Dimitri pun seketika langsung membalikkan tubuhnya, menatap penuh kebingungan ke arah seorang pria yang tampak tersenyum meremehkan ke arah dirinya saat itu.
"Ada apa? Apa seorang Kapten Sihir dari Sekolah Militer Sihir dan calon pewaris keluarga Damien tengah kebingungan saat ini?" tanya sosok pria yang masih menodongkan tongkat sihirnya itu sambil tersenyum mengejek Dimitri.
"Siapa kalian?! Apa yang kalian inginkan dari diriku?! Kenapa kalian seolah sengaja menjebak diriku seperti ini! Apakah ada seseorang yang telah membayar kalian untuk melakukan hal ini?!" Begitu kata Dimitri dengan beberapa pertanyaannya sekaligus.
Mendengar rentetan pertanyaan terakhir yang diucapkan oleh Dimitri itu membuat sebuah senyuman terukir di wajah pria dengan garis wajah menyeramkan itu. Tentu, senyuman itu bukanlah senyuman yang wajar.
Senyuman dengan satu sudut bibir yang terangkat ke atas itu, tentu saja meninggalkan kesan meremehkan dan menakutkan bagi yang melihatnya.
"Tentu, Tuan Dimitri. Semua yang kau katakan adalah kebenaran. Ternyata kau tidak seperti yang aku bayangkan. Pemuda yang cerdas dan bijak, kau bahkan juga calon pewaris keluarga Damien. Tetapi, apakah kau pernah berpikir tentang kelayakan dirimu?" balas penjahat itu yang membuat Dimitri menjadi mengerutkan keningnya bingung.
Tunggu! Apa maksud dari perkataan pria jahat itu? Mengapa pria itu tiba-tiba saja malah membahas perihal kelayakan? Apa maksud sesungguhnya?
Seolah tak ingin kejadian buku mantranya kembali diambil dan ia masuk jebakan para penjahat itu lagi, Dimitri lantas melirik tajam ke arah kanan dan juga kirinya.
Namun, bukannya penjahat itu memerintahkan anak buahnya untuk menangkap dan merebut kembali buku mantra yang tadi sempat ingin dicuri oleh mereka. Sosok penjahat itu justru malah melepaskan tawanya begitu saja.
Kembali, Dimitri dibuat kebingungan dengan maksud dari tingkah pria jahat di depannya saat ini itu.
"Ada apa, Tuan Dimitri? Apakah kau merasa kebingungan dengan semua ini? Apakah sekarang kau tengah mempertanyakan tentang mengapa aku tidak mengambil buku mantra yang jelas-jelas tadi berusaha aku curi?" tutur pria itu sembari kembali tersenyum penuh ejekan.
"Bukan aku yang mencuri buku mantra itu, melainkan asisten kepercayaanku. Tapi, bukankah aku dan dia tidak ada bedanya? Sama-sama ingin sesuatu darimu," sambung pria jahat itu kembali yang semakin memberikan banyak tanda tanya untuk pikiran Dimitri.
Dengan sengaja, Dimitri pun menajamkan tatapannya ke arah pria itu. Sesekali matanya pun melirik ke sisi kanan dan kirinya. Ia mengamati tempat itu berusaha mencari celah dan cara supaya ia bisa mengalahkan pria aneh itu.
"Apakah kau telah menemukan jawaban dari semua pertanyaanmu, Tuan Dimitri?" tanya penjahat itu kembali yang masih setia menodongkan tongkat sihirnya ke arah Dimitri.
Setelah sekian saat, Dimitri hanya terdiam dan menerima begitu saja perlakuan dari para pencuri itu. Akhirnya, Dimitri pun angkat bicara.
"Apa yang sebenarnya kalian inginkan dari diriku?!” tanya Dimitri yang sudah tak bisa menahan lagi teriakannya.
Beberapa saat, terdengar suara tawa lagi dari pencuri yang tadi menodongkan tongkat sihirnya arah Dimitri.
"Kau bertanya? Apa yang aku inginkan darimu?” tanya balik pencuri itu sembari menurunkan senjatanya.
Tak lama setelah itu, ia pun seolah memberikan kontak mata kepada pencuri lain yang ada di belakang Dimitri.
Seakan mengerti akan isyarat itu, pencuri di belakang Dimitri pun langsung saja menendang kuat-kuat tubuh pemuda itu hingga membuatnya harus tersungkur jalanan itu.
Dapat Dimitri rasakan bagaimana perih pada telapak tangannya yang sudah jelas terluka akibat serangan sebelumnya, kini harus kembali ia rasakan lagi.
Para pencuri itu pun tak ingin menunggu waktu lama lagi, mereka pun kemudian mengeluarkan sihir dan menghujani Dimitri dengan itu.
Hingga Dimitri tak bisa melakukan apa pun, ia pun terkapar di sana. Ia ta pernah merasakan rasa sakit itu, padahal selama ini ia harusnya sudah terlatih menahan bentuk segala serangan sihir.
Namun, entah mengapa saat ini semua sihir yang mengenai tubuhnya sudah terasa sakit.
Bahkan buku mantra yang sedari tadi ia genggam pun perlahan mulai terjatuh.
