh istrinya.
"hhhhh sudah mas bos, sudah siang ini, nanti kita kemalaman pulangnya".
"sebentar saja"
Kalau Adam mengatakan sebentar saja maka jangan pernah untuk mempercayainya.
Sebab yang terjadi justru sebaliknya, bayangkan dari jam tujuh tiga puluh menit sampai jam delapan empat puluh lima menit Adam baru mengakhiri kesenangannya.
Tepat pukul sembilan pagi Meraka berdua baru turun dari lantai atas dengan bergandengan mesra.
Adam berjalan dengan wajah berseri-seri, hal sebaliknya yang terjadi pada Aruni, ia nampak seperti baru terkena bencana banjir, nampak letih dan lesu.
Adam dan Aruni duduk dikursi penumpang, supir bergegas melajukan kendaraan membelah jalanan.Kak Atin menahan senyum saat melirik Aruni yang memberengut.
"nyonya, ini sarapan tuan dan nyonya"
"kak!!, sudah dibilang jangan panggil aku seperti itu"
"hhhhhh iya iya maaf"
Aruni menerima kotak dengan penuh potongan buah-buahan . Karena Adam tidak pernah mau sarapan pagi dengan makanan yang berat-berat.
Walaupun dengan cemberut Aruni tetap menyuapi potongan demi potongan buah kedalam mulut suaminya dan juga mulutnya sendiri.
Disepanjang perjalanan Aruni yang memang sudah kelelahan terus tertidur pulas di pelukan suaminya. Ia baru di bangunkan setelah sampai ditempat tujuan.
Atin dan sang supir keluar lebih dulu dari dalam mobil, sengaja memberi ruang untuk tuanya.
"sayang bangun"
Adam mengecup bibir Aruni
Aruni yang samar-samar mendengar suaminya memanggil dengan sebutan sayang langsung bersemu kemerahan di kedua pipinya.
" ayo turun, atau mau melanjutkan permainan tadi pagi? didalam mobil?"
Adam sudah menaik turunkan alisnya. Ia senang sekali menggoda sang istri. Baginya melihat istrinya yang malu-malu tapi suka menjadi buster baginya.
Aruni yang mendengar perkataan suaminya langsung menegakkan tubuhnya, membuka pintu mobil langsung meloncat ke luar.
sementara didalam mobil Adam yang melihat tingkah istrinya tertawa hingga bergetar bibirnya.
Hari sudah sangat siang' Aruni mengajak suaminya untuk melihat rumahnya terlebih dahulu, ia mengambil kunci yang sudah lama ditaruh ditempat biasanya.
"banyak sekali debunya"
"iya, dua tahun sudah tidak pulang, mas bos keluar dulu biar aku bersihkan debunya".
"tak apa biar kubantu".
akhirnya mereka berempat bekerja sama membersihkan rumah, dimulai dari membuka semua jendela, mengelap debu debu yang menempel didinding dan perabot rumah. Walaupun tak ada perabot mewah, tapi jika sudah dilap besih juga akan sedap dipandang mata, terakhir menyapu lantai dan mengepel lantai.
Tidak terlalu membutuhkan waktu lama untuk membersihkannya, karena memang rumah Aruni tidak terlalu besar dan cepat selesai.
Waktu Dzuhur sudah tiba mereka memilih untuk membersihkan diri agar bisa segera menunaikan kewajiban.
Mereka memilih melaksanakan shalat berjamaah di rumah Aruni untuk menghemat waktu. Usai mereka menjalankan kewajiban kak Atin dan Aruni segera mengambil bekal di bagasi mobil untuk makan siang bersama.
"Mas bos sekarang sudah jam tiga sore, kalau habis dari makam kita langsung pulang apa tidak kemalaman pulangnya, bagaimana kalau kita menginap di sini semalam boleh tidak?"
"kita lihat nanti y"
"baiklah"
sebenarnya Aruni ingin menginap semalam di disini tapi dia tidak akan memaksa jika sang suamivtidak mau, ia menyadari mungkin saja suaminya tidak akan bisa bermalam di gubuk reot seperti ini.
Aruni dan sang suami beserta sopir bergegas berangkat menuju ke makam, sementara kak Atin meminta ijin untuk pulang ke rumah menengok anak serta keluarganya.
Tempat dimana makam terletak memang tidak jauh tapi tidak bisa dilalui dengan kendaraan roda empat, terpaksa mereka berjalan melewati jalan setapak menuju makam.
"apakah masih jauh sayang?"
Aruni yang lagi-lagi mendengar suaminya memanggilnya sayang langsung merona merah pipinya, dengan malu-malu ia menjawab" sebar lagi mas bos , kira-kira sepuluh menit lagi sampai".
Sebenarnya jika menggunakan kendaraan roda dua paling hanya memerlukan waktu sekitar sepuluh menit, tapi dikarenakan berjalan kaki dan jalanya juga sedikit berliku-liku jadi bisa memakan waktu dua puluh lima menit.
"nah itu mas bos,"
Asalamualaikum, mereka bertiga mengucapkan salam sebelum memasuki pekarangan makam. Setelah sampai di makam kedua orang tuanya, Aruni dan Adam segera mencabuti rumput yang tumbuh di tanah makam kedua orangtuanya. Pak supir pun turut membantu membersihkan makam mertua tuannya.
Mereka bertiga sama-sama membaca doa untuk sang ahli kubur. Makam juga kebetulan lumayan sepi mungkin karena waktu sudah mau menjelang sore jadi tidak menjumpai orang lain selain mereka bertiga.
Selesai membaca doa Pak supir memilih sedikit menjauh untuk memberi ruang bagi kedua bos-nya, mungkin ada kata-kata bersifat pribadi yang akan diucapkan oleh kedua bos-nya itu.
"Bapak Ibuk maaf Aruni lama tidak berkunjung, Waktu Aruni berangkat bekerja kekota juga terburu-buru, jadi tidak sempat berpamitan dengan kalian berdua, maafkan Aruni Pak Buk, tapi Bapak dan Ibuk pasti selalu menerima kiriman Aruni kan?, maafkan Aruni ya Pak Buk karena tidak bisa berkirim apa-apa dan hanya doa yang bisa Aruni kirimkan, dan jangan bosan-bosan ya menerima kiriman Aruni. OH iya Pak Buk per kenalkan ini mas Adam Suseno suamiku, Aruni sudah menikah, sekarang ada yang menjaga Aruni kalian jangan khawatir, doakan Aruni selalu bahagia ya"
Aruni memang tidak mengeluarkan air mata tapi nada bicaranya bergetar, siapapun tau kalau dia menahan rasa sesak di dadanya.
Adam sengaja membiarkan sang istri menumpahkan semua keluh kesah di hadapan makam kedua orang tuanya.
Setelah tidak mendengar lagi suara istrinya barulah Adam memperkenalkan diri dihadapan makam mertuanya,
"Assalamualaikum Pak Buk, perkenalkan saya suami dari putri kalian, Bapak Ibuk saya akan menjaga dengan baik istriku putri kalian berdua, mohon doa restunya, semoga kami selalu bahagia menjalani kehidupan rumah tangga kami. Semoga hanya maut yang bisa memisahkan kami berdua.Doakan kami selalu diberkahi Allah SWT Amin.
"sayang sudah sore kita pulang ya"
nanti kalo mas longgar ada waktu kita berkunjung kemari lagi, sekarang kita pulang dulu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
💘💞Ratunya Bo Qingang💕💘.
🤣🤣🤣🤣🤣
2023-01-05
2