Happy Birthday To Me
...🕯️🕯️🕯️...
Kedua matanya menatap lekat pada satu arah. Tak pernah berpikir untuk mengalihkan pandangannya dari arah tersebut walaupun hanya sedetik saja. Lemari jam berwarna agak kecoklatan yang ada di depan kursinya nampak terus berdetak menunjukkan pukul 11.58 detik.
Senyumnya mengembang penuh kebahagiaan. Ia bahkan tak mampu mengutarakannya dengan sebuah kata-kata akan kebahagiaan yang ia rasakan saat ini.
"Ayo tinggal sedikit lagi," bisiknya dengan penuh harap.
Kedua tangannya mengepal, seluruh tubuhnya terasa terkunci dengan nafasnya yang ia tahan dengan sengaja. Ia bahkan bisa merasakan kedua matanya memanas karena ia tak berkedip sedikitpun hanya karena tak ingin melewatkan detakan pas di jam 12 malam.
Kedua matanya menyipit. Udara seakan tertahan di tenggorokannya saat ini. Ia bahkan tak bisa merasakan jika jantungnya sedang berdetak di dalam sana. Entah mengapa waktu terasa begitu sangat lambat saat jarum jam panjang itu telah nyaris menyentuh angka dua belas pada deretan angka yang melingkar mengelilingi jarum jam.
"Jam dua belas!"
TING DONG!
Senyum gadis itu mengembang membuat giginya yang tersusun rapi terlihat dengan jelas. Rasanya ada yang meledak di dalam tubuhnya persis seperti sebuah kembang api yang menghiasi langit malam karena rasa bahagia yang ia rasakan.
"Yeeee!!!" teriak gadis itu lalu bangkit dari kursi dan berputar-putar lalu menari sambil memejamkan kedua matanya.
Putaran itu terhenti. Ia tertawa kecil lalu melompat-lompat bahagia sambil menyentuh kedua pipinya yang terasa memanas. Rasanya ia terlalu bahagia saat ini.
"Selamat ulang tahun Syifa yang ke-16 tahun!" ujarnya.
Iya, namanya Syifa Andriana yang lebih sering dipanggil dengan sebutan Syifa yang hari ini genap sudah usianya 16 tahun. Orang-orang terdekatnya sering memanggilnya dengan sebutan gadis ceria. Ini bukan hanya sebuah kata julukan tapi ini sebuah fakta yang benar-benar terjadi pada sosok Syifa.
Syifa berlari keluar kamar tanpa menggunakan sendal kamarnya yang berbentuk anjing kecil berwarna coklat. Ia melewati ruangan keluarga di tengah kegelapan malam tanpa cahaya lampu yang menemani.
Tubuhnya terbentur di permukaan guci besar yang nyaris terhempas ke lantai namun, dengan cepat ia menangkapnya. Kedua matanya langsung melotot saat ia mendekat guci itu dengan erat. Hampir saja ia membuat guci kesayangan ibunya itu pecah.
"Aduh, sorry, ya guci besar. Syifa nggak sengaja hampir aja kamu jatuh," ujar Syifa sambil mengelus permukaan guci itu dengan lembut.
Ia tersenyum sambil menatap guci yang masih ada dalam dekapannya.
"Guci hari ini Syifa ulang tahun. Guci nggak mau ngucapin ulang tahun untuk Syifa."
Hening, tak ada sebuah jawaban.
"Nggak apa-apa kalau guci nggak mau ngucapin selamat ulang tahun untuk Syifa karena hari ini yang akan ngucapin ulang tahun sama Syifa itu ibu."
"Syifa pergi dulu ya. Bye bye guci," ujar Syifa yang kemudian berlari menuruni anakan tangga.
Ia bahkan sesekali berputar dan melompat-lompat bahagia seakan ia sedang menari di atas awan yang bertabur dengan bintang-bintang yang indah.
Syifa menghentikan langkahnya sambil menatap permukaan pintu kamar ibunya yang terlihat tertutup rapat. Syifa menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan pelan. Tak sabar rasanya menerima sebuah ucapan selamat ulang tahun dari sang ibu.
Syifa memutar ganggang pintu dan mendorong pintu itu hingga terbuka. Suara sunyi dari pintu yang terbuka terdengar di keheningan malam. Syifa menggerakkan kepalanya melihat suasana kamar yang begitu sangat sunyi dan gelap.
Sepertinya sosok ibunya belum juga bangun. Ya tentu saja karena malam ini masih cukup larut. Syifa merabah permukaan dinding hingga menekan saklar membuat ruangan kamar milik ibunya menjadi terang.
"Ibuuu!!!" teriak Syifa yang langsung berlari ke arah ranjang. Ia melompat menaiki kasur membuat seorang wanita tersentak kaget dan langsung terduduk di atas kasurnya dengan rambut yang nampak acak-acakan bekas bantal.
"Ibuuuuu!!! Happy birthday!!! Hari ini Syifa ulang tahun yang ke enam belas tahun," teriak Syifa dengan sangat bersemangat.