Namun, meski seluruh tubuhnya telah merasakan sakit yang luar biasanya. Dimitri tetap mencoba untuk kuat. Ia berusaha bangkit meskipun tak bisa.
Bagaimanapun juga, Dimitri harus bisa kembali ke sekolah militer dengan keadaan yang baik dan juga dengan menjaga buku mantra keluarganya.
"Sungguh pemuda yang cukup tangguh. Tapi, coba kita lihat. Bagaimana jika sihir lainnya mendarat sempurna di tubuhmu itu?" ucap pencuri itu kembali yang tak lama langsung saja pencuri itu mengeluarkan sihir dengan sekuat tenaganya tepat pada kepala Dimitri.
Darah yang begitu segar pun, kini kembali keluar dari pelipis Dimitri. Terlihat jelas bagaimana buruknya kondisi Dimitri saat ini.
Bahkan sepertinya para pencuri seolah tidak ingin membiarkan Dimitri sampai mampu menghirup napas barang sedetik saja.
Dimitri kemudian dipukul habis-habisan oleh para pencuri itu secara brutal. Saking kejamnya, ada salah seorang dari penjahat itu langsung saja melepaskan sihir ke Dimitri secara berulang kali.
Tumbang. Kata itulah yang mampu menggambarkan bagaimana kondisi pemuda itu saat ini. Tidak ada seorangpun yang mampu bertahan saat dihajar secara brutal seperti itu meskipun ia seorang Kapten Sihir yang hebat.
Dimitri benar-benar sudah tak mampu menggerakkan anggota tubuhnya sama sekali saat ini. Kondisi pemuda itu benar-benar sangat memprihatinkan. Dimitri telah menjadi sekarat saat ini. Seolah kini ia berada di ambang kehidupan atau justru kematian.
Melihat wajah tersiksa Dimitri melawan semua rasa sakit yang dibuat oleh para pencuri itu, mereka pun secara bersama langsung tertawa begitu puas.
Mereka pun sengaja duduk manis di dekat tubuh Dimitri yang terkapar itu hanya untuk menyaksikan bagaimana detik-detik terakhir, sebelum hilangnya nyawa dari pemuda itu.
"Sekarang kau harus mengingat bagaimana rupa wajahku ini. Karena diriku lah malaikat mautmu, Tuan Dimitri!" ucap pencuri yang tadi menghabiskan detik-detiknya untuk terus mengeluarkan sihir di tubuh Dimitri.
Mereka semua tampak begitu senang dan puas sekali dengan apa yang telah berhasil mereka lakukan kepada Dimitri. Bahkan tak jarang dari penjahat itu, ada yang sampai menghitung mundur ketika melihat mata elang Dimitri bersiap untuk tertutup.
Kemudian para pencuri itu seolah menghitung mundur kematian Dimitri
Namun, belum selesai, angka terakhir disebutkan oleh salah seorang pencuri itu. Secara tiba-tiba saja, penjahat yang memulai penghabisan nyawa Dimitri itu pun menghentikan ucapan bawahannya itu.
"Biar aku yang membantunya untuk segera kembali kepada Dewa, alam Limbo mungkin sudah menunggunya. Lagipula, siapa yang memulai tentu ia yang harus mengakhiri semuanya bukan?" ucap pencuri itu sembari mengarahkan tingkat sihirnya kembali ke tubuh Dimitri yang telah terkapar itu.
Namun, belum sempat penjahat itu melepaskan peluru dari senjata miliknya itu. Secara tiba-tiba saja, angin yang begitu kencang berhembus ke arah mereka.
Beberapa dedaunan kering pun seketika menerpa wajah para penjahat yang semula tampak begitu senang ingin melakukan penghabisan terakhirnya itu.
Semuanya, tampak secara serempak mengangkat tangan mereka untuk melindungi mata mereka dari terpaan angin yang bercampur dengan pasir dan juga dedaunan kering itu.
"Lihat tubuh pemuda itu!" teriak salah seorang dari anggota komplotan pencuri itu kepada sang pimpinan.
Pria jahat yang ingin melakukan bagian akhirnya itu pun seketika menurunkan tongkatnya dari wajah Dimitri. Untuk kali pertamanya, di dalam hidupnya.
Ia melihat sebuah kejadian yang tidak biasa terjadi. Tampak tubuh Dimitri yang tadi telah terkapar tak berdaya, dibawa oleh pusaran angin yang seolah tengah melindungi tubuh pemuda itu.
Namun, entah karena memang tak mampu menahan diri dan sudah tidak memiliki jiwa kemanusiaan lagi. Pria jahat itu tetap memaksakan kehendaknya atas nafsu pada nyawa Dimitri itu.
Tanpa memikirkan hal buruk lain yang mungkin saja terjadi, pria itu kembali mengarahkan sihirnya pada pusaran angin itu.
Namun, tentu saja hal itu tak berakibat apapun.
Meski sudah tak berdaya, tetapi nyatanya Dimitri tidak benar-benar telah pingsan. Pemuda itu masih tetap terjaga hingga matanya tak sengaja menatap pada lembaran terbuka buku mantra sihir keluarganya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Eros Hariyadi
Like and Favorit 😄👍👍👍
2023-01-10
1