Alex boleh merasa bahagia saat bersama Dilia. Tidak sedikitpun waktu yang dia lewatkan tanpa tawa saat dia berdua dengan kekasihnya itu. Seperti saat ini mereka sedang menghadiri sebuah pesta teman lama yang melangsungkan pernikahan.
Dilia tampak begitu memukau di mata Alex, gaun merah melekat di tubuh indah wanita itu. Dilia bercengkrama dengan pengantin wanita yang merupakan teman kuliahnya dulu, sedangkan Alex justru pergi ke sudut ruangan hanya untuk duduk sebentar.
Alex bukan satu-satunya pria lajang di pesta tersebut, masih ada sahabat lamanya Mavrick yang betah dengan status single. Alex tersenyum melihat tingkah pria itu yang terlihat sedang merayu para gadis muda.
Ada satu orang yang menarik perhatian Alex, seorang gadis yang bercengkrama bersama Mavrick. Entah perasaan atau memang benar, Alex merasa pernah melihatnya tetapi entah dimana.
Pria tampan itu mendengus, gadis berambut coklat itu tentu saja dia pernah melihatnya.
"Ck, gadis sombong dan tidak punya rasa sopan santun." Benar, gadis itu adalah gadis yang bermasalah dengan Dilia tempo hari. Gadis yang meluapkan emosi hanya karena masalah yang sepele.
Sebagai pria normal dia mengakui gadis itu memang begitu cantik, ditambah usia yang begitu muda membuat dia punya nilai lebih dari gadis lain yang mungkin sudah lebih dewasa.
"Hey, kau melamun saja?" Alex terkejut mendapat tepukan dari seseorang.
"Mavrick?" Alex tidak menyadari sejak kapan sahabat lamanya itu berada di dekatnya. Bukankah dia sedang merayu para gadis muda.
"Gadis-gadis itu sangat cantik, 'kan?" tanya Mavrick sambil memasang senyuman menggoda.
"Jangan memasang senyum seperti itu. Aku tidak akan terpengaruh," ucap Alex yang dijawab tawa oleh Mavrick.
"Ayolah. Santai sedikit, gadis-gadis itu sayang untuk dilewatkan," ujar Mavrick tanpa melepaskan tatapan pada beberapa orang tamu di salah satu sudut.
"Sifatmu belum berubah juga?" tanya Alex, dia menggelengkan kepala karena tingkah sahabat lamanya itu.
"Aku ini pria normal," jawab ringan Mavrick, "jadi kau serius ingin menikahi Dilia?" tanyanya.
Alex mengangguk dengan mantap. "Tentu saja, sudah waktunya aku mengakhiri masa lajang," jawabnya.
"Mm, sayang sekali. Padahal kita masih bisa bersenang-senang. Lihatlah para gadis itu! Wah mereka bisa membuatku gila." Mavrick berkata dengan girang. Alex hanya tertawa, setidaknya ucapan Mavrick memang benar gadis-gadis itu memang cantik dan tidak seperti ....
'What?' Alex menggeleng cepat sambil menepuk kepalanya. Kenapa dia bisa memikirkan gadis kutu buku bernama Sarah? Gadis dengan gaya kampungan yang akan dijodohkan dengannya.
Alex kesal pada ibunya yang justru tertawa dan tidak percaya saat dirinya mengatakan fakta tentang Sarah tidak secantik yang ibunya katakan.
Sial!! Ingin sekali dia menyeret gadis jelek itu dan memperlihatkan pada sang ibu.
'Ah, Sarah. Calon menantuku itu sudah mempermainkanmu, ya?'
Demi dewa yunani tampan yang tersesat di hutan, Alex ingin membuktikan pada sang ibu bahwa dia tidak berbohong tentang Sarah Chavali si gadis norak dan kampungan.
...
"Sarah!!"
Deg ... Detak jantung Alex berdebar kencang ada rasa takut tersendiri yang menghantui saat dia mendengar nama itu.
Seorang gadis tengah berteriak memanggil nama itu, dia menghampiri seorang gadis cantik yang tadi dilihatnya.
"Candy Ellen, kau lama sekali!" Alex masih memperhatikan gadis berambut panjang yang membelakanginya. Alex ingin sekali melihat lebih jelas wajah itu dan memastikan bahwa dia adalah gadis pemarah tempo hari.
"Wah, aku benar, 'kan? Gadis-gadis di pesta ini sangat menggoda. Dan pilihanmu sangat bagus." Alex mendengar ucapan Mavrick, sungguh kali ini dia penasaran setengah mati.
"Kau tahu? Katanya dia gadis paling populer dan diincar para pengusaha. Usianya memang muda, tetapi pesonanya perlu diperhitungkan. Dia kaya, cantik dan putri tunggal seorang pengusaha sukses." Alex masih mendengarkan. Mavrick benar, Alex lupa pasti banyak para pewaris pengusaha sukses yang hadir untuk mewakili pesta tersebut.
Apa mungkin Sarah Chavali juga hadir? Itu tidak mungkin, dari tadi Alex tidak menemukan tanda-tanda keberadaan gadis kampungan itu.
"Sayang sekali. Katanya dia sudah dijodohkan dengan seorang pengusaha. Pria yang beruntung, 'kan?" tanya Mavrick, dia menatap Alex seolah tatapan sedih.
"Sarah Chavali. Oh, dia membuatku gila."
Jderr ... seperti petir di siang hari, Alex merasakan dadanya berdegup kencang, di saat yang bersamaan gadis bernama Sarah itu berbalik padanya. Alex terpaku, gadis itu memiliki rupa yang sempurna matanya seperti Shapire laut yang indah, rambut coklatnya tergerai indah dan panjang serta bergelombang.
Bentuk tubuhnya tercetak dengan jelas karena gaun hitam yang memperlihatkan semua lekuk indah tubuh gadis itu. Alex segera berpaling saat gadis itu berjalan melewatinya. Ada wangi lembut yang menenangkan saat si gadis berlalu.
"Hey, Sayang. Ada apa? Kenapa tingkahmu aneh seperti telah melihat hantu?"
"Dilia?" Alex terkejut Dilia tiba-tiba muncul dan membuyarkan semuanya.
"Iya ini aku. Ada apa? Aneh sekali." Dilia mengernyitkan alis.
"Aahh, tidak apa-apa, mungkin aku sedikit mabuk karena minuman ini," dusta Alex, dia terpaksa berbohong pada kekasihnya.
Alex mengedarkan tatapan, mungkin dia mencari sesuatu atau seseorang, tetapi sepertinya dia tidak menemukan apa yang dia cari. Banyak pertanyaan yang hinggap dalam kepalanya.
'Siapa kau sebenarnya? Sarah Chavali.'
To be continue
See you next chapter
Kunjungi juga akun ku dan baca semua karyaku ... ok??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Sulati Cus
🤣🤣🤣ngakak
2021-08-27
0
Kadek Pinkponk
ternyata alex terpesona duluan
2021-08-09
0
Oot
ayeyyyyy
2021-02-28
0