Bab 4 Tentang Keluarga Adriana

"Apa yang kau lakukan?"

Adriana yang masih memegang bingkai foto keluarga Erland langsung terlonjak kaget mendnegar suara datar dan dingin Erland. Hampir saja bingkai foto itu terjatuh, untung saja Adriana memegang foto itu dengan erat. Dia menaruh kembali bingkai foto itu, lalu dia berbalik menghadap Erland.

"Enggak papa, aku hanya sedang melihat foto Kak Tyas. Aku kangen sama dia"

Erland berbalik dan melangkah menuju sofa. "Kenapa tidak menemuinya saja"

Adriana mengikuti Erland di belakangnya. "Nanti saja, aku ingin memberikan ponakan ku hadiah. Sejak kelahirannya, aku belum membelikan apapun untuk Gweny"

Erland duduk di sofa, mengambil buku dan mulai membukanya. "Memangnya kau mau membelikan Gwen apa?

Adriana ikut duduk di sofa, tepat di samping Erland. Namun saat mendapatkan pelototan tidak suka dari Erland di pindah ke sofa tunggal disana. "Belum tahu mau membelikan apa, aku masih mengumpulkan uangnya dulu"

Erland menatap Adriana dengan tatapan yang sulit di artikan. "Sudahlah, kau cepat kerjakan tugasku"

Erland pun menunjukan bagian bab mana saja yang harus Adriana ketik di dalam laptopnya. Semuanya Adriana kerjakan dengan baik dan penuh semangat. Bisa bersama Erland seperti ini saja sudah sangat membuat Adriana bahagia. Apalagi dia bisa melihat wajah Erland dari dekat sejak menjadi pembantunya. Tidak perlu lagi bersembunyi-sembunyi untuk bisa melihat wajah tampan yang dia kagumi itu.

Erland yang dingin, tapi Adriana pernah melihat sosok hangat di balik topeng wajah dinginnya itu. Hal itulah yang membuat Adriana menyukainya sampai sebesar ini. Dimana saat Erland mencoba menenangkan baby Gweny yang sedang menangis saat itu. Selalu terbayang di ingatan Adriana sampai kapanpun. Senyumnya yang menenangkan saat dia menggendong baby Gweny. Adriana jatuh cinta untuk pertama kalinya pada sosok itu.

Erland masuk sebentar ke kamarnya untuk mengecek beberapa laporan yang di kirimkan perusahaan Ayahnya. Dia memang masih menjalankan kuliah S2. Tapi Ayahnya sudah mulai memberinya tanggung jawab untuk perusahaan. Erland sebenarnya tidak keberatan, karena memang ini basic nya.

Mengurus perusahaan memang sudah menjadi keterampilan Erland. Sejak sekolah menengah atas, di pernah meyakinkan salah satu investor perusahaannya dengan ide yang dia berikan secara spontan. Ayahnya tahu jika anaknya sudah pasti menuruni bakatnya dalam bernisnis. Makanya Erland tidak terlalu merasa terbebani dengan ini.

Jika sudah menyangkut pekerjaan, maka Erland sering lupa waktu. Dia tidak sadar jika sudah hampir 2 jam berada di kamar dan mengecek semua email laporan perusahaan. Dia menyudahinya, dan keluar dari kamar. Di lihatnya buku-buku masih berserakan di lantai dan meja, laptop sudah tertutup mungkin karena Adriana sudah mengerjakan semuanya. Sementara gadis itu tertidur dengan tangannya yang tertumpu di atas meja dan di jadikan bantalan olehnya.

Erland berjalan mendekatinya, berjongkok di depan gadis itu. Wajah teduh itu terlelap begitu tenang. Hidung mancung dan bulu mata lentik memang membuat Adriana semakin terlihat cantik. Entah sadar atau tidak, tapi tangan Erland sudah mengelus lembut pipi mulus Adriana. Namun, setelah sadar Erland langsung menarik tangganya. Berubah menjadi menepuk bahu Adriana untuk membangunkannya.

"Bangun kau, apa sudah selesai mengerjakan tugasku?"

Adriana mengerjap, dia bangun dengan tangan mengucek matanya yang sedikit perih. Lalu dia menatap Erland dengan senyuman. "Sudah selesai, aku sudah simpan juga di file baru yang aku beri nama..."

"Nama apa?"

