Dimitri sebenarnya menyadari bahwa dirinya saat ini terbawa terbang angin ****** beliung itu, tetapi ia tak bisa melakukan apapun. Selain hanya diam.
Dirinya terombang-ambing di dalam pusaran angin itu.
Tubuhnya terlalu lemah untuk bisa berkata atau sedikit ketakutan.
Serangan dari para pencuri tadi begitu hebat, ia sampai tak bisa melawan sama sekali.
Padahal semua orang tahu bahwa dirinya adalah Kapten Sihir Jarak Dekat. Yang artinya ia memiliki kekuatan yang seharusnya luar biasa.
Namun, nyatanya serangan sekuat itu mampu mengalahkan dirinya.
Dimitri sangat menyesali hal itu, tetapi ia tak bisa melakukan apapun kini.
Jangankan untuk membalas perbuatan para pencuri itu. Membuka matanya saja ia tak sangat sulit.
Dimitri menyerah, ia tak peduli jika harus mati saat itu juga.
Lagi pula manusia mana yang akan bertahan dengan luka sehebat itu.
Bahkan penyihir tingkat tinggi pun pasti akan kalah.
Padahal Dimitri sudah sering berlatih menangkal serangan sihir, tetapi nyatanya pencuri tadi menggunakan sihir hitam.
Dimitri tahu rasanya sihir hitam dan putih, karena jika terkena tubuh reaksinya berbeda.
Meskipun mereka hanya pencuri, tetapi ternyata kekuatan sihir hitam mereka begitu hebat.
Namun, ia rela mendapatkan semua luka itu demi menyelamatkan buku mantra sihir milik keluarganya.
Buku mantra yang sangat berharga, karena buku itu satu-satunya peninggalan keluarganya sebelum akhirnya tewas.
Maka dari itu, tak ada lagi yang bisa ia lakukan selain menjaga buku tersebut.
Dan ternyata buku mantra itu juga merasakan bahwa dirinya begitu tulus untuk menjaganya, terbukti bahwa buku itu kini yang menciptakan pusaran angin hebat.
Kekuatan dari buku mantra sihir itu keluar dan membuat Dimitri sebenarnya dalam masalah baru.
Namun, Dimitri yakin ia bisa terlepas dari para pencuri dengan angin itu.
Jika mungkin buku itu bukan dari keluarganya, mungkin ia tak akan seyakin itu untuk melindunginya.
Selain itu buku itu ia jaga karena berisi kumpulan mantra sihir kuno yang begitu hebat.
Konon katanya, garis keturunan pertamanya yang membuat buku mantra sihir itu.
Yang sebenarnya ia sendiri tak begitu yakin siapa yang membuatnya.
Namun, selama ini keluarganya terus menjaga. Jika sampai terjatuh pada orang yang salah, buku itu juga dalam sebuah masalah yang sangat besar.
Dikatakan siapapun orang yang mampu menguasai dan mempelajari buku mantra itu, apalagi sampai terpilih maka ia akan menguasai dunia.
Sayangnya Dimitri tak seyakin itu untuk mengatakan bahwa ia pantas menguasainya.
Pernah ia mencoba belajar mantra-mantra sihir buku itu, tetapi terasa sangat sulit dan begitu berat.
Dimitri tak mampu melakukannya, hingga akhirnya ia menyerah.
Begitu juga dengan orang tuanya, yang sejak mereka hidup mereka tak pernah mempelajarinya.
Hanya keturunannya yang menguasai buku itu, tetapi karena sudah ratusan tahun lalu maka ia sudah tiada.
Dimitri ingat, pada suatu malam, saat itulah pertama kalinya sang ayah menunjukkan buku itu dan mengatakan supaya Dimitri menjaganya.
"Buku mantra sihir ini sangat berharga untuk keluarga kita, dan mulai saat ini kau harus menjaganya." Begitu kata sang ayah, dirinya saat itu masih cukup kecil untuk mengerti betapa berharganya buku itu.
Sang ibu juga mengatakan hal sama, beberapa tahun sebelum kematiannya.
"Buku ini lebih berharga dari apapun, jika sampai jatuh ke tangan orang yang salah maka akan berakhir buruk."
"Memang apa masalahnya, Ibu?" tanya Dimitri, yang saat itu ia tidak tahu apa yang terjadi.
"Karena di dalam buku ini berisi mantra sihir yang begitu hebat dan tak masuk akal, jika orang jahat mampu menguasainya dan terpilih maka dunia dalam bahaya," jawab sang ibu.
Bagaimana pun jawaban itu, bagi Dimitri memang sudah sebagai anjurkan yang harus ia jalankan.
Semenjak saat itu Dimitri terus berupaya menjaga buku itu dari siapapun dan bagaimana bentuknya.
Lagi pula ia seorang calon penerus keluarga Damien, sudah seharusnya ia belajar caranya menjadi seorang pemimpin yang bertanggung jawab dengan apapun, jika sampai terjadi masalah maka ia akan diragukan.