Wanita dengan mata memerah gambaran orang yang baru bangun terpampang jelas di pandangan Syifa.
"Kamu itu ngapain si Syifa bikin kaget aja?" kesal Rahmi sambil merapikan rambutnya.
"Ibu, hari ini Syifa ulang tahun."
"Siapa yang ulang tahun?"
"Syifa! Hari ini itu Syifa ulang tahun. Umur Syifa udah 16 tahun. Syifa senang banget. Emang ibu nggak seneng apa kalau anaknya ulang tahun?"
"Kamu tuh ada-ada aja, deh. Kalau emang kamu ulang tahun ya udah tapi nggak usah juga pakai ngagetin ibu segala."
"Kalau ibu bisa serangan jantung gimana kamu mau tanggung jawab?" kesal Rahmi dengan raut wajahnya yang terlihat begitu sangat serius.
Senyum Syifa perlahan memudar namun, dengan cepat ia kembali menari sudut bibirnya berusaha untuk tersenyum.
"iya Syifa tau tapi hari ini kan Syifa ulang tahun, Bu."
"Terus kenapa kalau kamu ulang tahun? Emang ibu harus apa? Kasih kamu ucapan terus ngasih kamu kue yang ada lilin atau kejutan gitu?"
"Lagian kamu kenapa sih kayak gini terus setiap tahunnya? Lebay tau nggak. Kamu nggak tau apa, ibu itu capek dari kerja. Ibu mau istirahat. Nggak usah diganggu dulu, deh!"
Rahmi membaringkan tubuhnya lalu menarik selimut untuk menyelimuti seluruh tubuhnya hingga tak satupun bagian tubuh dari sang ibu yang Syifa lihat saat ini.
"Ibu! Ibu, kok tidur lagi, sih? Hari ini, kan Syifa ulang tahun, bu."
"Syifa udah punya kuenya, kok jadi ibu nggak usah repot-repot buat buatin Syifa kue. Ayo, bu temenin Syifa tiup lilin!"
"Kamu aja, deh sendiri! Ibu ngantuk," rengek Syifa sambil mengguncang tubuh ibunya dengan pelan.
"Tapi bu ini nggak lama, kok. Cuman sekali aja. Kalau ibu udah lihat Syifa tiup lilin. Ibu langsung tidur aja nggak apa-apa, kok."
"Ibu nggak punya waktu Syifa. Ibu itu ngantuk. Kamu bisa ngerti nggak, sih?!!" teriak Rahmi yang langsung bangkit dari tempat tidurnya membuat Syifa tersentak kaget.
Bibirnya bergetar. Syifa tak mampu lagi mengucapkan sebuah kata. Ia benar-benar tak menyangka jika ibunya kembali akan membentaknya persis seperti apa yang terjadi setahun yang lalu. Kedua mata Syifa meredup dan sedikit bergetar berusaha untuk menahan air mata yang sedikit lagi akan menetes.
"Ya udah nggak apa-apa, Bu. Ibu tidur lagi aja," ujar Syifa sambil tersenyum dan melangkah turun dari tempat tidur.
Ia melangkahkan kakinya dengan pelan. Menyentuh permukaan saklar lalu menoleh menatap sang ibu yang sudah kembali membaringkan tubuhnya di sana.
Syifa menghela nafas dalam-dalam lalu menekan saklar hingga ruangan kamar sang ibu menjadi kembali gelap. Syifa menutup pintu dengan rapat dan bersama dengan itu air matanya menetes. Nafasnya seakan sangat sesak saat ini.
Syifa duduk kembali ke kursinya. Tempat dimana terakhir kali ia menanti jam 12.00 malam. Di dalam keheningan malam ia meletakkan sebuah kue berwarna pink dengan tulisan nama serta umurnya di sana. Ia menarik beberapa kursi untuk mengitari permukaan meja lalu ia meletakkan beberapa boneka untuk mengisi kursi yang kosong itu.
Kursi kosong yang ia siapkan untuk orang-orang yang merayakan hari ulang tahunnya namun, kali ini kembali diisi oleh boneka-boneka kesayangannya.
Ia menyalakan lilin dengan korek api satu persatu sambil menyanyikan sebuah lagu dengan nada suaranya yang terdengar serak serta isakan kecil yang berhasil membuat nyanyian lagunya sedikit terhenti.
"Happy birthday to me~ Happy birthday to me~ Happy birthday Syifa~ Semoga panjang umur~."
"Semoga ulang tahun yang akan datang Syifa bisa merayakannya bersama dengan keluarga."
Huffftt!!!
Syifa meniup beberapa lilin diiringi dengan air matanya yang menetes membasahi pipi membuat lilin-lilin yang menyala itu kini perlahan mati satu persatu. Air mata yang menetes itu dengan cepat diusap dengan punggung tangannya menghapus jejak air mata kesedihan itu.
...🕯️🕯️🕯️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
yukmier
ultah mah aq aja syifa,,,bi besde ya syifa moga tambah cantik dan jadi anak yg tangguh...🎂🎂🎂🎉🎉🎉🎆🎆🎆🎆
2024-06-13
0