"Peri Cintaku"

Erland sampai melotot mendengarnya, dia menggelengkan kepala heran. Kenapa bisa Adriana memberikan nama itu. Sungguh sangat luar biasa sekali gadis ini sampai berani memberi nama sebuah file di laptop Erland dengan nama alay seperti itu.

"Ganti! Itu file tugas kuliah bukan judul lagu"

Adriana cemberut, mau tidak mau dia mengganti nama file itu sesuai dengan judul tugas kuliah Erland yang baru saja di kerjakannya.

Erland berdiri, dia menyambar jaket yang tersampir di sandaran sofa dan memakainya. "Ayo aku antar kau pulang"

Aa.. Kok pulang? Aku masih ingin berduaan dengannya.

Erland menatap Adriana yang masih diam di tempatnya. Tidak ada pergerakan sama sekali saat dirinya mengajaknya pulang. "Kenapa? Kau masih ingin disini? Silahkan saja, toh aku juga akan pulang ke rumah"

Ishh.. Orang ini.

Adriana cemberut, dia bangun dan menyambar tasnya. Mengejar Erland yang sudah lebih dulu keluar dari apartemen. "Untung cinta, gitu banget si kelakuannya. Dingin kayak es balok"

"Aku mendengarnya!"

Deg..

Adriana berbalik dan menatap Erland yang ada di belakangnya saat Adriana baru saja menutup pintu apartemen. Adriana nyengir, tidak berniat menjelaskan apapun. Erland menggeleng pelan lalu dia berjalan mendahului Adriana. Tidak ingin ketinggalan, gadis itu pun langsung berlari mengejar Erland yang siap masuk ke dalam lift. Kotak besi ini membawa mereka ke lantai dasar apartemen. Dimana mobil Erland terparkir di basement Apartemen.

Adriana mengikuti langkah Erland bagaikan anak ayam yang mengikuti jejak induknya. Erland membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya. Adriana menghela nafas, dia berharap Erland akan membukakan pintu mobil untuknya. Tapi tidak mungkin juga itu terjadi, Adriana terlalu berharap lebih.

Masuk ke dalam mobil dan Erland langsung melajukan mobilnya keluar dari basement Apartemennya. Belum juga setengah perjalanan, Adriana sudah tertidur. Mungkin dia memang sangat kelelahan. Erland tahu jika Adriana bekerja paruh waktu setelah kuliah. Pantas saja jika gadis itu sangat kelelahan.

Sesekali Erland melirik wajah Adriana yang terlelap. Wajah yang dulu terawat, kini terlihat lebih kusam. Bahkan Adriana yang pandai ber-make up, kini hanya tinggal wajah polos tanpa polesan make up apapun. Bahkan terkesan lebih kusam.

Kehidupan memang berputar, Adriana yang dulu berkecukupan bahkan semua yang dia inginkan selalu di turuti oleh kedua orang tuanya. Tapi, semuanya hancur dalam sekejap karena kecerobohan Ibunya. Atau mungkin ini hanyalah sebuah karma untuk Adriana dan Ibunya. Karena dulu dia selalu menyiksa Kakaknya. Meski sebenarnya Adriana hanya mengikuti apa kata Ibunya, dan dia selalu percaya dengan ucapan Ibunya.

Ayuningtyas, adalah Kakak perempuan satu Ayah dengan Adriana. Ibunya meninggal karena menyelamatkan dirinya dari kecelakaan sewaktu kecil. Lalu, Ayahnya menikah lagi dengan Julia. Ibu dari Adriana. Hingga Adriana lahir di antara mereka. Salah Adriana sendiri yang selalu menuruti semua yang di ucapkan Ibunya. Dia selalu percaya apa yang Ibunya katakan adalah benar, termasuk tentang Kakak perempuannya yang membunuh Ibu kandungnya sendiri.

Hingga Adriana sangat takut mendekati Kakaknya, bahkan dia sering mendzolimi Kakaknya itu. Hingga kebangkrutan perusahaan Ayah, membuat Adriana sadar jika Kakaknya tidak bersalah. Ibunyalah yang egois. Dia ingin memiliki semua harta Ayah tanpa harus membaginya dengan Tyas, sebagai anak Ayah dari mendiang istri pertamanya.