Seorang Kapten Sihir, keturunan terakhir dari keluarga Damien yang memiliki mana Sihir luar biasa, seharusnya ia mampu melakukan hal seperti itu.
Apalagi setelah ia masuk Sekolah Militer Sihir dan kedua orang tuanya mati. Buku itu menjadi bagian dari Sekolah Militer Sihir, yang artinya jika terjadi sesuatu maka Sekolah juga mengurusnya.
Meskipun begitu bukan berarti ia lepas tangan dan seolah tak terjadi apapun, lalu meminta bantuan mereka dengan mudahnya.
Walau itu semua tak sebenarnya terjadi, buktinya saat ini ia tengah dalam marabahaya. Ia tengah sekarat dengan tubuh penuh luka.
Hal itu sudah sangat jelas bahwa ia berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkan kembali miliknya.
Dimitri juga harusnya mengalahkan para pencuri itu dan lebih memperlihatkan siapa dirinya.
Mungkin dengan itu juga ia bisa mendapatkan kenaikan pangkat nantinya.
Sementara itu, saat ini dirinya masih terombang-ambing di dalam pusaran angin, karena sejak tadi angin yang berasal dari buku mantra sihir itu tak pernah berhenti.
Kini mata Dimitri tak mampu terbuka sama sekali, napasnya mulai susah dan naik turun, yang terasa sengkal.
Mungkin jika saat ini ia sadar, ia akan merintih kesakitan dan merengek seperti anak kecil.
Seperti yang ia lakukan dulu saat masih menjadi anak-anak.
Ia ingat setiap kali mengalami luka, jatuh ataupun kalah bertengkar dengan temannya ia langsung merengek menangis dengan sang ibu.
Dengan tangisan yang seolah ia paling menderita di dunia.
Sebagai sang ibu wajar jika menenangkan Dimitri kecil. Namun, berbeda dengan sang ayah.
Ia tak mau penerus keluarga Damien terlihat lemah dan cengeng.
Maka dari itu Dimitri dilatih dengan sangat kuat, latihan keras yang nampak menyakitkan. Itu semua dilakukan supaya Dimitri lebih kuat dari sebelumnya, tak banyak mengeluh apalagi menangis.
***
Dimitri masih dalam keadaan sekarat di pusaran itu angin itu.
Namun, kemudian dirinya yang sebelumnya sudah pasrah akan kematian, seperti ditarik ke dalam sebuah realitas serba hitam.
Tak ada lagi pusaran angin itu, perlahan Dimitri membuka matanya. Seolah dirinya sembuh dengan sendirinya.
Semua yang ia lihat gelap-gelita, tak ada cahaya sedikit pun.
"Apa aku buta?" tanyanya kemudian, karena ia tak bisa melihat sama sekali meskipun sudah membuka mata. "Atau jangan-jangan aku sudah mati? Wajar saja jika itu."
Dalam keadaan seperti itu Dimitri kemudian bangkit dan duduk.
Ia tak merasakan apapun, dipegangnya seluruh tubuhnya tak ada luka sama sekali, pelipisnya pun tak mengeluarkan darah. Meskipun ia tak bisa melihat, tetapi ia bisa merasakan.
"Kau sudah bangun?" tanya sebuah suara pada Dimitri yang langsung saja terkejut.
Ia kini sadar bahwa ia tidak sendiri. Ada orang lain di sana, padahal keadaan disana gelap tetapi mengapa orang itu tahu bahwa dirinya sudah sadar.
"Si-siapa kau?" tanya balik Dimitri.
Kemudian sebuah cahaya terang benderang mendekat dan menyilaukan mata.
Dimitri sempat memejamkan mata sejenak, lalu kembali membukanya perlahan saat matanya sudah terbiasa.
"Terima kasihlah lebih dulu, karena aku sudah sudah membantumu," kata entitas itu.
"Baik, Terima kasih. Sekarang jawab pertanyaanku."
"Aku adalah sebuah entitas penyihir tertinggi, aku yang mengendalikan realitas gelap ini. Aku yang sudah membawa dan menolongmu," papar entitas itu.
"Apa kau dewa yang keluar dari buku mantra sihir itu?" tanya Dimitri lagi.
"Aku bukan dewa, aku entitas penyihir. Aku adalah sihir itu sendiri, tetapi aku bukan dewa. Dan untuk buku mantra itu, aku adalah bagian di dalamnya, tetapi hanya aku yang ada di di dalamnya.
Kini Dimitri bingung dengan maksud entitas itu. Terlalu bertele-tele dan seperti tidak masuk akal.
Lalu Dimitri banyak bertanya, setelah semua pertanyaan dan jawaban yang diberikan. Entitas itu memberikan beberapa tawaran pada Dimitri untuk membalas dendam dan mencari tahu kenapa kehidupannya sekarang bisa seperti ini.
Mengapa keluarga hancur, mengapa dirinya menjadi pecundang dan mengapa lainnya.
Tak ada alasan menolak hal itu. Kemudian Dimitri menerimanya dan sosok entitas itu masuk dan bergabung ke tubuh Dimitri dan menjadi Sistem Penyihir Tertinggi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments