Sarah melempar tas selempang ke atas tempat tidur, dia juga menjatuhkan tubuh di tempat itu. Dia marah dan kesal, ibunya sudah berbohong. Katanya Alex itu seorang pengusaha tampan dan berkelas, tetapi apa buktinya? Alex hanyalah pria idiot dengan penampilan kolot.
"Pria jelek, menyebalkan!! Untung aku menyamar." Gadis itu menggerutu sambil memukul-mukul kasur, bahkan kakinya menendang tanpa arah.
"Mama sudah berbohong. Aku tidak sudi menikah dengan pria jelek seperti dia!" Sarah beranjak kemudian duduk di depan meja rias dan menatap pantulan dirinya di cermin.
"Untung dia bisa kuajak kerjasama," ucap Sarah, dia menyisir rambut indahnya yang tergerai dengan rapi.
...
2 jam yang lalu ...
Sebelum berangkat untuk menemui Alex di coffe shop, Sarah mampir ke rumah Candy untuk mengubah penampilan alias menyamar. Gadis itu sengaja melakukannya bahkan membeli keperluannya secara mendadak.
"Kenapa kau menyamar seperti ini?" tanya Candy sambil bergidik saat melihat penampilan temannya.
"Biar saja. Ini kulakukan supaya pria bernama Alex itu tidak suka padaku," jawab Sarah, sekarang dia siap untuk berangkat.
"Ya Tuhan. Semoga dia tidak terkena serangan jantung lalu pingsan saat bertemu denganmu!" ketus Candy yang ditanggapi tawa oleh Sarah.
"Aku berangkat dulu, doakan sahabatmu ini akan berhasil, ya?!" Candy menggelengkan kepala, tetapi dia tidak bisa mencegah sahabat keras kepalanya itu.
Sarah sudah sampai di tempat yang di maksud. Saat masuk dia tidak menemukan seseorang di meja yang sudah di pesan. Dia memutuskan untuk duduk sebentar, mungkin pria itu belum datang.
Kriet ... Suara kursi berderit di hadapannya saat seseorang menarik kursi tersebut. Mata Sarah membulat sempurna, pria yang tidak menatapnya itu membuat Sarah kehilangan kata.
Rambut kelimis dengan belahan tengah, celana model lebar di bagian bawah, kemeja dengan motip bunga berwarna kuning dan hitam. Jangan lupakan kaca mata frame bulat yang terpasang di wajah pria itu.
'Kumis? Jenggot? Tebal sekali. Oh yang benar saja.' Sarah menangis di dalam batin. Dia tidak bermasalah dengan pria berjambang, mereka akan terlihat maskulin , tetapi itu jika dicukur dengan rapi.
"Jadi kau Sarah Chavali?" Suara pria itu memang terdengar seksi, tetapi itu tidak cukup membuat Sarah terhibur dari rasa kecewanya.
"Iya," jawab Sarah dengan terpaksa.
"Jadi anda adalah Tuan Alexius Calandra?" tanya Sarah sekedar memastikan bahwa pria itu adalah orang yang akan dijodohkan dengannya.
"Hn ... iya dan sepertinya kita berdua tahu maksud dari pertemuan ini," ujar Alex, ini adalah kesempatan bagus bagi Sarah untuk menolak perjodohan.
"Aku tidak setuju, aku tidak suka dan tidak mau dijodohkan," jawab Sarah dengan segera. Alex tampak berpikir kemudian dia mengalihkan tatapan.
"Kau pi- ...." Sarah bersumpah melihat wajah Alex yang terkejut terlebih saat mata mereka bertemu.
Sarah tertawa dalam hati, dia merasa puas melihat wajah Alex yang pucat. Bayangkan jika dia tidak menyamar, mungkin ceritanya akan berbeda.
"A-Aku juga se-setuju," jawab Alex dengan gugup. Sudah bisa ditebak walaupun Alex berwajah jelek tetapi dia pasti menyukai wanita cantik.
"Baiklah, Tuan Calandra. Kalau begitu kita sepakat." Sarah mengulurkan tangan yang disambut Alex dengan suka cita. Mereka berjabat tangan sebagai tanda kesepakatan
...
Sementara itu ...
Alex melangkah santai menuju lantai dua rumahnya. Dia menuju kamar kesayangan sambil bersiul, setelah sampai dia segera membuka pakaian yang membuatnya merasa tidak betah.
Tubuh kekar serta otot perut yang tercetak sempurna menjadi pemandangan indah yang terpantul dari cermin saat Alex menatap diri. Dia melepaskan kumis dan jenggot palsu yang membuatnya gatal selama hampir dua jam. Dia juga menyisir rambut dengan tangannya ke arah belakang.
Hasilnya, itulah sosok Alex yang sebenarnya. Bulu di wajahnya tercukur rapi membuat dia tampak menawan dan maskulin. Alex juga melepas kaca mata dan memperlihatkan mata hitamnya yang tajam.
Pria itu menghembuskan nafas lelah, "Kau gadis biasa, tapi seleramu begitu tinggi, Nona Chavali." Alex bermonolog di depan cermin, mengingat kembali pertemuannya bersama Sarah setengah jam yang lalu.
"Aku tahu kau lebih suka pria tampan. Untungnya kau pintar bekerja sama dan sangat mengerti keinginanku." Alex tersenyum kemudian memakai kemeja putih bersih dengan lengan kemeja dia gulung sampai siku. Alex juga melempar celana lebar kemudian menggantinya.
"Penyamaranku tidak sia-sia." Alex terkekeh menyadari perbuatannya yang sudah menipu orang lain.
Alex sudah berhasil menjalankan rencananya, mungkin kedepannya dia akan membujuk sang ibu untuk membatalkan perjodohan dan menerima Dilia sebagai menantunya. Semoga saja.
To be continue
See you next chapter ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Thirta Nata
pikiran mereka sama².keren cerita nya
2022-09-01
0
Lilis Ferdinan
haaaa,,, trnyata keduanya sama2 nyamar,,, 😂
2021-09-06
0
Sulati Cus
🤣🤣🤣🤣sama2 licik
2021-08-27
0