Dan sekarang Ibunya pergi entah kemana setelah mengetahui jika perusahaan Ayah bangkrut. Masih untung karena keluarga dari suami Kak Tyas membantu Ayah. Memberinya pekerjaan. Sosok pria tampan yang menjadi Kakak iparnya adalah dewa penolong bagi Adriana dan Ayah.

Dan kini dia mencintai Erland, saudara sepupu dari Kakak Iparnya itu.

Bersambung

Like komen di setiap chapter.. Kasih hadiahnya dan votenya.. Berikan bintang rate 5

Terpopuler

Comments

uyhull01

uyhull01

yang penting kmu brubah jd lebih baik Adriana,

2023-01-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Gadis Yang Menerima Tawaran Erland
2 Bab 2 Erland Yang Dingin
3 Bab 3 Awal Kehancuran Hidup Adriana
4 Bab 4 Tentang Keluarga Adriana
5 Bab 5 (Gadis Manja Yang Telah Mandiri)
6 Bab 6 (Kedatangan Mengejutkan Ke Mini Market)
7 Membencinya Bersama Pria Lain
8 Perasaan Yang Kacau
9 Aku Hanya Menuruti Perintahmu?!
10 Pulang Bekerja Dengan Kerusuhan
11 Keakraban Papa Dan Pendy
12 Memangnya Kau Siapa Bagiku?!
13 Benarkah Jatuh Cinta?!
14 Membuat Adriana Kesal
15 Takut Kehilangannya
16 Menyerah
17 Menyesali Apa Yang Telah Terjadi
18 Di Abaikan, Begitu Menyakitkan
19 Rasa Bersalah Yang Masih Tetap Ada
20 Kenapa Menatapku Seperti Itu?
21 Aku Sakit Saat Melihatmu Bersama Pria Lain
22 Pria Gengsian
23 Gagal Pamer
24 Apa Akan Terhalang Restu?
25 Belum Yakin Dengan Perasaannya?!
26 Salah Faham
27 Hatiku Telah Menjadi Milikmu?!
28 Mengakhiri Semuanya Dengan Masa Lalu!
29 Ibu Yang Tidak Mengenalinya?
30 Makan Malam Di Pinggir Jalan
31 Siapa Yang Pantas?
32 Ayo Makan Bersama
33 Karena Aku Mencintainya?!
34 Mencintai Ternyata Sesulit Ini
35 Adriana Yang Aneh?!
36 Sedang Memperjuangkan Cinta
37 Erland Yang Merajuk
38 Penyesalan Itu Masih Ada
39 Kita Akhiri Saja?!
40 Berada Diantara Dua Jurang Menyakitkan
41 Menjadi Pelayan Dihari Wisuda
42 Tidak Bisa Melawan Restu Papa?!
43 Kedatangan Keluarga Erland?!
44 Restu Papa Yang Telah Didapat
45 Tidak Selemah Yang Dipikirkan
46 Mimpi Yang Tidak Terwujud
47 Alasan Erland
48 Sumber Semangat Erland
49 Nikahi Aku Kak?!
50 Masih Pemilik Hatiku
51 Cinta Tulus Adriana
52 Hatiku Tidak Baik-baik Saja
53 Ciuman Pertama, Bukan Malam Pertama
54 Pergi Kemana Adriana?!
55 Ketahuan
56 Jalan-jalan
57 Tidak Ada Balasan Yang Harus Dibalas
58 Rahasia Erlita Yang Baru Diketahui
59 Lebih Mencintaimu
60 Luka Erlita
61 Menerima Pendy Sebagai Calon Suaminya
62 Anak Dari Pengusaha Yang Bangkrut?!
63 Tidak Akan Membiarkanmu Teraskiti
64 Mau Heran, Tapi Ini Pendy!
65 Pria Penggila Kerja
66 Apa Itu?!
67 Panggilan Pendy Yang Membuat Geli
68 Aku Menikahimu, Karena Aku Mencintaimu
69 Harus Kenal Dengan Teman-temanku
70 Kehidupan Pendy
71 Tidak Akan Berpaling Darimu
72 Berfikir Bersama Pria Lain?!
73 Perkara Sendok Yang Terpisah
74 Erlita Marah?!
75 Kekesalan Erlita Masih Berlanjut
76 Perdebatan Kecil
77 Si Tukang Ngambek?!
78 Semuanya Akan Aku Lakukan Untukmu
