SISTEM PENYIHIR TERTINGGI
Tampak seorang pemuda yang memiliki badan gagah perkasa dan perawakan yang sangat ideal itu berlari secepat mungkin, mengejar buku mantra milik keluarganya yang saat ini berada di tangan para pencuri.
Para pencuri itu mengambilnya dari perpustakaan yang ada di sekolah militer sihir. Ia tak yakin bagaimana pencuri itu bisa masuk, padahal setiap sudut sekolah militer sudah dijaga ketat.
Buku yang sudah menjadi warisan dan benda yang berharga bagi keluarganya itu pun membuat pemuda itu tampak risau, ketika sampai detik ini ia belum juga mendapatkan buku itu.
Adalah Dimitri, seorang pemuda yang merupakan calon penerus keluarga Damien.
"Bagaimanapun juga aku harus bisa mendapatkan buku mantra sihir itu kembali. Jika tidak, keluarga Damien tentu akan kecewa dengan diriku. Aku tidak akan membiarkan siapapun menaruh rasa kecewa kepada diriku." Begitu racaunya di tengah nafasnya yang naik turun.
Sekuat tenaga Dimitri terus berlari. Mengejar seolah tak merasakan lelah dan letih sedikit pun meski ia belum tahu, akankah hasil baik yang menanti dirinya di akhir nanti.
Melalui sorot mata elangnya yang tajam dan jeli, Dimitri dapat menangkap bagaimana pergerakan para penjahat yang mulai bertingkah licik.
Salah seorang di antara penjahat itu terlihat jelas, sengaja menjatuhkan sebuah benda-benda mengganggu yang berada pada setiap sudut jalanan saat itu.
"Rasakan itu! Aku yakin, pemuda itu tidak akan pernah bisa berhasil mengejar kita!" ucap salah satu pencuri sembari tertawa puas atas kelicikan yang telah ia perbuat.
Tak lama setelah itu, terdengar pula tawa susulan yang keluar dari pencuri lainnya. Mereka lalu secara serempak dan cepat, mulai berbelok ke sebuah blok kota yang tampak sempit dan kecil.
Sedangkan Dimitri, menyadari bahaya dan rintangan sebentar lagi akan menghampiri dirinya.
Dengan gerakan yang gesit dan lincahnya, Dimitri berlari dengan tempo yang teratur.
Berpindah ke kanan dan ke kiri secara cepat untuk menghindari tong-tong sampah yang telah sengaja digulingkan ke arah dirinya itu.
"Mungkin para pencuri itu akan berpikir jika mereka adalah ular yang berbisa. Namun, mereka lupa. Bahwa ular yang berbisa sekali pun tentu akan kalah dengan kecerdikan yang dimiliki oleh seekor kelinci," gumam Dimitri lagi seraya tersenyum puas.
Bahkan saking puasnya, Dimitri akan gerakan menghindar yang ia berhasil lakukan. Membuat pemuda itu menjadi besar kepala.
Setelah aksi menghindar dan gumaman tadi yang menandakan jika ia telah meremehkan para pencuri yang sudah mengambil buku keluarganya itu. Dimitri pun akhirnya sampai lupa dengan benda terakhir yang telah dijatuhkan oleh penjahat licik itu kepada dirinya.
"Aduh!" pekik Dimitri saat tubuhnya harus terjatuh ke tanah akibat ia yang tak berhati-hati dengan keadaan sekitar.
Buru-buru Dimitri pun bangkit kembali dan membersihkan ujung pakaiannya yang terlihat kotor itu.
Sebelum ada yang menyadari bagaimana wajah penuh tanda kegagahan dan tampan itu sempat terjatuh, Dimitri pun dengan cepat kembali berlari kencang, berbelok ke arah blok kota yang sama seperti yang dilalui oleh para pencuri tadi.
"Berhenti! Siapapun kalian! Tolong kembalikan buku mantra itu!" teriak Dimitri di sela-sela dirinya berlari.
Namun, tentu saja semua itu hanya sia-sia belaka. Sekalinya penjahat tentu akan tetap berperilaku layaknya penjahat. Bahkan tidak ada satu kali pun penjahat itu menoleh atau sebagainya ke arah Dimitri.
Seolah tak mengenal lelah, Dimitri pun kembali segera mempercepat larinya. Tepat di sudut blok kecil itu. Dengan mengandalkan insting dan otak cerdiknya, Dimitri pun lalu mengganti tujuan larinya.
Tanpa basa-basi lagi, sekuat tenaga yang ia punya Dimitri pun langsung saja melemparkan sihir serangannya pada si pencuri itu dari jarak jauh.
"Aduhh!" pekik kencang salah seorang pencuri yang langsung terjatuh dan tersungkur secara sadis di tanah itu.
Dalam hati, Dimitri langsung bahagia saat menyadari jika sihirnya benar-benar tepat sasaran.
Bahkan hal ini merupakan suatu pencapaian yang bagus untuk Dimitri sekaligus balas dendamnya atas pencuri yang telah membuat ia terjatuh tadi.
Dengan tergesa, Dimitri pun langsung saja berlari secepat mungkin untuk dapat menangkap salah seorang pencuri yang telah terkapar tak berdaya itu.