79 Malam Yang Indah Untuk Erland
80 Ini Hadiahnya?!
81 Lamaran Dadakan
82 Kekecewaan Adriana Terhadap Mama
83 Memaafkan Lebih Baik
84 Kejutan Apa?!
85 Kau Yang Pertama Kali Bagiku!
86 Terimakasih
87 Terpenjara Dendam Pengacara Lin
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1 Gadis Yang Menerima Tawaran Erland
2
Bab 2 Erland Yang Dingin
3
Bab 3 Awal Kehancuran Hidup Adriana
4
Bab 4 Tentang Keluarga Adriana
5
Bab 5 (Gadis Manja Yang Telah Mandiri)
6
Bab 6 (Kedatangan Mengejutkan Ke Mini Market)
7
Membencinya Bersama Pria Lain
8
Perasaan Yang Kacau
9
Aku Hanya Menuruti Perintahmu?!
10
Pulang Bekerja Dengan Kerusuhan
11
Keakraban Papa Dan Pendy
12
Memangnya Kau Siapa Bagiku?!
13
Benarkah Jatuh Cinta?!
14
Membuat Adriana Kesal
15
Takut Kehilangannya
16
Menyerah
17
Menyesali Apa Yang Telah Terjadi
18
Di Abaikan, Begitu Menyakitkan
19
Rasa Bersalah Yang Masih Tetap Ada
20
Kenapa Menatapku Seperti Itu?
21
Aku Sakit Saat Melihatmu Bersama Pria Lain
22
Pria Gengsian
23
Gagal Pamer
24
Apa Akan Terhalang Restu?
25
Belum Yakin Dengan Perasaannya?!
26
Salah Faham
27
Hatiku Telah Menjadi Milikmu?!
28
Mengakhiri Semuanya Dengan Masa Lalu!
29
Ibu Yang Tidak Mengenalinya?
30
Makan Malam Di Pinggir Jalan
31
Siapa Yang Pantas?
32
Ayo Makan Bersama
33
Karena Aku Mencintainya?!
34
Mencintai Ternyata Sesulit Ini
35
Adriana Yang Aneh?!
36
Sedang Memperjuangkan Cinta
37
Erland Yang Merajuk
38
Penyesalan Itu Masih Ada
39
Kita Akhiri Saja?!
40
Berada Diantara Dua Jurang Menyakitkan
41
Menjadi Pelayan Dihari Wisuda
42
Tidak Bisa Melawan Restu Papa?!
43
Kedatangan Keluarga Erland?!
44
Restu Papa Yang Telah Didapat
45
Tidak Selemah Yang Dipikirkan
46
Mimpi Yang Tidak Terwujud
47
Alasan Erland
48
Sumber Semangat Erland
49
Nikahi Aku Kak?!
50
Masih Pemilik Hatiku
51
Cinta Tulus Adriana
52
Hatiku Tidak Baik-baik Saja
53
Ciuman Pertama, Bukan Malam Pertama
54
Pergi Kemana Adriana?!
55
Ketahuan
56
Jalan-jalan
57
Tidak Ada Balasan Yang Harus Dibalas
58
Rahasia Erlita Yang Baru Diketahui
59
Lebih Mencintaimu
60
Luka Erlita
61
Menerima Pendy Sebagai Calon Suaminya
62
Anak Dari Pengusaha Yang Bangkrut?!
63
Tidak Akan Membiarkanmu Teraskiti
64
Mau Heran, Tapi Ini Pendy!
65
Pria Penggila Kerja
66
Apa Itu?!
67
Panggilan Pendy Yang Membuat Geli
68
Aku Menikahimu, Karena Aku Mencintaimu
69
Harus Kenal Dengan Teman-temanku
70
Kehidupan Pendy
71
Tidak Akan Berpaling Darimu
72
Berfikir Bersama Pria Lain?!
73
Perkara Sendok Yang Terpisah
74
Erlita Marah?!
75
Kekesalan Erlita Masih Berlanjut
76
Perdebatan Kecil
77
Si Tukang Ngambek?!
78
Semuanya Akan Aku Lakukan Untukmu
79
Malam Yang Indah Untuk Erland
80
Ini Hadiahnya?!
81
Lamaran Dadakan
82
Kekecewaan Adriana Terhadap Mama
83
Memaafkan Lebih Baik
84
Kejutan Apa?!
85
Kau Yang Pertama Kali Bagiku!
86
Terimakasih
87
Terpenjara Dendam Pengacara Lin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!