Entah sebuah keberuntungan atau bagaimana, ternyata pencuri yang terkena serangan sihir dari Dimitri tadi adalah penjahat yang juga telah mencuri buku mantra milik keluarganya.
"Akhirnya! Buku ini berhasil aku selamatkan! Dasar pencuri sialan! Mengapa kau melakukan ini?! Siapa yang sudah menyuruhmu?!" Dimitri bertanya sambil berseru dengan sorot mata tajam yang mampu mematikan lawan yang menatapnya.
Namun, pencuri itu justru hanya terdiam. Tak melakukan apapun membuat Dimitri merasa kebingungan.
"Apakah kau tewas hanya karena sihir serangan ringan dariku tadi?" tanya Dimitri saat menyadari penjahat itu tak memberikan pergerakan apapun setelah beberapa saat Dimitri berada di dekatnya.
Dimitri pun lalu berinisiatif untuk menggoyangkan tubuh pencuri itu dengan kakinya. Berharap dengan cara itu akhirnya pencuri itu akan tersadar atau bahkan mengatakan sesuatu informasi kepada dirinya.
Akan tetapi, sebuah keputusan yang salah bagi Dimitri. Ternyata semua itu memanglah sebuah kesengajaan yang telah direncanakan oleh para pencuri itu. Tanpa Dimitri sadari, dari arah belakang tubuhnya.
Teman pencuri itu yang Dimitri kira telah meninggalkan pergi mereka berdua di gang sempit itu, nyatanya para penjahat itu telah bersiap sedia untuk menyelamatkan penjahat yang ada di sisi Dimitri itu.
Dengan menggunakan balok kayu yang sedang, salah seorang pencuri lainnya pun langsung saja memukul keras pundak Dimitri.
Sedangkan penjahat yang Dimitri kira telah tewas itu pun ternyata dengan secepat kilat langsung merampas buku mantra sihir itu kembali dari tangan Dimitri.
"Dasar licik!" kata Dimitri menahan emosi dan rasa sakit di punggungnya.
Setelahnya itu para pencuri itu pun berlari, tetapi tentu saja hal itu tidak akan dibiarkan begitu saja oleh Dimitri.
Pemuda itu pun dengan sedikit tenaga yang ia punya, ia pun kembali bangkit dan berusaha mengejar para penjahat itu lagi.
"Bagaimanapun keadaannya. Aku tidak akan pernah membiarkan buku mantra sihir itu dicuri begitu saja oleh pihak tak bertanggung jawab itu. Bagaimana pun caranya, aku harus bisa mendapatkan buku mantra itu kembali!" sambung Dimitri, hal itu ia lakukan untuk menyemangati dirinya sendiri.
Ia pun kembali berlari secepat yang ia bisa lakukan. Sekali-sekali Dimitri tampak menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha menyadarkan dirinya yang sudah merasa pusing dan ingin pingsan itu.
Sedang dari sisi lain pencuri itu, tampak salah seorang dari mereka memperhatikan bagaimana gerak-gerik Dimitri yang tertinggal tak terlalu jauh dari belakang mereka.
“Sepertinya pemuda itu tidak juga menyerah sampai saat ini. Bahkan meski pukulan balok kayu itu terdengar jelas pasti menyakitkan. Ia sama sekali tidak peduli akan hal itu," ucap pencuri itu kepada pria yang memegang buku mantra sihir milik keluarga Dimitri itu.
"Kau merasa kasihan atau bagaimana? Apa kau lupa dengan tugasmu? Dan apa kau lupa apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" balas pencuri lainnya.
Setelahnya, tak ada lagi percakapan antara para pencuri itu. Mereka sama-sama kembali fokus berlari untuk menjauh dari Dimitri. Membawa buku mantra yang jelas sudah menjadi tujuan dari Dimitri.
Saat mereka sudah sampai tepat di ujung blok itu, tampak sang pencuri membawa buku itu mengedipkan matanya seolah memberikan isyarat.
Entah sengaja atau bagaimana, buku mantra itu pun lalu dijatuhkan begitu saja. Sedangkan para pencuri itu tiba-tiba saja langsung pergi, menghilang begitu saja.
"Bukunya!" ucap Dimitri sembari berusaha mengontrol napasnya yang masih naik turun akibat terlalu lama berlari.
Namun, setelah memegang buku itu. Dimitri lalu menatap ke sekelilingnya. Nihil, tak ada siapa pun di sana.
"Kemana mereka? Mengapa buku ini ditinggal begitu saja?" tanya Dimitri yang kebingungan.
Tak ingin membuang banyak waktu lagi, Dimitri pun lalu berniat untuk berputar balik untuk kembali ke sekolah militer sihir. Namun, sesuatu justru terjadi. Tiba-tiba saja...
"Salam kenal! Tuan Dimitri calon pewaris keluarga Damien," ucap seseorang sembari menodongkan tongkat sihir ke arah Dimitri.
Dimitri terdiam, karena ia terkejut dengan hal itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Yeyi
bagus
2023-01-21
0
Nazrul
mantap
2023-01-12
0
Eros Hariyadi
mantaabb Thor, lanjutkan yaaaa....😄💪👍👍👍
2023-01-10
1